Jumlah wisman tertinggi menurut kebangsaan berasal dari RRC kemudian disusul oleh
Australia. Berdasarkan perkembangan setiap tahunnya, wisman dari Asia mengalami
peningkatan setiap tahunnya, sedangkan wisman dari belahan dunia lainnya cenderung fluktuatif
seperti ASEAN cenderung mengalami penurunan pada 2015-2019, kemudian mengalami
peningkatan signifikan pada 2017. Sedangkan pada Tahun 2018 ke tahun 2019 mengalami
penurunan pertumbuhan.
Tabel 10. 3 Jumlah Wisatawan Asing yang Datang ke Bali Menurut Pintu Masuk, 2014-2018
Bandara Ngurah Rai Pelabuhan Benoa
Pintu Masuk Total
Jumlah % Jumlah %
2015 3.923.949 98,05 77.886 1,95 4.001.835
2016 4.852.634 98,47 75.303 1,53 4.927.937
2017 5.656.814 99,28 40.925 0,72 5.697.739
2018 6.027.159 99,29 43.314 0,71 6.070.473
Pintu kedatangan langsung wisman ke Bali adalah Bandara Ngurah Rai dan Pelabuhan
Benoa. Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata selama 5 tahun, 98,90% wisman berkunjung
langsung ke Bali melalui Bandara Internasional Ngurah Rai.
90
87.5 87.5
88.8 72.5
69.7
3%
3%
≤ 15 tahun
31%
16 – 25 tahun
26 – 55 tahun
≥ 56 tahun
63%
4%
-1% 10% Pegawasi Swasta
Pelajar/Mahasiswa
31%
PNS
13%
Wirausaha
TNI/Polri
14% Profesional
Lainnya
28%
Gambar 10. 3 Presentase Wisnus yang Berkunjung Ke Bali Berdasarkan Status Pekerjaan
Sumber: Buku Analisis Pasar Wisatawan Nusantara 2018 Dinas Pariwisata Provinsi Bali
0%
Gambar 10. 4 Presentase Wisnus yang Berkunjung Ke Bali Berdasarkan Jalur Transportasi
Sumber: Buku Analisis Pasar Wisatawan Nusantara 2018 Dinas Pariwisata Provinsi Bali
16%
25%
Mobil Pribadi
Mobil Sewaan
Kendaraan Umum
23%
Sepeda Motor
36%
Gambar 10. 5 Presentase Wisnus yang Berkunjung Ke Bali Berdasarkan Moda Transportasi yang
Digunakan Selama di Bali
Sumber: Buku Analisis Pasar Wisatawan Nusantara 2018 Dinas Pariwisata Provinsi Bali
13% Mengunjungi
Teman/Famili
Tugas
Kantor/Perusahaan
56% Konferensi, Seminar,
23% Rapat
Bisnis
Gambar 10. 6 Presentase Wisnus yang Berkunjung Ke Bali Berdasarkan Tujuan Kunjungan
Sumber: Buku Analisis Pasar Wisatawan Nusantara 2018 Dinas Pariwisata Provinsi Bali
15%
Menggunakan Paket
Tour
Tidak Menggunakan
Paket Tour
85%
Gambar 10. 7 Presentase Wisnus yang Berkunjung Ke Bali Berdasarkan Tipologi Perjalanan
Sumber: Buku Analisis Pasar Wisatawan Nusantara 2018 Dinas Pariwisata Provinsi Bali
13%
Sendiri
42%
Dengan Teman
Dengan Keluarga
Lainnya
44%
Gambar 10. 8 Presentase Wisnus yang Berkunjung Ke Bali Berdasarkan Partner Berkunjung
Sumber: Buku Analisis Pasar Wisatawan Nusantara 2018 Dinas Pariwisata Provinsi Bali
5%
Keunikan Budaya
23%
Keindahan alam
Gambar 10. 9 Presentase Wisnus yang Berkunjung Ke Bali Berdasarkan Daya Tarik Utama Berkunjung
ke Bali
Sumber: Buku Analisis Pasar Wisatawan Nusantara 2018 Dinas Pariwisata Provinsi Bali
2 malam (3 hari)
4 malam (5 hari)
Gambar 10. 10 Presentase Wisnus yang Berkunjung Ke Bali Berdasarkan Lama Tinggal di Bali
Sumber: Buku Analisis Pasar Wisatawan Nusantara 2018 Dinas Pariwisata Provinsi Bali
2% 1%
Hotel Bintang
Hotel Melati
34%
Pondok Wisata
Villa
57%
Rumah
3% Keluarga/Teman
2% Tidak Menginap
1%
Gambar 10. 11 Presentase Wisnus yang Berkunjung Ke Bali Berdasarkan Jenis Akomodasi
Sumber: Buku Analisis Pasar Wisatawan Nusantara 2018 Dinas Pariwisata Provinsi Bali
Oleh karena itu, analisis kelayakan hotel dan resort ditinjau dari sisi kajian transportasi akan
difokuskan pada kondisi lalu lintas dan geometrik jalan agar dapat mengakomodasi mobilitas
wisatawan dari arah pintu masuk/pintu keluar Bali, terutama Bandara Ngurah Rai, kemudian
Pelabuhan Benoa, Pelabuhan Gilimanuk, dan Pelabuhan Padangbai; dan mobilitas wisatawan ke
daya Tarik utama Bali yaitu kawasan yang menawarkan keindahan alam dan keunikan budaya.
Karakteristik wisatawan lainnya yang perlu diperhatikan adalah kecenderungan penggunaan
moda transportasi berupa mobil, sepeda motor, dan kendaraan umum; dan karakteristik tipologi
perjalanan wisatawan yang tidak menggunakan paket tour sehingga memerlukan aksesibilitas
yang fleksibel.
Dari ketiga koridor tersebut, pemberhentian bus yang mendekati lokasi pembangunan
lokasi The Jiva Ked Resort adalah pemberhentian:
Gambar 10. 15 Rute Halte Trans Sarbagita Terdekat (Gor Kota Denpasar)
menuju Lokasi The Jiva Ked Resort
Sumber: Google Maps diakses November 2020
Dari Halte Gor Kota Denpasar menuju lokasi The Jiva Ked Resort masih berjarak 27 km dan
membutuhkan waktu perjalanan sekitar 53 menit dengan menggunakan mobil.
b. Batubulan (koridor 2)
Dari Halte Batubulan menuju lokasi hotel masih berjarak 22,4 km dan membutuhkan waktu
perjalanan sekitar 39 menit dengan menggunakan mobil.
2. Moda Transportasi kura-Kura Bus
Bus Kura-Kura merupakan layanan transportasi bus umum yang menghubungkan tempat-
tempat wisata di Bali. Bus ini beroperasi setiap hari mulai dari pukul 8.30 sampai pukul 22.00
(tergantung jalur). Pusat (pool) bus terletak di DFS Bus Bay yang berlokasi di Jalan Bypass
Ngurah Rai, Simpang Siur, Kuta. Untuk mengakses bus ini, perlu membeli tiket yang dapat
dibeli dalam bentuk koin maupun kartu. Berikut ini jalur bus kura-kura
a. Pelabuhan Gilimanuk
Perjalanan dari Pelabuhan Gilimanuk menuju lokasi hotel dan resort umumnya
mencapai 147 km dan membutuhkan waktu tempuh selama 3 jam 46 menit perjalanan.
Perjalanan yang ditempuh dapat melewati:
• Jl. Raya Denpasar - Gilimanuk
• Jl. Dr. Ir. Soekarno
• Jl. Gulingan
• Jl. Raya Puspa Resti
• Jl. Raya Semana
• Jl. Raya Sayan
• Jl. Raya Kedewatan I
• Jl. Raya Sebali
• Jl. Raya Keliki
• Jl. Raya Bresela
• Jl. Raya Taro
Jalan-jalan yang dilewati tersebut masih dalam kondisi baik secara konstruksi.
Beberapa jalan merupakan jalan kolektor sekunder dan jalan lokal meskipun secara
penamaan adalah ’jalan raya’, sehingga lebar jalan hanya 3-4 meter 2 jalur dan 2 lajur.
Hambatan yang umum ditemui adalah kemacetan.
b. Pelabuhan Padangbai
Perjalanan dari Pelabuhan Padang Bai menuju lokasi The Jiva Ked Resort umumnya
mencapai 51,4 km dan membutuhkan waktu tempuh selama 1 jam 32 menit perjalanan.
Beberapa jalan merupakan jalan kolektor sekunder dan jalan lokal meskipun secara
Jalan-jalan yang dilewati tersebut masih dalam kondisi baik secara konstruksi. Beberapa
jalan merupakan jalan kolektor sekunder dan jalan lokal meskipun secara penamaan adalah
’jalan raya’, sehingga lebar jalan hanya 3-4 meter 2 jalur dan 2 lajur. Hambatan yang umum
ditemui adalah kemacetan.
c. Tempat Wisata
Tempat wisata yang umum didatangi adalah tempat yang memiliki keindahan alam dan
keunikan budaya. Berdasarkan paparan statistik di subbab sebelumnya, tempat-tempat
yang umum dikunjungi adalah
Tabel 10. 4 Jarak dan Waktu Tempuh Tempat Wisata dari Lokasi Hotel
No Tempat Wisata Jarak dari Lokasi Hotel Waktu Tempuh
1 Pantai Pandawa 56,1 Km 1 Jam 35 Menit
2 Tanah Lot 37 Km 1 Jam 6 Menit
3 Sanur 28,4 Km 52 Menit
4 Uluwatu 61,7 Km 1 Jam 43 Menit
5 Taman Ayun 22 Km 40 Menit
6 Nusa Dua 50 Km 1 Jam 21 Menit
7 Garuda Wisnu Kencana 51,5 Km 1 Jam 25 Menit
8 Padang-Padang 59,5 Km 1 Jam 39 menit
9 Bedugul 46,3 Km 1 Jam 11 Menit
10 Jati Luwih 43,6 Km 1 Jam 18 Menit
11 Tanjung Benoa 51,8 Km 1 Jam 22 Menit
12 Danau Beratan 47,6 Km 1 Jam 14 Menit
2. Teknis Jalan
Kondisi transportasi wilayah studi, dalam hal ini ruas Jl. Raya Taro, secara makro tidak bisa
dilepaskan dari tiga subsistem yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Ketiga
subsistem tersebut adalah Tata Guna Lahan, Jaringan Jalan dan Lalu lintas. Makin tinggi
intensitas kegiatan di suatu guna lahan akan menyebabkan pergerakan (lalulintas) orang
maupun barang semakin meningkat dan akan berpengaruh pula terhadap kinerja jaringan
jalan yang ada.
Transect guna lahan di Jl. Raya Taro masih didominasi oleh sempadan sungai, permukiman,
perkebunan, persawahan, dan sektor pariwisata berupa hotel dan resort. Secara kinerja lalu
lintas, jalan ini tergolong dalam kondisi baik karena lalu lintas rendah yang melewati jalan dan
kapasitas jalan masih dapat menampung lalu lintas tersebut.
Jalan utama yang berada dalam kawasan perencanaan adalah Jl. Raya Taro. Jalan ini
terletak di sisi Barat kawasan dan memiliki lebar total 5 meter dengan badan jalan selebar 2,5
meter. Sisi barat dari jalan merupakan sungai. Berikut ini penampang jalan di jalan tersebut.