Anda di halaman 1dari 12

BAB II.

KETENTUAN UMUM

2.1. ISTILAH DAN DEFINISI

Istilah dan definisi yang terdapat dalam laporan Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Kecamatan Sewon dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kabupaten adalah Kabupaten Bantul.
2. Bupati adalah Bupati Bantul.
3. Daerah adalah Kabupaten Bantul.
4. Kecamatan adalah Kecamatan Sewon.
5. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
6. Kawasan Perkotaan Sewon yang meliputi Desa Pendowoharjo, Timbulharjo,
Bangunharjo, dan Panggungharjo.
7. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan
makhluk lain hidup melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
8. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
9. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
10. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang
sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program
beserta pembiayaannya.
11. Izin Pemanfaatan Ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan
pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Materi Teknis RDTR Kecamatan Sewon 2-1


12. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata
ruang.
13. Peraturan Zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang persyaratan
pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap
blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang.
14. Penggunaan Lahan adalah fungsi dominan dengan ketentuan khusus yang ditetapkan
pada suatu kawasan, blok peruntukan, dan/atau persil.
15. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
16. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan
pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
17. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
18. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten adalah rencana tata ruang yang
bersifat umum dari wilayah kabupaten, yang merupakan penjabaran dari RTRW
provinsi, dan yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah
kabupaten, rencana struktur ruang wilayah kabupaten, rencana polaruang wilayah
kabupaten, penetapan kawasan strategis kabupaten, arahan pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten.
19. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) adalah rencana secara terperinci tentang tata
ruang wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi dengan peraturan zonasi
kabupaten/kota.
20. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah panduan rancang bangun
suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan
ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan
program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana
investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan
pengembangan lingkungan/kawasan.

Materi Teknis RDTR Kecamatan Sewon 2-2


21. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif
dan/atau aspek fungsional.
22. Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) adalah bagian dari kabupaten/kota dan/atau
kawasan strategis kabupaten/kota yang akan atau perlu disusun rencana rincinya,
dalam hal ini RDTR, sesuai arahan atau yang ditetapkan di dalam RTRW
kabupaten/kota yang bersangkutan, dan memiliki pengertian yang sama dengan
zona peruntukan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15
Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.
23. Sub Bagian Wilayah Perkotaan (Sub BWP) adalah bagian dari BWP yang dibatasi
dengan batasan fisik dan terdiri dari beberapa blok, dan memiliki pengertian yang
sama dengan subzona peruntukan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.
24. Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan.
25. Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi.
26. Kawasan Strategis Kabupaten/Kota adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
27. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya
buatan.
28. Kawasan Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung
baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal/lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan.

Materi Teknis RDTR Kecamatan Sewon 2-3


29. Kawasan Terbangun adalah ruang dalam kawasan permukiman yang mempunyai ciri
dominasi penggunaan lahan secara terbangun atau lingkungan binaan untuk
mewadahi kegiatan daerah.
30. Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang
dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola
oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri.
31. Kawasan Rawan Banjir adalah daratan yang berbentuk flat, cekungan yang sering
atau berpotensi menerima aliran air permukaan yang relatif tinggi dan tidak dapat
ditampung oleh drainase atau sungai, sehingga melimpah ke kanan dan ke kiri serta
menimbulkan masalah yang merugikan manusia.
32. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu
satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan
perdesaan.
33. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari pemukiman, baik perkotaan
maupun pedesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum
sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
34. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar
tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman.
35. Jaringan adalah keterkaitan antara unsur yang satu dan unsur yang lain.
36. Fasilitas Sosial adalah fasilitas yang dibutuhkan masyarakat dalam lingkungan
permukiman, meliputi: pendidikan, kesehatan, perbelanjaan dan niaga,
pemerintahan dan pelayanan umum, peribadatan, rekreasi dan kebudayaan,
olahraga dan lapangan terbuka, serta fasilitas penunjang kegiatan sosial lainnya di
kawasan perkotaan.
37. Blok adalah sebidang lahan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh batasan fisik yang
nyata seperti jaringan jalan, sungai, selokan, saluran irigasi, saluran udara tegangan
ekstra tinggi, dan pantai, atau yang belum nyata seperti rencana jaringan jalan dan
rencana jaringan prasarana lain yang sejenis sesuai dengan rencana kota, dan
memiliki pengertian yang sama dengan blok peruntukan sebagaimana dimaksud

Materi Teknis RDTR Kecamatan Sewon 2-4


dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang.
38. Sub Blok adalah pembagian fisik di dalam satu blok berdasarkan perbedaan subzona.
39. Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik spesifik.
40. Sub Zona adalah suatu bagian dari zona yang memiliki fungsi dan karakteristik
tertentu yang merupakan pendetailan dari fungsi dan karakteristik pada zona yang
bersangkutan.
41. Unit Lingkungan adalah satuan permukiman terkecil yang secara fisik merupakan
bagian unit wilayah terbangun, yang berperan dalam perkembangan daerahnya.
42. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka persentase perbandingan antara luas
seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah
perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan RTBL.
43. Koefisien Daerah Hijau (KDH) adalah angka persentase perbandingan antara luas
seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi
pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan perencanaan yang dikuasai
sesuai rencana tata ruang dan RTBL.
44. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah angka persentase perbandingan antara luas
seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan
yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan RTBL.
45. Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah sempadan yang membatasi jarak terdekat
bangunan terhadap tepi jalan; dihitung dari batas terluar saluran air kotor (riool)
sampai batas terluar muka bangunan, berfungsi sebagai pembatas ruang, atau jarak
bebas minimum dari bidang terluar suatu massa bangunan terhadap lahan yang
dikuasai, batas tepi sungai atau pantai, antara massa bangunan yang lain atau
rencana saluran, jaringan tegangan tinggi listrik, jaringan pipa gas, dsb (building line).
46. Garis Sempadan Jalan (GSJ) adalah garis rencana jalan yang ditetapkan dalam
rencana ruang;
47. Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kanan kiri sungai, yang mempunyai
manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai.
48. Intensitas Bangunan adalah perbandingan jumlah luas/seluruh lantai terhadap luas
tanah perpetakan yang sesuai dengan rencana ruang.

Materi Teknis RDTR Kecamatan Sewon 2-5


49. Intensitas Pemanfaatan Lahan adalah perbandingan jumlah luas seluruh lantai
bangunan terhadap luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang sesuai dengan
rencana ruang.
50. Intensitas Ruang adalah besaran ruang untuk fungsi tertentu yang ditentukan
berdasarkan pengaturan Koefisien Lantai Bangunan, Koefisien Dasar Bangunan dan
Ketinggian Bangunan tiap kawasan bagian wilayah kabupaten sesuai dengan
kedudukan dan fungsinya dalam pembangunan kabupaten.
51. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok,
yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang
tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.
52. Ruang Terbuka Non Hijau yang selanjutnya disingkat RTNH adalah ruang terbuka
dibagian wilayah perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori RTH, berupa lahan
yang diperkeras atau yang berupa badan air, maupun kondisi permukaan tertentu
yang tidak dapat ditumbuhi tanaman atau berpori.
53. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi yang selanjutnya disingkat SUTET adalah
saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat penghantar di udara yang digunakan
untuk penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban dengan
tegangan di atas 278 kV.
54. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah saluran tenaga listrik yang
menggunakan kawat penghantar di udara yang digunakan untuk penyaluran tenaga
listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban dengan tegangan di atas 70 kV sampai
dengan 278 kV.
55. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi melayani
kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan.
56. Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY) adalah kawasan perkotaan di Daerah Istimewa
Yogyakarta yang ditetapkan sebagai PKN (Pusat Kegiatan Nasional) meliputi :Kota
Yogyakarta, Kecamatan Depok, sebagian Kecamatan Ngaglik, sebagian Kecamatan
Mlati, sebagian Kecamatan Godean, sebagian Kecamatan Gamping, sebagian
Kecamatan Ngemplak, sebagian Kecamatan Kasihan, sebagian Kecamatan Sewon,
dan sebagian Kecamatan Banguntapan.

Materi Teknis RDTR Kecamatan Sewon 2-6


57. BWP Sewon adalah bagian wilayah perkotaan di Kabupaten Bantul yang akan disusun
RDTR, sesuai arahan di dalam RTRW Kabupaten Bantul dan memiliki pengertian yang
sama dengan zona peruntukan.
58. Utilitas Umum adalah sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan yang
diselenggarakan oleh pemerintah dan pembangun swasta pada lingkungan
permukiman, meliputi penyediaan jaringan jalan, air bersih, listrik, pembuangan
sampah, telepon, saluran pembuangan air kotor dan drainase, serta gas.

2.2. KEDUDUKAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI

RDTR Kecamatan Sewon disusun sesuai dengan amanat Pasal 59 Ayat (1) PP 15
tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, yang menyatakan bahwa “setiap
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota harus menetapkan bagian dari wilayah
kabupaten/kota yang perlu disusun Rencana Detail Tata Ruangnya”. Wilayah administrasi
Kecamatan Sewon dimana didalamnya terdapat kawasan perkotaan Sewon, merupakan
salah satu kawasan perkotaan di Kabupaten Bantul sesuai dengan Peraturan Daerah No. 4
Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Bantul 2010 – 2030. Berdasarkan pertimbangan
tersebut maka perlu disusun RDTR Kecamatan yang dilengkapi dengan peraturan zonasi
sebagai alat pengendalian pemanfaatan ruang untuk menjaga konsistensi pembangunan
dan keserasian perkembangan kawasan perkotaan yang dinamis. Kedudukan RDTR
Kecamatan Sewon dalam sistem perencanaan tata ruang dan sistem perencanaan
pembangunan nasional dapat dilihat pada Gambar 2.1.

2.3. FUNGSI DAN MANFAAT RDTR DAN PERATURAN ZONASI

Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kecamatan Sewon berfungsi
sebagai:
1. kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kecamatan berdasarkan RTRW Kabupaten
Bantul;
2. acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan pemanfaatan
ruang yang diatur dalam RTRW;
3. acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;
4. acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang; dan
5. acuan dalam penyusunan RTBL.

Materi Teknis RDTR Kecamatan Sewon 2-7


Sedangkan manfaat dari Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi
Kecamatan Sewon adalah sebagai :
1. penentu lokasi berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi dan lingkungan
permukiman dengan karakteristik tertentu;
2. alat operasionalisasi dalam sistem pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
pembangunan fisik kecamatan yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, swasta, dan/atau masyarakat;
3. ketentuan intensitas pemanfaatan ruang untuk setiap bagian wilayah sesuai dengan
fungsinya di Kecamatan Sewon; dan
4. ketentuan bagi penetapan kawasan yang diprioritaskan untuk disusun program
pengembangan kawasan dan pengendalian pemanfaatan ruangnya pada tingkat
Kecamatan atau Sub BWP.

RENCANA PEMBANGUNAN RENCANA UMUM TATA RUANG RENCANA RINCI TATA RUANG

RTR Pulau
RPJP Nasional RTRW Nasional
RTR Kawasan Strategis Nasional

RPJM Nasional

RPJP Provinsi RTRW Provinsi


RTR Kawasan Strategis Provinsi
Perda No. 2 Thn 2010 ttg RTRW
Provinsi DIY 2009 – 2029
RPJM Provinsi

RPJP Kabupaten/ Kota RTRW Kabupaten RDTR Kabupaten

Perda No.4 Thn 2011 ttg RTRW RDTR Kecamatan Sewon


Kabupaten Bantul 2010–2030

RTR Kawasan Strategis


Kabupaten

RDTR Kota
RPJM Kabupaten/ Kota RTRW Kota
RTR Kawasan Strategis Kota

Gambar 2.1.
Kedudukan RDTR Kecamatan Sewon dalam Sistem Perencanaan
Tata Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Materi Teknis RDTR Kecamatan Sewon 2-8


2.4. KRITERIA DAN LINGKUP WILAYAH PERENCANAAN RDTR DAN PERATURAN
ZONASI
Kriteria penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kecamatan
Sewon ditetapkan berdasarkan beberapa pertimbangan berikut:
a. RTRW Kabupaten Bantul belum dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang secara lebih detail,
sehingga diperlukan alat yang lebih operasional yang dilakukan dengan kegiatan
penyusunan RDTR yang dilengkapi dengan peraturan zonasi;
b. RTRW Kabupaten Bantul mencakup wilayah perencanaan yang luas dan skala peta
memerlukan rincian sebelum dioperasionalkan, yaitu untuk RDTR memiliki tingkat
penelitian 1:5.000.

Sedangkan ruang lingkup wilayah perencanaan secara administrasi meliputi


seluruh wilayah Kecamatan Sewon yang terdiri dari 4 desa, yaitu Desa Panggungharjo,
Desa Pendowoharjo, Desa Timbulharjo dan Desa Bangunharjo. Luas wilayah keseluruhan
Kecamatan Sewon mencapai 2.795,07 hektar (27,95 km2). Orientasi wilayah perencanaan
seperti Gambar 2.2 berikut ini. Ruang lingkup wilayah perencanaan terdiri dari satu
Kecamatan yang meliputi seluruh wilayah Kecamatan Sewon, kemudian dibagi menjadi 4
(empat) Sub BWP dan dirinci menjadi 14 (empat belas) Blok perencanaan (Sub BWP I : 4
Blok, Sub BWP II : 2 Blok, Sub BWP III : 4 Blok, dan Sub BWP IV : 4 Blok) seperti pada
Gambar 2.2 di bawah ini. Pembagian Kecamatan menjadi sub BWP dan setiap Sub BWP
terbagi atas blok dilakukan berdasarkan fungsi dan karakteristik tertentu kawasan (area),
jangkauan pelayanan fasilitas, serta sarana dan prasarana pada kawasan.

2.5. MASA BERLAKU

RDTR Kecamatan Sewon berlaku dari tahun 2016 – 2036 atau dalam jangka waktu
paling lama 20 (dua puluh) dan dapat ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun. Peninjauan
kembali Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) ini dapat dilakukan kurang dari 5 (lima) tahun,
jika terjadi beberapa hal berikut:
1. Terjadi perubahan RTRW Kabupaten Bantul yang mempengaruhi wilayah perencanaan
Kecamatan Sewon; atau

Materi Teknis RDTR Kecamatan Sewon 2-9


2. Terjadi dinamika internal Kecamatan Sewon yang mempengaruhi pemanfaatan ruang
secara mendasar, antara lain berkaitan dengan bencana alam skala besar,
perkembangan ekonomi yang signifikan, dan perubahan batas wilayah daerah.

Gambar 2.2. Orientasi Wilayah perencanaan Kecamatan Sewon

Materi Teknis RDTR Kecamatan Sewon 2-10


Gambar 2.3. Peta Administrasi Kecamatan Sewon

Materi Teknis RDTR Kecamatan Sewon 2-11


Materi Teknis RDTR Kecamatan Sewon 2-12

Anda mungkin juga menyukai