Anda di halaman 1dari 13

7.

Forum Penataan Ruang adalah wadah di tingkat pusat dan daerah yang
2.1 ISTILAH DAN DEFINISI
bertugas untuk membantu Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan
Dalam RDTR Kawasan Perkotaan Tanjung, beberapa istilah yang tertuang
memberikan pertimbangan dalam penyelenggaraan penataan ruang.
didefinisikan sebagai berikut :
8. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,

1. Daerah adalah Kabupaten Tabalong.


termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia
2. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut sebagai Pemerintah adalah
dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan
Presiden Republik Indonesia yang kekuasaan pemerintahan Negara Republik
hidupnya.
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Negara Republik
9. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

Indonesia Tahun 1945.


10. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,

3. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara


pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
11. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur

menjadi kewenangan daerah otonom.


ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata
4. Kepala Daerah yang selanjutnya disebut Bupati adalah Bupati Tabalong.
ruang.
5. Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi.
12. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola

6. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk


ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan
masyarakat hukum adat, korporasi, dan/atau pemangku kepentingan
program beserta pembiayaannya.
nonpemerintah lain dalam penyelenggaran penataan ruang.

BUKU RENCANA RDTR KAWASAN PERKOTAAN TANJUNG II-1


13. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata 20. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap

ruang. unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek

14. Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang selanjutnya disingkat KKPR administratif dan/atau aspek fungsional.

adalah kesesuaian antara rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang dengan 21. Wilayah Perencanaan yang selanjutnya disingkat WP adalah bagian dari

Rencana Tata Ruang. kabupaten dan/atau kawasan strategis kabupaten yang akan atau perlu

15. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang. disusun RDTRnya, sesuai arahan atau yang ditetapkan di dalam RTRW

16. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang selanjutnya disingkat RTRW kabupaten yang bersangkutan.

kabupaten adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah 22. Sub Wilayah Perencanaan yang selanjutnya disingkat SWP adalah bagian dari

kabupaten, yang mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, WP yang dibatasi dengan batasan fisik dan terdiri atas beberapa blok.

Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan, Rencana Tata Ruang Kawasan 23. Pusat Pelayanan Kawasan Perkotaan yang selanjutnya disingkat PPK

Strategis Nasional, RTRW Provinsi, dan Rencana Tata Ruang Kawasan merupakan pusat pelayanan ekonomi, sosial, dan/atau administrasi yang

Strategis Provinsi. melayani seluruh wilayah WP dan/atau regional.

17. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah rencana 24. Sub Pusat Pelayanan Kawasan Perkotaan yang selanjutnya disingkat SPPK

secara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten yang dilengkapi merupakan pusat pelayanan ekonomi, sosial, dan/atau administrasi yang

dengan peraturan zonasi kabupaten. melayani SWP.

18. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan 25. Pusat Lingkungan Kecamatan yang selanjutnya disingkat PL Kecamatan

prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial merupakan pusat pelayanan ekonomi, sosial dan/atau administrasi lingkungan

ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. permukiman kecamatan.

19. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang 26. Pusat Lingkungan Kelurahan/Desa yang selanjutnya disingkat PL

meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk Kelurahan/Desa merupakan pusat pelayanan ekonomi, sosial dan/atau

fungsi budi daya. administrasi lingkungan permukiman kelurahan.

BUKU RENCANA RDTR KAWASAN PERKOTAAN TANJUNG II-2


27. Blok adalah sebidang lahan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh batasan 32. Sub-Zona Rimba Kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan

fisik yang nyata seperti jaringan jalan, sungai, selokan, saluran irigasi, saluran pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada

udara tegangan ekstra tinggi, dan pantai, atau yang belum nyata seperti tanah Negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh

rencana jaringan jalan dan rencana jaringan prasarana lain yang sejenis sesuai pejabat yang berwenang.

dengan rencana kota. 33. Sub-Zona Taman Kota adalah lahan terbuka yang yang berfungsi sosial dan

28. Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik spesifik. estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau kegiatan lain yang

29. Sub-Zona adalah suatu bagian dari zona yang memiliki fungsi dan karakteristik ditujukan untuk melayani penduduk satu kota atau bagian wilayah kota.

tertentu yang merupakan pendetailan dari fungsi dan karakteristik pada zona 34. Sub-Zona Taman Kecamatan adalah taman yang ditujukan untuk melayani

yang bersangkutan. penduduk satu kecamatan.

30. Zona Perlindungan Setempat adalah daerah yang diperuntukkan bagi kegiatan 35. Sub-Zona Taman Kelurahan adalah taman yang ditujukan untuk melayani

pemanfaatan lahan yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dalam tata penduduk satu kelurahan

kehidupan masyarakat untuk melindungi dan mengelola lingkungan hidup 36. Sub-Zona Pemakaman adalah penyediaan ruang terbuka hijau yang berfungsi

secara lestari, serta dapat menjaga kelestarian jumlah, kualitas penyediaan utama sebagai tempat penguburan jenazah. Selain itu juga dapat berfungsi

tata air, kelancaran, ketertiban pengaturan, dan pemanfaatan air dari sumber- sebagai daerah resapan air, tempat pertumbuhan berbagai jenis vegetasi,

sumber air. Termasuk di dalamnya kawasan kearifan lokal dan sempadan yang pencipta iklim mikro serta tempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat

berfungsi sebagai kawasan lindung antara lain sempadan pantai, sungai, mata di sekitar seperti beristirahat dan sebagai sumber pendapatan.

air, situ, danau, embung, dan waduk, serta kawasan lainnya yang memiliki 37. Sub-Zona Jalur Hijau adalah Jalur penempatan tanaman serta elemen lansekap

fungsi perlindungan setempat. lainnya yang terletak di dalam ruang milik jalan (RUMIJA) maupun di dalam

31. Zona Ruang Terbuka Hijau adalah area memanjang/jalur dan atau ruang pengawasan jalan (RUWASJA), Sering disebut jalur hijau karena

mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh dominasi elemen lansekapnya adalah tanaman yang pada umumnya berwarna

tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja hijau.

ditanam.

BUKU RENCANA RDTR KAWASAN PERKOTAAN TANJUNG II-3


38. Zona Perkebunan Rakyat adalah hutan rakyat yaitu hutan yang dimiliki oleh Wilayah yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

rakyat dengan luas minimal 0,25 (nol koma dua lima) hektar, penutupan tajuk undangan.

tanaman berkayu atau jenis lainnya lebih dari 50% (lima puluh persen) atau 45. Zona Pariwisata adalah peruntukan ruang yang memiliki fungsi utama

jumlah tanaman pada tahun pertama minimal 500 (lima ratus) tanaman tiap pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata baik alam,

hektar. buatan, maupun budaya.

39. Zona Pertanian adalah peruntukan ruang yang merupakan bagian dari 46. Zona Perumahan adalah Peruntukan ruang yang terdiri atas kelompok rumah

kawasan budidaya, Kawasan yang dialokasikan dan memenuhi kriteria untuk tinggal yang mewadahi kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

budi daya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan. dilengkapi dengan fasilitasnya.

40. Sub-Zona Tanaman Pangan adalah peruntukan ruang lahan basah beririgasi, 47. Sub-Zona Perumahan Kepadatan Tinggi adalah peruntukan ruang yang

rawa pasang surut dan lebak dan lahan basah tidak beririgasi serta lahan merupakan bagian dari kawasan Budi Daya yang difungsikan untuk tempat

kering potensial untuk pemanfaatan dan pengembangan tanaman pangan. tinggal atau hunian dengan perbandingan yang besar antara jumlah bangunan

41. Zona Pertambangan adalah peruntukan ruang pada permukaan tanah rumah dengan luas lahan.

dan/atau dibawah permukaan tanah yang direncanakan sebagai kegiatan hilir 48. Sub-Zona Perumahan Kepadatan Sedang adalah peruntukan ruang yang

pertambangan. merupakan bagian dari kawasan Budi Daya yang difungsikan untuk tempat

42. Sub-Zona Pertambangan Minyak dan Gas Bumi adalah peruntukan ruang pada tinggal atau hunian dengan perbandingan yang hampir seimbang antara

permukaan tanah dan/atau dibawah permukaan tanah yang direncanakan jumlah bangunan rumah dengan luas lahan.

sebagai kegiatan hilir pertambangan minyak dan gas bumi. 49. Sub-Zona Perumahan Kepadatan Rendah adalah peruntukan ruang yang

43. Zona Pembangkitan Tenaga Listrik adalah peruntukan ruang yang mendukung merupakan bagian dari kawasan Budi Daya yang difungsikan untuk tempat

kegiatan memproduksi tenaga listrik. tinggal atau hunian dengan perbandingan yang kecil antara jumlah bangunan

44. Zona Kawasan Peruntukan Industri adalah bentangan lahan yang rumah dengan luas lahan.

diperuntukkan bagi kegiatan Industri berdasarkan Rencana Tata Ruang 50. Zona Sarana Pelayanan Umum adalah peruntukan ruang yang merupakan

bagian dari kawasan budidaya, dikembangkan untuk sarana dan fasilitas

BUKU RENCANA RDTR KAWASAN PERKOTAAN TANJUNG II-4


pelayanan kebutuhan masyarakat. Sarana pelayanan umum meliputi sarana 57. Sub-Zona Perdagangan dan Jasa Skala Kota adalah peruntukan ruang yang

kesehatan, saran pendidikan, sarana peribadatan, sarana sosial budaya, dan merupakan bagian dari kawasan Budi Daya yang difungsikan untuk

sarana olahraga. pengembangan kelompok kegiatan perdagangan dan/atau jasa, tempat

51. Sub-Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kota adalah peruntukan ruang yang bekerja, tempat berusaha, tempat hiburan dan rekreasi dengan skala

merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan untuk pelayanan kota.

melayani penduduk skala kota. 58. Sub-Zona Perdagangan dan Jasa Skala WP adalah peruntukan ruang yang

52. Sub-Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kecamatan adalah peruntukan ruang merupakan bagian dari kawasan Budi Daya yang difungsikan untuk

yang merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan untuk pengembangan kelompok kegiatan perdagangan dan/atau jasa, tempat

melayani penduduk skala kecamatan. bekerja, tempat berusaha, tempat hiburan dan rekreasi dengan skala

53. Sub-Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kelurahan adalah peruntukan ruang pelayanan WP.

yang merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan untuk 59. Sub-Zona Perdagangan dan Jasa Skala SWP adalah peruntukan ruang yang

melayani penduduk skala kelurahan. difungsikan untuk pengembangan kelompok kegiatan perdagangan dan atau

54. Zona Campuran adalah peruntukan ruang yang terdiri atas campuran hunian jasa, tempat bekerja, tempat berusaha, tempat hiburan dan rekreasi dengan

dan non hunian dengan intensitas pemanfaatan ruang/kepadatan zona skala pelayanan SWP.

terbangun. 60. Zona Perkantoran adalah peruntukan ruang yang difungsikan untuk

55. Sub-Zona campuran intensitas menengah/sedang adalah peruntukan ruang pengembangan kegiatan pelayanan pemerintahan dan tempat

yang terdiri atas campuran hunian dan non hunian dengan intensitas bekerja/berusaha, tempat berusaha, dilengkapi dengan fasilitas umum/sosial

pemanfaatan ruang/kepadatan zona terbangun sedang. pendukungnya.

56. Zona Perdagangan dan Jasa adalah peruntukan ruang yang merupakan bagian 61. Zona Transportasi adalah peruntukan ruang yang merupakan bagian dari

dari kawasan budidaya, kawasan yang difungsikan untuk pengembangan peruntukan budi daya yang dikembangkan untuk menampung fungsi

kegiatan usaha yang bersifat komersial, tempat bekerja, tempat berusaha, transportasi skala regional dalam upaya untuk mendukung kebijakan

serta tempat hiburan dan rekreasi, serta fasilitas umum/sosial pendukungnya.

BUKU RENCANA RDTR KAWASAN PERKOTAAN TANJUNG II-5


pengembangan sistem transportasi yang tertuang di dalam rencana tata ruang 68. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disingkat KDB adalah angka

yang meliputi transportasi darat, udara, dan laut. persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung

62. Zona Pertahanan dan Keamanan adalah peruntukan ruang yang dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai

dikembangkan untuk menjamin kegiatan dan pengembangan bidang rencana tata ruang dan RTBL.

pertahanan dan keamanan seperti kantor, instalasi hankam, termasuk tempat 69. Koefisien Lantai Bangunan yang selanjutnya disingkat KLB adalah angka

latihan baik pada tingkat nasional, Kodam, Korem, Koramil, dan sebagainya. persentase perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas

63. Zona Peruntukkan Lainnya adalah peruntukan ruang yang merupakan bagian tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata

dari kawasan budi daya, mengakomodir pemanfaatan lain berupa tempat ruang dan RTBL.

evakuasi, instalasi infrastruktur, pengembangan nuklir dan pergudangan. 70. Koefisien Daerah Hijau yang selanjutnya disingkat KDH adalah angka

64. Sub-Zona Instalasi Pengolahan Air Minum adalah peruntukan ruang yang persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan

memiliki fasilitas/unit yang dapat mengolah air baku melalui proses fisik, kimia gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah

dan atau biologi tertentu sehingga menghasilkan air minum yang memenuhi perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan

baku mutu yang berlaku. RTBL.

65. Sub-Zona Instalasi Pengelolaan Air Limbah adalah peruntukan ruang yang 71. Koefisien Tapak Basement yang selanjutnya disingkat KTB adalah angka

memiliki fasilitas bangunan air yang berfungsi untuk mengolah limbah persentase luas tapak bangunan yang dihitung dari proyeksi dinding terluar

domestik atau limbah industri, dan sebagainya. bangunan di bawah permukaan tanah terhadap luas perpetakan atau lahan

66. Sub-Zona Pergudangan adalah peruntukan ruang untuk melakukan proses perencanaan yang dikuasai RDTR.

penyimpanan, pemeliharaan, dan pemindahan barang. 72. Ketinggian Bangunan yang selanjutnya disingkat TB adalah tinggi maksimum

67. Peraturan Zonasi yang selanjutnya disingkat PZ adalah ketentuan yang bangunan gedung yang diizinkan pada lokasi tertentu dan diukur dari jarak

mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan maksimum puncak atap bangunan terhadap (permukaan) tanah yang

pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang dinyatakan dalam satuan meter.

penetapan zonanya dalam rencana detail tata ruang.

BUKU RENCANA RDTR KAWASAN PERKOTAAN TANJUNG II-6


73. Garis Sempadan Bangunan yang selanjutnya disingkat GSB adalah sempadan f. Keterbukaan;

yang membatasi jarak terdekat terluar saluran air kotor (riol) sampai batas g. Kebersamaan dan kemitraan;

terluar bangunan terhadap tepi jalan; dihitung dari batas muka bangunan, h. Perlindungan kepentingan umum;

berfungsi sebagai pembatas ruang, atau jarak bebas minimum dari bidang i. Kepastian hukum dan keadilan; dan

terluar suatu massa bangunan terhadap lahan yang dikuasai, batas tepi sungai j. Akuntabilitas.

atau pantai, antara massa bangunan yang lain atau rencana saluran, jaringan
2.3 KEDUDUKAN RDTR
tegangan tinggi listrik, jaringan pipa gas.
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
74. Jarak Bebas Antar Bangunan yang selanjutnya disingkat JBAB adalah jarak

Penataan Ruang, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib menyusun dan
bebas antar bangunan minimal yang harus memenuhi ketentuan tentang jarak
menyediakan RTR yang telah ditetapkan dalam bentuk digital dan sesuai standar
bebas yang ditentukan oleh jenis.
yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. RDTR kabupaten sebagai rencana rinci dari
75. Jarak Bebas Samping yang selanjutnya disingkat JBS merupakan jarak

rencana tata ruang wilayah kabupaten. Wilayah perencanaan RDTR merupakan


minimum antara batas petak samping terhadap dinding bangunan terdekat.
bagian dari kabupaten/kota yang akan atau perlu disusun RDTRnya. Wilayah
76. Jarak Bebas Bangunan yang selanjutnya disingkat JBB adalah jarak minimum

perencanaan RDTR tersebut ditetapkan oleh kepala daerah. Penetapan WP dapat


antara garis batas petak belakang terhadap dinding bangunan terbelakang.
mencakup wilayah administratif maupun fungsional.
2.2 ASAS PENATAAN RUANG
Kawasan strategis kabupaten/kota dapat disusun RDTR apabila merupakan:

Asas penataan ruang meliputi: a. Kawasan yang mempunyai ciri perkotaan atau direncanakan menjadi kawasan

a. Keterpaduan; perkotaan; dan

b. Keserasian; b. Memenuhi kriteria lingkup wilayah perencanaan RDTR yang ditetapkan dalam

c. Keselarasan dan keseimbangan; pedoman.

d. Keberlanjutan; RDTR disusun apabila sesuai kebutuhan, RTRW kabupaten/kota perlu

e. Keberdayaan dan keberhasilgunaan; dilengkapi dengan acuan lebih detil pengendalian pemanfaatan ruang

BUKU RENCANA RDTR KAWASAN PERKOTAAN TANJUNG II-7


kabupaten/kota. Dalam hal RTRW kabupaten/kota memerlukan RDTR, maka

disusun RDTR yang muatan materinya lengkap, termasuk peraturan zonasi, sebagai

salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang dan sekaligus menjadi

dasar penyusunan RTBL bagi zona-zona yang pada RDTR ditentukan sebagai zona

yang penanganannya diprioritaskan. Dalam hal RTRW kabupaten/kota tidak WP

memerlukan RDTR, peraturan zonasi dapat disusun untuk kawasan perkotaan baik

yang sudah ada maupun yang direncanakan pada wilayah kabupaten/kota. RDTR SWP

merupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan fungsional sebagai

penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan

antarkegiatan dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis


Gambar 2.1
antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut. Hubungan antara RTRW Kabupaten/Kota, RDTR, dan RTBL
serta Wilayah Perencanaannya
RDTR yang disusun lengkap dengan peraturan zonasi merupakan satu

kesatuan yang tidak terpisahkan untuk suatu WP tertentu. Dalam hal RDTR tidak 2.4 FUNGSI DAN MANFAAT RDTR

disusun atau RDTR telah ditetapkan sebagai perda namun belum ada peraturan RDTR berfungsi sebagai:
zonasinya, maka peraturan zonasi dapat disusun terpisah dan berisikan zoning map 1. Kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota berdasarkan RTRW;

dan zoning text untuk seluruh kawasan perkotaan baik yang sudah ada maupun 2. Acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan

yang direncanakan pada wilayah kabupaten/kota. RDTR ditetapkan dengan pemanfaatan ruang yang diatur dalam RTRW;
raperkada kabupaten/kota. 3. Acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;

Hubungan antara RTRW Kabupaten/Kota, RDTR, dan RTBL serta Wilayah 4. Acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang; dan

Perencanaannya dapat dilihat pada gambar 2.1.


5. Acuan dalam penyusunan RTBL.

BUKU RENCANA RDTR KAWASAN PERKOTAAN TANJUNG II-8


RDTR bermanfaat sebagai: Wilayah perencanaan RDTR mencakup :

1. Penentu lokasi berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi dan 1. Wilayah administrasi;

lingkungan permukiman dengan karakteristik tertentu; 2. Kawasan fungsional, seperti bagian wilayah kota/subwilayah kota;

2. Alat operasionalisasi dalam sistem pengendalian dan pengawasan pelaksanaan 3. Bagian dari wilayah kabupaten/kota yang memiliki ciri perkotaan;

pembangunan fisik kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh Pemerintah, 4. Kawasan strategis kabupaten/kota yang memiliki ciri kawasan perkotaan;

pemerintah daerah, swasta, dan/atau masyarakat; dan/atau

3. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang untuk setiap bagian wilayah sesuai 5. Bagian dari wilayah kabupaten/kota yang berupa pedesaan dan direncanakan

dengan fungsinya di dalam struktur ruang kabupaten/kota secara keseluruhan; menjadi kawasan perkotaan.

dan Untuk menggambarkan cakupan wilayah perencanaan RDTR dapat dilihat pada

4. Ketentuan bagi penetapan kawasan yang diprioritaskan untuk disusun program Gambar 2.2 hingga Gambar 2.6

pengembangan kawasan dan pengendalian pemanfaatan ruangnya pada tingkat

WP atau SWP.

2.5 KRITERIA DAN LINGKUP WILAYAH PERENCANAAN RDTR

Rencana Detail Tata Ruang disusun apabila :

1. RTRW kabupaten/kota dinilai belum efektif sebagai acuan dalam pelaksanaan

pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang karena tingkat

ketelitian petanya belum mencapai 1:5000; dan/atau


Gambar 2.2
2. RTRW kabupaten/kota sudah mengamanatkan bagian dari wilayahnya yang perlu
Ilustrasi Lingkup Wilayah RDTR Berdasarkan Wilayah Administrasi
Kecamatan dalam Wilayah Kota
disusun RDTR-nya.

Apabila ketentuan di atas yang dimaksud tidak terpenuhi, maka disusunlah

peraturan zonasi, tanpa disertai dengan penyusunan RDTR yang lengkap.

BUKU RENCANA RDTR KAWASAN PERKOTAAN TANJUNG II-9


Gambar 2.3 Gambar 2.5
Ilustrasi Lingkup Wilayah RDTR Berdasarkan Kawasan Fungsional Ilustrasi Lingkup Wilayah RDTR Berdasarkan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
seperti Bagian Wilayah Kota/Subwilayah Kota yang Memiliki Ciri Kawasan Perkotaan

Gambar 2.4 Gambar 2.6


Ilustrasi Wilayah RDTR Berdasarkan Bagian dari Wilayah Kabupaten Ilustrasi Wilayah RDTR Berdasarkan Bagian dari Wilayah Kabupaten/Kota
yang Memiliki Ciri Perkotaan yang Berupa Kawasan Perdesaan dari Direncanakan Menjadi Kawasan Perkotaan

BUKU RENCANA RDTR KAWASAN PERKOTAAN TANJUNG II-10


Wilayah perencanaan RDTR tersebut kemudian disebut sebagai WP. Setiap WP a. Zona Perkebunan Rakyat (KR);

terdiri atas SWP yang ditetapkan dengan mempertimbangkan : b. Zona Pertanian (P);

1. Morfologi WP; c. Zona Pertambangan (T);

2. Keserasian dan keterpaduan fungsi WP; dan d. Zona Pembangkit Tenaga Listrik (PTL);

3. Jangkauan dan batasan pelayanan untuk keseluruhan WP dengan memperhatikan e. Zona Kawasan Peruntukan Industri (KPI)

rencana struktur ruang dalam RTRW. f. Zona Pariwisata (W);

g. Zona Perumahan (R);


2.6 MASA BERLAKU RDTR
h. Zona Sarana Pelayanan Umum (SPU);
RDTR Kawasan Perkotaan Tanjung berlaku dalam jangka waktu 20 (dua puluh)
i. Zona Campuran (C);
tahun dan ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun. Peninjauan kembali RDTR dapat
j. Zona Perdagangan dan Jasa (K);
dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun jika:
k. Zona Perkantoran (KT);
a. Terjadi perubahan RTRW kabupaten/kota yang mempengaruhi WP RDTR; atau
l. Zona Transportasi (TR);
b. Terjadi dinamika internal kabupaten/kota yang mempengaruhi pemanfaatan
m. Zona Pertahanan dan Keamanan (HK); dan
ruang secara mendasar antara lain berkaitan dengan bencana alam skala besar,
n. Zona Peruntukan Lainnya (PL).
perkembangan ekonomi yang signifikan, dan perubahan batas wilayah daerah.
2.8 PEMBAGIAN BLOK
2.7 KLASIFIKASI ZONA
Setiap SWP terdiri atas blok yang dibagi berdasarkan batasan fisik antara lain
Klasifikasi zona terdapat dalam rencana pola ruang RDTR Kawasan Perkotaan
seperti jalan, sungai, dan sebagainya. Pengilustrasian overlay peta yang didelineasi
Tanjung terdiri atas:
berdasarkan fisik (WP, SWP, dan blok) hingga peta yang didelineasi berdasarkan
A. Zona lindung yang meliputi:
fungsi (zona dan subzona) ditunjukkan pada Gambar 2.7
a. Zona Perlindungan Setempat (PS);

b. Zona Ruang Terbuka Hijau (RTH); dan

B. Zona budidaya terdiri dari:


BUKU RENCANA RDTR KAWASAN PERKOTAAN TANJUNG II-11
Gambar 2.8
Ilustrasi Pembagian WP ke dalam SWP hingga Blok
Gambar 2.7
Ilustrasi Pembagian WP ke dalam SWP

Dalam hal luas WP relatif kecil, rencana pola ruang dapat digambarkan secara

langsung ke dalam blok. Contoh pendelineasian peta yang digambarkan dari WP ke

SWP hingga blok dapat dilihat pada Gambar 2.8 dan contoh pendeliniasian peta

yang digambarkan secara langsung dari WP ke dalam blok dapat dilihat pada

Gambar 2.9

Gambar 2.9
Ilustrasi Pembagian WP Langsung ke dalam Blok

BUKU RENCANA RDTR KAWASAN PERKOTAAN TANJUNG II-12


Adapun pengilustrasian pembagian zona-zona peruntukan ke dalam blok disertai maka tidak diklasifikasikan sebagai zona dimasukkan kedaftar kegiatan di

pengkodean berbagai subzona pada suatu SWP dapat dilihat pada Gambar 2.10. dalam matriks ITBX.

Gambar 2.10
Ilustrasi Pembagian Subzona di dalam Blok dan Sub blok pada Satu SWP

Kegiatan dapat ditetapkan menjadi suatu zona apabila memiliki kriteria

sebagai berikut:

a. memiliki dampak dan tingkat gangguan yang signifikan terhadap

lingkungan di sekelilingnya sehingga perlu diatur dan dikendalikan;

dan/atau

b. memiliki keragaman kegiatan yang memerlukan pengaturan. Apabila

diperlukan, zona dapat dibagi lagi menjadi beberapa subzona atau sub

subzona, sedangkan apabila tidak memenuhi kriteria tersebut di atas,

BUKU RENCANA RDTR KAWASAN PERKOTAAN TANJUNG II-13

Anda mungkin juga menyukai