Anda di halaman 1dari 2

Apakah KKPR itu?

Izin merupakan instrumen yuridis Pemerintah yang memiliki tujuan untuk


mewujudkan Negara yang makmur dan sejahtera. Keputusan izin adalah
keputusan pejabat pemerintahan yang berwenang sebagai wujud persetujuan
atas permohonan warga atau masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Izin lokasi dan izin pemanfaatan ruang dalam
membangun dan mengelola tanah merupakan syarat utama dalam mendirikan
usaha, dan masih banyak lain jenis izin yang perlu dilakukan ketika akan
mendirikan usaha. Pasca berlakunya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
dan terbitnya peraturan pelaksanaannya jenis-jenis izin yang bermacam-
macam dalam pemanfaatan ruang dan aspek pertanahannya untuk
mendirikan usaha disederhanakan melalui KKPR sebagai single reference
dalam acuan pemanfaatan ruang dan penerbitan Hak Atas Tanah.

Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) berkedudukan menggantikan


izin lokasi dan berbagai izin pemanfaatan ruang yang merupakan salah satu
persyaratan dasar yang wajib dipenuhi oleh seluruh pelaku usaha. KKPR
sendiri merupakan kesesuaian antara rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang
dengan Rencana Tata Ruang (RTR), dan penerbitannya dikeluarkan oleh
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional.
Pelaksanaannya mengacu pada Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala BPN Nomor 4/SE-PF.01/III/2021. KKPR memiliki dua fungsi
yaitu sebagai acuan pemanfaatan ruang supaya sesuai dengan KDB, KLB,
tinggi bangunan dan acuan administrasi pertanahan yang ditujukan sebagai
dasar penentuan hak-hak atas tanah, misal HGB, HGU, SHM.

Berdasarkan jenisnya, KKPR terbagi dua jenis, yaitu berusaha dan non-
berusaha. Kemudian dalam berusaha, terdiri dari dua macam, yaitu Usaha
Mikro Kecil (UMK) dan non-UMK. Bagi pelaku UMK, akan mendapat fasilitas
berupa self-declaration (pernyataan mandiri) dari sistem Online Single
Submission (OSS), jika kegiatannya sudah sesuai dengan tata ruang, dan
untuk non-UMK, persetujuan KKPR dari OSS. Sedangkan non-berusaha
mendapat persetujuan secara offline, yang diterbitkan oleh Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).

Alur Persetujuan KKPR Non UMK

Pengajuan Permohonan Melalui Sistem OSS


Verifikasi Dengan Melakukan Pengecekan Persyaratan Oleh DPUPR

Pembayaran PNBP Sesuai Dengan SPS yang Dikirim Kepada Pemohon

Survei dan Pembuatan Pertimbangan Teknis Pertanahan (PTP) Oleh Kantor Pertanahan

Persetujuan KKPR Terbit Melalui OSS Pemohon

Kajian Oleh Forum Penataan Ruang

Untuk daerah yang belum mempunyai Rencana Detail Tata Ruang (RDTR),
kegiatan berusaha dan non-berusahanya bisa mengajukan KKPR
(Kesesuaian Kegiatan Penataan Ruang) lewat jalur Persetujuan. Namun jika
daerah yang sudah mempunyai RDTR, bisa langsung melalui jalur Konfirmasi
KKPR. Dokumen dalam pengajuan KKPR akan diberikan berupa Persetujuan
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (PKKPR). Dokumen tersebut
menyatakan kesesuaian rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang dengan
Rencana Tata Ruang (RTR). Jangka waktu penerbitannya paling lama 20 hari
kerja, terhitung sejak pendaftaran diterima dan data dinyatakan sudah
lengkap. Pendaftaran dapat dilakukan melalui website https://oss.go.id/.
Mencermati uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa daerah yang
telah memiliki RDTR, yang terintegrasi dengan sistem OSS dapat langsung
memproses penerbitan KKPR dengan cepat, oleh karena itu mekanisme
pembuatan produk tata ruang mudah diakses publik dan terdapat
transparansi.

Anda mungkin juga menyukai