NPM : 191243040
Mencermati refleksi dialektika sebagai metode yang digunakan oleh Socrates untuk
menemukan kebenaran umum, kritik yang dapat dijadikan dasar dalam ketentuan Undang-
Undang kaitannya dalam hal ini menurut penulis adalah dengan Undang-Undang Informasi dan
Transaksi Elektronik (ITE) Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008. Mengingat kembali dialog antara Socrates dan Kaum Sofi, yang mana
Kaum Sofi dalilnya mempertahankan penguasa atau dapat dikatakan Kaum Sofi dibayar untuk
membenar-benarkan penguasa sebagai pengabdi, sedangkan Socrates dalilnya melihat adanya
tindakan sewenang-wenang dari penguasa atau pengkritik dari penguasa (Otje Salman, 2018:11).
Pada konteks UU ITE terdapat pasal-pasal yang disebut sebagai “pasal karet” (Pasal 27, Pasal 28
dan Pasal 29) yang mengancam kebebasan berekspresi dari masyarakat dengan dimanfaatkan
untuk melakukan kriminalisasi terhadap pengkritik otoritas atau pemerintahan yang sedang
berkuasa. Mengerucut pada permasalahan yang disebut pasal karet dalam UU ITE, kriminalisasi
terhadap pengkritik otoritas kekuasaan selama ini merupakan perjuangan perlawanan yang
dilakukan oleh Socrates dalam usahanya untuk menemukan kebenaran yang objektif melalui
metode dialektikanya. Penyalahgunaan UU ITE yang digunakan sebagai alat untuk melakukan
kriminalisasi tersebut disebabkan oleh pengaturannya yang terlalu luas dan tidak terdefinisikan
dengan baik, sehingga norma-norma dalam pasal karet UU ITE mudah sekali dipelintir untuk
disalahgunakan. Menurut penulis pencarian suatu kebenaran umum melalui metode dialektika
dapat menjadi metode yang ampuh untuk mengungkapkan bahwa pengertian yang dimiliki itu
memang keliru dan harus dikoreksi serta hal ini juga menjadi refleksi yang baik untuk
melakukan review kembali pemberlakuan dari UU ITE khsususnya dalam pasal-pasal karet
tersebut.
Daftar Pustaka :
M.Yahya Harahap, pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Sinar Grafika, Jakarta,
2010.
Otje Salman, Failsafat Hukum, Perkembangan dan Dinamika Masalah, Refika Aditama,
Bandung, 2018.
R. Subekti, Hukum Pembuktian, Jakarta, Pradnya Paramita, 2007.