Forum Penataan Ruang adalah wadah di tingkat pusat dan daerah yang
2.1 ISTILAH DAN DEFINISI
bertugas untuk membantu Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan
Dalam RDTR Kawasan Perkotaan Tanjung, beberapa istilah yang tertuang
memberikan pertimbangan dalam penyelenggaraan penataan ruang.
didefinisikan sebagai berikut :
8. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
ruang. unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
14. Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang selanjutnya disingkat KKPR administratif dan/atau aspek fungsional.
adalah kesesuaian antara rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang dengan 21. Wilayah Perencanaan yang selanjutnya disingkat WP adalah bagian dari
Rencana Tata Ruang. kabupaten dan/atau kawasan strategis kabupaten yang akan atau perlu
15. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang. disusun RDTRnya, sesuai arahan atau yang ditetapkan di dalam RTRW
16. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang selanjutnya disingkat RTRW kabupaten yang bersangkutan.
kabupaten adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah 22. Sub Wilayah Perencanaan yang selanjutnya disingkat SWP adalah bagian dari
kabupaten, yang mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, WP yang dibatasi dengan batasan fisik dan terdiri atas beberapa blok.
Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan, Rencana Tata Ruang Kawasan 23. Pusat Pelayanan Kawasan Perkotaan yang selanjutnya disingkat PPK
Strategis Nasional, RTRW Provinsi, dan Rencana Tata Ruang Kawasan merupakan pusat pelayanan ekonomi, sosial, dan/atau administrasi yang
17. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah rencana 24. Sub Pusat Pelayanan Kawasan Perkotaan yang selanjutnya disingkat SPPK
secara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten yang dilengkapi merupakan pusat pelayanan ekonomi, sosial, dan/atau administrasi yang
18. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan 25. Pusat Lingkungan Kecamatan yang selanjutnya disingkat PL Kecamatan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial merupakan pusat pelayanan ekonomi, sosial dan/atau administrasi lingkungan
ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. permukiman kecamatan.
19. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang 26. Pusat Lingkungan Kelurahan/Desa yang selanjutnya disingkat PL
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk Kelurahan/Desa merupakan pusat pelayanan ekonomi, sosial dan/atau
fisik yang nyata seperti jaringan jalan, sungai, selokan, saluran irigasi, saluran pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada
udara tegangan ekstra tinggi, dan pantai, atau yang belum nyata seperti tanah Negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh
rencana jaringan jalan dan rencana jaringan prasarana lain yang sejenis sesuai pejabat yang berwenang.
dengan rencana kota. 33. Sub-Zona Taman Kota adalah lahan terbuka yang yang berfungsi sosial dan
28. Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik spesifik. estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau kegiatan lain yang
29. Sub-Zona adalah suatu bagian dari zona yang memiliki fungsi dan karakteristik ditujukan untuk melayani penduduk satu kota atau bagian wilayah kota.
tertentu yang merupakan pendetailan dari fungsi dan karakteristik pada zona 34. Sub-Zona Taman Kecamatan adalah taman yang ditujukan untuk melayani
30. Zona Perlindungan Setempat adalah daerah yang diperuntukkan bagi kegiatan 35. Sub-Zona Taman Kelurahan adalah taman yang ditujukan untuk melayani
pemanfaatan lahan yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dalam tata penduduk satu kelurahan
kehidupan masyarakat untuk melindungi dan mengelola lingkungan hidup 36. Sub-Zona Pemakaman adalah penyediaan ruang terbuka hijau yang berfungsi
secara lestari, serta dapat menjaga kelestarian jumlah, kualitas penyediaan utama sebagai tempat penguburan jenazah. Selain itu juga dapat berfungsi
tata air, kelancaran, ketertiban pengaturan, dan pemanfaatan air dari sumber- sebagai daerah resapan air, tempat pertumbuhan berbagai jenis vegetasi,
sumber air. Termasuk di dalamnya kawasan kearifan lokal dan sempadan yang pencipta iklim mikro serta tempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat
berfungsi sebagai kawasan lindung antara lain sempadan pantai, sungai, mata di sekitar seperti beristirahat dan sebagai sumber pendapatan.
air, situ, danau, embung, dan waduk, serta kawasan lainnya yang memiliki 37. Sub-Zona Jalur Hijau adalah Jalur penempatan tanaman serta elemen lansekap
fungsi perlindungan setempat. lainnya yang terletak di dalam ruang milik jalan (RUMIJA) maupun di dalam
31. Zona Ruang Terbuka Hijau adalah area memanjang/jalur dan atau ruang pengawasan jalan (RUWASJA), Sering disebut jalur hijau karena
mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh dominasi elemen lansekapnya adalah tanaman yang pada umumnya berwarna
tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja hijau.
ditanam.
rakyat dengan luas minimal 0,25 (nol koma dua lima) hektar, penutupan tajuk undangan.
tanaman berkayu atau jenis lainnya lebih dari 50% (lima puluh persen) atau 45. Zona Pariwisata adalah peruntukan ruang yang memiliki fungsi utama
jumlah tanaman pada tahun pertama minimal 500 (lima ratus) tanaman tiap pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata baik alam,
39. Zona Pertanian adalah peruntukan ruang yang merupakan bagian dari 46. Zona Perumahan adalah Peruntukan ruang yang terdiri atas kelompok rumah
kawasan budidaya, Kawasan yang dialokasikan dan memenuhi kriteria untuk tinggal yang mewadahi kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
budi daya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan. dilengkapi dengan fasilitasnya.
40. Sub-Zona Tanaman Pangan adalah peruntukan ruang lahan basah beririgasi, 47. Sub-Zona Perumahan Kepadatan Tinggi adalah peruntukan ruang yang
rawa pasang surut dan lebak dan lahan basah tidak beririgasi serta lahan merupakan bagian dari kawasan Budi Daya yang difungsikan untuk tempat
kering potensial untuk pemanfaatan dan pengembangan tanaman pangan. tinggal atau hunian dengan perbandingan yang besar antara jumlah bangunan
41. Zona Pertambangan adalah peruntukan ruang pada permukaan tanah rumah dengan luas lahan.
dan/atau dibawah permukaan tanah yang direncanakan sebagai kegiatan hilir 48. Sub-Zona Perumahan Kepadatan Sedang adalah peruntukan ruang yang
pertambangan. merupakan bagian dari kawasan Budi Daya yang difungsikan untuk tempat
42. Sub-Zona Pertambangan Minyak dan Gas Bumi adalah peruntukan ruang pada tinggal atau hunian dengan perbandingan yang hampir seimbang antara
permukaan tanah dan/atau dibawah permukaan tanah yang direncanakan jumlah bangunan rumah dengan luas lahan.
sebagai kegiatan hilir pertambangan minyak dan gas bumi. 49. Sub-Zona Perumahan Kepadatan Rendah adalah peruntukan ruang yang
43. Zona Pembangkitan Tenaga Listrik adalah peruntukan ruang yang mendukung merupakan bagian dari kawasan Budi Daya yang difungsikan untuk tempat
kegiatan memproduksi tenaga listrik. tinggal atau hunian dengan perbandingan yang kecil antara jumlah bangunan
44. Zona Kawasan Peruntukan Industri adalah bentangan lahan yang rumah dengan luas lahan.
diperuntukkan bagi kegiatan Industri berdasarkan Rencana Tata Ruang 50. Zona Sarana Pelayanan Umum adalah peruntukan ruang yang merupakan
kesehatan, saran pendidikan, sarana peribadatan, sarana sosial budaya, dan merupakan bagian dari kawasan Budi Daya yang difungsikan untuk
51. Sub-Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kota adalah peruntukan ruang yang bekerja, tempat berusaha, tempat hiburan dan rekreasi dengan skala
merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan untuk pelayanan kota.
melayani penduduk skala kota. 58. Sub-Zona Perdagangan dan Jasa Skala WP adalah peruntukan ruang yang
52. Sub-Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kecamatan adalah peruntukan ruang merupakan bagian dari kawasan Budi Daya yang difungsikan untuk
yang merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan untuk pengembangan kelompok kegiatan perdagangan dan/atau jasa, tempat
melayani penduduk skala kecamatan. bekerja, tempat berusaha, tempat hiburan dan rekreasi dengan skala
53. Sub-Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kelurahan adalah peruntukan ruang pelayanan WP.
yang merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan untuk 59. Sub-Zona Perdagangan dan Jasa Skala SWP adalah peruntukan ruang yang
melayani penduduk skala kelurahan. difungsikan untuk pengembangan kelompok kegiatan perdagangan dan atau
54. Zona Campuran adalah peruntukan ruang yang terdiri atas campuran hunian jasa, tempat bekerja, tempat berusaha, tempat hiburan dan rekreasi dengan
dan non hunian dengan intensitas pemanfaatan ruang/kepadatan zona skala pelayanan SWP.
terbangun. 60. Zona Perkantoran adalah peruntukan ruang yang difungsikan untuk
55. Sub-Zona campuran intensitas menengah/sedang adalah peruntukan ruang pengembangan kegiatan pelayanan pemerintahan dan tempat
yang terdiri atas campuran hunian dan non hunian dengan intensitas bekerja/berusaha, tempat berusaha, dilengkapi dengan fasilitas umum/sosial
56. Zona Perdagangan dan Jasa adalah peruntukan ruang yang merupakan bagian 61. Zona Transportasi adalah peruntukan ruang yang merupakan bagian dari
dari kawasan budidaya, kawasan yang difungsikan untuk pengembangan peruntukan budi daya yang dikembangkan untuk menampung fungsi
kegiatan usaha yang bersifat komersial, tempat bekerja, tempat berusaha, transportasi skala regional dalam upaya untuk mendukung kebijakan
yang meliputi transportasi darat, udara, dan laut. persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung
62. Zona Pertahanan dan Keamanan adalah peruntukan ruang yang dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai
dikembangkan untuk menjamin kegiatan dan pengembangan bidang rencana tata ruang dan RTBL.
pertahanan dan keamanan seperti kantor, instalasi hankam, termasuk tempat 69. Koefisien Lantai Bangunan yang selanjutnya disingkat KLB adalah angka
latihan baik pada tingkat nasional, Kodam, Korem, Koramil, dan sebagainya. persentase perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas
63. Zona Peruntukkan Lainnya adalah peruntukan ruang yang merupakan bagian tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata
dari kawasan budi daya, mengakomodir pemanfaatan lain berupa tempat ruang dan RTBL.
evakuasi, instalasi infrastruktur, pengembangan nuklir dan pergudangan. 70. Koefisien Daerah Hijau yang selanjutnya disingkat KDH adalah angka
64. Sub-Zona Instalasi Pengolahan Air Minum adalah peruntukan ruang yang persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan
memiliki fasilitas/unit yang dapat mengolah air baku melalui proses fisik, kimia gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah
dan atau biologi tertentu sehingga menghasilkan air minum yang memenuhi perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan
65. Sub-Zona Instalasi Pengelolaan Air Limbah adalah peruntukan ruang yang 71. Koefisien Tapak Basement yang selanjutnya disingkat KTB adalah angka
memiliki fasilitas bangunan air yang berfungsi untuk mengolah limbah persentase luas tapak bangunan yang dihitung dari proyeksi dinding terluar
domestik atau limbah industri, dan sebagainya. bangunan di bawah permukaan tanah terhadap luas perpetakan atau lahan
66. Sub-Zona Pergudangan adalah peruntukan ruang untuk melakukan proses perencanaan yang dikuasai RDTR.
penyimpanan, pemeliharaan, dan pemindahan barang. 72. Ketinggian Bangunan yang selanjutnya disingkat TB adalah tinggi maksimum
67. Peraturan Zonasi yang selanjutnya disingkat PZ adalah ketentuan yang bangunan gedung yang diizinkan pada lokasi tertentu dan diukur dari jarak
mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan maksimum puncak atap bangunan terhadap (permukaan) tanah yang
pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang dinyatakan dalam satuan meter.
yang membatasi jarak terdekat terluar saluran air kotor (riol) sampai batas g. Kebersamaan dan kemitraan;
terluar bangunan terhadap tepi jalan; dihitung dari batas muka bangunan, h. Perlindungan kepentingan umum;
berfungsi sebagai pembatas ruang, atau jarak bebas minimum dari bidang i. Kepastian hukum dan keadilan; dan
terluar suatu massa bangunan terhadap lahan yang dikuasai, batas tepi sungai j. Akuntabilitas.
atau pantai, antara massa bangunan yang lain atau rencana saluran, jaringan
2.3 KEDUDUKAN RDTR
tegangan tinggi listrik, jaringan pipa gas.
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
74. Jarak Bebas Antar Bangunan yang selanjutnya disingkat JBAB adalah jarak
Penataan Ruang, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib menyusun dan
bebas antar bangunan minimal yang harus memenuhi ketentuan tentang jarak
menyediakan RTR yang telah ditetapkan dalam bentuk digital dan sesuai standar
bebas yang ditentukan oleh jenis.
yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. RDTR kabupaten sebagai rencana rinci dari
75. Jarak Bebas Samping yang selanjutnya disingkat JBS merupakan jarak
Asas penataan ruang meliputi: a. Kawasan yang mempunyai ciri perkotaan atau direncanakan menjadi kawasan
b. Keserasian; b. Memenuhi kriteria lingkup wilayah perencanaan RDTR yang ditetapkan dalam
e. Keberdayaan dan keberhasilgunaan; dilengkapi dengan acuan lebih detil pengendalian pemanfaatan ruang
disusun RDTR yang muatan materinya lengkap, termasuk peraturan zonasi, sebagai
salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang dan sekaligus menjadi
dasar penyusunan RTBL bagi zona-zona yang pada RDTR ditentukan sebagai zona
memerlukan RDTR, peraturan zonasi dapat disusun untuk kawasan perkotaan baik
yang sudah ada maupun yang direncanakan pada wilayah kabupaten/kota. RDTR SWP
kesatuan yang tidak terpisahkan untuk suatu WP tertentu. Dalam hal RDTR tidak 2.4 FUNGSI DAN MANFAAT RDTR
disusun atau RDTR telah ditetapkan sebagai perda namun belum ada peraturan RDTR berfungsi sebagai:
zonasinya, maka peraturan zonasi dapat disusun terpisah dan berisikan zoning map 1. Kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota berdasarkan RTRW;
dan zoning text untuk seluruh kawasan perkotaan baik yang sudah ada maupun 2. Acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan
yang direncanakan pada wilayah kabupaten/kota. RDTR ditetapkan dengan pemanfaatan ruang yang diatur dalam RTRW;
raperkada kabupaten/kota. 3. Acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;
Hubungan antara RTRW Kabupaten/Kota, RDTR, dan RTBL serta Wilayah 4. Acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang; dan
1. Penentu lokasi berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi dan 1. Wilayah administrasi;
lingkungan permukiman dengan karakteristik tertentu; 2. Kawasan fungsional, seperti bagian wilayah kota/subwilayah kota;
2. Alat operasionalisasi dalam sistem pengendalian dan pengawasan pelaksanaan 3. Bagian dari wilayah kabupaten/kota yang memiliki ciri perkotaan;
pembangunan fisik kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh Pemerintah, 4. Kawasan strategis kabupaten/kota yang memiliki ciri kawasan perkotaan;
3. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang untuk setiap bagian wilayah sesuai 5. Bagian dari wilayah kabupaten/kota yang berupa pedesaan dan direncanakan
dengan fungsinya di dalam struktur ruang kabupaten/kota secara keseluruhan; menjadi kawasan perkotaan.
dan Untuk menggambarkan cakupan wilayah perencanaan RDTR dapat dilihat pada
4. Ketentuan bagi penetapan kawasan yang diprioritaskan untuk disusun program Gambar 2.2 hingga Gambar 2.6
WP atau SWP.
terdiri atas SWP yang ditetapkan dengan mempertimbangkan : b. Zona Pertanian (P);
2. Keserasian dan keterpaduan fungsi WP; dan d. Zona Pembangkit Tenaga Listrik (PTL);
3. Jangkauan dan batasan pelayanan untuk keseluruhan WP dengan memperhatikan e. Zona Kawasan Peruntukan Industri (KPI)
Dalam hal luas WP relatif kecil, rencana pola ruang dapat digambarkan secara
SWP hingga blok dapat dilihat pada Gambar 2.8 dan contoh pendeliniasian peta
yang digambarkan secara langsung dari WP ke dalam blok dapat dilihat pada
Gambar 2.9
Gambar 2.9
Ilustrasi Pembagian WP Langsung ke dalam Blok
pengkodean berbagai subzona pada suatu SWP dapat dilihat pada Gambar 2.10. dalam matriks ITBX.
Gambar 2.10
Ilustrasi Pembagian Subzona di dalam Blok dan Sub blok pada Satu SWP
sebagai berikut:
dan/atau
diperlukan, zona dapat dibagi lagi menjadi beberapa subzona atau sub