Anda di halaman 1dari 125

Penyusunan Basis Data,

Metadata dan Penyajian Peta


Rencana Tata Ruang

Jakarta, 3 Agustus 2023

copyright ⓒ 2023 Studio Peta


Muatan Dalam Catatan Pengecekan RTR

Hal yang Perlu Diperhatikan

Ketentuan Umum Pengecekan 1. Data Perda/Perkada yang dapat masuk ke dalam sistem (GISTARU), harus
Persetujuan Substansi (Persub) Studio Peta merupakan data spasial (.gdb) yang sesuai dengan dokumen legal
2. Dokumen legal yang dimaksud berupa batang tubuh dan lampiran, seperti ITBX,
1. Pengecekan dilakukan oleh Studio Peta secara Peta Pola Ruang, Peta Struktur Ruang, Peta Ketentuan Khusus dan lampiran
menyeluruh pada data Linsek sebanyak 1 (satu)
kali yang dikirimkan oleh Subdit melalui email lainnya dalam bentuk .jpeg/.pdf yang minimal bertanda tangan basah atau
studiopeta.djtr@gmail.com bertanda tangan basah disertai cap basah di setiap kolom tanda tangan
2. Kelengkapan dan ketentuan pengecekan oleh 3. Setiap lampiran dokumen legal harus dinyatakan terlampir di dalam batang
Studio Peta dilakukan berdasarkan muatan tubuh
dalam lembar kendali yang sudah diberikan
kepada Subdit 4. Setiap ketentuan khusus yang diatur di dalam batang tubuh harus dimuat
3. Data RDTR yang telah mendapatkan persetujuan dalam lampiran batang tubuh berupa Peta Ketentuan Khusus yang bertanda
oleh Subdit dapat dikirimkan langsung ke email tangan basah
timdatin.djtr@gmail.com untuk uji titik 5. Tidak boleh terdapat perbedaan muatan antara batang tubuh dengan lampiran
peta
6. Berita acara kesepakatan tidak dapat menggantikan dokumen legal peraturan
perundang-undangan

2
Lembar Kendali Dan Catatan Pengecekan

Contoh Lembar Kendali RDTR (.xlsx) Catatan Pengecekan(.docx)

Lembar Kendali merupakan acuan yang digunakan oleh supervisi untuk monitoring dalam
perbaikan penyusunan Rencana Tata Ruang, yang dilengkapi dengan Catatan Pengecekan
untuk mendetailkan poin-poin yang belum lengkap atau belum sesuai dalam checklist lembar
kendali. 3
Kelengkapan Data (1)

Berdasarkan Permen ATR/KBPN No 14 Tahun 2021,


penyimpanan file peta RTRW Provinsi, Kabupaten, dan 2
Kota dan RDTR Kabupaten/Kota meliputi:
1
1. Geodatabase rencana tata ruang
2. Data pendukung untuk layout peta rencana
3. Layout peta rencana dalam format .MXD 3
4. Album peta rencana dalam format .PDF/.JPEG/.JPG
5. Peta sistem perkotaan dan peta per sistem jaringan 4
prasarana
6. Dokumen batang tubuh dalam format .docx/ .doc/
.PDF
7. Status asistensi peta dasar dengan BIG dalam 7
penyusunan RDTR

4
Kelengkapan Data (2)

5. Peta sistem perkotaan dan peta per sistem


jaringan prasarana

5
Muatan Pengerjaan RTR

I. BASIS DATA II. PENYAJIAN PETA III. METADATA

6
I. BASIS DATA

5. Load 7. Pengisian
1. Topologi 3. Slivers Geodatabase
Data
4.
Penyesuaian
2. Union 6. Penamaan
Cakupan
Data Geodatabase
Data
Rencana

TAHAPAN PENGERJAAN BASIS DATA

7
Proses ini bertujuan untuk mengoreksi
1. Topologi error yang dapat mengurangi kualitas data
spasial Pola Ruang dan Struktur Ruang.

8
Topologi

1. Melakukan perbaikan topology:


a) Geometri poligon aturan yang
digunakan adalah must not overlap
dan must not have gaps
b) Geometri garis aturan yang
digunakan adalah must not overlap,
must not self-overlap, dan must not
have dangles
a)

b)

9
Topologi Poligon

1. Melakukan perbaikan
topology Poligon:
a) Geometri Poligon
aturan yang digunakan
adalah must not
overlap dan must not
have gaps

10
Topologi Poligon
1 must not overlap

1. Melakukan perbaikan
topology Poligon:
a) Geometri Poligon
aturan yang digunakan
adalah must not
overlap dan must not
have gaps

Merge Poligon dengan


memilih salah satu
peruntukan pola ruang yang
sesuai

11
Topologi Poligon
2 must not have gaps

1. Melakukan perbaikan
topology Poligon:
a) Geometri Poligon
aturan yang digunakan
adalah must not
overlap dan must not
have gaps

Hasil create feature adalah


Poligon baru

12
Topologi Poligon
2 must not have gaps

1. Melakukan perbaikan
topology Poligon:
a) Geometri Poligon
aturan yang digunakan
adalah must not
overlap dan must not
have gaps

Hasil Poligon baru dapat di merge


pada Poligon terdekat

13
Topologi Garis

1. Melakukan perbaikan 2
topologi garis:
b) Geometri garis aturan
yang digunakan adalah
must not overlap, must
not self-overlap, dan must
not have dangles 3

14
Topologi Garis
1 must not overlap

1. Melakukan perbaikan
topologi garis:
b) Geometri garis aturan
yang digunakan adalah
must not overlap, must
not self-overlap, dan must
not have dangles

Substract garis dengan memilih salah


satu peruntukan garis yang tidak sesuai

15
Topologi Garis
2 must not self-overlap

1. Melakukan perbaikan
topologi garis:
b) Geometri garis aturan
yang digunakan adalah
must not overlap, must
not self-overlap, dan must
not have dangles

Simplify garis pada error must not self-


overlap

16
Topologi Garis
3 must not have dangles

1. Melakukan perbaikan
topologi garis: Trim garis apabila lebih dari pertemuan
b) Geometri garis aturan atau perpotongan garis
yang digunakan adalah
must not overlap, must
not self-overlap, dan must
not have dangles

Extend garis apabila kurang


dari pertemuan atau
perpotongan garis

17
Topologi Garis
3 must not have dangles

1. Melakukan perbaikan
topologi garis:
b) Geometri garis aturan
yang digunakan adalah
must not overlap, must
not self-overlap, dan must
not have dangles

Mark as Exception digunakan apabila error topologi berada


pada ujung garis atau merupakan garis yang terpotong
batas administrasi/perencanaan

18
Proses ini bertujuan untuk menggabungkan
2. Union beberapa data atau informasi untuk menjadi
Data data baru, seperti menggabungkan data batas
wilayah perencanaan dengan batas wilayah
administrasi

19
Union Data Poligon
Cara melakukan union:
Klik Geoprocessing 🡪 Union 🡪 Masukan data-data yang ingin
disatukan 🡪 Pilih direktori penyimpanan 🡪 Klik OK

Melakukan Union Data 2


Polygon 3
1

AB

20
Union Data Poligon

A Nilai Minus pada FID B


(Area WP tidak memiliki LP2B)
Contoh:
Batas Wilayah Perencanaan Tidak Memiliki Minus
(A) tidak sama dengan Batas (Area LP2B di dalam WP)
LP2B (B)

Nilai Minus pada FID A


(Area LP2B di luar WP)
B

Menghapus informasi di luar WP, yaitu nilai minus di FID_A

21
Union Data Poligon

Hasil union data


Batas Wilayah Perencanaan yang memiliki informasi tambahan
ketentuan khusus
Contoh:
Batas Wilayah Perencanaan A Nilai Minus pada FID B
(A)
(Area WP tidak memiliki LP2B)

Tidak Memiliki Minus


(Area LP2B di dalam WP)

22
Proses ini bertujuan untuk mengidentifikasi
3. Slivers objek yang tidak memenuhi luas minimum
pemetaan yang telah ditentukan.

23
Luas Kegiatan/Objek yang Wajib Tergambar Menjadi Sebuah Kawasan/Zona
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR Kabupaten/kota
1:250.000 1:50.000 1:25.000 skala 1:5.000

1.250 m x 1.250 m = 250 m x 250 m = 125 m x 125 m = 15.625 m2 25 m x 25 m = 625 m2


1.562.500 m2 62.500 m2
15.625 m2 = 1,5625 ha
1.562.500 m2 = 156,25 ha 62.500 m2 = 6,25 ha 625 m2 = 0,0625 ha

Luas Kegiatan/Objek Penggambaran Minimal yang Dapat Tergambar

RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR Kabupaten/kota


1:250.000 1:50.000 1:25.000 skala 1:5.000

250 m x 250 m = 50 m x 50 m = 2.500 m2 25 m x 25 m = 625 m2 5 m x 5 m = 25 m2


62.500 m2
2.500 m2 = 0,25 ha
62.500 m2 = 6,25 ha 625 m2 = 0,0625 ha 25 m2 = 0,0025 ha
24
Luasan Standar Penggambaran

1) Luas kegiatan/objek yang wajib tergambar 2) Jika luas kegiatan/objek kurang dari poin satu, maka
menjadi sebuah kawasan pada pola ruang sub- batasan luas minimal kegiatan/objek yang bisa
zona pada pola ruang RDTR dengan ketelitian tergambar menjadi kawasan pada pola ruang sub-
kartografis sebesar 0,5 cm memiliki uraian 25 m x zona pada pola ruang RDTR dengan ketelitian
25 m = 625 m2 = 0,0625 ha geometris minimal 0,1 cm memiliki uraian 5 m x 5 m
= 25 m2 = 0,0025 ha

Contoh ilustrasi Pada RDTR terdapat SPU Skala RW (SPU-4) memiliki luas 36 m2 = 0,0036 Ha
25
Geometri Poligon, Garis dan Titik

Pengambaran objek pada peta didasarkan pada tingkat ketelitian yang mengacu pada tingkat ketelitian peta
dasar yang digunakan, tidak terkecuali pada peta rencana tata ruang. Dikarenakan objek pada peta Rencana Tata
Ruang merupakan hasil analisis dari berbagai peta tematik, maka objek Poligon terkecil yang dapat digunakan
atau digambar menurut kaidah kartograsi minimal merupakan agregasi dari 4 satual pixel ketelitian peta dasar.
Merujuk pada hal tersebut, maka aturan penggambaran pada peta rencana detail tata ruang (RDTR) dengan skala
1:5.000 (ketelitian 0,1 cm) digabarkan adalah sebagai berikut:

• Poligon : 1 skala x 1 skala


• Garis : 1/2 skala x 1 skala
• Titik : 1/2 skala x 1/2 skala

Khusus untuk RTH Jalur Hijau, Badar Air dan Badan Jalan, dikarenakan unsur tersebut sama dengan peta dasar,
maka ukuran lebar minimal yang dapat digunakan untuk pengambaran objek tersebut adalah 1/2 skala.

26
Menghitung Slivers

• Mengatur sistem
koordinat menjadi
Cyndrical Equal Area atau 2
CEA (1,2,3,4,5)

1 3

27
Menghitung Slivers

• Mengatur sistem
koordinat menjadi
Cyndrical Equal Area atau
CEA (1,2,3,4,5)

• Siapkan data Pola Ruang 7


lalu di dissolve pada Nama
Objek saja (6,7)

• Hasil dissolve diselect


kemudian diexplode (8)
6

28
Menghitung Slivers

• Mengatur sistem
koordinat menjadi 1
Cyndrical Equal Area atau
9
1
CEA (1,2,3,4,5)

• Siapkan data Pola Ruang


lalu di dissolve pada Nama
Objek saja (6,7)

• Hasil dissolve diselect


kemudian diexplode (8)

• Selanjutnya dibuat field


baru dengan nama Luas 10
pada atribut table
(9,10,11,12)
12

29
Menghitung Slivers

• Mengatur sistem
koordinat menjadi 13
Cyndrical Equal Area atau
CEA (1,2,3,4,5)
14
• Siapkan data Pola Ruang
lalu di dissolve pada Nama
Objek saja (6,7)

• Hasil dissolve diselect


kemudian diexplode (8)

• Selanjutnya dibuat field


baru dengan nama Luas
pada attribute table
(9,10,11,12)

• Tabel Luas menggunakan


15
satuan Hektar (13,14,15)

30
Menghitung Slivers

• Mengatur sistem
koordinat menjadi
Cyndrical Equal Area atau
CEA (1,2,3,4,5) 16
• Siapkan data Pola Ruang
lalu di dissolve pada Nama
Objek saja (6,7)
Apabila nilai luasan objek kurang dari
minimal yang dapat tergambar maka
• Hasil dissolve diselect dianggap sebagai slivers
kemudian diexplode (8)

• Selanjutnya dibuat field


baru dengan nama Luas
pada attribute table
(9,10,11,12)

• Tabel Luas menggunakan


Catatan: poligon yang teridentifikasi sebagai slivers, perlu digeneralisasi dengan poligon di sekitarnya.
satuan Hektar (13,14,15) Adapun keputusan poligon yang tergeneralisasi dikembalikan kepada penyusun.

• Cek Poligon slivers (16)


31
4. Proses ini dilakukan untuk memastikan
Penyesuaian seluruh data Pola Ruang dan Struktur Ruang
Cakupan berada dalam WP. Hal ini dikarenakan RTR
Data hanya boleh mengatur objek dan kegiatan di
Rencana dalam WP (sesuai kewenangannya).

32
Penyesuaian Cakupan
Data Rencana

4. Data yang berada di luar


perencanaan

Rencana Tata Ruang hanya boleh


mengatur perencanaan yang berada
di dalam WP.

Untuk mengetahui ada tidaknya data


yang berada di luar dapat
menggunakan tool erase, dan untuk
mengambil data yang berada di
Hasil Erase
dalam WP dapat menggunakan tool
clip

Catatan:
Rencana tata ruang yang berada di
laut tetap diperbolehkan dibuat,
selama masih masuk kedalam area
pengelolaan administrasi daerah.
Contoh: Reklamasi, kabel laut
Hasil Clip

33
Load data ditujukan untuk mengubah
5. Load
format data agar sesuai standar dalam
Data bentuk geodatabase.

34
Load Data

1. Gunakan database standar data yang terdapat pada tautan


http://bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR
2. Klik kanan pada feature dataset, pilih load, dan kemudian pilih load data

Load data digunakan agar


pemindahan field yang akan 1
digunakan dari satu feature
data ke feature data lain tidak
mengalami perubahan
bentukan 2

35
Load Data

1. Gunakan database standar data yang terdapat pada tautan


http://bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR
2. Klik kanan pada feature dataset, pilih load, dan kemudian pilih load data
3. Klik next, pilih simbol folder, lalu pilih data, kemudian klik open

Load data digunakan agar


pemindahan field yang akan
digunakan dari satu feature
data ke feature data lain tidak
mengalami perubahan
bentukan
3

36
Load Data

1. Gunakan database standar data yang terdapat pada tautan


http://bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR
2. Klik kanan pada feature dataset, pilih load, dan kemudian pilih load data
3. Klik next, pilih simbol folder, lalu pilih data, kemudian klik open
4. Klik add, kemudian next
Load data digunakan agar
5. Pilih “I do not want load all Feature …,” kemudian klik next
pemindahan field yang akan
digunakan dari satu feature
data ke feature data lain tidak
mengalami perubahan 4 5
bentukan

37
Load Data

1. Gunakan database standar data yang terdapat pada tautan


http://bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR
2. Klik kanan pada feature dataset, pilih load, dan kemudian pilih load data
3. Klik next, pilih simbol folder, lalu pilih data, kemudian klik open
4. Klik add, kemudian next
Load data digunakan agar
5. Pilih “I do not want load all Feature …,” kemudian klik next
pemindahan field yang akan
digunakan dari satu feature
6. Cocokan Field yang ada, kemudian klik next
data ke feature data lain tidak 7. Pilih “Load all of the source data,” kemudian klik next, lalu finish
mengalami perubahan
bentukan
6

38
Penyeragaman format penamaan pada geodatabase
(.gdb) dimaksudkan untuk memudahkan proses integrasi
6. Penamaan
Geodatabase data RTR daerah kedalam sistem GISTARU yang saat ini
digunakan sebagai landasan dasar dalam perizinan
(sistem OSS) di Indonesia.

39
Penamaan .gdb
Penamaan GDB yaitu _[Kode Wilayah]_[Nama RTR]_[Tahun]
Contoh

6. Kesesuaian geodatabase
rencana tata ruang dengan
Permen ATR/ Kepala BPN No.
14 Tahun 2021 (termuat dalam Penamaan Set Data Fitur Pola Ruang yaitu _[Kode Wilayah]_[Skala Peta]_[Jenis
tautan Rencana]_[Nama RTR]_[Tahun]
bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR
) Contoh
a) GDB Permen ATR/ Kepala
BPN No. 14 Tahun 2021
b) Penamaan Set Data Fitur
dan Kelas Fitur Penamaan Set Data Fitur Struktur Ruang yaitu _[Kode Wilayah]_[Skala Peta]_[Jenis

Penamaan selalu disesuaikan Rencana]_[Nama Unsur Rencana Struktur Ruang]_[Nama RTR]_[Tahun]


dengan kode Kemendagri, dan Contoh
untuk nama RTR sesuai dengan
produk legal (Batang Tubuh)

40
Penamaan .gdb

• Penamaan Kelas Fitur Pola Ruang yaitu _[Kode Wilayah]_[Skala Peta]_[Bentuk


Geometri]_[Jenis Rencana]_[Nama RDTR]_[Tahun]
6. Kesesuaian geodatabase
rencana tata ruang dengan • Penamaan Kelas Fitur Struktur Ruang yaitu _[Kode Wilayah]_[Skala Peta]_[Bentuk
Permen ATR/ Kepala BPN No.
Geometri]_ [Jenis Rencana]_[Nama Unsur]_[Nama RDTR]_[Tahun]
14 Tahun 2021 (termuat dalam
tautan
bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR Contoh
)
a) GDB Permen ATR/ Kepala
BPN No. 14 Tahun 2021
b) Penamaan Set Data Fitur
dan Kelas Fitur

Penamaan selalu disesuaikan


dengan kode Kemendagri, dan
untuk nama RTR sesuai dengan
produk legal (Batang Tubuh)

41
Pengisian geodatabase RTR didasarkan pada Permen
ATR/KBPN No.14 Tahun 2021 yang meliputi: Pengisian
nomenklatur nama objek; Pengisian nomenklatur
7. Pengisian klasifikasi turunan unsur; Pengisian Kode WP, SWP, BLOK,
Geodatabase SUB-BLOK; Pengisian Wilayah Administrasi; Pengisian
Ketentuan Khusus; Pengisian Luas Dalam Satuan Hektar;
Pengisian TPZ; Pengisian Sumber Data dan Pengisian
Catatan.

42
7. Mengikuti Penamaan Geodatabase
dan Pengisian Atribut
a b c d
PENGISIAN WILAYAH ADMINISTRASI
NOMENKLATUR PADA KLASIFIKASI PENGISIAN KODE WP, SWP, BLOK, SUB-
NOMENKLATUR PADA NAMA OBJEK (KABUPATEN/KOTA, KECAMATAN, DAN
TURUNAN UNSUR BLOK (JIKA ADA)
KELURAHAN/DESA)
Wilayah Administrasi
Nama Zona Pola Ruang Kode WP Romawi
Sama dengan klasifikasi Provinsi
lampiran Permen 14
turunan unsur terakhir Wilayah Administrasi
Kode Zona halaman 151-166 Kode Sub-WP Huruf Kapital
Kabupaten/Kota Diawali dengan Nama
Nama Objek
Nama Sub-Zona untuk Wilayah Administrasi Tingkat Administrasi
Nama Sub-Zona Struktur Ruang lampiran Kode Blok Angka
Pola Ruang atau Ordo 4 Kecamatan
Permen 14 halaman 189-
untuk Struktur Ruang Wilayah Administrasi
Kode Sub-Zona 198 Kode Sub-Blok Huruf Kapital/Tidak Ada
Kelurahan/Desa
e g
PENGISIAN KETENTUAN KHUSUS PENGISIAN CATATAN
Kawasan Keselamatan
Klasifikasi KKOP/ Kawasan Cagar Kawasan Migrasi Diisi sesuai dengan
Operasi Penerbangan Isian Bebas/Tidak Ada Ada/Tidak Ada Catatan
Tidak Ada Budaya Satwa kebutuhan daerah
(KKOP)
Lahan Pertanian
LP2B/LCP2B/
Pangan Berkelanjutan Kawasan Resapan Air Ada/Tidak Ada Ruang Dalam Bumi Ada/Tidak Ada h
Tidak Ada
(LP2B)
Klasifikasi dan Tingkat Klasifikasi Sempadan/ PENGISIAN LUAS DALAM SATUAN
Kawasan Rawan Bencana Kawasan Sempadan f
Bencana/Tidak Ada Tidak Ada HEKTAR
Dihitung ulang dalam ha
Kawasan Berorientasi Kawasan Pertahanan dan menggunakan
Ada/Tidak Ada Ada/Tidak Ada PENGISIAN TPZ Luas Area
Transit (TOD) Keamanan (Cylindrical Equal Area -
World)
Tempat Evakuasi
Tempat Evakuasi Akhir/Tempat Evakuasi Klasifikasi Kawasan i
Kawasan Karst
Bencana Sementara/ Karst/Ada/Tidak Ada
Teknik Pengaturan Lihat lampiran Permen
Tidak Ada PENGISIAN SUMBER DATA
Zonasi 14 halaman 44-47
Klasifikasi
Kawasan Pertambangan Diisi menggunakan asal
Pusat Penelitian Isian Bebas/Tidak Ada Pertambangan/Ada/ Sumber Data 43 data
Mineral dan Batubara dan tahun
Tidak Ada
Pengisian .gdb

Pengisian atribut orde, zona, dan subzona, memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

7. Mengikuti Penamaan
Geodatabase dan Pengisian
Atribut

Poin a
Pengisian Nama Objek dan
Klasifikasi Turunan

Tabel kodefikasi:
http://bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR

• Untuk orde, zona, dan subzona, memiliki kodefikasi domain yang harus diisi sesuai dengan
kriteria pengkelasan domain

44
Pengisian .gdb

Metode Pengisian:

1 2 3
7. Mengikuti Penamaan
Geodatabase dan Pengisian
Atribut

Poin a Contoh nama objek yang terisi sama dengan nomenklatur


Pengisian Nama Objek dan Orde terakhir:
Klasifikasi Turunan

Catatan:
Nama Objek menerangkan
klasifikasi turunan unsur orde
terakhir pada RTRW maupun
RDTR sesuai skala rencana.
5 4

45
Pengisian .gdb

Pilih khusus pada kawasan holding zone, kode subzona diisi secara manual tanpa menggunakan
domain
7. Mengikuti Penamaan
Geodatabase dan Pengisian 1
Atribut

Poin b
Pengisian Pengisian holding
zone

Pengisian Nama Objek menggunakan nama hutannya, serta pengisian


Kode Sub-Zona juga menggunakan kode hutan yang di holding zone.
Contoh Pengisian:

3 2

46
Pengisian .gdb

Metode Pengisian:
1 2 3
7. Mengikuti Penamaan
Geodatabase dan Pengisian
Atribut

Poin c
Pengisian atribut WP

Adapun contoh WP yang sudah diisi:


WP = I, II, III, dst
SWP = A, B, C, D, dst
Blok = 1, 2, 3, 4, dst
Subblok = A, B, C, D, dst
4

47
Pengisian .gdb

Metode Pengisian:

1 2 3
7. Mengikuti Penamaan
Geodatabase dan Pengisian
Atribut

Poin d
Pengisian atribut Admin
Pengisian atribut nama administrasi harus disertai dengan tingkatan
Administrasinya, misalnya Provinsi XXX, Kabupaten XXX, Kecamatan XXX,
Desa XXX, atau Kelurahan XXX.

Adapun contoh atribut admin yang sudah diisi: 5


Catatan:
Pengisian nama administrasi dapat diganti
mengikuti penamaan lokal,
contoh: Kecamatan diganti Kapanewon di
Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini hanya
boleh dilakukan jika sudah diatur/diakui
oleh SK Kemendagri.
4

48
Pengisian .gdb

Pengisian atribut ketentuan khusus memperhatikan ketentuan sebagai berikut:


No Tingkat RTR Jenis Ketentuan Khusus Bentuk Isian
1 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN (KKOP) Dengan kodefikasi
7. Mengikuti Penamaan 2 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota KAWASAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN (KP2B) Dengan kodefikasi
Geodatabase dan Pengisian 3 RDTR LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN (LP2B) Dengan kodefikasi
Atribut 4 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN RAWAN BENCANA (KRB) Isian Bebas
5 RDTR KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT (TOD) Dengan kodefikasi
6 RDTR TEMPAT EVAKUASI BENCANA (TEB) Dengan kodefikasi
Poin e 7 RDTR PUSAT PENELITIAN (PUSLIT) Isian Bebas
Pengisian atribut ketentuan 8 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN CAGAR BUDAYA (CAGBUD) Isian Bebas
9 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN RESAPAN AIR (RESAIR) Dengan kodefikasi
khusus 10 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN SEMPADAN (KSMPDN) Dengan kodefikasi
11 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN (HANKAM) Dengan kodefikasi
12 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN KARST (KKARST) Dengan kodefikasi
13 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA (PTBGMB) Dengan kodefikasi
14 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN MIGRASI SATWA (MGRSAT) Dengan kodefikasi
15 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR RUANG DALAM BUMI (RDBUMI) Dengan kodefikasi
16 RTRW Provinsi DAERAH LINGKUNGAN KEPENTINGAN PELABUHAN (DLKPEL) Dengan kodefikasi
17 RTRW Provinsi BAGAN PEMISAH ALUR (BPALUR) Dengan kodefikasi
18 RTRW Provinsi KAWASAN PERLINDUNGAN EKOSISTEM LAUT (KPEKLT) Dengan kodefikasi
19 RTRW Provinsi AREA PERJANJIAN KERJA SAMA INTERNASIONAL (APKINT) Dengan kodefikasi

• Untuk jenis ketentuan khusus yang memiliki kodefikasi domain harus diisi sesuai dengan kriteria
pengkelasan domain
• Untuk jenis ketentuan khusus isian bebas dapat diisi secara manual tanpa kode sesuai dengan ketentuan.

49
Pengisian .gdb

Metode pengisian atribut ketentuan khusus dengan domain kodefikasi (1):


a. Dapat dilakukan dengan klik pada kolom atribut ketentuan khusus lalu memilih atribut yang sesuai
7. Mengikuti Penamaan
Geodatabase dan Pengisian
Atribut

Poin e
Pengisian atribut ketentuan 1
khusus

3
2

Tabel kodefikasi:
http://bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR

50
Pengisian .gdb

Metode pengisian atribut ketentuan khusus dengan domain kodefikasi (2):


b. Dapat dengan melakukan select attribute lalu mengisinya menggunakan field calculator.

7. Mengikuti Penamaan Pada kolom field calculator


Geodatabase dan Pengisian 1 2 dapat diisikan kode domain
Atribut yang sesuai. Kode domain
dapat dilihat pada table
kodefikasi yang termuat
Poin e dalam
Pengisian atribut ketentuan http://bit.ly/basisdataRTRW
khusus danRDTR

Tabel
kodefikasi

51
Pengisian .gdb

Metode pengisian atribut ketentuan khusus tanpa domain/isian bebas:


a. KRB
Ketentuan khusus KRB harus diisi sesuai dengan jenis dan tingkatan bencana yang terdapat pada daerah
tersebut. Pengisian ketentuan khusus KRB hanya diisikan pada kawasan/zona budi daya, Ruang Terbuka Hijau
7. Mengikuti Penamaan (RTH) dan perlindungan setempat. Hal ini dikarenakan kawasan lindung selain dari RTH dan perlindungan
Geodatabase dan Pengisian setempat seharusnya dalam penetapannya sudah memperhatikan jenis dan tingkatan bencana yang ada beserta
Atribut mitigasinya.
Contoh Isian Bebas:
Poin e • Rawan Bencana Banjir Tingkat Sedang, Rawan Bencana Gempa Bumi Tingkat Sedang
• Rawan Bencana Tsunami Tingkat Tinggi
Pengisian atribut ketentuan
khusus b. PUSLIT
Ketentuan khusus PUSLIT harus diisi apabila daerah tersebut dalam perencanaannya akan difungsikan sebagai
wilayah yang akan dipertahankan karena memberikan nilai dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan.
Contoh Isian Bebas:
• Plasma Nutfah
• Observatorium

c. CAGBUD
Ketentuan khusus CAGBUD harus diisi pada daerah yang dalam perencanaannya (Pola Ruang) memiliki fungsi
utama selain Cagar Budaya, namun memiliki SK cagar budaya atau memiliki fungsi cagar budaya yang perlu
dilestarikan sesuai dengan nilai-nilai pada daerah tersebut.
Contoh Isian Bebas:
• Kawasan Kota Tua
• Makam Kerajaan Majapahit
52
Pengisian .gdb

Menurut Permen ATR/BPN No.14 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Basis Data Dan Penyajian Peta
7. Mengikuti Penamaan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Dan Kota, Serta Peta Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten/Kota, Sumber data menerangkan asal sumber data dan tahun data diterbitkan misalnya “Dinas
Geodatabase dan Pengisian Perhubungan, 2019”, “Analisis RTRW, 2019”.
Atribut
Pengisian sumber data mengikuti format: sumber data, tahun penerbitan data. Pengisiannya dapat
Poin h dilakukan dengan field calculator. Adapun contoh pengisian data atributnya adalah sebagai berikut:
Pengisian sumber data

Sumber Data
Analisis RDTR, 2022
PT. Telkom, 2021; Analisis RDTR, 2022
Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2023 tentang RTRW Kabupaten Xxxxx
Dinas PUPR Kabupaten Tangerang, 2020
Catatan: Masterplan Kota Baru, 2021
Penulisan sumber data yang Peta Dasar BIG, 2020
berasal dari SK diperbolehkan PT. MRT, 2020
ditulis sesuai dengan Kementerian Perhubungan, 2021
penyebutan SK SK.5446/MENLHK-PKTL/ IPSDH/PLA.1/8/2021 tentang PIPPIB, PPKH, atau PPPKH
Baru pada Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut Tahun 2021 Periode II

53
Contoh Pengisian Geodatabase
Mengikuti Permen ATR/KPBN 14/2021

a b c d
PENGISIAN WILAYAH ADMINISTRASI
NOMENKLATUR PADA KLASIFIKASI PENGISIAN KODE WP, SWP, BLOK, SUB-
NOMENKLATUR PADA NAMA OBJEK (KABUPATEN/KOTA, KECAMATAN, DAN
TURUNAN UNSUR BLOK (JIKA ADA)
KELURAHAN/DESA)
Wilayah Administrasi
Nama Zona Zona Hutan Produksi Kode WP I Provinsi Aaa
Provinsi
Hutan Produksi yang Wilayah Administrasi
Kode Zona KHP Kode Sub-WP A Kabupaten Bbb
dapat Dikonversi/ Kabupaten/Kota
Nama Objek
Tempat Evakuasi Hutan Produksi yang Wilayah Administrasi
Nama Sub-Zona Kode Blok 2 Kecamatan Ccc
Sementara dapat Dikonversi Kecamatan
Wilayah Administrasi
Kode Sub-Zona HPK/PL-1 Kode Sub-Blok Tidak Ada Desa Ddd
Kelurahan/Desa
e g
PENGISIAN KETENTUAN KHUSUS PENGISIAN CATATAN
Kawasan Keselamatan
Kawasan Cagar Kawasan Migrasi
Operasi Penerbangan Tidak Ada Situs Megalitikum Tidak Ada Catatan Tidak Ada
Budaya Satwa
(KKOP)
Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan Tidak Ada Kawasan Resapan Air Tidak Ada Ruang Dalam Bumi Tidak Ada h
(LP2B)
Rawan Bencana Longsor PENGISIAN LUAS DALAM SATUAN
Kawasan Rawan Bencana Kawasan Sempadan Tidak Ada f
Tingkat Sedang HEKTAR
Kawasan Berorientasi Kawasan Pertahanan dan
Tidak Ada Tidak Ada PENGISIAN TPZ Luas Area 50
Transit (TOD) Keamanan

Tempat Evakuasi i
Tidak Ada Kawasan Karst Tidak Ada
Bencana Teknik Pengaturan
i,j
Zonasi PENGISIAN SUMBER DATA
Kawasan Pertambangan
Pusat Penelitian Tidak Ada Tidak Ada Sumber Data Hasil Analisis, 2022
Mineral dan Batubara
54
Penyajian Peta

Penyajian peta diterapkan dalam pembuatan peta cetak maupun peta


digital. Peta tersebut akan disertakan dalam bentuk lampiran sebagai
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari dokumen RTR

55
Penyajian Peta

b Informasi
c c Tepi Peta
d e a. nama dan logo;
f b. keterangan
lampiran peta
c. judul;
MUKA PETA a g d. arah mata angin;
a. simbolisasi; e. skala;
b. unsur dasar; b f. keterangan
c. notasi peta; proyeksi;
d. koordinat (grid g. diagram lokasi;
peta dan h. keterangan peta;
gratikul); dan i. sumber data dan
e. inset peta (jika h riwayat peta; dan
ada) j. tanda tangan.

d i
j

56
a Nama dan Logo (Cukup Jelas); f Keterangan Proyeksi;

b Keterangan Lampiran Peta; g Diagram Lokasi;


Informasi Tepi
Peta c Judul; h Keterangan Peta;

Sumber Data dan Riwayat Peta


d Arah Mata Angin (Cukup Jelas); i
(Cukup Jelas); dan

e Skala; j Tanda Tangan (Cukup Jelas)

57
Keterangan Lampiran Peta
terdapat beberapa bagian yang perlu diperhatikan, diantaranya:
Nama Keterangan Lampiran Peta pada file .PDF/.JPEG/.JPG Nama Keterangan Lampiran Peta pada Batang Tubuh
Pasal 3 ayat 5

Nama Keterangan Lampiran Peta pada file .MXD


Pasal 5 ayat 2

Pasal 6 ayat 4
Nama Keterangan Lampiran Peta pada Informasi Tepi Peta

Pasal 7 ayat 16

58
Judul Peta
terdapat beberapa bagian yang perlu diperhatikan, diantaranya:

Nama Judul Peta RTRW pada file .PDF/.JPEG/.JPG Nama Judul Peta RDTR pada file .PDF/.JPEG/.JPG

Nama Judul Peta RTRW pada file .MXD Nama Judul Peta RDTR pada file .MXD

Nama Judul Peta RTRW pada Informasi Tepi Peta Nama Judul Peta RDTR pada Informasi Tepi Peta

* RTRW menggunakan kata “SISTEM” * RDTR menggunakan kata “RENCANA” 59


Skala

Terdapat beberapa bagian yang perlu diperhatikan, diantaranya:

• Skala angka dibulatkan


Contoh skala angka dan/atau skala batang yang belum Contoh skala angka dan/atau skala batang yang sudah
dibulatkan dibulatkan

6,25

• Skala angka dan/atau skala batang tidak diperbolehkan di-convert to graphics

Pilihan convert to graphics


pada skala nominal dan skala
batang masih aktif, hal
tersebut menandakan objek
tidak di-convert to graphics

60
Skala

Poin e: Skala angka terdapat beberapa bagian yang perlu diperhatikan, diantaranya:

Untuk separator ribuan pada skala angka memakai tanda titik (.)
Untuk merubah tanda koma (,) menjadi titik (.) pada separator ribuan di windows 11 dapat dilakukan dengan
Cara : Windows > Settings > Time & language > Language & region > kemudian download dan install
Bahasa Indonesia menggunakan tool Add a language

61
Keterangan Proyeksi

Catatan:
Pada lokasi RTR yang berada
pada dua zona UTM atau lebih, 1
disarankan hanya
menggunakan sistem grid
geografis WGS 1984 saja. Hal
ini dikarenakan apabila hanya
menggunakan salah satu zona
UTM, maka wilayah di luar
zona UTM terpilih akan
berubah bentuk (warped).
atau 2
Namun, dipersilakan apabila
ingin menambahkan
penggunaan grid Cylindrical
Equal Area
Poin 1 digunakan apabila WP hanya terdapat pada 1 zona,
Poin 2 digunakan apabila WP terdapat pada 2 zona atau lebih

62
Diagram Lokasi

Contoh Kasus : 1 WP
Catatan:
Kotak lokasi yang dipetakan
harus sesuai dengan kotak
muka peta 2
1

63
Diagram Lokasi

Contoh Kasus : 2 WP
Catatan:
Kotak merah (lokasi yang 1
dipetakan) disesuaikan dengan 2
WP yang ditampilkan pada 3
muka peta

64
Diagram Lokasi

Contoh Kasus : WP dengan Inset Peta


Catatan: 1
Kotak merah (lokasi yang
dipetakan) disesuaikan dengan 2
WP yang ditampilkan pada
muka peta dan inset peta 3

65
Diagram Lokasi

Catatan:
• Kotak lokasi yang dipetakan
harus berada di dalam
diagram lokasi

• Koordinat pada diagram


lokasi hanya menggunakan
koordinat GCS/Geografis
tidak perlu menggunakan
koordinat UTM

66
Keterangan peta dan simbolisasi termasuk heading dan sub-heading

Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi termasuk heading dan sub-heading, terdapat beberapa bagian yang
perlu diperhatikan, diantaranya:
(1) Memberi heading dengan ‘new heading’
(2) Memberi Heading Jaringan Transportasi menjadi Transportasi Darat, Transportasi Laut, dan
Transportasi Udara
(3) Memberi informasi kode kawasan atau subzona pada peta pola ruang
(4) Menerapkan simbol secara otomatis menggunakan ‘match symbol’
(5) Ketentuan khusus dengan field isian bebas
(6) Pewarnaan simbol Holding Zone
(7) Penyesuaian Ukuran Simbol Struktur Ruang
(8) Simbol Badan Air dan Badan Jalan
(9) Kondisi peletakkan Badan Air dan Badan Jalan
(10) Simbol dan kondisi peletakkan Garis Pantai
(11) Memberi label Kode WP

67
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading

Menggunakan ‘new heading’ (1)

1 2
(1) Memberi heading dengan ‘new
heading’ 3

Keterangan 4
Cara memberi heading tanpa
menggunakan teks

68
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading

Menggunakan ‘new heading’ (2)

6
(1) Memberi heading dengan ‘new
heading’

Keterangan 7
Cara memberi heading tanpa
menggunakan teks

69
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading

(2) Memberi Sub-heading Jaringan


Transportasi menjadi Transportasi
Darat, Transportasi Laut, dan
Transportasi Udara

▪ Transportasi Darat
Point: Terminal Penumpang, Terminal
Barang, Jembatan, Jembatan Timbang, Halte,
Stasiun KA, Pelabuhan Sungai & Danau,
Pelabuhan Penyeberangan
Polyline: Jaringan Jalan Umum, Jaringan Jalan
Khusus, Jaringan Jalan Tol, Jaringan Jalur KA,
Lintas Penyeberangan, Alur Pelayaran Sungai
& Danau

▪ Transportasi Laut
Point: Pelabuhan Laut, Pelabuhan Perikanan,
Pangkalan Pendaratan Ikan, Terminal Umum,
Terminal Khusus
Polyline: Alur Pelayaran Laut

▪ Transportasi Udara
Point: Bandar Udara
Polyline: -

70
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading

Menggunakan ‘description’ (1)

(3) Memberi informasi kode 1


kawasan atau subzona pada peta
pola ruang
2
3
Keterangan
Cara memunculkan kode pola
ruang tanpa menggunakan teks

71
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
Menggunakan ‘description’ (2)

5 6
(3) Memberi informasi kode
kawasan atau subzona pada peta
pola ruang

Keterangan
Cara memunculkan kode pola
ruang tanpa menggunakan teks

72
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
Cara menerapkan simbologi menggunakan ‘match symbols’ (1)

(4) Menerapkan simbol secara


otomatis menggunakan ‘match
symbols’

Klik kanan pada layer Pola Ruang > properties > symbology > categories > match to symbols
in a style > Browse

73
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
Cara menerapkan simbologi menggunakan ‘match symbols’
(2)
Pilih style Peraturan Menteri ATR/BPN No. 14/2021 > open

(4) Menerapkan simbol secara


otomatis menggunakan ‘match
symbols’
2

Simbol sudah sesuai


Peraturan Menteri
ATR/BPN No. 14/2021

Klik Match Symbols 3


4

74
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
Metode Pengerjaan (1):
”Add Values” digunakan pada ketentuan khusus dengan field isian bebas

(5) Ketentuan khusus dengan field


isian bebas

• Kawasan Rawan Bencana 1


• Pusat Penelitian
• Kawasan Cagar Budaya

75
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
Metode Pengerjaan (2):
1. Mengisi value sesuai dengan nama ketentuan yang tertulis dalam atribut
2. Klik ‘Add to List’ 🡪 Klik nama ketentuan yang telah didaftarkan 🡪 OK
3. Nama ketentuan yang didaftarkan akan masuk sebagai simbol. Apabila nama
yang didaftarkan salah, maka simbol tidak muncul di muka peta
(5) Ketentuan khusus dengan field
4. Pewarnaan simbol diatur secara manual sesuai dengan aturan yang berlaku
isian bebas

• Kawasan Rawan Bencana


• Pusat Penelitian
• Kawasan Cagar Budaya 3

1 2 4

76
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
Cara meminimalisir kesalahan nama ketentuan khusus:
1. Klik kanan pada layer, pilih ‘Open Attribute table’ 🡪 Klik ‘Select by Attributes’
🡪 Pilih field “KRB_03”
2. Klik “Get Unique Values”, bisa terlihat bermacam mutasi jenis KRB
3. Klik dua kali pada salah satu jenis KRB 🡪 Copy paste ke notepad
(5) Ketentuan khusus dengan field
isian bebas

• Kawasan Rawan Bencana 3


• Pusat Penelitian
• Kawasan Cagar Budaya 1

2
77
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
Contoh tampilan informasi tepi peta
Ketentuan Khusus Kawasan Rawan Bencana

(5) Ketentuan khusus dengan field • Warna dapat disesuaikan


isian bebas dengan banyaknya jumlah
jenis KRB dalam suatu RTR
• Kawasan Rawan Bencana
• Pusat Penelitian
• Kawasan Cagar Budaya

78
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading

Kawasan holding zone tidak bisa secara otomatis diatur menggunakan Match
Symbols, maka dapat menggunakan fungsi Add Values 1

(6) Pewarnaan simbol Holding


Zone Kemudian akan muncul tampilan seperti berikut.
Complete List 🡪 Pilih semua kawasan holding zone 🡪 OK
2

79
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading

Klik dua kali pada simbol yang belum sesuai


3

(6) Pewarnaan simbol Holding


6
Klik style references Klik edit symbol
Zone
4

Klik Add Style to List 🡪 Pilih style Peraturan


Menteri ATR/BPN No. 14/2021 🡪 OK
5

80
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading

7 Klik import Layer cari simbol holding zone, 8


kemudian klik.
9

(6) Pewarnaan simbol Holding


Zone

Cari simbol hutan lindung,


kemudian klik Klik import layer
10
12
11

Hasil simbologi holding zone


13
81
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
Ukuran simbol struktur ruang dapat disesuaikan apabila:
• terlalu kecil, sehingga tidak terlihat
• terlalu besar, sehingga menutupi informasi di sekitarnya

(7) Penyesuaian Ukuran Simbol


Struktur Ruang

82
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
Apabila tidak diatur dalam peraturan
• Bersifat sebagai unsur dasar

Geometri Badan Air Badan Jalan


Poligon
/
Poligon +
(8) Simbol Badan Air dan Badan line + = -
Jalan

Apabila diatur dalam peraturan


• Bersifat sebagai unsur rencana
Catatan:
Tidak perlu ditambahkan garis Geometri Badan Air Badan Jalan
sungai pada peta rencana pola
Poligon
ruang dan peta ketentuan khusus

83
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading
Apabila tidak diatur dalam peraturan
• Bersifat sebagai unsur dasar

(9) Kondisi peletakkan Badan Air


dan Badan Jalan

Apabila diatur dalam peraturan


• Bersifat sebagai unsur rencana

84
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading

• Simbol Garis Pantai berdasarkan data BIG

• Simbol Garis Pantai yang direncanakan dalam RTR


(10) Simbol dan kondisi
peletakkan Garis Pantai

• Peletakkan simbol
Keterangan
Perbedaan simbol garis pantai dapat
terjadi, jika garis pantai berdasarkan
data BIG tidak sama dengan garis
pantai yang direncanakan oleh
daerah

85
Keterangan Peta dan
Simbolisasi Termasuk Heading
dan Sub-heading

Label notasi wilayah perencanaan dibuat dalam format berikut dengan separator
titik

Tampilan di muka peta

(11) Memberi label Kode WP

• Apabila tidak ada sub-blok, maka keterangan sub-blok di Penjelasan


Kode Lokasi disesuaikan
• Penjelasan Kode Lokasi ditampilkan sebagai informasi tepi peta

86
a Simbolisasi;
1) Mengecek kesesuaian muka peta dan tepi peta
2) Penyajian peta ketentuan khusus KRB per tema
3) Penyajian peta Struktur Ruang per Jaringan
b Unsur Dasar;
1) Memberi label toponimi pada area laut
2) Memberi label toponimi pada wilayah administrasi
Informasi 3) Garis pantai
4) Ibukota administrasi
Muka Peta 5) Batas adminstrasi
c Notasi Peta;
1) Menampilkan kode subzona atau Kawasan
2) Pengecualian tampilan kode subzona BA dan BJ
3) Menampilkan TPZ
d Koordinat (Grid Peta dan Gratikul); dan
1) Proyeksi dan Grid
2) Memberi label satuan grid geografis dan UTM
e Inset Peta.
87
Simbolisasi

Apa yang muncul di muka peta, harus tertera di keterangan tepi peta. Begitu pula
sebaliknya.

Jenis kesalahan:
1. Ada di muka peta – Tidak ada di keterangan tepi peta
1. Mengecek kesesuaian muka Penyebab: Layer sudah diaktifkan, namun tidak dimasukkan dalam legenda
peta dan tepi peta

2. Tidak ada di muka peta – Ada di keterangan tepi peta


Penyebab: Layer tidak diaktifkan, namun telah dimasukkan dalam legenda atau
legenda telah di-convert to graphic

3. Tidak ada simbol di muka peta, hanya ada kode subzone/kawasan –


Tidak ada di keterangan tepi peta
Penyebab: Ada nama objek yang belum di-add values

-Contoh pada slide berikutnya-

88
Simbolisasi

Jenis kesalahan (1):


Ada di muka peta – Tidak ada di keterangan tepi peta

1. Mengecek kesesuaian muka


peta dan tepi peta

Titik Kumpul
belum tertera
pada informasi
tepi peta

89
Simbolisasi

Jenis kesalahan (2):


Tidak ada di muka peta – Ada di keterangan tepi peta

1. Mengecek kesesuaian muka


peta dan tepi peta
Tidak ada Bangunan
Penangkap Mata Air
pada muka peta

90
Simbolisasi

Jenis kesalahan (3):


Tidak ada simbol di muka peta – Tidak ada di keterangan tepi peta

1. Mengecek kesesuaian muka


peta dan tepi peta

Zona PTL tidak ada simbol dan tidak tertera


di informasi tepi peta, hanya kodenya saja

91
Simbolisasi

2. Penyajian peta ketentuan


khusus KRB per jenis bencana

PETA KETENTUAN KHUSUS RENCANA POLA RUANG KAWASAN RAWAN BENCANA BANJIR

92
Simbolisasi

Metode Pengerjaan (1):


1. Klik kanan pada layer, pilih properties. Pilih tab definition query, klik
query builder
2. Masukkan Nama Field LIKE ‘%Jenis Bencana%’
2. Penyajian peta ketentuan 3. Sebagai contoh, dapat diisi 🡪 KRB_03 LIKE ‘%Bencana Banjir%’
khusus KRB jika ingin membuat
peta ketentuan khusus yang
lebih detail (per jenis bencana),
maka:
1) Peta ketentuan khusus
yang utuh tetap harus
dibuat 1 2 3
2) Data peta yang digunakan
harus merujuk pada data
ketentuan khusus yang
ada di dalam basis data

93
Simbolisasi

Metode Pengerjaan (2):


4. Cek apabila query sudah bekerja
2. Penyajian peta ketentuan
Klik kanan pada layer 🡪 klik Open Attribute Table 🡪 hanya akan ditemukan
khusus KRB jika ingin membuat Poligon yang memiliki komposisi atribut KRB dengan kata “Bencana Banjir”
peta ketentuan khusus yang
lebih detail (per jenis bencana),
maka:
1) Peta ketentuan khusus
yang utuh tetap harus
dibuat
2) Data peta yang digunakan
harus merujuk pada data
ketentuan khusus yang
ada di dalam basis data

94
Simbolisasi

Metode Pengerjaan (3):


5. Klik kanan pada layer 🡪 properties 🡪 symbology
6. Poligon dengan jenis bencana lebih dari satu, perlu diklasifikasikan berdasarkan
tingkat kerawanannya.
2. Penyajian peta ketentuan 7. Klik intensitas bencana yang sama 🡪 klik kanan 🡪 pilih group value.
khusus KRB jika ingin membuat
peta ketentuan khusus yang
8. Setelah itu, rename label pada sisi kanan sesuai dengan nama rawan bencana
lebih detail (per jenis bencana), dan intensitasnya
maka:
1) Peta ketentuan khusus
yang utuh tetap harus
dibuat
2) Data peta yang digunakan
harus merujuk pada data
ketentuan khusus yang
ada di dalam basis data

95
Simbolisasi

Metode Pengerjaan (4):


10. Berikut merupakan tampilan peta lampiran KRB
yang memuat informasi rawan bencana banjir
tingkat tinggi dan sedang. Pastikan layer pola
2. Penyajian peta ketentuan ruang yang ditampilkan hanya yang terdapat
khusus KRB jika ingin membuat
peta ketentuan khusus yang
informasi rawan bencana tersebut.
lebih detail (per jenis bencana),
maka:
1) Peta ketentuan khusus
yang utuh tetap harus
dibuat
2) Data peta yang digunakan
harus merujuk pada data
ketentuan khusus yang
ada di dalam basis data

96
Simbolisasi
Contoh informasi yang tampil pada muka peta dan keterangan tepi peta

Berikut Peta Rencana Struktur Ruang Rencana Jaringan Energi, yang memuat
3. Penyajian peta Struktur Ruang
per Jaringan
informasi jaringan yang berbentuk garis dan titik.

Pembuatan peta ini dimaksudkan


untuk menampilkan informasi yang
lebih jelas dari suatu jaringan,
sehingga tidak bertumpuk dengan
jaringan lain.

Catatan:
• Jaringan jalan dimunculkan
hanya pada peta struktur ruang
rencana jaringan transportasi
dan peta rencana struktur ruang
(gabungan).
• Poligon badan jalan tidak perlu
ditampilkan pada peta rencana
struktur ruang.

97
Unsur Dasar

(3) (4) (5)


(2)

(1)
1. Memberi label toponimi pada
area laut
2. Garis pantai
3. Ibukota administrasi
4. Batas adminstrasi
5. Memberi label toponimi pada
wilayah administrasi

98
Notasi Peta

Cara menampilkan kode subzona atau kode kawasan

1. Menampilkan kode Klik kanan pada layer Pola Ruang 🡪 Properties 🡪 Labels 🡪 Centang ‘Label
subzona atau kode features in this layer’ 🡪 Method : ‘Label all the features the same way’ 🡪 Label
kawasan Field : ‘Kode Sub-Zona’ 🡪 OK

1
Tampilan kode
subzona atau
kode kawasan

99
Notasi Peta

Cara untuk tidak menampilkan label kode BA dan BJ

Apabila BA (Badan Air) dan BJ (Badan Jalan) tidak diatur dalam peraturan, maka
label kode subzona atau kawasan tersebut tidak ditampilkan pada muka peta.
2. Pengecualian tampilan
kode subzona BA dan BJ
Klik kanan pada layer Pola Ruang 🡪 Labels 🡪 Method: Define classes of
features and label each class differently 🡪 SQL Query

1
Keterangan:
Kasus kode BA dan BJ tidak ditampilkan
karena tidak diatur sebagai unsur rencana

100
Notasi Peta

Berikut tampilan SQL Query.


Masukkan rumus berikut untuk mengeluarkan BA dan BJ dari tampilan label 🡪 OK
2. Pengecualian tampilan
kode subzona BA dan BJ

Keterangan:
Kasus kode BA dan BJ tidak ditampilkan
karena tidak diatur dalam unsur rencana
NOT KODSZN = ‘31010000’ AND NOT KODSZN =
‘32010000’

101
Notasi Peta

Cara menampilkan kode TPZ

Apabila subzona memiliki TPZ, maka ditampilkan dengan cara berikut:


2. Menampilkan TPZ

Klik kanan pada layer Pola Ruang 🡪 Properties 🡪 Labels 🡪 Expression

102
Notasi Peta

Centang ‘Advanced’ 🡪 Masukkan rumus berikut kedalam kotak 🡪 OK


2. Menampilkan TPZ
2
Function FindLabel ( [TPZ_00] , [KODSZN] )
If [TPZ_00] = "Tidak Ada" then
FindLabel = [KODSZN]
Else
FindLabel = [KODSZN] +"."+ [TPZ_00]
End if
End Function

Tampilan subzona yang sudah ada kode TPZ 3

103
Koordinat (Grid Peta
dan Gratikul)
• Proyeksi muka peta harus diatur menggunakan Geographic: WGS
1984 menggunakan cara berikut:

Klik kanan pada Layers 🡪 Properties


1. Proyeksi dan Grid

Atau

Klik View 🡪 Klik Data Frame Properties

Keterangan:
Untuk isian keterangan proyeksi
dapat mengikuti data dan layer yang • Proyeksi CEA hanya digunakan saat perhitungan luas, setelahnya harus
digunakan dalam proses pembuatan dikembalikan ke Geographic: WGS 1984 sesuai dengan proyeksi gdb
peta.

104
Koordinat
(Grid Peta dan Gratikul)
Grid muka peta harus diatur sesuai dengan keterangan yang ada pada tepi
peta, dengan cara berikut:

1. Proyeksi dan Grid View 🡪 Layout View 🡪 Klik kanan pada muka peta 🡪
Properties 🡪 Grids 🡪 Measured Grid 🡪 Properties… 🡪
System 🡪 Use another coordinate system 🡪
Properties… 🡪 Pilih Projected dan sesuaikan dengan
zona UTM masing-masing daerah 🡪 Pastikan zona
UTM yang digunakan pada grid, sama dengan yang
Keterangan: tertera pada tepi peta
Untuk isian keterangan proyeksi
dapat mengikuti data dan layer yang
digunakan dalam proses pembuatan
peta

105
Koordinat (Grid Peta
dan Gratikul)

2. Memberi label satuan grid

Label satuan grid diletakkan setelah


angka koordinat pada pojok kanan
atas dan kiri bawah muka peta.

Keterangan
Geografis : LU, LS, dan BT
UTM : mT (easting) dan mU (northing)
CEA : m (apabila di bagian selatan
khatulistiwa pakai tanda minus di depan angka)

106
Inset Peta

PETA UTAMA

Inset Peta merupakan peta kecil


yang disisipkan pada muka peta
untuk memberikan informasi
daerah yang belum terpetakan
karena jaraknya terlalu jauh dari
cakupan peta utama.

INSET PETA

107
Inset Peta

Langkah-langkah membuat
Inset Peta

- Pilih Rectangle pada Drawing 🡪 gambarkan


area sesuai cakupan wilayah;
- Sesuaikan ukuran area yang digambarkan di
bawah data frame baru.
108
Inset Peta

C
3 B

Langkah-langkah membuat D

Inset Peta

A. Masukan semua layer yang ada pada peta utama dan sesuaikan
cakupan wilayahnya
B. Tambahkan grid dan notasi
C. Tambahkan keterangan “INSET PETA”
D. Tambahkan Skala Garis & Angka

109
Implementasi
Metadata
Metadata merupakan informasi dalam bentuk struktur dan format yang
baku untuk menggambarkan data, menjelaskan data, serta
memudahkan pencarian, penggunaan, dan pengelolaan informasi data
(Perpres No. 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia)

110
Persiapan Implementasi Metadata

1. Buka perangkat lunak ArcCatalog 3. Maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini

2. Kemudian klik menu ‘Customize’, lalu


klik ‘ArcCatalog Options’

Pilih tab ‘Metadata’, lalu ubah metadata style menjadi


‘ISO 19139 Metadata Implementation Specification GML
3.2’, Apply kemudian OK
111
Pengimplementasian Metadata

1. Pilih feature class yang akan diisi metadatanya. Maka akan muncul tampilan seperti ini

2. Kemudian pilih tab ‘Description’, lalu pilih


‘Edit’

112
3. Buka spreadsheet standar pengisian metadata rencana
tata ruang di laman: https://bit.ly/metadata_tataruang

isi kolom-kolom di ArcCatalog dengan mengacu pada kolom


keterangan dan contoh pengisian di spreadsheet standar
pengisian metadata rencana tata ruang

Contoh pengimplementasian
113
4. Setelah semua kolom yang ditentukan
terisi, kemudian pilih save.

Berikut tampilan data yang sudah terisi metadata

Data
Terimplementasi 114
5. Export Metadata

5. Langkah selanjutnya adalah mengexport metadata


ke dalam format .xml, yaitu dengan cara:

Pilih Export yang terdapat pada tab description

Atur lokasi penyimpanan pada output file, kemudian klik OK


maka metadata sudah ter-export menjadi xml.
115
6. Import Metadata ke Data Baru

Maka akan muncul tampilan seperti ini


a. Pilih feature class selanjutnya yang akan diisi
metadatanya.

b. Kemudian pilih tab ‘Description’, lalu pilih


‘Import’

c. Pada kolom Source Metadata, cari dan isi dengan


metadata hasil export sebelumnya, kemudian klik OK
dan tunggu prosesnya hingga selesai.

116
Import
6. Import
Metadata
Metadata
keke
Data
Data
Baru
Baru
(2)

d. Setelah proses import selesai, edit kembali isian metadata e. Sesuaikan beberapa isian berdasarkan jenis
pada feature class tersebut. data dengan mengacu pada kolom Import dalam
spreadsheet standar pengisian metadata

*Ubah : isian diubah sesuai dengan jenis datanya


Tetap : isian tidak perlu diubah

f. Lakukan sampai semua kolom terisi sesuai dengan standar yang ada. Ulangi langkah import
data sampai semua feature class dalam satu gdb RTR terisi metadatanya.

117
Tautan Bahan Paparan

Terima Kasih
Studio Peta, Direktorat Jenderal Tata Ruang
Kementerian ATR/BPN

https://s.id/BahanRapatToTTernate202
3

118
@DitjenTataRuangID @ditjentataruang @DitjenTataRuangID tataruang.atr-bpn.go.id gistaru.atrbpn.go.id/rtronline
Topologi Poligon
Error topologi berulang

Erase data Poligon bantuan dengan data Poligon pola


ruang. Pastikan kedua Poligon tersebut dalam
Cara ini dilakukan apabila reference yang sama
ditemukan banyak error
topologi berulang. Atau error
topologi yang tidak dapat
diselesaikan dengan metode
1
sebelumnya

Contoh error: 2

Hasil Poligon yang telah dierase selanjutnya di explode

119
Topologi Poligon
Error topologi berulang

Hapus Poligon di luar Poligon Pola Ruang

Cara ini dilakukan apabila 4


ditemukan banyak error
topologi berulang. Atau error
topologi yang tidak dapat
diselesaikan dengan metode
sebelumnya

Merge Poligon hasil erase dengan


Poligon pola ruang

120
Topologi Poligon
Error topology berulang

Hasil merge selanjutnya data di select semua


dan di explode

Cara ini dilakukan apabila


ditemukan banyak error
topologi berulang. Atau error
topologi yang tidak dapat 6
diselesaikan dengan metode
sebelumnya

Lalu pilih semua data kosong

121
Topologi Poligon
Error topology berulang

Selanjutnya dilakukan proses eliminate untuk


data kosong yang telah dipilih

Cara ini dilakukan apabila


ditemukan banyak error 8
topologi berulang. Atau error
topologi yang tidak dapat
diselesaikan dengan metode
sebelumnya
9

Terakhir periksa Kembali data, apakah


masih terdapat data kosong atau tidak

122
Union Data Polygon
Menentukan batas wilayah
A
Nilai Minus pada FID B
(Area WP tidak termasuk hutan)

Tidak Memiliki Minus pada FID A dan B


(Area hutan di dalam WP)
Contoh:
Batas Wilayah Perencanaan
(A) tidak sama dengan Batas Nilai Minus pada FID A
(Area hutan di luar WP)
Kehutanan (B) B

123
Union Data Polygon
Menentukan batas wilayah
Contoh kasus: Menyesuaikan batas WP dengan Data Kehutanan

A 1. Select Nilai Minus pada


FID A

Contoh:
Batas Wilayah Perencanaan
(A) tidak sama dengan Batas
Kehutanan (B)
B

124
Union Data Polygon
Menentukan batas wilayah
Contoh kasus: Menyesuaikan batas WP dengan Data Kehutanan
A 1. Select Nilai Minus pada
FID A
2. Gabung dengan tool
eliminate

Contoh:
Batas Wilayah Perencanaan B
(A) tidak sama dengan Batas
Kehutanan (B) 1. Select Nilai Minus pada
FID A
2. Gabung dengan tool
eliminate
B 3. Delete Nilai Minus pada
FID B

125

Anda mungkin juga menyukai