BAGIAN KEDUA
KETENTUAN UMUM
lahan yang diperkeras atau yang berupa badan air, maupun kondisi permukaan
tertentu yang tidak dapat ditumbuhi tanaman atau berpori.
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi yang selanjutnya disingkat SUTET adalah
saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat penghantar di udara yang
digunakan untuk penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban
dengan tegangan di atas 278 kV.
Saluran Udara Tegangan Tinggi yang selanjutnya disingkat SUTT adalah saluran
tenaga listrik yang menggunakan kawat penghantar di udara yang digunakan untuk
penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban dengan tegangan di
atas 70 kV sampai dengan 278 kV.
B. Kedudukan RDTR dan Peraturan Zonasi
Sesuai ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW kabupaten/kota harus menetapkan
bagian dari wilayah kabupaten/kota yang perlu disusun RDTR-nya. Bagian dari
wilayah yang akan disusun RDTR tersebut merupakan kawasan perkotaan atau
kawasan strategis kabupaten/kota. Kawasan strategis kabupaten/kota dapat disusun
RDTR apabila merupakan:
1. Kawasan yang mempunyai ciri perkotaan atau direncanakan menjadi kawasan
perkotaan; dan
2. Memenuhi kriteria lingkup wilayah perencanaan RDTR yang ditetapkan dalam
pedoman ini.
Kedudukan RDTR dalam sistem perencanaan tata ruang dan sistem perencanaan
pembangunan nasional dapat dilihat. RDTR disusun apabila sesuai kebutuhan, RTRW
kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan acuan lebih detil pengendalian pemanfaatan
ruang kabupaten/kota. Dalam hal RTRW kabupaten/kota memerlukan RDTR, maka
disusun RDTR yang muatan materinya lengkap, termasuk peraturan zonasi, sebagai
salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang dan sekaligus menjadi dasar
penyusunan RTBL bagi zona-zona yang pada RDTR ditentukan sebagai zona yang
penanganannya diprioritaskan. Dalam hal RTRW kabupaten/kota tidak memerlukan
RDTR, peraturan zonasi dapat disusun untuk kawasan perkotaan baik yang sudah ada
RTR Pulau/Kepulauan
RPJM Provinsi RTRW Kabupaten
PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA UTARA RTRBab II 6 Strategis
Kawasan
Kabupaten
LAPORAN Akhir
RDTR & PZ KAWASAN PERKOTAAN LAPAI
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
RPJP Kabupaten
Kota
RPJM Kabupaten/
Kota
RENCANA WILAYAH
PERENCANAAN
RTRW Wilayah Kabupaten
Kabupaten/Kota Kota
RDTR BWP
zona dan sub zona. Dengan demikian pad sub bab ini diuraikan ketentuan klasifikasi
zona dan sub zona yang melingkupi Kawasan perkotaan Lapai.
1. Zona Perlindungan Terhadap Bawahannya (PB)
Zona Perlindungan Terhadap kawasan Bawahannya (PB) merupakan bagian dari
kawasan lindung yang memiliki fungsi pokok untuk memberikan perlindangan
terhadap kawasan bawahannya, serta fungsi untuk pelestarian lingkungan yang
meliputi zona gambut dan zona resapan air.
a. Sub Zona Hutan Lindung (PB-HL)
Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan lindung yang
mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan
untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah
intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. Penetapan kawasan ini
mengacu pada kawasan hutan yang telah ditetapkan oleh Kementerian
Kehutanan dan Lingkungan Hidup, serta penetapan kawasan hutan Lindung
(HL) dalam dokumen RTRW Nasional dan RTRW Provinsi. Penetapan
deliniasi Kawasan perkotaan Lapai telah mempertimbangkan batas kawasan
hutan, yang penentuannya diluar kawasan hutan lindung. Dengan demikian sub
bahasan tentang hutan lindung tidak diuraikan dalam dokumen ini.
b. Sub Zona Resapan Air (PB-RA)
Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan lindung yang
mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan terhadap kawasan di
bawahannya. Kriteria perencanaan kawasan yang mempunyai kemampuan
tinggi untuk meresapkan air hujan sebagai pengontrol tata air permukaan.
Berdasarkan pada pemahaman tersebut, maka kawasan resapan air yang
direncanakan pada Kawasan perkotaan Lapai berupa waduk atau kolam retensi
yang befungsi untuk mengatur tata air di Kawasan perkotaan Lapai.
2. Zona Perlindungan Setempat (PS)
Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan lindung yang mempunyai
fungsi pokok sebagai perlindungan terhadap pantai, sungai, sekitar danau atau
waduk, dan sekitar mata air. Dengan kata lain, zona perindungan setempat
berfungsi sebagai sempadan atau penyangga, terhadap obyek yang dimaksudkan.
Zona perlindungan setempat terdiri atas :
a. Sub Zona Sempadan Pantai (PS-SP)
Merupakan Lahan terbuka yang yang berfungsi sosial dan estetik sebagai
sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau kegiatan lain yang ditujukan untuk
melayani penduduk satu kota atau bagian wilayah kota. Oleh karena wilayah
perencanaan merupakan kawasan perkotaan Lapai, maka padanan untuk RTH
kawasan adalah RTH taman kota (RTH-2) yang lingkup layanannya adalah
BWP. Kriteria perencanaan untuk hutan kota, antara lain
- Taman dapat berbentuk RRTH
- Luas taman minimal 0,3 m2 per penduduk RW, dengan luas minimal
144.000 m2
- Dapat dilengkapi dengan fasilitas rekreasi dan olah raga, dan
- kompleks olah raga dengan minimal RTH 80%-90% dengan fasilitas yang
terbuka untuk umum.
- jenis vegetasi dapat berupa pohon tahunan, perdu, dan semak yang ditanam
secara berkelompok atau menyebar berfungsi sebagai pohon pencipta iklim
mikro atau sebagai pembatas antar kegiatan
c. Sub Zona Sabuk Hijau (RTH-8)
Merupakan hamparan lahan berbentuk jalur yang berfungsi penetrasi ruang
perkotaan sehingga diklasifikasikan sebagai sabuk hijau (greenbelt). Sesuai
dengan ketentuan peraturan tentang kawasan perkotaan, dipersyaratkan
memiliki RTH minimal 10% dari luas kegiatan industri. Kriteria perencanaan
sabuk hijau (RTH-8), antara lain :
- Minimal 10% dari luas kegiatan/persil kegiatan perkotaan
- Mengeliling bangunan industri pada sepanjang batas blok/sub blok
- Jenis vegetasi dapat memadukan tanaman tahunan, perdu dan tanaman hias
- Tidak diperkenankan untuk dialihkfungsikan menjadi kegiatan lain kecuali
dengan ketentuan penggunaan lahan terbatas dan bersyarat.
4. Zona Perumahan (R)
Merupakan peruntukan ruang yang terdiri atas kelompok rumah tinggal yang
mewadahi kehidupan dan penghidupan masyarakat yang dilengkapi dengan
fasilitasnya. Mengingat terbatasnya kebutuhan ruang permukiman pada kawasan
perkotaan Lapai, maka direncanakan hanya untuk perumahan kepadatan tinggi dan
kepadatan sedang, dengan uraian sebagai berikut :
a. Sub Perumahan Kepadatan Sangat Tinggi (R-1)
- Kantor atau instalasi hankam termasuk tempat latihan baik pada tingkatan
nasional, Kodam, Korem, Koramil, Polda, Polwil, Polsek, dan sebagainya
- Untuk pemerintah tingkat pusat, provinsi dan kota aksesibilitas minimum
adalah jalan kolektor
- Untuk pemerintah tingkat kecamatan dan dibawahnya aksesibilitas
minimum adalah jalan lingkungan utama
- Lingkungan dengan tingkat kepadatan tinggi, sedang, dan rendah dan akan
diatur lebih lanjut didalam peraturan zonasi
- Lingkungan yang diarahkan untuk membentuk karakter ruang kota melalui
pengembangan bangunan bangunan tunggal
- Skala pelayanan yang direncanakan adalah tingkat nasional dan regional
dan kota
- Jalan akses minimum adalah jalan kolektor
- Tidak berbatasan langsung dengan perumahan penduduk
b. Sub Zona Perkantoran Swasta (KT-2)
Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budidaya yang
difungsikan untuk pelayanan perkantoran swasta, terutama yang berkaitan
dengan pengelolaan kegiatan perdagngan dan jasa ataupun bisnis industri.
Penempatan ruang perkantoran swasta dapat diarahkan pada jalan kolektor dan
jalan lokal.
7. Zona Sarana Pelayanan Umum (SPU)
Merupakan peruntukan ruang yang dikembangkan untuk menampung fungsi
kegiatan yang berupa pendidikan, kesehatan, peribadatan, sosial budaya, olahraga
dan rekreasi, dengan fasilitasnya dengan skala pelayanan yang ditetapkan dalam
RTRW. Zona Sarana Pelayanan Umum, terdiri atas :
a. Sub Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kota/Kabupaten/Regional
(SPU-1)
Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budidaya yang
dikembangkan untuk melayani peduduk skala kota. Kriteria perencanaan pada
sub zona sarana pelayanan umum skala kota/kabupaten/regional, meliputi :
- Lokasi SPU dapat disebar pada titik-titik strategis atau sekitar pusat kota.
GSJ
GSJ
GSB
BLOK
PERUNTUKAN
GSB
GSJ
GSJ
Untuk memudahkan dalam mengenali blok sebagai alamat, maka setiap blok dan sub
blok diberikan kode yang menunjukkan lokasi setiap blok dan sub blok. Pemberian kode
dapat dilakukan dengan cara :
Dapat menggunakan kode pos wilayah, kemudian ditambahkan nomor blok
secara berurutan (contoh : 90123-001)
Dapat menggunakan kode spesifik yang menunjukkan nama daerah/lokasi,
misalah provinsi, kabupaten, kecamatan hingga desa dan atau lingkungan,
kemudian nama BWP atau Sub BWP (contoh SS-BTG-KI-PJK_A001)