Ketentuan Umum Pengecekan 1. Data Perda/Perkada yang dapat masuk ke dalam sistem (GISTARU), harus
Persetujuan Substansi (Persub) Studio Peta merupakan data spasial (.gdb) yang sesuai dengan dokumen legal
2. Dokumen legal yang dimaksud berupa batang tubuh dan lampiran, seperti ITBX,
1. Pengecekan dilakukan oleh Studio Peta secara Peta Pola Ruang, Peta Struktur Ruang, Peta Ketentuan Khusus dan lampiran
menyeluruh pada data Linsek sebanyak 1 (satu)
kali yang dikirimkan oleh Subdit melalui email lainnya dalam bentuk .jpeg/.pdf yang minimal bertanda tangan basah atau
studiopeta.djtr@gmail.com bertanda tangan basah disertai cap basah di setiap kolom tanda tangan
2. Kelengkapan dan ketentuan pengecekan oleh 3. Setiap lampiran dokumen legal harus dinyatakan terlampir di dalam batang
Studio Peta dilakukan berdasarkan muatan tubuh
dalam lembar kendali yang sudah diberikan
kepada Subdit 4. Setiap ketentuan khusus yang diatur di dalam batang tubuh harus dimuat
3. Data RDTR yang telah mendapatkan persetujuan dalam lampiran batang tubuh berupa Peta Ketentuan Khusus yang bertanda
oleh Subdit dapat dikirimkan langsung ke email tangan basah
timdatin.djtr@gmail.com untuk uji titik 5. Tidak boleh terdapat perbedaan muatan antara batang tubuh dengan lampiran
peta
6. Berita acara kesepakatan tidak dapat menggantikan dokumen legal peraturan
perundang-undangan
2
Lembar Kendali Dan Catatan Pengecekan
Lembar Kendali merupakan acuan yang digunakan oleh supervisi untuk monitoring dalam
perbaikan penyusunan Rencana Tata Ruang, yang dilengkapi dengan Catatan Pengecekan
untuk mendetailkan poin-poin yang belum lengkap atau belum sesuai dalam checklist lembar
kendali. 3
Kelengkapan Data (1)
4
Kelengkapan Data (2)
5
Muatan Pengerjaan RTR
6
I. BASIS DATA
5. Load 7. Pengisian
1. Topologi 3. Slivers Geodatabase
Data
4.
Penyesuaian
2. Union 6. Penamaan
Cakupan
Data Geodatabase
Data
Rencana
7
Proses ini bertujuan untuk mengoreksi
1. Topologi error yang dapat mengurangi kualitas data
spasial Pola Ruang dan Struktur Ruang.
8
Topologi
b)
9
Topologi Poligon
1. Melakukan perbaikan
topology Poligon:
a) Geometri Poligon
aturan yang digunakan
adalah must not
overlap dan must not
have gaps
10
Topologi Poligon
1 must not overlap
1. Melakukan perbaikan
topology Poligon:
a) Geometri Poligon
aturan yang digunakan
adalah must not
overlap dan must not
have gaps
11
Topologi Poligon
2 must not have gaps
1. Melakukan perbaikan
topology Poligon:
a) Geometri Poligon
aturan yang digunakan
adalah must not
overlap dan must not
have gaps
12
Topologi Poligon
2 must not have gaps
1. Melakukan perbaikan
topology Poligon:
a) Geometri Poligon
aturan yang digunakan
adalah must not
overlap dan must not
have gaps
13
Topologi Garis
1. Melakukan perbaikan 2
topologi garis:
b) Geometri garis aturan
yang digunakan adalah
must not overlap, must
not self-overlap, dan must
not have dangles 3
14
Topologi Garis
1 must not overlap
1. Melakukan perbaikan
topologi garis:
b) Geometri garis aturan
yang digunakan adalah
must not overlap, must
not self-overlap, dan must
not have dangles
15
Topologi Garis
2 must not self-overlap
1. Melakukan perbaikan
topologi garis:
b) Geometri garis aturan
yang digunakan adalah
must not overlap, must
not self-overlap, dan must
not have dangles
16
Topologi Garis
3 must not have dangles
1. Melakukan perbaikan
topologi garis: Trim garis apabila lebih dari pertemuan
b) Geometri garis aturan atau perpotongan garis
yang digunakan adalah
must not overlap, must
not self-overlap, dan must
not have dangles
17
Topologi Garis
3 must not have dangles
1. Melakukan perbaikan
topologi garis:
b) Geometri garis aturan
yang digunakan adalah
must not overlap, must
not self-overlap, dan must
not have dangles
18
Proses ini bertujuan untuk menggabungkan
2. Union beberapa data atau informasi untuk menjadi
Data data baru, seperti menggabungkan data batas
wilayah perencanaan dengan batas wilayah
administrasi
19
Union Data Poligon
Cara melakukan union:
Klik Geoprocessing 🡪 Union 🡪 Masukan data-data yang ingin
disatukan 🡪 Pilih direktori penyimpanan 🡪 Klik OK
AB
20
Union Data Poligon
21
Union Data Poligon
22
Proses ini bertujuan untuk mengidentifikasi
3. Slivers objek yang tidak memenuhi luas minimum
pemetaan yang telah ditentukan.
23
Luas Kegiatan/Objek yang Wajib Tergambar Menjadi Sebuah Kawasan/Zona
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR Kabupaten/kota
1:250.000 1:50.000 1:25.000 skala 1:5.000
1) Luas kegiatan/objek yang wajib tergambar 2) Jika luas kegiatan/objek kurang dari poin satu, maka
menjadi sebuah kawasan pada pola ruang sub- batasan luas minimal kegiatan/objek yang bisa
zona pada pola ruang RDTR dengan ketelitian tergambar menjadi kawasan pada pola ruang sub-
kartografis sebesar 0,5 cm memiliki uraian 25 m x zona pada pola ruang RDTR dengan ketelitian
25 m = 625 m2 = 0,0625 ha geometris minimal 0,1 cm memiliki uraian 5 m x 5 m
= 25 m2 = 0,0025 ha
Contoh ilustrasi Pada RDTR terdapat SPU Skala RW (SPU-4) memiliki luas 36 m2 = 0,0036 Ha
25
Geometri Poligon, Garis dan Titik
Pengambaran objek pada peta didasarkan pada tingkat ketelitian yang mengacu pada tingkat ketelitian peta
dasar yang digunakan, tidak terkecuali pada peta rencana tata ruang. Dikarenakan objek pada peta Rencana Tata
Ruang merupakan hasil analisis dari berbagai peta tematik, maka objek Poligon terkecil yang dapat digunakan
atau digambar menurut kaidah kartograsi minimal merupakan agregasi dari 4 satual pixel ketelitian peta dasar.
Merujuk pada hal tersebut, maka aturan penggambaran pada peta rencana detail tata ruang (RDTR) dengan skala
1:5.000 (ketelitian 0,1 cm) digabarkan adalah sebagai berikut:
Khusus untuk RTH Jalur Hijau, Badar Air dan Badan Jalan, dikarenakan unsur tersebut sama dengan peta dasar,
maka ukuran lebar minimal yang dapat digunakan untuk pengambaran objek tersebut adalah 1/2 skala.
26
Menghitung Slivers
• Mengatur sistem
koordinat menjadi
Cyndrical Equal Area atau 2
CEA (1,2,3,4,5)
1 3
27
Menghitung Slivers
• Mengatur sistem
koordinat menjadi
Cyndrical Equal Area atau
CEA (1,2,3,4,5)
28
Menghitung Slivers
• Mengatur sistem
koordinat menjadi 1
Cyndrical Equal Area atau
9
1
CEA (1,2,3,4,5)
29
Menghitung Slivers
• Mengatur sistem
koordinat menjadi 13
Cyndrical Equal Area atau
CEA (1,2,3,4,5)
14
• Siapkan data Pola Ruang
lalu di dissolve pada Nama
Objek saja (6,7)
30
Menghitung Slivers
• Mengatur sistem
koordinat menjadi
Cyndrical Equal Area atau
CEA (1,2,3,4,5) 16
• Siapkan data Pola Ruang
lalu di dissolve pada Nama
Objek saja (6,7)
Apabila nilai luasan objek kurang dari
minimal yang dapat tergambar maka
• Hasil dissolve diselect dianggap sebagai slivers
kemudian diexplode (8)
32
Penyesuaian Cakupan
Data Rencana
Catatan:
Rencana tata ruang yang berada di
laut tetap diperbolehkan dibuat,
selama masih masuk kedalam area
pengelolaan administrasi daerah.
Contoh: Reklamasi, kabel laut
Hasil Clip
33
Load data ditujukan untuk mengubah
5. Load
format data agar sesuai standar dalam
Data bentuk geodatabase.
34
Load Data
35
Load Data
36
Load Data
37
Load Data
38
Penyeragaman format penamaan pada geodatabase
(.gdb) dimaksudkan untuk memudahkan proses integrasi
6. Penamaan
Geodatabase data RTR daerah kedalam sistem GISTARU yang saat ini
digunakan sebagai landasan dasar dalam perizinan
(sistem OSS) di Indonesia.
39
Penamaan .gdb
Penamaan GDB yaitu _[Kode Wilayah]_[Nama RTR]_[Tahun]
Contoh
6. Kesesuaian geodatabase
rencana tata ruang dengan
Permen ATR/ Kepala BPN No.
14 Tahun 2021 (termuat dalam Penamaan Set Data Fitur Pola Ruang yaitu _[Kode Wilayah]_[Skala Peta]_[Jenis
tautan Rencana]_[Nama RTR]_[Tahun]
bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR
) Contoh
a) GDB Permen ATR/ Kepala
BPN No. 14 Tahun 2021
b) Penamaan Set Data Fitur
dan Kelas Fitur Penamaan Set Data Fitur Struktur Ruang yaitu _[Kode Wilayah]_[Skala Peta]_[Jenis
40
Penamaan .gdb
41
Pengisian geodatabase RTR didasarkan pada Permen
ATR/KBPN No.14 Tahun 2021 yang meliputi: Pengisian
nomenklatur nama objek; Pengisian nomenklatur
7. Pengisian klasifikasi turunan unsur; Pengisian Kode WP, SWP, BLOK,
Geodatabase SUB-BLOK; Pengisian Wilayah Administrasi; Pengisian
Ketentuan Khusus; Pengisian Luas Dalam Satuan Hektar;
Pengisian TPZ; Pengisian Sumber Data dan Pengisian
Catatan.
42
7. Mengikuti Penamaan Geodatabase
dan Pengisian Atribut
a b c d
PENGISIAN WILAYAH ADMINISTRASI
NOMENKLATUR PADA KLASIFIKASI PENGISIAN KODE WP, SWP, BLOK, SUB-
NOMENKLATUR PADA NAMA OBJEK (KABUPATEN/KOTA, KECAMATAN, DAN
TURUNAN UNSUR BLOK (JIKA ADA)
KELURAHAN/DESA)
Wilayah Administrasi
Nama Zona Pola Ruang Kode WP Romawi
Sama dengan klasifikasi Provinsi
lampiran Permen 14
turunan unsur terakhir Wilayah Administrasi
Kode Zona halaman 151-166 Kode Sub-WP Huruf Kapital
Kabupaten/Kota Diawali dengan Nama
Nama Objek
Nama Sub-Zona untuk Wilayah Administrasi Tingkat Administrasi
Nama Sub-Zona Struktur Ruang lampiran Kode Blok Angka
Pola Ruang atau Ordo 4 Kecamatan
Permen 14 halaman 189-
untuk Struktur Ruang Wilayah Administrasi
Kode Sub-Zona 198 Kode Sub-Blok Huruf Kapital/Tidak Ada
Kelurahan/Desa
e g
PENGISIAN KETENTUAN KHUSUS PENGISIAN CATATAN
Kawasan Keselamatan
Klasifikasi KKOP/ Kawasan Cagar Kawasan Migrasi Diisi sesuai dengan
Operasi Penerbangan Isian Bebas/Tidak Ada Ada/Tidak Ada Catatan
Tidak Ada Budaya Satwa kebutuhan daerah
(KKOP)
Lahan Pertanian
LP2B/LCP2B/
Pangan Berkelanjutan Kawasan Resapan Air Ada/Tidak Ada Ruang Dalam Bumi Ada/Tidak Ada h
Tidak Ada
(LP2B)
Klasifikasi dan Tingkat Klasifikasi Sempadan/ PENGISIAN LUAS DALAM SATUAN
Kawasan Rawan Bencana Kawasan Sempadan f
Bencana/Tidak Ada Tidak Ada HEKTAR
Dihitung ulang dalam ha
Kawasan Berorientasi Kawasan Pertahanan dan menggunakan
Ada/Tidak Ada Ada/Tidak Ada PENGISIAN TPZ Luas Area
Transit (TOD) Keamanan (Cylindrical Equal Area -
World)
Tempat Evakuasi
Tempat Evakuasi Akhir/Tempat Evakuasi Klasifikasi Kawasan i
Kawasan Karst
Bencana Sementara/ Karst/Ada/Tidak Ada
Teknik Pengaturan Lihat lampiran Permen
Tidak Ada PENGISIAN SUMBER DATA
Zonasi 14 halaman 44-47
Klasifikasi
Kawasan Pertambangan Diisi menggunakan asal
Pusat Penelitian Isian Bebas/Tidak Ada Pertambangan/Ada/ Sumber Data 43 data
Mineral dan Batubara dan tahun
Tidak Ada
Pengisian .gdb
Pengisian atribut orde, zona, dan subzona, memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
7. Mengikuti Penamaan
Geodatabase dan Pengisian
Atribut
Poin a
Pengisian Nama Objek dan
Klasifikasi Turunan
Tabel kodefikasi:
http://bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR
• Untuk orde, zona, dan subzona, memiliki kodefikasi domain yang harus diisi sesuai dengan
kriteria pengkelasan domain
44
Pengisian .gdb
Metode Pengisian:
1 2 3
7. Mengikuti Penamaan
Geodatabase dan Pengisian
Atribut
Catatan:
Nama Objek menerangkan
klasifikasi turunan unsur orde
terakhir pada RTRW maupun
RDTR sesuai skala rencana.
5 4
45
Pengisian .gdb
Pilih khusus pada kawasan holding zone, kode subzona diisi secara manual tanpa menggunakan
domain
7. Mengikuti Penamaan
Geodatabase dan Pengisian 1
Atribut
Poin b
Pengisian Pengisian holding
zone
3 2
46
Pengisian .gdb
Metode Pengisian:
1 2 3
7. Mengikuti Penamaan
Geodatabase dan Pengisian
Atribut
Poin c
Pengisian atribut WP
47
Pengisian .gdb
Metode Pengisian:
1 2 3
7. Mengikuti Penamaan
Geodatabase dan Pengisian
Atribut
Poin d
Pengisian atribut Admin
Pengisian atribut nama administrasi harus disertai dengan tingkatan
Administrasinya, misalnya Provinsi XXX, Kabupaten XXX, Kecamatan XXX,
Desa XXX, atau Kelurahan XXX.
48
Pengisian .gdb
• Untuk jenis ketentuan khusus yang memiliki kodefikasi domain harus diisi sesuai dengan kriteria
pengkelasan domain
• Untuk jenis ketentuan khusus isian bebas dapat diisi secara manual tanpa kode sesuai dengan ketentuan.
49
Pengisian .gdb
Poin e
Pengisian atribut ketentuan 1
khusus
3
2
Tabel kodefikasi:
http://bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR
50
Pengisian .gdb
Tabel
kodefikasi
51
Pengisian .gdb
c. CAGBUD
Ketentuan khusus CAGBUD harus diisi pada daerah yang dalam perencanaannya (Pola Ruang) memiliki fungsi
utama selain Cagar Budaya, namun memiliki SK cagar budaya atau memiliki fungsi cagar budaya yang perlu
dilestarikan sesuai dengan nilai-nilai pada daerah tersebut.
Contoh Isian Bebas:
• Kawasan Kota Tua
• Makam Kerajaan Majapahit
52
Pengisian .gdb
Menurut Permen ATR/BPN No.14 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Basis Data Dan Penyajian Peta
7. Mengikuti Penamaan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Dan Kota, Serta Peta Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten/Kota, Sumber data menerangkan asal sumber data dan tahun data diterbitkan misalnya “Dinas
Geodatabase dan Pengisian Perhubungan, 2019”, “Analisis RTRW, 2019”.
Atribut
Pengisian sumber data mengikuti format: sumber data, tahun penerbitan data. Pengisiannya dapat
Poin h dilakukan dengan field calculator. Adapun contoh pengisian data atributnya adalah sebagai berikut:
Pengisian sumber data
Sumber Data
Analisis RDTR, 2022
PT. Telkom, 2021; Analisis RDTR, 2022
Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2023 tentang RTRW Kabupaten Xxxxx
Dinas PUPR Kabupaten Tangerang, 2020
Catatan: Masterplan Kota Baru, 2021
Penulisan sumber data yang Peta Dasar BIG, 2020
berasal dari SK diperbolehkan PT. MRT, 2020
ditulis sesuai dengan Kementerian Perhubungan, 2021
penyebutan SK SK.5446/MENLHK-PKTL/ IPSDH/PLA.1/8/2021 tentang PIPPIB, PPKH, atau PPPKH
Baru pada Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut Tahun 2021 Periode II
53
Contoh Pengisian Geodatabase
Mengikuti Permen ATR/KPBN 14/2021
a b c d
PENGISIAN WILAYAH ADMINISTRASI
NOMENKLATUR PADA KLASIFIKASI PENGISIAN KODE WP, SWP, BLOK, SUB-
NOMENKLATUR PADA NAMA OBJEK (KABUPATEN/KOTA, KECAMATAN, DAN
TURUNAN UNSUR BLOK (JIKA ADA)
KELURAHAN/DESA)
Wilayah Administrasi
Nama Zona Zona Hutan Produksi Kode WP I Provinsi Aaa
Provinsi
Hutan Produksi yang Wilayah Administrasi
Kode Zona KHP Kode Sub-WP A Kabupaten Bbb
dapat Dikonversi/ Kabupaten/Kota
Nama Objek
Tempat Evakuasi Hutan Produksi yang Wilayah Administrasi
Nama Sub-Zona Kode Blok 2 Kecamatan Ccc
Sementara dapat Dikonversi Kecamatan
Wilayah Administrasi
Kode Sub-Zona HPK/PL-1 Kode Sub-Blok Tidak Ada Desa Ddd
Kelurahan/Desa
e g
PENGISIAN KETENTUAN KHUSUS PENGISIAN CATATAN
Kawasan Keselamatan
Kawasan Cagar Kawasan Migrasi
Operasi Penerbangan Tidak Ada Situs Megalitikum Tidak Ada Catatan Tidak Ada
Budaya Satwa
(KKOP)
Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan Tidak Ada Kawasan Resapan Air Tidak Ada Ruang Dalam Bumi Tidak Ada h
(LP2B)
Rawan Bencana Longsor PENGISIAN LUAS DALAM SATUAN
Kawasan Rawan Bencana Kawasan Sempadan Tidak Ada f
Tingkat Sedang HEKTAR
Kawasan Berorientasi Kawasan Pertahanan dan
Tidak Ada Tidak Ada PENGISIAN TPZ Luas Area 50
Transit (TOD) Keamanan
Tempat Evakuasi i
Tidak Ada Kawasan Karst Tidak Ada
Bencana Teknik Pengaturan
i,j
Zonasi PENGISIAN SUMBER DATA
Kawasan Pertambangan
Pusat Penelitian Tidak Ada Tidak Ada Sumber Data Hasil Analisis, 2022
Mineral dan Batubara
54
Penyajian Peta
55
Penyajian Peta
b Informasi
c c Tepi Peta
d e a. nama dan logo;
f b. keterangan
lampiran peta
c. judul;
MUKA PETA a g d. arah mata angin;
a. simbolisasi; e. skala;
b. unsur dasar; b f. keterangan
c. notasi peta; proyeksi;
d. koordinat (grid g. diagram lokasi;
peta dan h. keterangan peta;
gratikul); dan i. sumber data dan
e. inset peta (jika h riwayat peta; dan
ada) j. tanda tangan.
d i
j
56
a Nama dan Logo (Cukup Jelas); f Keterangan Proyeksi;
57
Keterangan Lampiran Peta
terdapat beberapa bagian yang perlu diperhatikan, diantaranya:
Nama Keterangan Lampiran Peta pada file .PDF/.JPEG/.JPG Nama Keterangan Lampiran Peta pada Batang Tubuh
Pasal 3 ayat 5
Pasal 6 ayat 4
Nama Keterangan Lampiran Peta pada Informasi Tepi Peta
Pasal 7 ayat 16
58
Judul Peta
terdapat beberapa bagian yang perlu diperhatikan, diantaranya:
Nama Judul Peta RTRW pada file .PDF/.JPEG/.JPG Nama Judul Peta RDTR pada file .PDF/.JPEG/.JPG
Nama Judul Peta RTRW pada file .MXD Nama Judul Peta RDTR pada file .MXD
Nama Judul Peta RTRW pada Informasi Tepi Peta Nama Judul Peta RDTR pada Informasi Tepi Peta
6,25
60
Skala
Poin e: Skala angka terdapat beberapa bagian yang perlu diperhatikan, diantaranya:
Untuk separator ribuan pada skala angka memakai tanda titik (.)
Untuk merubah tanda koma (,) menjadi titik (.) pada separator ribuan di windows 11 dapat dilakukan dengan
Cara : Windows > Settings > Time & language > Language & region > kemudian download dan install
Bahasa Indonesia menggunakan tool Add a language
61
Keterangan Proyeksi
Catatan:
Pada lokasi RTR yang berada
pada dua zona UTM atau lebih, 1
disarankan hanya
menggunakan sistem grid
geografis WGS 1984 saja. Hal
ini dikarenakan apabila hanya
menggunakan salah satu zona
UTM, maka wilayah di luar
zona UTM terpilih akan
berubah bentuk (warped).
atau 2
Namun, dipersilakan apabila
ingin menambahkan
penggunaan grid Cylindrical
Equal Area
Poin 1 digunakan apabila WP hanya terdapat pada 1 zona,
Poin 2 digunakan apabila WP terdapat pada 2 zona atau lebih
62
Diagram Lokasi
Contoh Kasus : 1 WP
Catatan:
Kotak lokasi yang dipetakan
harus sesuai dengan kotak
muka peta 2
1
63
Diagram Lokasi
Contoh Kasus : 2 WP
Catatan:
Kotak merah (lokasi yang 1
dipetakan) disesuaikan dengan 2
WP yang ditampilkan pada 3
muka peta
64
Diagram Lokasi
65
Diagram Lokasi
Catatan:
• Kotak lokasi yang dipetakan
harus berada di dalam
diagram lokasi
66
Keterangan peta dan simbolisasi termasuk heading dan sub-heading
Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi termasuk heading dan sub-heading, terdapat beberapa bagian yang
perlu diperhatikan, diantaranya:
(1) Memberi heading dengan ‘new heading’
(2) Memberi Heading Jaringan Transportasi menjadi Transportasi Darat, Transportasi Laut, dan
Transportasi Udara
(3) Memberi informasi kode kawasan atau subzona pada peta pola ruang
(4) Menerapkan simbol secara otomatis menggunakan ‘match symbol’
(5) Ketentuan khusus dengan field isian bebas
(6) Pewarnaan simbol Holding Zone
(7) Penyesuaian Ukuran Simbol Struktur Ruang
(8) Simbol Badan Air dan Badan Jalan
(9) Kondisi peletakkan Badan Air dan Badan Jalan
(10) Simbol dan kondisi peletakkan Garis Pantai
(11) Memberi label Kode WP
67
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
1 2
(1) Memberi heading dengan ‘new
heading’ 3
Keterangan 4
Cara memberi heading tanpa
menggunakan teks
68
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
6
(1) Memberi heading dengan ‘new
heading’
Keterangan 7
Cara memberi heading tanpa
menggunakan teks
69
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
▪ Transportasi Darat
Point: Terminal Penumpang, Terminal
Barang, Jembatan, Jembatan Timbang, Halte,
Stasiun KA, Pelabuhan Sungai & Danau,
Pelabuhan Penyeberangan
Polyline: Jaringan Jalan Umum, Jaringan Jalan
Khusus, Jaringan Jalan Tol, Jaringan Jalur KA,
Lintas Penyeberangan, Alur Pelayaran Sungai
& Danau
▪ Transportasi Laut
Point: Pelabuhan Laut, Pelabuhan Perikanan,
Pangkalan Pendaratan Ikan, Terminal Umum,
Terminal Khusus
Polyline: Alur Pelayaran Laut
▪ Transportasi Udara
Point: Bandar Udara
Polyline: -
70
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
71
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
Menggunakan ‘description’ (2)
5 6
(3) Memberi informasi kode
kawasan atau subzona pada peta
pola ruang
Keterangan
Cara memunculkan kode pola
ruang tanpa menggunakan teks
72
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
Cara menerapkan simbologi menggunakan ‘match symbols’ (1)
Klik kanan pada layer Pola Ruang > properties > symbology > categories > match to symbols
in a style > Browse
73
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
Cara menerapkan simbologi menggunakan ‘match symbols’
(2)
Pilih style Peraturan Menteri ATR/BPN No. 14/2021 > open
74
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
Metode Pengerjaan (1):
”Add Values” digunakan pada ketentuan khusus dengan field isian bebas
75
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
Metode Pengerjaan (2):
1. Mengisi value sesuai dengan nama ketentuan yang tertulis dalam atribut
2. Klik ‘Add to List’ 🡪 Klik nama ketentuan yang telah didaftarkan 🡪 OK
3. Nama ketentuan yang didaftarkan akan masuk sebagai simbol. Apabila nama
yang didaftarkan salah, maka simbol tidak muncul di muka peta
(5) Ketentuan khusus dengan field
4. Pewarnaan simbol diatur secara manual sesuai dengan aturan yang berlaku
isian bebas
1 2 4
76
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
Cara meminimalisir kesalahan nama ketentuan khusus:
1. Klik kanan pada layer, pilih ‘Open Attribute table’ 🡪 Klik ‘Select by Attributes’
🡪 Pilih field “KRB_03”
2. Klik “Get Unique Values”, bisa terlihat bermacam mutasi jenis KRB
3. Klik dua kali pada salah satu jenis KRB 🡪 Copy paste ke notepad
(5) Ketentuan khusus dengan field
isian bebas
2
77
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
Contoh tampilan informasi tepi peta
Ketentuan Khusus Kawasan Rawan Bencana
78
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
Kawasan holding zone tidak bisa secara otomatis diatur menggunakan Match
Symbols, maka dapat menggunakan fungsi Add Values 1
79
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
80
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
82
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
Apabila tidak diatur dalam peraturan
• Bersifat sebagai unsur dasar
83
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
Apabila tidak diatur dalam peraturan
• Bersifat sebagai unsur dasar
84
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
• Peletakkan simbol
Keterangan
Perbedaan simbol garis pantai dapat
terjadi, jika garis pantai berdasarkan
data BIG tidak sama dengan garis
pantai yang direncanakan oleh
daerah
85
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
Label notasi wilayah perencanaan dibuat dalam format berikut dengan separator
titik
86
a Simbolisasi;
1) Mengecek kesesuaian muka peta dan tepi peta
2) Penyajian peta ketentuan khusus KRB per tema
3) Penyajian peta Struktur Ruang per Jaringan
b Unsur Dasar;
1) Memberi label toponimi pada area laut
2) Memberi label toponimi pada wilayah administrasi
Informasi 3) Garis pantai
4) Ibukota administrasi
Muka Peta 5) Batas adminstrasi
c Notasi Peta;
1) Menampilkan kode subzona atau Kawasan
2) Pengecualian tampilan kode subzona BA dan BJ
3) Menampilkan TPZ
d Koordinat (Grid Peta dan Gratikul); dan
1) Proyeksi dan Grid
2) Memberi label satuan grid geografis dan UTM
e Inset Peta.
87
Simbolisasi
Apa yang muncul di muka peta, harus tertera di keterangan tepi peta. Begitu pula
sebaliknya.
Jenis kesalahan:
1. Ada di muka peta – Tidak ada di keterangan tepi peta
1. Mengecek kesesuaian muka Penyebab: Layer sudah diaktifkan, namun tidak dimasukkan dalam legenda
peta dan tepi peta
88
Simbolisasi
Titik Kumpul
belum tertera
pada informasi
tepi peta
89
Simbolisasi
90
Simbolisasi
91
Simbolisasi
PETA KETENTUAN KHUSUS RENCANA POLA RUANG KAWASAN RAWAN BENCANA BANJIR
92
Simbolisasi
93
Simbolisasi
94
Simbolisasi
95
Simbolisasi
96
Simbolisasi
Contoh informasi yang tampil pada muka peta dan keterangan tepi peta
Berikut Peta Rencana Struktur Ruang Rencana Jaringan Energi, yang memuat
3. Penyajian peta Struktur Ruang
per Jaringan
informasi jaringan yang berbentuk garis dan titik.
Catatan:
• Jaringan jalan dimunculkan
hanya pada peta struktur ruang
rencana jaringan transportasi
dan peta rencana struktur ruang
(gabungan).
• Poligon badan jalan tidak perlu
ditampilkan pada peta rencana
struktur ruang.
97
Unsur Dasar
(1)
1. Memberi label toponimi pada
area laut
2. Garis pantai
3. Ibukota administrasi
4. Batas adminstrasi
5. Memberi label toponimi pada
wilayah administrasi
98
Notasi Peta
1. Menampilkan kode Klik kanan pada layer Pola Ruang 🡪 Properties 🡪 Labels 🡪 Centang ‘Label
subzona atau kode features in this layer’ 🡪 Method : ‘Label all the features the same way’ 🡪 Label
kawasan Field : ‘Kode Sub-Zona’ 🡪 OK
1
Tampilan kode
subzona atau
kode kawasan
99
Notasi Peta
Apabila BA (Badan Air) dan BJ (Badan Jalan) tidak diatur dalam peraturan, maka
label kode subzona atau kawasan tersebut tidak ditampilkan pada muka peta.
2. Pengecualian tampilan
kode subzona BA dan BJ
Klik kanan pada layer Pola Ruang 🡪 Labels 🡪 Method: Define classes of
features and label each class differently 🡪 SQL Query
1
Keterangan:
Kasus kode BA dan BJ tidak ditampilkan
karena tidak diatur sebagai unsur rencana
100
Notasi Peta
Keterangan:
Kasus kode BA dan BJ tidak ditampilkan
karena tidak diatur dalam unsur rencana
NOT KODSZN = ‘31010000’ AND NOT KODSZN =
‘32010000’
101
Notasi Peta
102
Notasi Peta
103
Koordinat (Grid Peta
dan Gratikul)
• Proyeksi muka peta harus diatur menggunakan Geographic: WGS
1984 menggunakan cara berikut:
Atau
Keterangan:
Untuk isian keterangan proyeksi
dapat mengikuti data dan layer yang • Proyeksi CEA hanya digunakan saat perhitungan luas, setelahnya harus
digunakan dalam proses pembuatan dikembalikan ke Geographic: WGS 1984 sesuai dengan proyeksi gdb
peta.
104
Koordinat
(Grid Peta dan Gratikul)
Grid muka peta harus diatur sesuai dengan keterangan yang ada pada tepi
peta, dengan cara berikut:
1. Proyeksi dan Grid View 🡪 Layout View 🡪 Klik kanan pada muka peta 🡪
Properties 🡪 Grids 🡪 Measured Grid 🡪 Properties… 🡪
System 🡪 Use another coordinate system 🡪
Properties… 🡪 Pilih Projected dan sesuaikan dengan
zona UTM masing-masing daerah 🡪 Pastikan zona
UTM yang digunakan pada grid, sama dengan yang
Keterangan: tertera pada tepi peta
Untuk isian keterangan proyeksi
dapat mengikuti data dan layer yang
digunakan dalam proses pembuatan
peta
105
Koordinat (Grid Peta
dan Gratikul)
Keterangan
Geografis : LU, LS, dan BT
UTM : mT (easting) dan mU (northing)
CEA : m (apabila di bagian selatan
khatulistiwa pakai tanda minus di depan angka)
106
Inset Peta
PETA UTAMA
INSET PETA
107
Inset Peta
Langkah-langkah membuat
Inset Peta
C
3 B
Langkah-langkah membuat D
Inset Peta
A. Masukan semua layer yang ada pada peta utama dan sesuaikan
cakupan wilayahnya
B. Tambahkan grid dan notasi
C. Tambahkan keterangan “INSET PETA”
D. Tambahkan Skala Garis & Angka
109
Implementasi
Metadata
Metadata merupakan informasi dalam bentuk struktur dan format yang
baku untuk menggambarkan data, menjelaskan data, serta
memudahkan pencarian, penggunaan, dan pengelolaan informasi data
(Perpres No. 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia)
110
Persiapan Implementasi Metadata
1. Buka perangkat lunak ArcCatalog 3. Maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini
1. Pilih feature class yang akan diisi metadatanya. Maka akan muncul tampilan seperti ini
112
3. Buka spreadsheet standar pengisian metadata rencana
tata ruang di laman: https://bit.ly/metadata_tataruang
Contoh pengimplementasian
113
4. Setelah semua kolom yang ditentukan
terisi, kemudian pilih save.
Data
Terimplementasi 114
5. Export Metadata
116
Import
6. Import
Metadata
Metadata
keke
Data
Data
Baru
Baru
(2)
d. Setelah proses import selesai, edit kembali isian metadata e. Sesuaikan beberapa isian berdasarkan jenis
pada feature class tersebut. data dengan mengacu pada kolom Import dalam
spreadsheet standar pengisian metadata
f. Lakukan sampai semua kolom terisi sesuai dengan standar yang ada. Ulangi langkah import
data sampai semua feature class dalam satu gdb RTR terisi metadatanya.
117
Tautan Bahan Paparan
Terima Kasih
Studio Peta, Direktorat Jenderal Tata Ruang
Kementerian ATR/BPN
https://s.id/BahanRapatToTTernate202
3
118
@DitjenTataRuangID @ditjentataruang @DitjenTataRuangID tataruang.atr-bpn.go.id gistaru.atrbpn.go.id/rtronline
Topologi Poligon
Error topologi berulang
Contoh error: 2
119
Topologi Poligon
Error topologi berulang
120
Topologi Poligon
Error topology berulang
121
Topologi Poligon
Error topology berulang
122
Union Data Polygon
Menentukan batas wilayah
A
Nilai Minus pada FID B
(Area WP tidak termasuk hutan)
123
Union Data Polygon
Menentukan batas wilayah
Contoh kasus: Menyesuaikan batas WP dengan Data Kehutanan
Contoh:
Batas Wilayah Perencanaan
(A) tidak sama dengan Batas
Kehutanan (B)
B
124
Union Data Polygon
Menentukan batas wilayah
Contoh kasus: Menyesuaikan batas WP dengan Data Kehutanan
A 1. Select Nilai Minus pada
FID A
2. Gabung dengan tool
eliminate
Contoh:
Batas Wilayah Perencanaan B
(A) tidak sama dengan Batas
Kehutanan (B) 1. Select Nilai Minus pada
FID A
2. Gabung dengan tool
eliminate
B 3. Delete Nilai Minus pada
FID B
125