Anda di halaman 1dari 16

PERIZINAN

SEBAGAI
ADMINISTRASI
PERENCANAAN

Maria Nicolaus Yudistira K.Y. (155060600111017)

Roro Pergiwo Saptaningrum (165060600111004)

Teuku Zulfikar Ali Fahrezi (165060601111040)


1

Pendahuluan
Pengertian Perizinan

Izin menurut N.M. Spelt dan J.B.J.M. ten Berge merupakan suatu persetujuan dan
penguasa berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan
tertentu menyimpang dari ketentuan larangan perundang-undangan

Dalam arti luas, izin merupakan suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan
peraturan perundang-undangan untuk memperbolehkan melakukan tindakan atau
perbuatan tertentu yang secara umum dilarang. Sehingga, Perizinan merupakan
salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat pengendalian
yang dimiliki oleh pemerintah terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat.
Fungsi dan Tujuan Perizinan

Fungsi Perizinan Tujuan Perizinan


Berdasarkan sisi pemerintah, tujuan pemberian izin
Sebagai fungsi mengatur yaitu dimaksudkan agar izin dilakukan untuk melaksanakan peraturan apakah
atau setia izin tempattempat usaha, bangunan dan bentuk ketentuan-ketentuan yang termuat dalam peraturan
kegiatan masyarakat lainnya tidak bertentangan satu sama tersebut sesuai dengan kenyataan dalam praktiknya atau
lain, sehingga terciptanya ketertiban dalam segi tidak, dan sekaligus untuk mengatur ketertiban. Serta
kehiduapan bermasyarakat sebagai sumber pendapatan daerah dengan adanya
permohonan izin, maka secara langsung pendapatan
pemerintah akan bertambah, karena setiap izin yang
Sebagai fungsi menertibkan, dimaksudkan bahwa dikeluarkan, pemohon harus membayar retribusi lebih
perizinan yang ada dapat dilaksanakan sesuai dengan dahulu. Dampaknya semakin banyak pula pendapatan
peruntukannya, sehingga tidak terdapat penyalahgunaan dibidang retribusi yang tujuan akhirnya akhirnya adalah
izin yang telah diberikan, dengan kata lain fungsi untuk biaya pembangunan.
pengaturan ini dapat disebut juga sebagai fungsi yang
dimiliki oleh pemerintah
Berdasarkan sisi masyarakat, tujuan pemberian izin
antara lain untuk adanya kepastian hukum,untuk adanya
kepastian hak serta untuk mudahnya mendapatkan
fasilitas.
Perizinan Sebagai Instrumen Tata Ruang

Izin pemanfaatan ruang berdasarkan Pasal 35


Undang-undang Republik Indonsia Nomor 26
Pada Pasal 33 PP No. 15 Tahun 2010 Berpedoman pada rencana Tahun 2007 tentang Penataan Ruang diberikan
tata ruang, setiap laju perkembangan pembangunan wilayah kepada calon pengguna ruang yang akan
senantiasa diikuti, diawasi, dan dikontrol dengan baik agar melakukan kegiatan pemanfaatan ruang pada
tercapai tujuan rencana tata ruang wilayah yakni pemanfaatan suatu kawasan/zona berdasarkan rencana tata
ruang secara optimal serasi, dan berkeadilan. Oleh karena itu, ruang yang dikeluarkan oleh pemerintah
dibutuhkan sarana pengendalian dan pencegahan yang daerah, Hal tersebut dimaksudkan untuk:
diantaranya diwujudkan dalam bentuk perizinan, yaitu izin 1. Menjamin pemanfaatan ruang sesuai
pemanfaatan ruang. dengan rencana tata ruang, peraturan
zonasi, dan standar pelayanan minimal
Instrumen pengendalian pemanfaatan ruang ada lima, yaitu bidang penataan ruang;
peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan 2. Mencegah dampak negatif pemanfaatan
disinsentif, serta pengenaan sanksi. ruang; dan
3. Melindungi kepentingan umum masyarakat
luas.
2

Aspek Administrasi Perizinan


Administrasi perizinan dalam perencanaan memiliki aspek-aspek dimana aspek tersebut harus dipenuhi sebagai
salah satu ketentuan untuk memperoleh perizinan tersebut. Dalam hal ini tercantum dalam UU No. 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang, yaitu sebagai berikut.

• Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dibatalkan oleh
Pemerintah dan pemerintah daerah menurut kewenangan masing-masing sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
• Izin pemanfaatan ruang yang dikeluarkan dan/atau diperoleh dengan tidak melalui prosedur yang
benar, batal demi hukum.
• Izin pemanfaatan ruang yang diperoleh melalui prosedur yang benar tetapi kemudian terbukti tidak
sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, dibatalkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah
sesuai dengan kewenangannya.
• Terhadap kerugian yang ditimbulkan akibat pembatalan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
dapat dimintakan penggantian yang layak kepada instansi pemberi izin.
• Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai lagi akibat adanya perubahan rencana tata ruang
wilayah dapat dibatalkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dengan memberikan ganti
kerugian yang layak.
• Setiap pejabat pemerintah yang berwenang menerbitkan izin pemanfaatan ruang dilarang
menerbitkan izin yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur perolehan izin dan tata cara penggantian yang layak
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) diatur dengan peraturan pemerintah.
3

Jenis Perizinan
Jenis Perizinan
Menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, terdapat izin yang dapat diberlakukan oleh
pemerintah daerah yaitu:

 Izin Lokasi  Tanda Daftar Perusahaan (TDP)


 Izin Peruntukan Pembangunan Tanah (IPPT)  Izin Usaha Perdagangan
 Izin Mendirikan Bangunan (IMB)  Izin Usaha Industri/ Tanda Daftar Industri
 Izin Gangguan (HO)  Tanda Daftar Gedung
 Surat Izin Usaha Kepariwisataaan (SUIK)  Izin Pengambilan Air Permukaan
 Izin Reklame  Izin Pembuangan Air Buangan ke Sumber Air
 Izin Pemakaian Tahan dan Bangunan Milik/ dikuasi  Izin Perubahan Alur, Bentuk, dimensi dan
Pemerintah Kemiringan dasar saluran/sungai
 Izin Trayek  Izin perubahan atau pembuatan bangunan dan
 Izin Penggunaan Trotoar jaringan pengairan serta pernuatan tanggul yang
 Izin Pembuatan Jalan Masuk Pekarangan dibangun oleh masyarakat
 Izin Penggalian Damija (Daerah Milik Jalan)  Izin pembangunan lintasan yang berada
 Izin Pematangan Tanah dibawah/diatasnya
 Izin Pembuatan Jalan Didalam Kompleks Perumahan,  Izin pemanfataan bangunan pengairan dan lahan
Pertokoan dan sejenisnya pada daerah sempadan saluran/sungai
 Izin Pemanfaatan Titik Tiang Pancang Reklame,  Izin pemanfaatan lahan mata air dan lahan
Jembatan Penyebrangan Orang dan sejenisnya pengairan
4

Prinsip-prinsip Prosedur Perijinan


UU No. 25 tahun 2009
tentang Pelayanan Publik

Bab V pasal 20, di bagian standar pelayanan publik, menyatakan bahwa dalam melaksanakan kegiatan terkait
dengan penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia, setiap penyelenggara, WAJIB :
– Mengikutsertakan masyarakat
– Dilaksanakan dengan PRINSIP:
• Tidak diskriminatif,
• Terkait langsung dengan jenis pelayanan,
• Berkompeten dan mengutamakan musyawarah,
• Memperhatikan keberagaman.
(lanjutan)
UU No. 25 tahun 2009
tentang Pelayanan Publik

Selain itu dalam pengelolaan Sarpras dan/atau Fasilitas Pelayanan Publik, penyelenggara melakukan pengadaan
SESUAI dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dilakukan atas dasar PRINSIP :
– (1) Efektivitas
– (2) Efisiensi
– (3) Transparansi
– (4) Akuntabilitas
– (5) Berkesinambungan
Perpres No. 97 tahun 2014
Tentang PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu)

– Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) merupakan suatu sistem pelayanan secara terintegrasi dalam satu
kesatuan proses, dari awal permohonan hingga penyelesaian produk pelayanan melalui satu pintu.
– Pembuatan PTSP ini diharapkan dapat memperpendek dan mempermudah pelayanan, murah dan terjangkau,
dan memberikan kepastian serta perlindungan hukum kepada masyarakat luas.
– PTSP didasarkan atas dasar PRINSIP:
• Keterpaduan,
• Ekonomis,
• Koordinasi,
• Pelimpahan wewenang,
• Akuntabilitas
• Aksesibilitas.
5

Problematika Perizinan
1. Inkonsistensi Peraturan

2. Inkonsistensi Pajak

3. Kualitas Tenaga Kerja (SDM)

4. Ketersediaan Lahan dan Hambatan


IZIN Pembangunan

5. Kualitas Infrastruktur

Problematika
Perizinan – Data BKPM (Badan
Koordinasi Penanaman
Modal) 2018
Daftar Pustaka

Adrian, Sutedi. 2011. Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik. Jakarta: Sinar Grafika.

Helmi. 2012. Hukum Perizinan Lingkungan Hidup. Jakarta: Sinar Grafika.

Republik Indonesia. 2007. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang
Penataan Ruang.

Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 Tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang.

Anda mungkin juga menyukai