Anda di halaman 1dari 12

FOTOGRAFI DAN FOTOGRAMETRI

Disusun Oleh :
MOCHAMAD ADENAN FAUZI
NPM : 201110015401015
PRODI KEHUTANAN

KELAS 10
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA
2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT


yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan rangkuman materi fotografi dan fotogrametri yang mana
merupakan tugas dari mata kuliah Penfsiran potret udara.

Dalam rangkuman materi fotografi dan fotogrametri disusun sebagai


bahan pertanggungjawaban bagi mahasiswa semester V universitas 17 Agustus
Samarinda fakultas Pertanian Program studi Kehutanan. Semoga Rangkuman
Materi Fotografi dan Fotogrametri ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama
bagi mahasiswa Program Studi Kehutanan pada Universitas 17 Agustus
Samarinda

Rangkuman materi fotografi dan fotogrametri sudah tentu masih jauh


dari sempurna, oleh karena itu masukan dan saran sangat kami harapkan untuk
penyempurnaannya dan semoga bermanfaat.

Disusun Oleh :

Mochamad Adenan Fauzi

ii
DAFTAR ISI
JUDUL ……………………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ............................................................................... iii

BAB. I …….….…………………………………………………………………………… 1
1.1 PENDAHULUAN ………………………………………………………………… 1
BAB. II ……………………………………………………………………………………. 2
2.1 Tinjauan Pustaka ……………………………………………………………… 2
2.2 Metode Penelitian ……………………………………………………………… 2
2.3 Studi Literatur …………………………………………………………………… 2
BAB. III …………………………………………………………………………………… 3
3.1 Pembahasan ……………………………………………………………………… 4
KESIMPULAN …………………………………………………………………………… 8

BAB V DAFTARA PUSTAKA ………………………………………………………. 9

iii
BAB. I
I.1 PENDAHULUAN
Dalam perkembangan fotografi dewasa ini ada banyak genre yang populer di
masyarakat seperti fotografi jurnalistik, human interest landscape, sport, fotografi
periklanan, foto produk, foto model, foto fashion, foto wedding, dan lain sebagainya.
Namun dari setiap genre yang begitu populer di masyarakat jarang mendengar ada genre
fotografi 3D, karena selama ini implementasi teknologi 3D biasa digunakan di dunia
perfilman dan animasi. Padahal fotografi 3D masih menyimpan potensi untuk
dikembangkan karena aplikasi 3D dapat membuat media foto tersebut menjadi sangat
unik. Fotografi merupakan salah satu dari IPTEKS (Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan
Seni) yang sangat implementatif di kehidupan masyarakat modern, apalagi dengan
perkembangan fotografi digital yang masif, fotografi saat ini menjadi sesuatu yang tidak
pernah lepas dari para pengguna gawai. Oleh karena itu ilmu fotografi juga seharusnya
bergerak dinamis mengikuti perkembangan IPTEKS, maka dengan penelitian yang
mengarah pada eksperimental fotografi dan citra 3D diharapkan dapat memberikan
kontribusi besar dalam kebaharuan keilmuan khususnya pada ranah fotografi.

Citra 3D anaglyph merupakan teknologi pencitraan tiga dimensi yang muncul


dari penggabungan 2 citra 2D stereoscopik yang merepresentasikan penglihatan mata
kanan dan kiri sehingga menciptakan ilusi visual 3D (Anggela, 2013). Pemilihan 3D
anaglyph sebagai teknis yang akan di eksplorasi di penelitian ini dikarenakan teknik ini
merupakan implementasi pencitraan 3D yang paling mudah diadaptasi di media cetak
dan fotografi. 3D anaglyph bahkan bisa diadaptasi oleh model cetak grafis yang
berbasis CMYK meskipun sebenarnya 3D anaglyph merupakan pemisahan channel
warna RGB.

Fotogrametri Jarak Dekat merupakan suatu cabang penting ilmu fotogrametri


dengan kamera berada di permukaan bumi yang menpunyai jarak antara kamera dengan
objek sampai dengan 300 meter. Kamera Foto ini mudah dicapai sehingga dapat
dilakukan pengukuran langsung untuk memperoleh posisi pemotretan [1]. Penggunaan
metode alternatif yang relatif murah untuk melakukan pemodelan suatu bangunan,
yakni dengan teknologi Close Range Photogrametry (CRP) atau Fotogrametri Rentang
Dekat, dengan memanfaatkan kamera Digital Single Lens.
.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Aji, 2016), pembelajaran dengan
objek tiga dimensi mampu meningkatkan prestasi belajar hingga 54%. Salah satu
tantangan dalam pembelajaran objek tiga dimensi adalah proses pembuatan media.
Proses pembuatan mode tiga dimensi memerlukan suatu teknik dan penguasaan
perangkat lunak yang khusus. Salah satu teknik pembuatan model tiga dimensi adalah
dengan menggunakan teknik fotogrametri digital. Fotogrametri digital pada dasarnya
merupakan suatu teknik pemetaan dengan menggunakan kamera digital yang kemudian
menghasilkanproduk berupa peta dan model elevasi digital (Nex and Remondino,
2014). Perkembangan teknologi robotik dan computer vision pada fotogrametri digital
menjadikan fotogrametri digital tidak hanya digunakan untuk pemetaan tetapi juga
menghasilkan suatu objek tiga dimensi non terestris (Pérez Ramos and Robleda Prieto,
2015). Objek tiga dimensi tersebut dapat digunakan untuk media pembelajaran dari
berbagai bidang studi.

1
BAB. II
2.1 TINJAUAN PUSTAKA

Fotogrametri adalah seni ilmu dan teknologi dalam memperoleh informasi yang
terpercaya mengenai obyek-obyek dan lingkungan fisis, melaluiproses perekaman,
pengukuran dan penafsiran citra fotografikdan pola-pola energi elektromagnetik yang
bercahaya dan gejala lainnya (Americanm Society of Photogrammetry, 1934 pada
Syaeful, 2007). Dari kedua aspek tersebut terdapat duaaspek penting yaitu aspek ukuran
objek (kuantitatif) dan jenis objek (kualitatif).Seiring perkembangan zaman,
fotogrametri kemudian dibagi menjadi dua yaitu fotogrametri analitik dan fotogrametri
digitial. Fotogrametri digital adalah pemanfaatan foto digital sebagai sumber data
pengukuran objek-objek foto dengan bantuan komputer (Syaeful, 2007). Luaran dari
fotogrametri digital adalah peta foto, model elevasi digital, dan model tigadimensi.
Prinsip dari pemodelan tiga dimensi dari data fotogrametri digital adalah dengan
melakukan rekonstruksi posisi kamera, triangulasi, dan penyocokan.
dibagi kedalam tigatahap, yaitu akuisisi data, pengolahan data dan pemodelan
tigadimensi. Pada proses akuisisi data, kegiatan pengambilan foto dilakukan dengan
prinsip pertampalan kemuka dan kesamping. Pada proses pengolahan data dilakukan
rekonstruksi berkas dan mozaiking sehingga menghasilkan titik tiga dimensi.
Sedangkan tahapan terakhir yaitu tahapan pemodelan tiga dimensi.

2.2 METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka yang
menggunakan jurnal dan artikel ilmiah lainnya sebagai objek penelitian. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian kualititatif, yaitu penelitian yang
menghasilkan informasi baru berupa catatan deskriptif yang terdapat dalam pustaka
yang diteliti (Mantra, 2008,30). Pemanfaatan Fotogrametri Digital dibagi dalam empat
bidang yaitu, pembelajaran di bidang kedokteran, arsitektur, sejarah, dan geografi.

2.3 STUDI LITERATUR

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang sudah berisi materi


pembelajaran, yang memungkinkan seseorang untuk memanfaatkannya untuk belajar
guna memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap (Suryani, 2016).
Dengan adanya media pembelajaran, diharapkan kegiatan pembelajaran dapat
bersifat interaktif dan lebih mudah dipahami. Media pembelajaran menurut (Riandi,
2014) harus memiliki lima syarat, antara lain: (1) Mampu menyederhanakan proses;
(2) Mampu untuk memvisualkan atau mengkonkritkan hal-hal yang abstrak; (3)
Biaya murah dengan bahan yang berada dari lingkungan sekitar kita (azas manfaat,
bagi siswa memberi contoh untuk memanfaatkan barang bakas atau berfikir kreatif);
(4)Mudah dirakit dan digunakan oleh siswa secara individual atau kelompok; (5)
Penggunaan material dengan biaya yang rendah.
Salah satu jenis media pembelajaran adalah media objek. Media objek merupakan
media tiga dimensi yang menyampaikan informasi tidak dalam bentuk penyajian,
melainkan melalui ciri fisiknya sendiri seperti ukuran, bentuk, susunan, warna,
fungsi dan sebagainya (Susilana and Riyana, 2009). Media objek dibagi menjadi dua
jenis yaitu media objek sebenarnya dan media objek pengganti. Salah satu teknik
dalam menghasilkan media objek adalah dengan Fotogrametri Digital.

2
piksel antar foto yang saling bertampalan (Smith, Carrivick, dan Quincey, 2016).
Kegiatan pemodelan tiga dimensi denganfotogrametri digital dapat dilakukan dengan
tahapan yang digambarkan pada gambar 1

Pemodelan tiga dimensi pada dasasrnya

Gambar 1. Metode Pemodelan Tiga Dimensi dengan Fotogrametri Digital Kegiatan

3
BAB. III
3.1 PEMBAHASAN
Media pembelajaran dalam bidang kedokteran telah berkembang pesat seiring
berkembangnya teknologi. Media pembelajaran yang digunakan dalam dunia
kedokteran telah memanfaatkan prinsip fotogrametri digital dalam menghasilkan
media pembelajaran. Pada awalnya, media yang digunakan adalah diagram, gambar,
maupun video terkait fenomena kedokteran. Pada bidang kedokteran kebanyakan
tehnik. fotogrametri digunakan untuk menghasilkan objek tiga dimensi anatomi tubuh
manusia (Petriceks, et al. 2018).
Hasil dari fotogrametri menghasilkan objek yang menyerupai serta akurat
terhadap bentuk asli dari organ tersebut. Pada penelitian ini dilakukan pemodelan
pada organ hati. Dengan fotogrametri, dapat dihasilkan model akurat terkait kondisi
hatiyang sehat juga yang mengalami tumor.Gambar 2

menampilkan kondisi anatomi hati.

sumber : Petriceks et al.,. 2018


Gambar 1 Model Tiga Dimensi AnatomiTubuh

Respon mahasiswa terkait pembelajaran dengan media tiga dimensi cukup baik karena
dengan bantuan smartphone, objek tiga dimensi dapat dilihat secara 360 derajat maupun
diperbesar ukurannya sehingga objek yang ditampilkan bersifat fleksibel dan mudah
untuk dipelajari Pemanfaatan prinsip fotogrametri digital dilakukan untuk analisis
anomali pada tulang kaki di bidang kedokteran (Çatal Reis, 2018). Umumnya,
teknologi yang digunakan untuk menganalisa kondisi tulang adalah menggunakan
Computed Tomography (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Dengan
menggunakan prinsip fotogrametri terbukti dapat menampilkan model sehingga
kemudian dianalisis kondisi dari tulang kaki. Pada penelitian didapatkan bahwa dengan
fotogrametri, kelainan pada tulang kaki dapat diketahui melalui algoritma edge
detection dengan akurasi lebih dari 85% (Catal Reis, 2018).

4
Metode pembelajaran dalam bidang arsitektur telah beralih dari metode
tradisional yang berfokus pada persepsi hubungan tangan dan pensil menjadi
teknologi digital yang menggunakan komputer sebagai perangkat utama
pembelajaran (Tomasowa, 2011). Salah satu aspek penting dalam pembelajaran
arsitektur adalah menguasi konsep perancangan. Konsep perancangan pada dasarnya
proses penyelesaian masalah atau persoalan dengan menggunakan metode maupun
cara yang tepat guna.
Salah satu konsep perancangan adalah preseden, yaitu melakukan studi
banding maupun studi kasus pada beberapa masalah lain sebagai acuan maupun
inspirasi arsitek dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya (Wuisang, 2015).
Salah satubentuk studi kasus antara lain mempelajari konsep arsitektur bangunan lain
sehingga dapat menjadi opsi alternatif dalam pemecahan masalah. Kegiatan dalam
mencari inspirasi tersebut dikemas dalam bentuk eksplorasi arsitektur
(Purwantiasning 2014), eksplorasi arsitektur merupakan metode mengamati secara
langsung suatu obyek sehingga siswa dapat turut aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Umumnya eksplorasi arsitektur dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan, akan
tetapi dengan menggunakan metode fotogrametri digital, memungkinkan siswa
untuk menganalisa suatu obyek melalui model tiga dimensi yang interaktif.
Pemanfaatan fotogrametri digital untuk bidang arsitektur dapat membantu
siswa dalam mengidentifikasi, mendeseain, maupunmengevaluasi suatu model
engineering yang efektif, selain itu siswa dapat juga mengenali karakteristik
bangunan dengan pembelajaran menggunakan model 3 Dimensi (Baik and Alitany,
2018). Konsep fotogrametri digital digunakan untuk studi karakteristik arsitektur
bangunan bersejarah di Jeddah, Mekah. Pemanfaatan ini bermanfaat bagi penjelasan
atau pemaparan suatu konstruksi bangunan. Gambar akan lebih terlihat menarik dan
mudah dipahami dengan model 3 dimensi. Model 3 dimensi yang dihasilkan
terteraseperti pada gambar 4
.

Gambar 3. Model Tiga Dimensi GedungArsitektur di Jeddah

Selain melakukan visualisasi, keunggulan dari model tiga dimensi ini adalah para
siswa mampu melakukan pengukuran dimensi pada objek bangunan tersebut, dengan
kemampuan ini, siswa dapat melakukan pengukuran rasio ukuran pada bagian-bagian
bangunan. Penelitian yang dilakukan pada area bangunan konstruksi menampilkan
bahwa dimensi bangunan yang dihasilkan sangat akurat, dengan akurasi dimensi di
bawah 30 mm (Murtiyoso dan Grussenmeyer, 2017). Bentuk 3 Dimensi dari
penelitian (Murtiyoso and Grussenmeyer, 2017) digambarkan pada gambar 5.

5
Gambar 4.Model Tiga Dimensi Katedral

Fotogrametri pada dasarnya merupakan suatu metode yang digunakan untuk


melakukan penyajian kondisi topografi suatu daerah dengan tingkat akurasi tinggi,
perkembangan fotogrametri semakin meningkat seiring berkembangnya teknologi di
sektor kamera, robotic, computer vision, dan pesawat tanpa awak (Colomina and
Molina, 2014). Pembelajaran geografi khususnya dalam kajian kewilayahan pasti
memerlukan peta sebagai media pembelajaran.

Salah satu aspek pembelajaran dalam bidang geografi adalah menganalisis


kondisi suatu wilayah dengan menggunakan peta dari fotogrametri digital.
Keunggulan dari peta yang dihasilkan teknik fotogrametri adalah citra atau foto yang
dihasilkan memiliki tingkat akurasi tinggi sehingga akan lebih memudahkan dalam
menganalisa kondisi real suatu wilayah (Eisenbeiß, 2009). Selain peta, produk dari
fotogrametri digital adalah model tiga dimensi suatu objek topografis sehingga
kondisi dan visualisasi dapat didentifikasi serta lebih mudah dipahami. Visualisasi
peta foto udara serta model elevasi digital Kawah Glasial Dig Tsho menghasilkan
gambaran permukaan keseluruhan kawah yang mudah dideskripsikan (Westoby et al,
2012), seperti yang ditampilkan pada gambar 8.

sumber : Westoby et al., 2012

Gambar 5. Model Tiga Dimensi Kawah Glasial

analisis spasial sehingga menghasilkan informasi baru. Salah satu keunggulan model
tiga dimensi dari fotogrametri digital adalah dapat menghasilkan suatu informasi
spasial teliti terkait fenomena bencana alam. Penelitian yang dilakukan oleh (Wulan et
al, 2017) tentang pemetaan kawasan terdampak bencana longsor dan banjir dapat

6
memberikan suatu gambaran kondisi suatu kawasan yang terdampak serta mengetahui
luasan dan perubahan tutupan lahan akibat bencana. Gambar menampilkan peta foto
dampak bencana longsor
Pemanfaatan fotogrametri digital dalam bidang geografi yang lain antara lain,
pemanfaatan untuk analisa kondisi perkotaan (Mohammed et al, 2014),
pembaharuankartografik (Carot et al, 2017), kajian wilayah

sumber : Wulan et al., 2017


Gambar 6. Peta Foto Wilayah Terdampak Bencana

Keunggulan dari model tiga dimensi yang dihasilkan dari Fotogrametri Digital
adalah fleksibilitas dalam melakukan visualisasi, serta memiliki dimensi dan
koordinat dengan akurasi orde sentimeter. Hal ini tentu akan membantu siswa dalam
melakukan interpretasi serta melakukan.

pesisir (Drummond et al, 2015), hingga analisa sebaran hewan liar (Tremblay
et al, 2017). Pemanfaatan teknologi yang terusmenerus berkembang dapat membantu
siswa dalam melakukan kajian spasial dengan lebih mendalam dan komprehensif.

7
IV. KESIMPULAN

Model tiga dimensi yang dihasilkan dari fotogrametri digital mulai


dikembangkan oleh beberapa peniliti untuk kepentingan pembelajaran. Model tiga
dimensi mampun meningkatkan kemampuan siswa dalam menginterpretasi obyek-
obyek seperti anatomi tubuh dan analisis kondisi jantung pada pembelajaran di bidang
kedokteran. Selain itu dengan model tiga dimensi yang akurat, selain membantu dalam
visualisasi dan identifikasi karakteristik arsitektur suatu objek, dapat pula digunakan
untuk pengukuran dimensi.
Model tiga dimensi juga mampu menyajikan informasi detail terkait kondisi
bangunan sejarah sehingga para siswa mampu mempelajari objek-objek sejarah.
Selain itu dengan fotogrametri digital, kondisi geografis suatu wilayah dapat
divisualisasikan dalam bentuk tiga dimensi sehingga para siswa mampu
menginterpretasikan secara visual kondisi suatu daerah dan kemudian dianalisis
dengan pendekatan spasial, Pemanfaatan fotogrametri digital dalam dunia
pengembangan media pembelajaran harus terus dikembangkan dan disebarluaskan
pada dunia pendidikan karena dapat membantu dalam penyampaian informasi secara
efektif.

8
DAFTAR PUSTAKA

Aji, Wahyu Waskito. (2016). Penggunaan Media Pembelajaran Visual Tiga Dimensi
(Sketchup)Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar PadaMata Pelajaran
Gambar Konstruksi Bangunan Kelas XI Teknik Gambar
Baik, A., and A. Alitany. (2018). FromArchitectural Photogrammetry Toward
Digital Architectural HeritageEducation. ISPRS. International
Caroti, Gabriella, Andrea Piemonte, and Riccado Nespoli. (2017). UAV-Borne
Photogrammetry: A Low Cost 3D Surveying Methodology for Cartographic
Update. MATEC Web of Conferences 120 09005 DOI:
https://doi.org/10.1051/matecconf/201 712009005.
Çatal Reis, Hatice. 2018. Bone Anomaly Of The Foot Detection Using Medical
Photogrammetry. International Journal of Engineering and Geosciences 3
(1)(2006) 1–5. DOI:https://doi.org/10.26833/ijeg.333686.
Purwantiasning, Ari Widyati. (2014). “Eksplorasi Arsitektur Sebagai Salah Satu
Metode Dalam Proses Belajar Mengajar Mahasiswa Aktif Di Jurusan
Arsitektur Universitas Muhammadiyah Jakarta,” Seminar Nasional Sains dan
Teknologi. 1-6. ISSN: 2407-1846
Suryani, Nunuk. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran Sejarah Berbasis IT.
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya (2016) 10
(2):186–96. DOI:https://doi.org/10.17977/um020v10i22016p186.

Suwardhi, Deni, Muhammad Mukhlisin,Dendy Darmawan, Shafarina Wahyu


Trisyanti, and Yudi Suhartono. 2016. Survey dan Pemodelan 3D (Tiga
Dimensi) untuk Dokumentasi DigitalCandi Borobudur. Jurnal KonversiCagar
Budaya Borobudur. 10 2 10-22. DOI: https://doi.org/10.33374/jurnalk
onservasicagarbudaya.v10i2.150

Anda mungkin juga menyukai