Anda di halaman 1dari 12

BADAN PERENCANAAN, PEMBANGUNAN, PENELITIAN

DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN

PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH


AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
KABUPATEN MAGETAN

PENDAHULUAN BAB I
PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH
AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
KABUPATEN MAGETAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam upaya mempercepat pencapaian akses air minum dan sanitasi yang layak,
pemerintah telah menerbitkan sejumlah kebijakan yang mendukung upaya percepatan
pembangunan air minum dan sanitasi, melalui Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2010
tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan. Selain itu, telah ditetapkan pula
Standar Pelayanan Minimal bidang air minum dan sanitasi melalui Peraturan Pemerintah
No 02/2018 tentang Standar Pelayanan Minimal, yang diberlakukan mulai tanggal 1
Januari 2019.

Menyadari bahwa penyelenggaraan pengembangan Sistem Penyediaan Air


Minum (SPAM) yang berada di wilayah Kabupaten/Kota merupakan wewenang dan
tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota, maka Pemerintah Kabupaten/ Kota perlu
memiliki kebijakan, strategi, program, kegiatan, dan investasi agar penyelenggaraan
SPAM memenuhi target Standar Pelayanan Minimal (SPM). Demikian pula dengan
penyelenggaraan upaya kesehatan, bahwa penyehatan lingkungan merupakan tanggung
jawab Pemerintahan Daerah. Sehingga untuk memberikan kinerja pelayanan penyehatan
lingkungan yang selalu meningkat dan memenuhi target, maka Pemerintah
Kabupaten/Kota perlu memiliki kebijakan, strategi, program, kegiatan, dan investasi yang
sesuai.

Berdasarkan kebijakan tersebut, peningkatan kinerja pembangunan air minum dan


sanitasi menjadi salah satu prioritas nasional sampai dengan 2024 mendatang. Dalam
rangka memenuhi tanggungjawab pelaksanaan prioritas nasional tersebut, Kabupaten
Magetan menyusun Rencana Aksi Daerah Penyediaan Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan (RAD-AMPL). Rencana Aksi Daerah bidang Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan (RAD-AMPL) adalah rencana daerah dalam penyediaan pelayanan air minum
dan penyehatan lingkungan untuk periode 5 (lima) tahun. RAD-AMPL berperan sebagai
rencana pengembangan kapasitas daerah untuk perluasan program pelayanan AMPL
serta pengadopsian pendekatan AMPL berbasis masyarakat. RAD-AMPL menjadi acuan
bagi program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah

LAPORAN PENDAHULUAN I-1


PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH
AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
KABUPATEN MAGETAN

(SKPD) yang bertanggung jawab untuk bidang AMPL dan menjadi acuan bagi Pemda
dalam pengembangan program AMPL dalam periode 5 (lima) tahun.

RAD-AMPL Kabupaten Magetan merupakan dokumen daerah yang berfungsi


sebagai :

1. Rencana pengembangan kapasitas pelayanan air minum dan sanitasi yang


menerapkan pendekatan berbasis masyarakat (Pamsimas) dan pendekatan
kelembagaan;

2. Instrumen kebijakan pengembangan pelayanan air minum dan sanitasi jangka


menengah daerah;

3. “Channel” internalisasi program/kegiatan dengan pendekatan Pamsimas ke dalam


program/kegiatan SKPD yang menangani bidang AMPL;

4. Instrumen untuk membantu memastikan meningkatnya APBD pada bidang AMPL


melalui integrasi RAD-AMPL ke dalam RKPD dan APBD.

RAD-AMPL akan dinilai bermanfaat jika hasil penyusunannya dapat digunakan


dalam penyelenggaraan pengembangan air minum dan sanitasi daerah. Agar dapat
bermanfaat, dan memiliki kualitas substansi yang baik, RAD-AMPL ini juga harus dapat
dikomunikasikan dengan para pengambil keputusan dalam perencanaan dan
penganggaran. Selanjutnya program/kegiatan RAD-AMPL mendapat dukungan dan
kesepakatan sebagai program prioritas untuk dimuat dalam dokumen RKPD dan APBD
dan atau RPJMD (bagi kabupaten/kota yang sedang menyusun RPJMD).

Melalui Program Pamsimas, Pemerintah Pusat bermaksud membantu pemerintah


kabupaten/kota untuk dapat meningkatkan kapasitasnya dalam peningkatan akses
masyarakat terhadap air minum dan sanitasi. Pada akhir program ini, pemerintah
Kabupaten/Kota diharapkan dapat memiliki Kebijakan dan Strategi Daerah mengenai
Pengembangan Sistem Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL), baik yang
berbasis lembaga maupun yang berbasis masyarakat dengan model Pamsimas.

Dalam rangka membantu pemerintah kabupaten/kota dalam pengarusutamaan


kebijakan air minum dan penyehatan lingkungan, termasuk yang berbasis masyarakat
maka Pamsimas mendorong pemerintah kabupaten/kota untuk mengakomodasikan

LAPORAN PENDAHULUAN I-2


PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH
AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
KABUPATEN MAGETAN

kebijakan pengembangan AMPL, terutama yang berbasis masyarakat seperti model


Pamsimas, kedalam dua cara:

(1) Penyusunan kebijakan / program prioritas Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
(AMPL) daerah jangka menengah dalam bentuk Rencana Aksi Daerah (RAD)
Bidang AMPL sebagai dokumen pendukung RPJMD (dan menjadi substansi
RPJMD bidang air minum dan penyehatan lingkungan. Implementasinya
dilakukan melalui integrasi RAD-AMPL ke dalam RKPD (Rencana Kerja
Pemerintah Daerah), Renstra SKPD terkait, dan Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten/kota.

(2) Peningkatan kapasitas pengelolaan sistem penyediaan air minum dan sanitasi
berbasis masyarakat melalui :

a. Peningkatan kapasitas organisasi non pemerintah, antara lain Asosiasi


Pengelola SPAMS perdesaan, BPSPAMS, dan Kader AMPL,

b. Peningkatan dukungan kebijakan anggaran daerah, antara lain penerapan


pagu indikatif APBD untuk AMPL, pengembangan Sistem Informasi
Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi Perdesaan Berbasis Masyarakat, dan

c. Pengembangan regulasi yang mengatur penyelenggaraan AMPL-Berbasis


Masyarakat.

RAD-AMPL karena memuat sinergi kebijakan pusat dan daerah menjadi dokumen
yang harus diperhatikan daerah dalam penyusunan Renja SKPD, RKPD, Renstra SKPD
dan RPJMD. Untuk itu Bappeda Kabupaten Propinsi Jawa Timur, sesuai dengan Tugas
Pokok dan Fungsinya, menyelenggarakan Penyusunan Dokumen Rencana Aksi Daerah
Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD AMPL) Kabupaten.

1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN


1.2.1 Maksud
Maksud kegiatan ini adalah menyelenggarakan Penyusunan Dokumen Rencana
Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD AMPL) Kabupaten Magetan.

1.2.2 Tujuan

LAPORAN PENDAHULUAN I-3


PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH
AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
KABUPATEN MAGETAN

Tujuan Penyusunan RAD - AMPL Kabupaten ini adalah tersedianya Dokumen


Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD AMPL) Kabupaten
Magetan yang komprehensif dan lebih update terhadap perubahan-perubahan dalam
upaya meningkatkan pelayanan bidang air minum dan Pengelolaan air limbah domestik
selama jangka waktu menengah (5 tahun).

1.2.3 Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai terkait penyusunan menyelenggarakan Penyusunan
Dokumen Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD AMPL)
Kabupaten Magetan adalah:

a. Tersedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi
persyaratan air minum di kabupaten.

b. Tersedianya akses sanitasi (air limbah domestik) yang memadai di kabupaten

c. Tersedianya perangkat kelembagaan yang memadai baik di sektor air minum


maupun air limbah domestik.

1.3 LOKASI KEGIATAN


Lokasi dalam pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Aksi Daerah Air Minum
dan Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL) Kabupaten Magetan ini adalah seluruh wilayah
di Kabupaten Magetan.

1.4 DASAR HUKUM


Dasar hukum dalam pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Aksi Daerah Air
Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL) Kabupaten Magetan ini berupa
peraturan perundangan yang meliputi:
1. Undang-undang RI Nomor 11 tahun 1974 tentang Pengairan;
2. Undang-undang RI Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumberdaya Air;

LAPORAN PENDAHULUAN I-4


PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH
AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
KABUPATEN MAGETAN

4. Undang-Undang RI Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup;
5. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air;
7. Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum;
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah;
9. Peraturan Presiden RI Nomor 185 tahun 2014 Percepatan Penyediaan Air Minum
dan Sanitasi;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air
Minum;
11. Peraturan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 20015-2019;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
13. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
14. No. P.68/Menlhk/Setjen/Kum/1/8/ 2016; tentang Air Limbah Domestik
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
27/PRT/M/2016 Tentang Penyelanggaraan Sistem Penyediaan Air Minum.
16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 – 2032;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 15 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten 2012 – 2032
18. Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 1 Tahun 2019 tentang RPJMD
Kabupaten 2018 – 2023

1.5 RUANG LINGKUP MATERI


Ruang lingkup materi Penyusunan Rencana Aksi Daerah Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL) Kabupaten Magetan meliputi:
1.5.1 Pengertian Air Minum dan Sanitasi

LAPORAN PENDAHULUAN I-5


PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH
AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
KABUPATEN MAGETAN

Sumber air minum yang layak meliputi air minum perpipaan dan air minum non-
perpipaan terlindung yang berasal dari sumber air berkualitas dan berjarak sama dengan
atau lebih dari 10 meter dari tempat pembuangan kotoran dan/atau terlindung dari
kontaminasi lainnya. Sumber air minum layak meliputi air ledeng, keran umum, sumur bor
atau pompa, sumur terlindung dan mata air terlindung, serta air hujan;
Sumber air minum tak layak didefinisikan sebagai sumber air di mana jarak antara
sumber air dan tempat pembuangan kotoran kurang dari 10 meter dan/atau tidak
terlindung dari kontaminasi lainnya. Sumber tersebut antara lain mencakup sumur galian
yang tak terlindung, mata air tak terlindung, air yang diangkut dengan tangki/drum kecil,
dan air permukaan dari sungai, danau, kolam, dan saluran irigasi/drainase;
Fasilitas sanitasi yang layak didefinisikan sebagai sarana yang aman, higienis,
dan nyaman, yang dapat menjauhkan pengguna dan lingkungan di sekitarnya dari kontak
dengan kotoran manusia.
Fasilitas sanitasi yang layak mencakup kloset dengan leher angsa, toilet guyur
(flushtoilet) yang terhubung dengan sistem pipa saluran pembuangan atau tangki septik,
termasuk jamban cemplung (pitlatrine) terlindung dengan segel slab dan ventilasi; serta
toilet kompos; Fasilitas sanitasi yang tidak layak antara lain meliputi toilet yang mengalir ke
selokan, saluran terbuka, sungai, atau lapangan terbuka, jamban cemplung tanpa segel
slab, wadah ember, dan toilet gantung.

Tabel 1. 1 Definisi Sarana Air Minum dan Sanitasi yang Layak/Improved


Sarana Improved/Layak Unimproved/Tidak layak
Air Minum - House connection (Sambungan rumah - Unprotected well (sumur tak terlindungi)
(SR)) - Unprotected spring (mata air tak
- Standpost/pipe (hidran) terlindungi)
- Borehole (sumur bor) - Vendor-provided water (Air dari
- Protected spring or well (sumur penjual/pedagang)
terlindungi) - Botlled water (Air kemasan)
- Collected rain water (air hujan) - Water provided by tanker truck (air dari
- Water disinfected at the point of use tanker truck)

Sanitasi - Sewer connection (sewer) - Service or bucket latrines


- Septic tank - Public latrines
- Pour flush (closet duduk) - Latrines with an open pit
- Simple pit latrine (cubluk)
- Ventilated Improved Pit-latrine (cubluk
dengan ventilasi udara)

*) Karena tidak aman atau harga per satuannya lebih mahal


Sumber: Global Water Supply and Sanitation 2000 Report

LAPORAN PENDAHULUAN I-6


PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH
AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
KABUPATEN MAGETAN

Definisi istilah dalam pengelolaan air minum adalah sebagai berikut:


1. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang melalui syarat dan dapat langsung diminum (Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum)
2. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak
(Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-
syarat pengawasan kualitas air)
3. Air PDAM adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan
sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air.
Sumber air ini diusahakan oleh PAM (Perusahaan Air Minum), PDAM
(Perusahaan Daerah Air Minum) atau BPAM (Badan Pengelola Air Minum), baik
dikelola oleh pemerintah maupun swasta.
4. Perpipaan yang tersalurkan sampai halaman rumah, adalah air melalui sistem
perpipaan yang dikelola oleh non-PDAM yang langsung masuk ke halaman/rumah
konsumen. Pengelolanya adalah masyarakat, misalnya dari BPSAB (Badan
Pengelola Sarana Air Bersih). Konsumen tinggal mengambil air di rumahnya, bisa
di luar ataupun di dalam rumah asal masih di dalam batas rumah konsumen.
Sumber airnya dapat berasal dari mata air, sungai, danau atau air hujan yang
melalui sistem perpipaan dan tidak harus melalui proses pengolahan. Sistem
perpipaan dapat menggunakan pipa besi/galvanis, selang plastik/karet, pipa
PVC/paralon maupun bambu.
5. Keran/hidran umum adalah air yang yang penyalurannya disatukan di suatu lokasi
(biasanya disebut hidran) yang dapat digunakan secara umum dan konsumen
harus mengambil air di hidran tersebut. Sumber air keran umum atau hidran
umum berasal dari non-PDAM (mata air, sungai, danau air hujan yang melalui
sistem perpipaan).
6. Sumur pompa, adalah sumur yang cara pengambilannya (menaikkan) airnya
dengan menggunakan pompa, baik pompa tangan atau pompa tenaga listrik
termasuk sumur artesis yang menggunakan pompa.

LAPORAN PENDAHULUAN I-7


PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH
AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
KABUPATEN MAGETAN

7. Sumur terlindungi, adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali dimana
lingkar sumur/perigi tersebut dilindungi oleh tembok paling sedikit 0.8 meter di atas
tanah dan 3 meter ke bawah tanah, serta ada lantai semen sejauh 1 meter
melingkari lingkar sumur atau perigi.
8. Mata air terlindungi, adalah sumber air permukaan tanah dimana air timbul dengan
sendirinya. Digolongkan berasal dari sumber mata air terlindungi hanya jika
sumber air bersih yang digunakan berasal hanya dari mata air tanpa sistem
perpipaan/pompa dan tanpa melalui proses penyaringan/pengolahan dimana
penduduk harus pergi ke mata air tersebut untuk mendapatkan air bersih.
9. Air tadah hujan, adalah air yang didapat dengan menampung air hujan. Jika air
tersebut ditampung, disaring dan didistribusikan ke rumah-rumah maka sumber air
tersebut digolongkan ke dalam poin b.
10. Air dalam kemasan, yaitu semua merk dan standar, asal berupa air yang dijual
setelah mengalami proses pengolahan dan pengemasan baik gelas, botol maupun
galon.
11. Sumur tak terlindungi, adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali dan
sumur tersebut sama sekali tidak dilindungi oleh tembok, atau sumur yang tidak
memenuhi ketentuan sumur terlindung.
12. Mata air tak terlindungi, penjelasan sama seperti poin f hanya saja mata air
tersebut masih alami dan belum ada upaya khusus untuk melindunginya.
13. Air yang didapatkan dengan membeli ke pedagang air, yaitu air yang dibeli oleh
konsumen dari penjaja (penjualan dari pintu ke pintu) maupun air yang dipesan
kemudian diantar dengan tanki seperti yang biasa dilakukan penduduk di daerah
kapur/daerah kering/daerah payau. Asal air ini bisa dari mana saja (rumah penjual,
hidran umum, maupun hidran swasta).
14. Air permukaan (sungai, danau, situ), yaitu bila air diperoleh dengan cara
mengambil langsung ke sungai, danau, atau situ tanpa sistem perpipaan/pompa
dan tanpa melalui proses penyaringan/pengolahan
Definisi istilah dalam pengelolaan air limbah domestik adalah sebagai berikut:
1. Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan/atau kegiatan
pemukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen, dan asrama.

LAPORAN PENDAHULUAN I-8


PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH
AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
KABUPATEN MAGETAN

2. Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik yang selanjutnya disingkat SPALD


adalah serangkaian kegiatan pengelolaan air limbah domestik dalam satu
kesatuan dengan prasarana dan sarana pengelolaan air limbah domestik.
3. Penyelenggaraan SPALD adalah serangkaian kegiatan dalam melaksanakan
pengembangan dan pengelolaan prasarana dan sarana untuk pelayanan air
limbah domestik.
4. SPALD Setempat yang selanjutnya disebut SPALD-S adalah sistem pengelolaan
yang dilakukan dengan mengolah air limbah domestik di lokasi sumber, yang
selanjutnya lumpur hasil olahan diangkut dengan sarana pengangkut ke Sub-
sistem Pengolahan Lumpur Tinja.
5. SPALD Terpusat yang selanjutnya disebut SPALD-T adalah sistem pengelolaan
yang dilakukan dengan mengalirkan air limbah domestik dari sumber secara
kolektif ke Sub-sistem Pengolahan Terpusat untuk diolah sebelum dibuang ke
badan air permukaaan.
6. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja yang selanjutnya disingkat IPLT adalah
instalasi pengolahan air limbah yang dirancang hanya menerima dan mengolah
lumpur tinja yang berasal dari Sub-sistem Pengolahan Setempat.
7. Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik yang selanjutnya disingkat IPALD
adalah bangunan air yang berfungsi untuk mengolah air limbah domestik.
1.5.2 Target Standar Pelayanan Minimal Air Minum dan Sanitasi per Provinsi
Target standar pelayanan air minum dan sanitasi perlu ditingkatkan secara cepat.
Sehubungan dengan adanya target universal access di akhir tahun Rencana
Pembangunan Jangka Menengah 2014-2019, masyarakat Indonesia ditargetkan 100%
mendapat pelayanan air minum dan sanitasi. Target 100% pelayanan tersebut dijabarkan
menjadi 85% sesuai Standar Pelayanan Minuman (SPM) serta 15% di level pemenuhan
kebutuhan dasar.
Jabaran 85:15 terkait dengan Standar Pelayanan Minuman dan Kebutuhan dasar
menjadi target utama Pemerintah Indonesia. Target tersebut akan dijabarkan kembali
kedalam level provinsi. Setiap priovinsi akan memiliki target yang berbeda untuk nilai SPM
dan kebutuhan dasarnya tergantung pada kesanggupan pemerintah daerah dan kondisi
wilayahnya. Berikut informasi pembagian target capaian untuk setiap provinsi di Negara
Indonesia.

LAPORAN PENDAHULUAN I-9


PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH
AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
KABUPATEN MAGETAN

1.5.3 Rencana Aksi Daerah Bidang AMPL


Rencana Aksi Daerah bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD
AMPL) adalah rencana daerah dalam penyediaan pelayanan air minum dan penyehatan
lingkungan untuk periode 5 (lima) tahun. RAD AMPL berperan sebagai rencana
pengembangan kapasitas daerah untuk perluasan program pelayanan AMPL serta
pengadopsian pendekatan AMPL berbasis masyarakat (Pamsimas). RAD AMPL akan
menjadi acuan bagi program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggung jawab untuk bidang AMPL dan menjadi
acuan bagi Pemerintah Kabupaten dalam pengembangan program AMPL dalam periode 5
(lima) tahun.
Mengingat salah satu fungsi RAD AMPL ini adalah sebagai “channel” internalisasi
program/kegiatan dengan pendekatan Pamsimas ke dalam program/kegiatan OPD yang
menangani bidang AMPL, maka program kunci RAD AMPL adalah program-program yang
berhubungan dengan:
1. Program peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan air minum (untuk perkotaan
dan perdesaan)
a. Pembangunan SPAM baru
b. Perluasan layanan SPAM
c. Peningkatan kinerja SPAM
2. Program peningkatan akses penggunaan sanitasi yang layak
3. Program pemicuan perubahan perilaku (PHBS) menuju Stop Buang Air Besar
Sembarangan
4. Program pengelolaan lingkungan untuk konservasi sumber air baku
5. Program penguatan kelembagaan pengelolaan pelayanan air minum dan sanitasi
di tingkat masyarakat dan kabupaten.

1.6 KELUARAN (OUTPUT)


Produk keluaran dari pelaksanaan Penyusunan Rencana Aksi Daerah Air Minum
dan Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL) Kabupaten Magetan :
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Akhir

1.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

LAPORAN PENDAHULUAN I - 10
PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH
AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
KABUPATEN MAGETAN

Sistematika pembahasan dari Laporan Pendahuluan dari kegiatan Penyusunan


Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL) Kabupaten
Magetan dapat diuraikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, lokasi kegiatan dan
lingkup materi serta dasar hukum
BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN
Berisi tentang kebijakan terkait sektor air minum dan penyehatan
lingkungan yang meliputi kebijakan RTRW Kabupaten Magetan dan
RPJMD Kabupaten Magetan serta dokumen perencanaan sektoral lainnya
yang terkait dengan air minum dan penyehatan lingkungan.
BAB III METODE PENDEKATAN
Berisi tentang metode-metode yang digunakan untuk menyusun Rencana
Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan.
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
Berisi tentang karakteristik wilayah Kabupaten Magetan yang meliputi
gambaran umum wilayah administratif, karakteristik fisik dasar,
karakteristik fisik binaan serta karakteristik kependudukan.
BAB V KERANGKA KERJA
Berisi tentang uraian komposisi pelaksana kegiatan, tahapan dan jadwal
pelaksanaan kegiatan, dan sistematika pelaporan kegiatan Penyusunan
Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD-
AMPL) Kabupaten Magetan.

LAPORAN PENDAHULUAN I - 11

Anda mungkin juga menyukai