Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH I

“KOMPOSIT CITRA DAN KOREKSI GEOMETRIK”


Tanggal Penyerahan : 5 April 2019

Disusun Oleh :
Renaldy Dewana 23-2017-045
Kelas : A

Dosen : Dr. Dewi Kania Sari, Ir., M.T.

Asisten Dosen : 1. Maria Kurniawati K. Sedu 23-2015-082


2. Fauzan Auditya 23-2016-114

LABORATORIUM FOTOGRAMETRI
JURUSAN TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2019
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 2
1.1 Maksud dan Tujuan Praktikum ......................................................................................... 2
1.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktikum...................................................................... 2
BAB IIDASAR TEORI .............................................................................................................. 3
2.1 Layer Stacking .................................................................................................................. 3
2.2 Komposit Citra .................................................................................................................. 4
2.3 Koreksi Geometrik ............................................................................................................ 5
2.3.1 Ground Control Point (GCP) ..................................................................................... 7
2.3.2 Root Mean Square Error (RMSE) .............................................................................. 8
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM ................................................................................ 9
3.1 Tahapan Layer Stracking .................................................................................................. 9
BAB IV HASIL DAN ANALISIS............................................................................................ 20
4.1 Hasil dan Analisis Layer Stacking .................................................................................. 20
4.2 Hasil dan Analisis Komposit Citra.................................................................................. 21
4.3 Hasil dan Analisis Koreksi Geometrik............................................................................ 24
BAB VPENUTUP .................................................................................................................... 26
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 26
5.2 Saran ............................................................................................................................... 26

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 1


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan Praktikum


Maksud dari praktikum ini agar mahasiswa dapat melakukan komposit Citra dan
koreksi geometrik. Dan tujuan dari praktikum Pengindraan Jauh I ini adalah :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti langkah-langkah tahap layer
stacking di aplikasi envi 4.5.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti langkah-langkah tahap komposit
Citra di aplikasi envi 4.5.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti langkah-langkah tahap koreksi
geometrik di aplikasi Envi 4.5 4.5.

1.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktikum


Tempat dan Waktu Pelaksaan Praktikum Pengindraan Jauh I dilakukan pada :
hari, tanggal : Senin, 28 Maret 2019.
waktu : 07.00 – 09.00 WIB.
tempat : Laboratorium Sistem Informasi Spasial, Gedung 18

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 2


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Layer Stacking


Layer stacking merupakan suatu proses penggabungan band. Band yang berbentuk
.tiff dikonversi menjadi bentuk .img dan penggabungan band dilakukan sesuai
kebutuhan. Dan Layer Stacking atau kadang disebut juga sebagai Band Stacking ini
, diperlukan jika kita memiliki lebih dari satu band/layer yang terpisah file/
productnya. Pada gambar di bawah, terdapat 3 kanal (Band 2, Band 3 dan Band 4)
yang secara berurutan adalah kanal Biru, Hijau dan Merah dari Landsat 8. Jika Anda
mengunduh data melalui earthexplorer dan membuka satu persatu file secara
terpisah (bukan dengan membuka MTL filenya), maka masing masing kanal akan
berdiri sendiri dan berada dalam “wadah” sendiri.

Gambar 2.1.1 Kanal Mandiri dalam Wadah/Produk yang terpisah.

Kondisi di atas juga akan kita temui jika mengunduh data untuk kanal yang
diperlukan saja lewat Land Viewer. Efek yang terjadi adalah cara mengunduh lewat
land viewer memudahkan kita untuk hanya mengambil data yang diperlukan saja,
misal ambil 3 kanal bukan 11 kanal, tapi beberapa orang akan kesulitan untuk
membuat band composite dari data yang sudah diperoleh tersebut. Syarat 3 buah
kanal bisa dicomposite adalah ket-3 kanal tersebut berada dalam satu wadah/produk
atau file. Untuk itu, diperlukan cara menggabungkan ketiga file tadi (bisa berapapun
jumlah filenya, tidak harus tiga) dengan menggunakan layer stack.

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 3


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

Gambar 2.1.2 File baru bernama LayerStack dengan tiga buah layer di
dalamnya.

2.2 Komposit Citra


Komposit citra adalah citra baru hasil dari penggabungan 3 saluran yang mampu
menampilkan keunggulan dari saluran-saluran penyusunnya (Sigit,2011).
Digunakan komposit citra ini dikarenakan oleh keterbatasan mata yang kurang
mampu dalam membedakan gradasi warna dan lebih mudah memahami dengan
pemberian warna. Pada citra multispektral yang terdiri dari banyak saluran, apabila
hanya menampilkan satu saluran saja maka citra yang dihasilkan merupakan
gradasi rona. Komposit warna tidak asli, terbagi 2 :
1. Standar yaitu gabungan dari infrared dekat merah-hijau. Dianggap
standar karena pada awalnya penginderaan jauh lebih banyak
digunakan dalam bidang kehutanan jadi komposit warna ini dianggap
standar karena citra kompositnya lebih menonjolkan objek vegetasi.
2. Tidak standar yaitu dapat dilakukan penggabungan dengan bebas.
Dalam konsepnya, citra komposit dibuat oleh 3 saluran, dimana nilai piksel pada
saluran-saluran tersebut akan direduksi terlebih dahulu yang pada awalnya nilai
piksel berkisar antara 0 – 255 menjadi nilai piksel yang berkisar antara 0 – 5 yang
selanjutnya baru bisa dilakukan komposit. Nilai piksel pada citra komposit berkisar
antara nilai 0 (hitam) – 215 ( putih).
Berikut merupakan daftar urutan RGB kombinasi band pada Citra satelit Landsat 8
:
 Natural Color – 4 3 2
Digunakan untuk menghasilkan citra dengan warna sebenarnya.
 False Color (urban) – 7 6 4

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 4


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

Digunakan untuk menghasilkan citra dengan perbedaan yang jelas pada daerah
perkotaan/urban.
 Color Infrared (vegetation) – 5 4 3
Kombinasi ini digunakan untuk melihat masa, kerapatan, dan dominasi vegetasi.
Kontras antara dominasi vegetasi akan terlihat dalam infrared, sehingga efektif bagi
analisis vegetasi kehutanan atau pertanian skala besar.
 Agriculture – 6 5 2
Digunakan untuk menghasilkan citra dengan perbedaan tumbuh-tumbuhan yang
jelas ditunjukkan dengan warna kehijauan.
 Atmospheric Penetration – 7 6 5
Berguna untuk memperjelas citra dari ketebalan awan, memperjelas garis pantai,
dan tutupan vegetasi. Kombinasi ini dapat memperjelas citra dari gangguan cuaca.
 Healthy Vegetation – 5 6 2
Digunakan untuk menghasilkan citra yang menampakkan tumbuhan yang sehat.
 Land/Water – 5 6 4
Digunakan untuk menghasilkan citra dengan perbedaan yang jelas pada air dan
daratan.
 Natural With Atmospheric Removal – 7 5 3
Digunakan untuk menghasilkan citra dengan warna natural dan mengurangi
kenampakan awan.
 Shortwave Infrared – 7 5 4
Digunakan untuk mendapatkan biomass dengan kontras yang jelas dan citra yang
lebih bersih dari tutupan awan.
 Vegetation Analysis – 6 5 4
Digunakan untuk menganalisa tumbuh-tumbuhan.

2.3 Koreksi Geometrik


Koreksi geometrik pada citra digital harus dilakukan karena kemungkinan satelit
melakukan kesalahan perekaman cukup tinggi (distorsi geometrik). Untuk
mengurangi distorsi geometrik ini maka diperlukan adanya pemosisian ulang sesuai
dengan sistem koordinat yang ada, kegiatan ini biasa disebut ortorektifikasi.
Ortorektifikasi ini dapat dilakukan dengan beberapa metode. Salah satu metode

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 5


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

ortorektifikasi adalah Rational Functions (RF). Pada metode RF ini ortorektifikasi


menggunakan data Ground Control Point (GCP) dan Digital Elevation Model
(DEM). Ketelitian hasil koreksi ini ditentukan oleh banyaknya GCP yang dilibatkan
dan ketersebaran GCP yang merata ketika proses koreksi geometrik (Rudianto
2011). Geometrik citra penginderaan jauh mengalami pergeseran, karena orbit
satelit sangat tinggi dan medan pandangnya kecil, maka terjadi distorsi geometrik.
Kesalahan geometrik citra dapat tejadi karena posisi dan orbit maupun sikap sensor
pada saat satelit mengindera bumi, kelengkungan dan putaran bumi yang diindera.
Akibat dari kesalahan geometrik ini maka posisi pixel dari data inderaja satelit
tersebut tidak sesuai dengan posisi (lintang dan bujur) yang sebenarnya.
Berdasarkan sumbernya kesalahan geometrik pada citra penginderaan jauh dapat
dikelompokkan menjadi dua tipe kesalahan, yaitu kesalahan internal (internal
distorsion), dan kesalahan eksternal (external distorsion). Kesalahan geometrik
menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kesalahan sistematik dan
kesalahan random. Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang dapat
diperkirakan sebelumnya, dan besar kesalahannya pada umumnya konstan, oleh
karena itu dapat dibuat perangkat lunak koreksi geometrik secara
sitematik.Kesalahan geometri yang bersifat random (acak) tidak dapat diperkirakan
terjadinya, maka koreksinya harus ada data referensi tambahan yang diketahui.
Koreksi geometrik yang biasa dilakukan adalah koreksi geometrik sistemik dan
koreksi geometrik presisi. Kesalahan geometrik internal disebabkan oleh
konfigurasi sensornya, akibat pembelokan arah penyinaran menyebabkan distorsi
panoramik (look angle), yang terjadi saat cermin scan melakukan penyiaman
(scanning). Besarnya sudut pengamatan (field of view) satelit pada proses
penyiaman akan mengakibatkan perubahan luas cakupan objek. Distorsi panoramik
sangat besar pengaruhnya pada sensor satelit resolusi rendah seperti NOAA-
AVHRR dan MODIS, namun citra resolusi tinggi seperti Landsat, SPOT, IKONOS,
Quickbird, dan ALOS bebas dari distorsi panoramik, karena orbitnya yang tinggi
dengan medan pandang kecil hampir tidak terjadi pergeseran letak oleh relief pada
data satelit tersebut. Distorsi yang disebabkan perubahan atau pembelokan arah
penyiaman bersifat sistematik, dapat dikoreksi secara sistematik.

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 6


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

Kesalahan geometrik menyebabkan perubahan bentuk citra. Koreksi geometrik


dilakukan sesuai dengan jenis atau penyebab kesalahannya, yaitu kesalahan
sistematik dan kesalahan random, dengan sifat distorsi geometrik pada citra.
Koreksi geometrik mempunyai tiga tujuan, yaitu :
1. Melakukan rektifikasi (pembetulan) atau restorasi (pemulihan) citra agar
koordinat citra sesuai dengan koordinat geografis.
2. Meregistrasi (mencocokan) posisi citra dengan citra lain yang sudah
terkoreksi (image to image rectification) atau mentransformasikan sistem
koordinat citra multispektral dan multitemporal.
3. Meregistrasi citra ke peta atau transformasi sistem koordinat citra ke
koordinat peta (image to map rectification), sehingga menghasilkan citra
dengan sistem proyeksi tertentu.
Koreksi geometrik yang biasa dilakukan adalah koreksi geometric sistematik dan
koreksi geometrik presisi. Masing-masing sebagai berikut :
1. Koreksi geometrik sistematik melakukan koreksi geomertri dengan
menggunakan informasi karakteristik sensor yaitu orientasi internal
(internal orientation) berisi informasi panjang fokus sistem optiknya dan
koordinat titik utama (primary point) dalam bidang citra (image space)
sedangkan distorsi lensa dan difraksi atmosfer dianggap kecil pada sensor
inderaja satelit, serta orientasi eksternal (external orientation) berisi
koordinat titik utama pada bidang bumi (ground space) serta tiga sudut
relatif antara bidang
citra dan bidang bumi.
2.Koreksi geometrik presisi pada dasarnya adalah meningkatkan ketelitian
geometrik dengan menggunakan titik kendali / kontrol tanah (Ground
Kontrol Point biasa disingkat GCP). GCP dimaksud adalah titik yang
diketahui koordinatnya secara tepat dan dapat terlihat pada citra inderaja
satelit seperti perempatan jalan dan lain-lain.
2.3.1 Ground Control Point (GCP)
GCP atau Titik Kontrol Bumi dapat didefinisikan sebagai sebuah titik di
permukaan bumi yang diketahui lokasinya (misal : koordinatnya telah ada)
yang digunakan sebagai sumber georeferensi data citra, seperti citra

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 7


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

penginderaan jauh atau peta scan. Titik kontrol lapangan (GCP) adalah suatu
titik-titik yang letaknya pada suatu posisi piksel suatu citra yang koordinat
petanya (referensinya) diketahui. GCP terdiri atas sepasang koordinat x dan
y, yang terdiri atas koordinat sumber dan koordinat referensi. Koordinat-
koordinat tersebut tidak dibatasi oleh adanya koordinat peta.
GCP merupakan pasangan-pasangan titik pada citra awal (belum terkoreksi)
dan referensi (peta, citra terkoreksi) untuk memperbaiki distorsi sistemik
pada citra awal. Objek-objek yang dapat digunakan GCP adalah objek yang
sama pada citra mentah maupun referensi. GCP idealnya diletakkan pada
jalan, sungai, garis pantai, teluk, tanjung, atau kenampakan pada permukaan
bumi lainnya yang dapat dikenali dengan kemungkinan perubahan yang
relatif lambat/tetap. Penentuan titik GCP diusahakan menyebar pada posisi
terluar dari citra yang akan dilakukan koreksi geometrik.

2.3.2 Root Mean Square Error (RMSE)


RMSE adalah metode alternatif untuk mengevaluasi teknik peramalan yang
digunakan untuk mengukur tingkat akurasi hasil prakiraan suatu model.
RMSE merupakan nilai rata-rata dari jumlah kuadrat kesalahan, juga dapat
menyatakan ukuran besarnya kesalahan yang dihasilkan oleh suatu model
prakiraan. Nilai RMSE rendah menunjukkan bahwa variasi nilai yang
dihasilkan oleh suatu model prakiraan mendekati variasi nilai
obeservasinya. Menurut Jaya (2015), besar kesalahan dalam koreksi
geometrik diwakili dengan nilai Root Mean Square Error (RMSE) yang
didapatkan setelah melakukan kegiatan koreksi geometrik. Nilai RMSE
yang baik adalah dibawah 0,5 piksel sehingga kesalahan tidak lebih dari
setengah dari resolusi spasial suatu citra.

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 8


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Tahapan Layer Stracking


Berikut merupakan langkah-langkah tahap layer stacking di aplikasi envi :
Tabel 1. Langkah-langkah tahap layer stacking di aplikasi envi
No Screenshot Keterangan
1
Langkah pertama sebelum
menggunakan envi adalah
mengekstrak citra satelit
yang telah didownload.

2
Buka aplikasi Envi 4.5
dengan mengklik dua kali
pada ikon. Kemudian klik
file, pilih open image file.

3
Pilih semua Citra Landsat 8
yang ingin di layer
stacking. Jumlah citra ada
12. Kemudian klik open.

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 9


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

Maka akan muncul band-


band yang tadi telah dipilih.

Pilih menu basic tools, pilih


layer stacking.

Pilih Geographic lat/lon.


Kemudian klik import file.

Pilih semua file yang akan


diimport.

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 10


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

Jika semua file sudah


dipilih, klik ok.

Pastikan referensinya tetap


di geographic lat/lon. Klik
recorder files.

10

Urutkan band-band atau


saluran dari band 1 sampai
BQA secara manual.

11

Jika sudah berurutan klik


ok.

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 11


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

12
Klik choose untuk
menentukan nama dan
folder layer stacking
dimana ingin ditempatkan.

13

Jika sudah memilih tempat


menyimpan dan menamai
hasil layer stacking
kemudian klik ok.

14

Tunggu proses beberapa


saat.

15

Jika proses sudah selesai


dapat mengklik load band.

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 12


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

16
Maka akan tampil hasil dari
layer stacking seperti
gambar disamping yang
masih menggunakan grey
scale. Selesai.

3.2 Tahapan Komposit Citra


Berikut merupakan langkah-langkah tahap komposit Citra di aplikasi Envi 4.5 :
Tabel 2. Langkah-langkah tahap komposit Citra di aplikasi Envi 4.5
No Screenshot Keterangan
1

Setelah selesai pada tahap


layer stacking maka dapat
dilanjutkan tahap komposit
Citra.

Klik RGB color.

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 13


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

3 Pilih kombinasi band sesuai


kebutuhan dengan mengklik
band yang berada di kolom
atas grey scale dan RGB
color. Kombinasi band pada
Citra disamping adalah
4,3,2 yaitu natural color.
Lanjutkan dengan
mengkombinasikan band-
band yang dibutuhkan
dengan mengklik masing-
masing band yang ada.
Selesai.

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 14


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

3.3 Tahapan Koreksi Geometrik


Berikut merupakan langkah-langkah tahap koreksi geometrik di aplikasi Envi 4.5
Tabel 3. Langkah-langkah tahap koreksi geometrik di aplikasi Envi 4.5
No Screenshot Keterangan
1
Setelah dilakukan layer stacking
dan komposit citra maka dapat
dilanjutkan dengan tahap
koreksi geometrik, yakni dengan
cara pilih file, klik open vector
file.
2
Kedua, ubah format yang berada
di kanan bawah menjadi
shapefile(*.shp) di folder
dimana shp disimpan. Klik
open.

Ketiga, pastikan referensinya


geographic lat/lon. Kemudian
klik ok.

Keempat, klik satu kali pada


layer vektor. Kemudian klik
load selected.

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 15


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

Kelima, pilih display #1. Klik


ok.

Keenam, klik load selected lagi.

Ketujuh pilih new vector


window. Klik ok.

8
Maka tampilan akan seperti
gambar disamping, yakni ada
jendela vektor dan layer band
yang terdapat vektornya juga.

Kedelapan, pilih menu map,


pilih registration, klik select
GCPs: Image to Map.

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 16


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

10

Maka akan muncul jendela


ground control points selection.

11
Kesembilan, pada jendela vektor
aktifkan toggle cursor dengan
cara klik kanan, pilih toggle
cursor on.

12 Kesepuluh, pilih lokasi titik


GCP yang dinginkan. Pastikan
penempatan GCP antara jendela
vektor dan layer band sama. Jika
sudah klik kanan pada jendela
vektor, pilih export map
location.
13

Kesebelas, klik add point.

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 17


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

14
Maka pada jendela vektor dan
layer band akan muncul titik
GCP yang sudah di add seperti
gambar di samping.

15
Lakukan hal yang sama dari
langkah sepuluh sampai sebelas
hingga titik minimal GCP yang
sudah disepakati serta rmse
yang dibawah 0,0 (hasil gambar
disamping RMSE : 0,038520).
Jika ingin melihat rmse seluruh
titik dapat dengan mengklik
show list.
16

Berikut hasil rmse keseluruhan


titik GCP.

17

Simpan file titik GCP dengan


mengklik menu file pada jendela
GCP selection, pilih save GCPs
w/ map coords.

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 18


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

18

Klik choose untuk memilih


folder penyimpanan dan nama
file GCP. Jika sudah klik Ok.
Selesai.

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 19


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

4.1 Hasil dan Analisis Layer Stacking


Berikut merupakan hasil dari tahap layer stacking :
Tabel 4. Hasil dan analisis layer stacking
Hasil

Analisis
Dari praktikum ini dapat dianalisis bahwa diperlukannya layer stacking pada Citra
landsat 8 yang memiliki 11 band atau saluran supaya kesebelas band atau saluran
tersebut dapat menjadi satu di satu Citra.

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 20


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

4.2 Hasil dan Analisis Komposit Citra


Berikut merupakan hasil dan analisis komposit Citra :
Tabel 5. Hasil dan analisis komposit Citra
Hasil Analisis
Kombinasi band atau saluran 4,3,2
untuk natural color digunakan untuk
analisis vegetasi. Kombinasi ini
digunakan untuk melihat kerapatan,
beda tinggi, dan dominasi vegetasi.
Warna Citra dari kombinasi band ini
sesuai keadaan aslinya di permukaan
bumi.

Kombinasi band 7,6,4 untuk


perkotaan digunakan untuk
memperjelas citra dari awan.
Perbedaan antara daratan dan
vegetasi sangat kontras sehingga
dapat dilakukan analisis guna lahan.
Warna Citra dari kombinasi band ini
dominan warna hijau karena
daratannya tertutup oleh tumbuhan
yang cukup rapat.

Kombinasi band 5,4,3 untuk color


infrared (vegetasi) digunakan untuk
melihat biomass, kerapatan, dan
dominasi vegetasi. Kombinasi ini
efektif untuk analisis vegetasi
kehutanan atau pertanian skala besar.
Semakin merah warnanya semakin
baik vegetasinya.

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 21


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

Kombinasi band 6,5,2 untuk


pertanian atau agriculture. Dengan
kombinasi ini terlihat jelas garis
pantai, biomassa (kerapatan vegetasi)
dan kelerengan tempat vegetasi
hidup. Warna Citra dari kombinasi
band ini dominan warna hijau muda
yang berarti tumbuhan terlihat baik.

Kombinasi band 7,6,5 untuk


atmospheric penetration berguna
untuk meperjelas citra dari ketebalan
awan, memperjelas garis pantai dan
tutupan vegetasi. Warna Citra dari
kombinasi ini dominan biru muda
dan dapat memperjelas citra dari
gangguan cuaca.

Kombinasi band 5,6,2 untuk


kesehatan vegetasi digunakan untuk
menganalisa dominasi vegetasi yang
subur dan tidak subur. Warna Citra
dari kombinasi warna ini dominan
berwarna kuning tua.

Kombinasi band 5,6,4 untuk


land/water. Dengan kombinasi ini
dapat memperjelas daratan dengan
perairan. Dapat digunakan untuk
menganalisa DAS (DaerahAliran
Sungai) dan daerah sepanjang garis
pantai (coastal line). Pada citra ini
terlihat daratan dan pantai terlihat
kontras dan di pinggir pantai yang
masih dangkal terlihat berwarna
ungu.

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 22


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

Kombinasi band 7,5,3 untuk natural


with atmospheric removal. Dengan
kombinasi ini akan membuat citra
lebih jernih dari pengaruh-pengaruh
gangguan cuaca. Citra yang berwarna
hijau gelap merupakan vegetasi
sedangkan yang terang dalam masa
pertumbuhan

Kombinasi band 7,5,4 untuk


shortwave infrared. Kombinasi ini
didapatkan biomass dengan kontras
yang jelas dan citra yang lebih bersih
dari tutupan awan. Garis pantai dan
laut akan terlihat jelas

Kombinasi band 6,5,4 untuk analisis


vegetasi. Kombinasi ini dikhususkan
untuk analisis vegetasi, sehingga
sangat berguna untuk bidang kehuta
nan dan pertanian. Analisis yang
biasa dilakukan adalah analisis
kerapatan, dominasi vegetasi, luas
tutupan lahan, sehingga sangat
bermanfaat bagi analisis inventarisas
i SDA hutan.

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 23


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

4.3 Hasil dan Analisis Koreksi Geometrik


Berikut merupakan hasil dan analisis koreksi geometrik :
Tabel 6. Hasil dan analisis koreksi geometrik
Hasil

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 24


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

Analisis
Dari praktikum ini dapat dianalisis bahwa penentuan GCP pada vektor dan layer Citra
harus sama atau paling tidak berbeda sangat sedikit. Kurang samanya penempatan
titik GCP pada gambar vektor dan Layer Citra menyebabkan rmse besar, semakin
banyak titik GCP yang dibuat tidak akurat maka rmse akan membesar. Kebalikkannya
jika penempatan pada kedua tempat tersebut sama maka rmse akan kecil. Kesulitan
dalam pembuatan titik GCP untuk mengoreksi Citra adalah penempatan titik GCP
yang harus seakurat mungkin pada ke dua tempat membuat pemilihan tempat menjadi
tidak leluasa. Koreksi geometrik pada peletakan titik GCP yang menjadi acuan harus
tersebar merata pada area sedangkan hasil penempatan pada citra yang saya buat
belum tersebar merata karena garis vektor yang ada juga tidak mencakup seluruh
Citra. Supaya dapat menghasilkan titik GCP dengan rmse sekecil mungkin harus
mencari garis lekukan yang lancip supaya mempermudah penyesuaian pada GCP di
layer dan vektor. Dari gambar diatas, hasil Citra yang telah dikoreksi tidak terjadi
kemencengan yang berarti tahap koreksi geometrik berhasil atau sesuai dengan
keadaan sebenarnya di bumi.

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 25


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa Layer Stacking atau kadang
disebut juga sebagai Band Stacking ini , diperlukan jika kita memiliki lebih dari satu
band/layer yang terpisah file/ productnya. Misal terdapat 3 kanal (Band 2, Band 3
dan Band 4) yang secara berurutan adalah kanal Biru, Hijau dan Merah dari Landsat
8. Jika Anda mengunduh data melalui earthexplorer dan membuka satu persatu file
secara terpisah (bukan dengan membuka MTL filenya), maka masing masing kanal
akan berdiri sendiri dan berada dalam “wadah” sendiri. Dan koreksi geometrik
berfungsi untuk memberi koordinat asli ke Citra agar Citra sesuai dengan keadaan
sebenarnya di bumi. Penentuan GCP pada Citra digunakan untuk koreksi geometrik.
Akurasi hasil koreksi geometrik dapat dilihat dari nilai rmsenya. Semakin kecil
rmsenya semakin baik tingkat ketelitiannya. Pada praktikum ini hasil koreksi
geometrik pada nilai RMSE-nya adalah 0,003316 yang berarti telah memenuhi syarat
ketelitian koreksi geometriknya.

5.2 Saran
Saran yang dibutuhkan adalah ketelitian untuk mendapatkan hasil RMSE yang kecil
agar dapat mendapatkan hasil yang baik.

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 26


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh I

DAFTAR PUSTAKA

- Rahmayunita, Rosyida, Deasy. 2015. Laporan Praktikum Penginderaan Jauh


Komposit Band Citra Landsat dengan Envi 4.5 .pdf. Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan. Institut Teknologi Sepuluh November : Surabaya.
- Danoedoro, Projo. 2009. Pengantar Penginderaan Jauh Digital. Fakultas
Geografi. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.

Renaldy Dewana / 232017045 / Kelas A 27

Anda mungkin juga menyukai