POLITIK HUKUM
PEMERINTAHAN
DESA
DI INDONESIA
Siti Khoiriah, S.H.I, M.H.
M.Iwan Satriawan, S.H., M.H
1
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
DAFTAR ISI
Halaman
PENGANTAR PENERBIT ........................................................................
PENGANTAR PAKAR ...............................................................................
MUKADIMAH ..............................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
DAFTAR TABEL ........................................................................................
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
BAB I DASAR KONSTITUTIONALITAS PEMERINTAHAN DESA
A. Bentuk dan Susunan Negara .................................................
B. Konstitusi dan Negara ..............................................................
C. Dasar Konstitutionalitas Pemerintahan Desa ................
DAFTAR PUSTAKA
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
INDEKS
BIODATA PENULIS
3
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
BAB I
DASAR KONSTITUTIONALITAS PEMERINTAHAN DESA
1 I Gede Pantja Astawa dan Suprin Na’a, Ilmu Negara dan Teori
Negara,(Bandung:Reflika Aditama,2012),hlm.4
2 M.Kusnardi dan Bintan Saragih dalam Yulia Netta dan M.Iwan
5
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
8
K.C Wheare dalam Pataniari Siahaan, Politik Hukum Pembentukan
Undang-Undang Pasca Amandemen UUD 1945,(Jakarta:Konstitusi
Press,2012),hlm.26
9
James Bryce dalam Ahmad Sukardja,Op.Cit,hlm.70
7
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
10
Zelfbesturende Landschappen adalah daerah swapraja, yaitu wilayah yang
dikuasai oleh raja yang mengakui kekuasaan dan kedaulatan Pemerintah
jajahan Belanda melalui perjanjian politik. perjanjian politik ini diwujudkan
dalam satu bentuk perjanjian yang disebut dengan istilah kontrak dan
verklaring.
11
Lihat dalam Didik Sukriono, Pembaharuan Hukum Pemerintah Desa,
(Malang:Setara Press,2010),hlm.95
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
daerah. Hal ini dapat kita lihat dalam UU No. 22 Tahun 1999 dan
UU No.32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah.
9
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
BAB II
SEJARAH PENGATURAN PEMERINTAHAN DESA
A. Era Nusantara
Nusantara, menurut teori terletak di persimpangan tiga
lempeng dunia, yang potensial menimbulkan tekanan sangat
besar pada lapisan kulit bumi. Akibat lapisan kulit bumi
Nusantara, pertemuan tiga lempeng dunia tertekan keatas,
hasilnya membentuk hamparan-hamparan luas yang dikenal
sebagai paparan Benua Sunda dengan barisan gunung berapi dan
pegunungan panjang yang pada masa purbakala disebut sebagai
Swetadwipa atau Lemuria. Hamparan luas Paparan Benua Sunda
yang awalnya berupa dataran dangkal itu, pada zaman Es ketika
permukaan laut turun ratusan meter terlihat mencuat
kepermukaan. Oleh karena terletak di persimpangan tiga
lempeng dunia, wilayah ini sering diguncang gempa bumi hebat
dan letusan gunung berapi yang dasyat14.
Menurut Cornelis van Vollenhoven, bahwa sebelumnya
datangnya penjajahan Belanda, di nusantara telah terdapat sistem
ketatanegaraan dalam bentuk kesatuan perkampungan dan lain-
lain. Hal ini yang kemudian menurut Nasroen disebutkan sebagai
berikut15:
hanya di daerah sendiri bahkan hingga ke luar negeri seperti Burma dan
Vietnam. Semua demi membangun fasilitas perang Jepang.
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
BAB III
PERUBAHAN KETATANEGARAAN INDONESIA
A. AMANDEMEN UUD 1945
B. KEBANGKITAN MASYARAKAT ADAT
C. KEBANGKITAN PEMERINTAHAN DESA
D. MUNCULNYA UNDANG-UNDANG TENTANG DESA
BAB IV
KONSEPSI PEMERINTAHAN DESA
A. Istilah Pemerintahan
Istilah pemerintahan berasal dari kata “perintah”. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, perintah diartikan menyuruh
melakukan sesuatu atau sesuatu yang harus dilakukan.
Pemerintah adalah orang, badan atau aparat yang mengeluarkan
atau memberi perintah22. Di Amerika Serikat, pemerintah terdiri
dari eksekutif, legislatif dan judicial, serta ditambah badan-badan
administrasi23.
Sedangkan kata pemerintahan adalah bestuurvoering atau
pelaksana tugas pemerintah.Pemerintahan ialah organ atau
alat/aparat yang menjalankan pemerintahan. Pemerintah sebagai
alat kelengkapan negara dapat diartikan secara luas (in the broad
sense) dan dalam arti sempit (in the narrow sense). Pemerintah
dalam arti luas mencakup semua alat kelengkapan negara, yang
pada pokoknya terdiri dari cabang-cabang kekuasaan eksekutif,
legislatif dan yudisial atau alat-alat kelengkapan negara lain yang
bertindak untuk dan atas nama negara24.
Sedangkan pemerintahan dalam arti sempit istilah
pemerintahan disebutkan memiliki dua pengertian, yaitu sebagai
fungsi dan sebagai organisasi. Menurut Soehardjo, pemerintahan
sebagai organisasi bilamana kita mempelajari ketentuan-
ketentuan susunan organisasi, termasuk didalamnya fungsi,
penugasan, kewenangan dan kewajiban masing-masing
departemen pemerintahan, badan-badan, instansi serta dinas
pemerintahan. Sebagai fungsi kita meneliti ketentuan-ketentuan
25 Ibid,hlm21
26 M.Solekhan, Penyelenggaraan Pemerintahan Desa,(Malang:Setara
Press,2012),hlm.16
27
P.j Zoetmulder dalam Ateng Syarifuddin, Republik Desa,
(Bandung:Alumni,2010), hlm.2
28
B.Ter Haar dalam Moh.Kusnardi dan Harmaily Ibrahim sebagaimana
dikutip oleh Titik Triwulan Tutik, Pokok-pokok Hukum Tata Negara
(Jakarta:Prestasi Pustaka,2006),hlm.223
15
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
BAB V
POLITIK HUKUM OTONOMI DESA
A. KELEMBAGAAN DESA
B. PERATURAN DESA
C. PENDANAAN DESA
29
Ibid.hlm.3 Bandingkan dengan Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa
Indonesia dalam Moh.Fadli dkk, Pembentukan Peraturan Desa Partisipatif
,(Malang:Brawijaya Press,2011),hlm.3
30
Tim Penyusun kamus Pusat Pembianaan dan Pengembangan Bahasa ,
Kamus Besar Bahasa Indonesia Cet.VII, (Jakarta:Balai
Pustaka,1995),hlm.226.
31
Khairuddin Tahmid, Dekonstruksi Politik Hukum Otonomi Desa Dalam
Peraturan Perundang-undangan Di Indonesia (Yogyakarta:ringkasan
disertasi progam doktor UII,2011), hlm.3
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
BAB II
ARTI PEMERINTAHAN DESA
Istilah pemerintahan dan pemerintah dalam masyarakat
secara umum diartikan sama, dimana kedua kata tersebut
diucapkan bergantian (pemerintah atau pemerintahan). Sebutan
kedua kata atau istilah tersebut menunjuk pada penguasa atau
pejabat. Mulai dari Presiden hingga Kepala Desa, artinya semua
orang yang memegang jabatan disebutlah pemerintah atau
pemerintahan, tetapi orang yang bekerja di dalam lingkungan
pemerintah atau pemerintahan disebut orang pemerintah(an)32.
Menurut Efendi Berutu33, pemerintahan mempunyai
pengertian dalam arti luas dan sempit. Pemerintahan dalam arti
luas berarti seluruh fungsi negara seperti legislatif,eksekutif dan
yudikatif. Sedangkan pemerintahan dalam arti sempit meliputi
32
Didik Sukaryono, Pembaharuan Hukum Pemerintah Desa ( Malang:Setara
Press,2010),hlm 57
33
Efendi Berutu dalam Nomensen Sinamo, Hukum Pemerintahan Daerah di
Indonesia(Jakarta:Pustaka Mandiri,2010),hlm.1
17
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
34
Sadjijiono, Memahami Beberapa Bab Pokok Hukum Administrasi
(Yogyakarta:Laksbang Pressindo, 2008),hlm.42.
35
Widjaja,H.A.W dalam Edie Toet Hedratno, Negara
Kesatuan,Desentralisasi dan Federalisme ( Yogyakarta:Graha
Ilmu,2009),hlm.64
36
B.Hestu Cipto Handoyo, Hukum Tata Negara Indonesia
(Yogyakarta:Univ.Atma Jaya,2009).hlm.119
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
37
Setelah amandemen UUD 1945, maka tidak ada lagi lembaga tertinggi
negara sebagaimana MPR di era UUD 1945 sebelum amandemen
38
Op.Cit,.hlm.119
19
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
39
Didik Sukriono,Op.Cit.hlm.64
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
21
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
BAB III
POLITIK HUKUM
PEMERINTAHAN DESA
40
Sri Soemantri Martosoewignjo, Bunga Rampai Hukum Tata Negara
Indonesia (Bandung:Alumni,1992),hlm.33
41
Sadjijiono,Op.Cit.hlm.72
42
Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik.Edisi Revisi (
Jakarta:Gramedia,2010),hlm.8-14
43
Mahfud M.D, Politik Hukum di Indonesia(Jakarta:LP3ES,1998).hlm 13
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
44
Imam Syaukani,A.Ahsin Thohari,2006,Dasar-dasar Politik Hukum,Raja
Grafindo Persada: Jakarta,hlm.51-52.
23
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
45
Mahfud M.D, Membangun Politik Hukum, Menegakkan Konstitusi (Jakarta
: Rajawali Press ,2010),hlm.66
46
Aggus Salim Andi Gandjong dalam Didik Sukriono,Op.Cit.hlm.155
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
47
Ibid.hlm.157,disini bahkan dijelaskan pula bahwa makna yang termaktub
dalam konsideran UU NIT No 44 Tahun 1950 dijelaskan bahwa sangat perlu
diadakan perubahan dalam pemerintahan daerah-daerah di Indonesia Timur
agar perubahan-perubahan itu dapat disesuaikan dengan status negara
kesatuan yang segera akan dibentuk.
48
Ibid,hlm.157
49
Ibid.hlm.157
25
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
50
Ibid.158
51
Salah satu isi dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah kembali kepada UUD 1945
dan tidak berlakunya UUD Sementara.
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
6. Masa 1998-2004
Reformasi 1998 dengan ditandai jatuhnya pemerintahan
Soeharto yang telah menguasai negeri ini selama lebih kurang 32
tahun telah membawa angin segar dalam kehidupan demokrasi di
Indonesia.
Munculnya ide-ide negara federalis atau yang lebih
ekstrim dengan melakukan disintegrasi dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia jika tidak dilakukan perubahan mendasar
khususnya mengenai hubungan pusat dan daerah.Hal ini
kemudian direspon dengan mengeluarkan UU No 22 Tahun 1999
tentang otonomi daerah. Yang mana kemudian diperkuat dengan
amandemen UUD 1945 khususnya Pasal 18 semakin menguatkan
power share antara pusat dan daerah baik dalam segi politik
maupuan ekonomi.
27
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
52
Ateng Syafrudin dan Suprin.Op.Cit.hlm 88-89
29
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
53
Ateng Syarifudin dalam Ateng Syarifudin dan Suprin
Na’a.Op.Cit.hlm.90-91
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
31
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian tersebut diatas, maka penulis dapat menarik
benang merah sebagai kesimpulan dari pembahasan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Bahwa perubahan undang-undang tentang otonomi
daerah sangat tergantung dari situasi dan arah politik
yang dianut oleh pemerintahan yang berkuasa. Jika arah
politik pemerintah yang berkuasa adalah responsive,
maka akan menghasilkan perundang-undangan yang
bercorak demokratis, namun sebaliknya jika arah politik
pemeritah yang berkuasa adalah otoriter, maka akan
menghasilkan perundang-undangan yang bercorak
konservatif atau otoriter.
2. Bahwa arah politik hukum pemerintahan desa dari tahun
ke tahun telah menunjukkan kearah yang lebih baik.
Sebagai bagian sistem pemerintahn terkecil desa telah
memiliki peraturannya sendiri yaitu melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa. Hal ini
adalah sebagai dasar bahwa sistem organisasi desa
langsung dibawah bupati atau walikota.
3.2 Saran
1. Hendaknya kedepan perlu memecah undang-undang 32
Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah menjadi tiga
bagian yaitu undang-undang tentang pemerintah daerah,
undang-undang tentang pemilukada dan undang-undang
tentang desa. Hal ini bertujuan untuk semakin
memperkuat posisi pemerintahan desa dalam
mengeluarkan kebijakan dalam pengelolaan desa.
2. Hendaknya dengan semakin diperhatikannya
pemerintahan desa oleh pusat, maka diperlukan
pembenahan SDM agar mampu menerjemahkan setiap
perintah undang-undang. Jangan sampai karena
minimnya SDM, undang-undang yang sudah dibuat hanya
sekedar pajangan karena tidak mampu
menerjemahkannya dalam sebuah kebijakan yang pro
rakyat.
Daftar Pustaka
33
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA
1.Buku:
Budiardjo,Miriam,2010.Dasar-dasar Ilmu Politik.edisi
revisi,Gramedia:Jakarta
Handoyo,B.Hestu Cipto, 2009, Hukum Tata Negara
Indonesia,Univ.Atma Jaya:Yogyakarta
Imam Syaukani dan A.Ahsin Thohari,2006,Dasar-dasar Politik
Hukum,Raja Grafindo Persada: Jakarta
M.D,Mahfud,1998.Politik Hukum di Indonesia,LP3ES:Jakarta
__________,2010,Membangun Politik Hukum, Menegakkan
Konstitusi,Rajawali Press:Jakarta
Moh.Fadli, Jazim Hamidi dan Mustofa Lutfi,2011, Pembentukan
Peraturan Desa Partisipatif ,Brawijaya Press:Malang
Sinamo,Nomensen ,2010, Hukum Pemerintahan Daerah di
Indonesia, Pustaka Mandiri:Jakarta
Sadjijiono,2008,Memahami Beberapa Bab Pokok Hukum
Administrasi,Laksbang Pressindo:Yogyakarta
Sri Soemantri Martosoewignjo,1992,Bunga Rampai Hukum
Tata Negara Indonesia,Alumni:Bandung
Syarifuddin,Ateng,2010,Republik Desa, Alumni:Bandung
Sukriono,Didik,2010,Pembaharuan Hukum Pemerintah
Desa,Setara Press:Malang
Tim Penyusun kamus Pusat Pembianaan dan Pengembangan
Bahasa , 1995,Kamus Besar Bahasa Indonesia
Cet.VII,Balai Pustaka:Jakarta
Titik Triwulan Tutik,2006, Pokok-pokok Hukum Tata Negara
Prestasi Pustaka:Jakarta
Biodata Penulis
35
POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN DESA