Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH I

“KOMPOSIT CITRA DAN KOREKSI GEOMETRIK”

Tanggal Penyerahan : Kamis, 5 April 2018


Disusun Oleh :
Kelompok : 4/C
1. Naoriono Patuan H 23-2016-008
2. Rifa Hana F 23-2016-012
3. Yohanes Sirhi S 23-2016-060
4. Baharudin Alwi 23-2016-113

Dosen : Dr. Dewi Kania Sari, Ir., M.T.


Asisten Dosen : 1. Anisa Maulidina 23-2015-034
2. Novita Dewi 23-2015-045

LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
JURUSAN TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2018
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

DAFTAR ISI ____________________________________________________ i

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan Praktikum 1

1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum 1

BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengertian Layer Stacking 2

2.2 Pengertian Komposit Citra 2

2.3 Pengertian Koreksi Geometrik 3

2.3.1 Ground Control Point (GCP) _____________________________ 4


2.3.2 Root Mean Square Error (RMSE) _________________________ 5
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Tahapan Layer Stacking 7

3.2 Tahapan Komposit Citra _____________________________________10


3.3 Tahapan Koreksi Geometrik __________________________________12
BAB IV HASIL DAN ANALISIS

4.1 Hasil dan Analisis Layer Stacking 20

4.2 Hasil dan Analisis Komposit Citra ____________________________ 21


4.3 Hasil dan Analisis Koreksi Geometrik _________________________ 24
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan 25

5.2 Saran ___________________________________________________ 25


DAFTAR PUSTAKA _____________________________________________ 27

Kelompok 4/Kelas C i
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan Praktikum


Maksud dari Praktikum yaitu untuk membuat Koreksi Geometrik
(Geometric Coorection) dalam sebuah citra satelit.
Adapun tujuan dari praktikum yaitu :
 Mahasiswa dapat memahami tentang Komposit RGB Citra;
 Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana cara membuat titik-titik GCP
untuk koreksi Geometrik dari Citra .

1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum


Hari : Jum’at, 23 Maret 2018
Waktu : 13.00 – 14.00 WIB
Tempat : Ruang Laboratorium Sistim Informasi Spasial

Kelompok 4/Kelas C 1
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Layer Stacking


Layer Stacking merupakan proses menggabungkan beberapa band/kanal
yang berbeda sehingga membentuk suatu tampilan yang di inginkan.
Diketahui landsat 8 terdiri dari 11 band yang masing-masing memiliki
kegunaannya tersendiri. Dan untuk menampilkan suatu tampilan baku dari
citra landsat, diperlukan suatu proses penggabungan band/kanal yang
disebut stacking atau komposit.
Sumber : Danoedoro, P. 2007. Petunjuk Praktikum Pemrosesan Citra
Digital.Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM

2.2 Pengertian Komposit Citra


Komposit citra adalah citra baru hasil dari penggabungan 3 saluran yang
mampu menampilkan keunggulan dari saluran-saluran penyusunnya
(Sigit,2011). Digunakan komposit citra ini dikarenakan oleh keterbatasan
mata yang kurang mampu dalam membedakan gradasi warna dan lebih
mudah memahami dengan pemberian warna.
Pada citra multispektral yang terdiri dari banyak saluran, apabila hanya
menampilkan satu saluran saja maka citra yang dihasilkan merupakan gradasi
rona. Dan mata manusia hanya bisa membedakan objek yang menonjol pada
suatu saluran, objek yg lain maka kita sulit untuk mengidentifikasinya. Oleh
sebab itu pada citra komposit ini, hasilnya kita akan lebih mudah
mengidentifikasi suatu objek pada citra.
Dasar dari pembuatan komposit citra adalah berdasarkan :
- Tujuan penelitian yaitu keunggulan di setiap saluran. Contoh, apabila
dalam penelitian, kita lebih fokus pada objek air, maka saluran yang kita
gunakan adalah band 1, band 2 dan band 3. Selain dari band tersebut air

Kelompok 4/Kelas C 2
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

memiliki nilai 0 dalam pemantulannya. Jadi komposit citra yang bisa


dibuat adalah citra komposit 123, sehingga air akan berwarna merah.
- OIF (Optimum Index Factor) yaitu kemampuan citra untuk menampilkan
suatu objek. OIF semakin tinggi maka semakin banyak objek berbeda
yang dapat ditampilkan pada citra komposit tersebut. OIF ini digunakan
apabila kita ingin menonjolkan pengguanaan lahan dari suatu daerah jika
diidentifikasi dari citra.
Komposit citra dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
- Komposit warna asli yaitu gabungan dari warna merah-hijau-biru. Citra
yang dapat menghasilkan komposit warna asli yaitu Landsat, ALOS dll
- Komposit warna tidak asli, terbagi 2 :
a) Standar yaitu gabungan dari infrared dekat-merah-hijau. Dianggap
standar karena pada awalnya penginderaan jauh lebih banyak
digunakan dalam bidang kehutanan jadi komposit warna ini dianggap
standar karena citra kompositnya lebih menonjolakan objek vegetasi
b) Tidak standar yaitu dapat dilakukan penggabungan dengan bebas
Dalam konsepnya, citra komposit dibuat oleh 3 saluran, dimana nilai
piksel pada saluran-saluran tersebut akan direduksi terlebih dahulu yang pada
awalnya nilai piksel berkisar antara 0 – 255 menjadi nilai piksel yang berkisar
antara 0 – 5 yang selanjutnya baru bisa dilakukan komposit. Nilai piksel pada
citra komposit berkisar antara nilai 0 (hitam) – 215 ( putih). Untuk penyajian
citra komposit, nilai piksel citra komposit yang didapatkan dapat mengikuti
colour pallet atau Look-up table.
Sumber : Heru , S. 2011. Catatan Kuliah Pemrosesan Citra
Digital.Yogyakarta

2.3 Pengertian Koreksi Geometrik


Koreksi geometrik merupakan proses memposisikan citra sehingga cocok
dengan koordinat peta dunia yang sesungguhnya. Posisi geografis citra pada

Kelompok 4/Kelas C 3
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

saat pengambilan data dapat menimbulkan distorsi karena perubahan posisi


dan juga ketinggian sensor. Dalam akusisi citra satelit, distorsi ini akan
bertambah seiring dengan perbedaan waktu pembuatan peta dan akusisi citra
serta kualitas dari peta dasar yang kurang baik. Akibat dari kesalahan
geometrik ini, maka posisi piksel dari citra satelit tersebut tidak sesuai dengan
posisi yang sebenarnya.
Koreksi geometrik ini berfungsi untuk mengurangi kesalahan yang
disebabkan oleh gerak sapuan penjelajah dan satelit, gerak perputaran bumi,
dan faktor kelengkungan bumi yang mengakibatkan pergeseran posisi
terhadap sistem koordinat referensi. Dalam hal ini proses koreksi geometrik
dilakukan dengan mentransformasikan posisi setiap piksel yang ada di citra
terhadap posisi obyek yang sama dipermukaan bumi dengan memakai
beberapa titik kontrol tanah. ( Sukojo dan Kustarto, 2002 )
Besar kesalahan dalam koreksi geometrik diwakili dengan nilai Root
Mean Square Error (RMSe) yang didapatkan setelah melakukan kegiatan
koreksi geometrik. Nilai RMSe yang baik adalah dibawah 0,5 piksel sehingga
kesalahan tidak lebih dari setengah dari resolusi spasial suatu citra. ( Jaya,
2015 )
Sumber : Danodoro, P. 1996. Pengolahan Citra Digital : Teori dan
Aplikasinya dalam Bidang Penginderaan Jauh. Yogyakarta : Fakultas
Geografi UGM

2.3.1 Ground Control Point (GCP)


Ground Control Point (GCP) atau titik kontrol tanah merupakan
objek di permukaan bumi yang dapat diidentifikasi dan memiliki
informasi spasial sesuai dengan sistem referensi pemetaan. Informasi
spasial dalam bentuk koordinat X, Y, Z atau Lintang Bujur dan
ketinggian dari setiap GCP diukur dengan menggunakan GPS geodetik
berketelitian sub-meter. Keperluan GCP yang paling utama adalah

Kelompok 4/Kelas C 4
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

proses georeferensi hasil pengolahan foto sehingga memiliki sistem


referensi sesuai dengan yang dibutuhkan pada hasil pemetaan. GCP ini
juga digunakan pada saat data processing untuk membantu proses
koreksi geometri pada mosaic orthophoto, sehingga akurasi dari peta
yang dihasilkan akan tinggi. Secara khusus GCP berfungsi pula sebagai:
1) Faktor penentu ketelitian geometris hasil olah foto (ortofoto, DSM,
DTM), semakin teliti GCP maka semakin baik pula ketelitian
geometris output (dengan kaidah-kaidah peletakan GCP yang
dipenuhi).
2) Faktor yang mempermudah proses orientasi relatif antar foto
sehingga keberadaan GCP bisa meningkatkan akurasi geometrik dari
peta foto.
3) Faktor koreksi hasil olah foto yang berupa ball effect atau kesalahan
yang mengakibatkan model 3D akan berbentuk cembung ditengah
area yang diukur.
4) Faktor yang mempermudah dalam proses penyatuan hasil olah data
yang terpisah, misal olah data area A dan area B dengan lebih cepat
dan efektif, daripada proses penyatuan berdasar seluruh pointcloud
(jumlahnya jutaan) yang akan memakan banyak waktu.
Ground Control Point (GCP) merupakan proses koreksi geometrik
citra dengan cara membandingkan posisi yang berada pada citra, dengan
posisi yang ada di lapangan/ peta yang sudah tersedia sebelumnya. GCP
adalah suatu lokasi pada permukaan bumi yang dapat diidentifikasi pada
citra dan sekaligus dikenali posisinya pada peta. ( Jensen, 2005 )

2.3.2 Root Mean Square Error (RMSE)


RMSE adalah metode alternatif untuk mengevaluasi teknik
peramalan yang dilakukan untuk mengukur tingkat akurasi hasil
prakiraan suatu model prakiraan. Nilai RMSE rendah menunjukkan
bahwa variasi nilai yang dihasilkan oleh suatu model prakiraan

Kelompok 4/Kelas C 5
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

mendekati variasi nilai observasinya. Salah satu ukuran kesalahan


dalam peramalan adalah nilai ttengah akar kuadrat atau Root Mean
Square Error (RMSE).( Makridakis ).
The Root Mean Square Error (RMSE) (juga disebut root mean
square deviation, RMSD) adalah ukuran yang sering digunakan dari
perbedaan antara nilai-nilai yang diprediksi oleh sebuah model dan
nilai-nilai yang benar-benar diamati dari lingkungan yang sedang
dimodelkan. Perbedaan-perbedaan individual ini juga disebut residual,
dan RMSE berfungsi untuk menggabungkannya menjadi satu ukuran
kekuatan prediktif.
(Sumber :)
Blumberg,A.RMSE.www.ctec.ufal.br/professor/crfj/Graduacao/.../M
odel%20evaluation%20methods.doc (dikases pada 31 Maret 2018)

Kelompok 4/Kelas C 6
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Tahapan Layer Stacking

No Langkah-langkah Layer Stacking Keterangan


1.  Buka
Software
ENVI 4.5

2.  Maka akan
muncul
menu-menu
task bar
 Klik Open
Image File

3.  Pilih semua
citra
GeoTIFF
yang telah di
Download
 Klik Open

Kelompok 4/Kelas C 7
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

5.  Maka akan
muncul
tampilan
seperti
disamping
 Klik Load

6.  Pilih Basic
Tools
 Klik Layer
Stacking

7.  Klik Import
Files

8.  Blok semua
File Citra

Kelompok 4/Kelas C 8
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

9.  Kemudian
klik
Recorder
Files
 Susun semua
Band Citra
urut 1-7

10.  Outup Map


Projection
diubah
menjadi
“Geographic
Lat/Lan”
 Klik Choose

11.  Pilih tempat


penyimpanan
 Berinama
 Klik Open

12.  Tunggu
hingga
Proses
selesai

Kelompok 4/Kelas C 9
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

13.  Klik RGB


 Ubah
komposit
Citra
menjadi
“Natural”
 Untuk band
R,G,B
berturut-turut
adalah 4,3,2
14.  Klik Load
RGB

3.2 Tahapan Komposit Citra

No Langkah-langkah Komposit Citra Keterangan


1.  Untuk
komposit
Citra Landsat
8, hanya
mengubah
Band dari
RGB saja

Kelompok 4/Kelas C 10
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

2.  Natural
(4,3,2)

2.  Vegetasi
(5,4,3)

3.  Urban
(7,6,4)

4.  Agricultue
(6,5,2)

Kelompok 4/Kelas C 11
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

5.  Atmosfer
(7,6,5)

6.  Land/Water
(5,6,4)

3.3 Tahapan Koreksi Geometrik

No Langkah-langkah Membuat Koreksi Geometrik Keterangan


1.  Setting RGB
pada kondisi
Natural
 Pilih Map
 Pilih
Registration
 Klik Select
Image to
Map

Kelompok 4/Kelas C 12
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

2.  Output Map
Projection

Geographic
Lat/Lan
 Klik OK

3.  Pilih File
 Klik Open
Vektor File

4.  Masukan
data vektor
(SHP kota
padang) ke
project ENVI
 Klik Open
 Klik Load
Selected

Kelompok 4/Kelas C 13
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

5.  Klik Display
#1
 Klik OK

6.  Klik Load
Selected
 Klik New
Vektor
Window
 Klik OK

7.  Klik Map 
Registration
 Select
GPS : Image
to Map

8.  Select
Registration
Project
“Geographic
Lat/Lan”
 Klik OK

Kelompok 4/Kelas C 14
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

9.  Maka mulai
melakukan
penempatan
GCP
sebanyak 10
titik
 Cari posisi
yang tepat
untuk
menempatka
n titik GCP
 Baik pada
citra maupun
pada data shp
 Jika sudah
pas klik
kanan pada
shp klik
“Export Map
Location”
10.  Klik Add
Point
 Kemudian
Klik Show
List

Kelompok 4/Kelas C 15
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

11.  Hasil koreksi


Geometrik-
nya
 RMS masih
0,000
 RMS
toleransi
(0,25)
12.  Lakukan
koreksi
geometrik
dengan 10
titik GCP

13.  Save koreksi


RMS
 Klik Save
GCP “Save
GCP w/map
coods”

Kelompok 4/Kelas C 16
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

14  Berinama
Koreksi
Geometrik

15  Klik File 
Klik Save
Table to
ASCII

16  Klik Choose
 OK

17.  Klik Map


Registration
 Warp
from GCPs :
Image to
Map

Kelompok 4/Kelas C 17
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

18.  Klik file


Koreksi
Geometris
 Klik Open

19.  Untuk Select


Registration
Project Pilih
Geographic
Lat/Lan

20.  Klik Padang


 Klik OK

21.  file nya


berinama
koor geo
 Klik Open

Kelompok 4/Kelas C 18
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

22.  Tunggu
hingga
proses 100%
selesai

Kelompok 4/Kelas C 19
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

BAB IV
HASIL DAN ANALISIS

4.1 Hasil dan Analisis Layer Stacking

Gambar 4.1 Hasil Layer Stacking


Analisis dari Layer Stacking bahwa citra landsat terdiri dari banyak
band, agar dapat diolah lebih lanjut band-band tersebut harus disusun
berurutan kemudian dijadikan 1, dan kombinasi banyak band akan
menghasilkan 1 citra.

Kelompok 4/Kelas C 20
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

4.2 Hasil dan Analisis Komposit Citra

Gambar 4.2.a Komposit Citra Natural

Gambar 4.2.b Komposit Citra Vegetasi


Citra Natural dihasilkan dari kombinasi band (4,3,2) dan Citra Vegetasi
yang dihasilkan dari kombinasi band (5,4,3) digunakan untuk analisis
vegetasi. Kombinasi ini digunakan untuk melihat kerapatan, relief ketinggian,
dan dominasi vegetasi.

Kelompok 4/Kelas C 21
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

Gambar 4.2.c Komposit Citra Urban


Komposit Citra Urban yang dihasilkan dari kombinasi band (7,6,4)
Berupa citra populasi padat penduduk / berupa bangunan perkotaan.

Gambar 4.2.d Komposit Citra Aglikulture


Komposit Citra Aglikulture dihasilkan dari kombinasi band (6,5,2)
Berupa citra populasi tanaman panganan, dan kebutuhan lain disektor
pertanian.

Kelompok 4/Kelas C 22
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

Gambar 4.2.e Citra Komposit Atmosfer


Komposit Cita Atmosfer dihasilkan dari kombinasi band (7,6,5)
Merupakan citra untuk mengamati persebaran gas-gas atmosfer seperti
oksigen, nitrogen dll.

Gambar 4.2.f Citra Komposit Land and Water


Komposit Citra Land and Water dihasilkan dari kombinasi band (5,6,4)
Merupakan Citra untuk mengamati aliran sungai, dan aliran-aliran air lainnya
seperti saluran irigasi.
Komposit Citra dihasilkan dari kombinasi band-band. Yang
ditunjukkan untuk mengkomposit citra setiap satelitnya berbeda-beda, dan
untuk mengkomposit setiap jenisnya kombinasi RGB juga berbeda-beda.

Kelompok 4/Kelas C 23
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

4.3 Hasil dan Analisis Koreksi Geometrik

Gamabar 4.3 Hasil dari 10 Titik Koreksi Geometrik

Dalam koreksi Geometrik semakin sedikit titik biasanya kesalahan


masih dalam toleran (0,2) atau malah 0, sedangkan semakin banyak titik
(biasanya >5 titik) biasanya semakin besar kesalahan geometriknya.
Dan untuk mengurangi kesalahan geometrik tersebut zoom citra untuk
komposit citra dan data shp, agar titik GCP tersebut tepat di kedua nya.

Kelompok 4/Kelas C 24
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Layer stacking merupakan penggabungan dari beberapa kanal/ band
yang dijadikan satu sehingga membentuk suatu citra baru sesuai keinginan.
Dalam praktikum juga kita belajar mengkomposit citra. Komposit citra
merupakan penggabungan dari band-band atau saluran-saluran yang teridir
dari 3 band (Red,Green,Blue) yang dapat menampilakan citra baru berupa
warna sesuai tema, seperti vegetasi, atmsofer, land and water, dll. Komposit
warna berguna untuk membedakan warna (tema satu dengan yang lainnya)
karena mata manusia lebih mudah menginterpretasi dengan warna daripada
gradiasi warna.
Karena dalam citra masih banyak kesalahan dan distorsi, maka citra
harus dilakukan koreksi, salah satunya koreksi geometrik.
Koreksi geometrik merupakan proses memposisikan citra dengan peta
dunia, sehingga koordinat citra dan koordinat peta dunia sesungguhnya sama.
Koreksi geometrik ini berfungsi untuk mengurangi kesalahan yang
disebabkan oleh gerak sapuan penjelajah dan satelit, gerak perputaran bumi,
dan faktor kelengkungan bumi yang mengakibatkan pergeseran posisi
terhadap sistem koordinat referensi.

5.2 Saran

Saran dalam praktikum kali ini :

 Pada saat melakukan komposit citra mungkin kita bisa


membandingkannya dengan citra landsat 7, agar terlihat perbedaan
warna dari setiap komposit citra, sehingga kita bisa mengenalibahwa
citra yang ber-rona warna apa, itu merupakan objek apa. Contoh pada
vegetasi rona warnanya hijau.

Kelompok 4/Kelas C 25
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

 Pada saat menenjtukan titik GCP untuk dijadikan koreksi geometrik,


garis yang akan di plott diusahakan dalam keadaan zoom terbesar, hal
ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan RMS nya.

Kelompok 4/Kelas C 26
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

DAFTAR PUSTAKA

Blumberg,A.RMSE.www.ctec.ufal.br/professor/crfj/Graduacao/.../Model%20ev
aluation%20methods.doc (dikases pada 31 Maret 2018)
Danoedoro, P. 2007. Petunjuk Praktikum Pemrosesan Citra Digital.Yogyakarta :
Fakultas Geografi UGM

Danodoro, P. 1996. Pengolahan Citra Digital : Teori dan Aplikasinya dalam


Bidang Penginderaan Jauh. Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM

Heru , S. 2011. Catatan Kuliah Pemrosesan Citra Digital.Yogyakarta

Kelompok 4/Kelas C 27

Anda mungkin juga menyukai