Berdasarkan jenisnya, KKPR terbagi dua jenis, yaitu berusaha dan non-
berusaha. Kemudian dalam berusaha, terdiri dari dua macam, yaitu Usaha
Mikro Kecil (UMK) dan non-UMK. Bagi pelaku UMK, akan mendapat fasilitas
berupa self-declaration (pernyataan mandiri) dari sistem Online Single
Submission (OSS), jika kegiatannya sudah sesuai dengan tata ruang, dan
untuk non-UMK, persetujuan KKPR dari OSS. Sedangkan non-berusaha
mendapat persetujuan secara offline, yang diterbitkan oleh Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).
Survei dan Pembuatan Pertimbangan Teknis Pertanahan (PTP) Oleh Kantor Pertanahan
Untuk daerah yang belum mempunyai Rencana Detail Tata Ruang (RDTR),
kegiatan berusaha dan non-berusahanya bisa mengajukan KKPR
(Kesesuaian Kegiatan Penataan Ruang) lewat jalur Persetujuan. Namun jika
daerah yang sudah mempunyai RDTR, bisa langsung melalui jalur Konfirmasi
KKPR. Dokumen dalam pengajuan KKPR akan diberikan berupa Persetujuan
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (PKKPR). Dokumen tersebut
menyatakan kesesuaian rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang dengan
Rencana Tata Ruang (RTR). Jangka waktu penerbitannya paling lama 20 hari
kerja, terhitung sejak pendaftaran diterima dan data dinyatakan sudah
lengkap. Pendaftaran dapat dilakukan melalui website https://oss.go.id/.
Mencermati uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa daerah yang
telah memiliki RDTR, yang terintegrasi dengan sistem OSS dapat langsung
memproses penerbitan KKPR dengan cepat, oleh karena itu mekanisme
pembuatan produk tata ruang mudah diakses publik dan terdapat
transparansi.