Anda di halaman 1dari 7

UNIVERSITAS JANABADRA

PRODI MAGISTER HUKUM FAKULTAS HUKUM


UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2022/2023

MATA UJIAN : FILSAFAT HUKUM


DOSEN PENGUJI : Dr. SURYAWAN RAHARJO, S.H., LL.M.
SUNARYA RAHARJA, S.H., M.Hum.
HARI, TANGGAL : RABU, 11 JANUARI 2023
WAKTU : 19.00 WIB
SIFAT UJIAN : TERBUKA ( Open Book )
KODE SOAL : LMS JANALEARNING

PERHATIAN !
 Selama UAS Peserta Ujian tidak diijinkan bekerjasama dalam bentuk apapun.
 Dikerjakan dengan text online pada LMS.

Jawablah dengan singkat dan benar.


1. Dalam Teori Teokrasi “segala hukum adalah hukum ketuhanan”. Jelaskan
maksudnya.
Jawaban :
Segala hukum adalah hukum ketuhanan. artinya Tuhan sendirian yang menetapkan hukum dan
pemerintah-pemerintah duniawi adalah pesuruh-pesuruh kehendak ketuhanan. Sehingga segala
pelaksanaan dan putusan hukum yang dilakukan oleh Pemerintah-pemerintah dunia, menurut
teori ini, adalah keinginan dari Tuhan. Teori ini terbagi atas dua, yaitu (1). Teori teokrasi klasik.
Teori ini menyatakan bahwa otoritas kekuasaan berasal Tuhan dan kemudian diberikan secara
langsung kepada manusia yang memerintah. Manusia yang mendapat kekuasaan tersebut yang
dianggap sebagai titisan Tuhan (Atmadja 2012: 24). Sebagai contoh Iskandar Zulkarnaen yang
dianggap sebagai putera Zeus, Fir’aun dari Mesir yang juga dianggap sebagai titisan Dewa Ra
atau Dewa Matahari. (2). Teori teokrasi modern juga menyatakan bahwa kekuasaan berasal dari
Tuhan, tetapi dengan perspektif yang agak berbeda. Teori ini mengamini bahwa kekuasaan
berasal dari Tuhan dan diberikan pada manusia tertentu dalam suatu proses sejarah tertentu.
Salah satu tokoh populer teori ini yaitu Friederich Julius Stahl, yang menyatakan bahwa negara
tumbuh dikarenakan adanya ketetapan historis dan negara tidak tumbuh karena ketetapan
manusia, tapi skenario dari Tuhan (Atmadja, 2012: 24)
UNIVERSITAS JANABADRA
PRODI MAGISTER HUKUM FAKULTAS HUKUM
UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2022/2023

2. Jelaskan pemahaman dari “Wille des Staates”.


Jawaban :
Hukum adalah kehendak Negara atau negara itu mempunyai kekuatan (power) yang tidak
terbatas. Sehingga Hukum itu ditaati ialah karena Negaralah yang menghendakinya, jadi ini
adalah pertentangan dari teori Perjanjian Masyarakat yang mangatakan bahwa kekuasaan hukum
tidak dapat didasarkan atas kemauan bersama seluruh anggota masyarakat tetapi menurut Hans
Kelsen hukum ditaati sebagai perintah dari negara yang menghendaki agar masyarakat menaati
hukum.

3. Dalam Teori Kedaulatan Hukum bahwa hukum ditaati karena perumusan dari
kesadaran hukum rakyat. Berikan 1 (satu) contoh kongkrit tentang hal tersebut.
Jawaban :
Teori Kedaulatan Hukum sudah terlihat secara jelas dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945.
Yang isinya adalah negara Indonesia adalah negara hukum. Artinya negara kita bukan negara
kekuasaan. Bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara diatur menurut hukum yang berlaku. Misalnya peraturan berlalu lintas di jalan
raya diatur oleh peraturan lalu lintas. Menebang pohoh dihutan diatur oleh peraturan, supaya
tidak terjadi penggundulan hutan yang berakibat banjir, dan bahkan seorang Presiden pun yang
terbukti melakukan tindak pidana seperti korupsi juga harus dihukum berdasarkan undang –
undang yang berlaku serta contoh lainnya.

4. Sebutkan 3 (tiga) aspek mengenai, apa sebabnya negara berhak menghukum


seseorang ?
Jawaban :
a. Menurut Penganut Teori Kedaulatan Negara  :
Karena  negara yang berdaulat menciptakan hukum, maka hanya negara itu sendiri yang
bergerak menghukum  seseorang yang mencoba mengganggu ketertiban dalam masyarakat
b. Menurut Penganut Teori Kedaulatan Tuhan :
Negara merupakan wakil Tuhan di dunia yang memiliki kekuasaan penuh untuk
menyelenggarakan ketertiban di dunia
c.     Menurut Penganut Teori Perjanjian Masyarakat :
Manusia itu sendiri menghendaki adanya kedamaian dan ketentraman di masyarakat,
mereka telah berjanji untuk         mentaati segala ketentuan yang dibuat oleh negara yang
telah diberi kuasa. Untuk itu apabila ada yang melanggar ketentuan yang telah ditetapkan,
maka negara berhak untuk menghukum pelanggar ketertiban.
UNIVERSITAS JANABADRA
PRODI MAGISTER HUKUM FAKULTAS HUKUM
UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Maka berdasarkan teori Kedaulatan Negara, Kedaulatan Tuhan dan teori Perjanjian Masyarakat,
dalam hal sebagai dasar mengikat sesuatu hukum tersirat wewenang negara untuk menghukum
warganya terutama atas segala perbuatannya yang dapat menggoncangkan, membahayakan dan
meruntuhkan sendi-sendi kehidupan masyarakat.

5. Berdasarkan Epistemologis, Sosiologi Hukum mengkaji hal apa sajakah.


Jawaban :
Secara Epistemologis, Sosiologi Hukum mengkaji 2 hal :
1. Gejala sosial dan hubungan timbal-balik dalam kehidupan masyarakat, yang melahirkan
norma / kaidah sosial guna memagari perilaku manusia yang diluar batas. Dalam hal ini
Hukum Adat (living law) atau hukum yang hidup sebagai budaya lokal masyarakat yang
menjadi barometer moralitas sosial ;
2. Hukum yang berlaku sebagai produk pemerintah, penyelenggara negara atau lembaga
yudikatif dan lembaga yang memiliki wewenang untuk itu, kemudian menjadi hukum
positif atau peraturan yang mengikat kehidupan masyarakat dalam aktifitas sosial,
ekonomi, politik, beragama dan hukum, yang mencegah dan mengendalikan potensi
terjadinya tindakan kriminal serta mengatur hubungan keperdataan.

6. Apa saja tugas Antropologi Hukum berdasarkan Filsafat Hukum. Sebut dan jelaskan.
Jawaban :
Antropologi Hukum bertugas untuk :
1. Menggali norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat
Yaitu mempelajari manusia dan budaya hukum menggali sumber-sumber hukum yang
hidup dan berkembang ditengah-tengah masyarakat atau di dalam masyarakat untuk
memahami bagaimana berlakunya hukum didalam masyarakat itu sendiri
2. Menganalisa dan memberikan pemahaman hukum bukan undang-undang (nonstate law)
3. Antropologi Hukum memberikan telaah kontemplatif yang akan menjadi sistem kajian
referensi pembuat undang-undang.
Yaitu memberikan kajian melalui telaah mendalam yang kelak menjadi sistem kajian
referensi pembuat undang-undang
UNIVERSITAS JANABADRA
PRODI MAGISTER HUKUM FAKULTAS HUKUM
UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2022/2023

7. Jekaskan maksud Politik Hukum dan apa kaitannya dengan kekuasaan.


Jawaban :
Menurut Satjipto Rahardjo Politik hukum adalah aktifitas menentukan pilihan mengenai tujuan
dan cara-cara yang hendak dipakai untuk mencapai tujuan hukum dalam masyarakat. Politik
hukum berkaitan dengan kebijakan-kebijakan penguasa dalam melahirkan hukum serta sebagai
strategi yang diterapkan untuk menentukan hukum dan menerapkannya pada kehidupan
berbangsa, bernegara dan bermasyarakat

8. Kebebasan Eksistensial, Kebebasan Rasional dan Kebebasan Moral. Jelaskan maksud


dari ke-3 kebebasan tersebut.
Jawaban :
a. Kebebasan Eksistensial
Kebebasan Eksistensial adalah kebebasan yang digunakan sebagai sarana untuk mencapai
tujuan hidupnya, untuk mengembangkan eksistensinya sesuai dengan cita-cita inti
pribadinya.
b. Kebebasan Rasional
Kebebasan Rasional adalah kebebasan yang menentukan bahwa tujuan hidup yang
hendak dicapai harus ada tujuan yang wajar menurut pandangan umum.
c. Kebebasan Moral
Kebebasan Moral ialah kemampuan manusia untuk mewujudkan hidupnya sesuai dengan
prinsip-prinsip moral.
Agustinus telah membedakan antara kehendak bebas (liberum arbitirium) dan kebebasan
(libertas).
1. Kehendak bebas adalah kemampuan untuk berbuat yang baik dan yang jahat.
2. Kebebasan (moral) adalah kemampuan untuk berbuat yang baik.

9. Jelaskan asas-asas Material dan Formal pembentukan peraturan perundang-


undangan.
Jawaban :
A. Asas-asas formal:
1. Asas tujuan yang jelas ( beginsel van duidelijke doelstelling )
UNIVERSITAS JANABADRA
PRODI MAGISTER HUKUM FAKULTAS HUKUM
UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Yang dimaksud dengan “asas kejelasan tujuan” adalah bahwa setiap Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai.
2. Asas organ / lembaga yang tepat ( beginsel van het juiste organ );
Yang dimaksud dengan “asas kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat” adalah
bahwa setiap jenis Peraturan Perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga negara
atau pejabat Pembentuk Peraturan Perundang-undangan yang berwenang. Peraturan
Perundang-undangan tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum apabila dibuat
oleh lembaga negara atau pejabat yang tidak berwenang.
3. Asas perlunya pengaturan ( het noodzakelijkheids beginsel )
Aasas ini tumbuh karena selalu terdapat alternatif atau alternatif-alternatif lain untuk
menyelesaikan suatu masalah pemerintahan selain dengan membentuk peraturan
perundang-undangan.
4. Asas dapatnya dilaksanakan ( het beginsel van uitvoerbaarheid )
Yaitu asas untuk dapat ditegakkannya peraturan perundang-undangan yang
bersangkutan. Sebab tidak ada gunanya suatu peraturan perundang-undangan yang tidak
dapat ditegakan.
5. Asas konsensus (het beginsel van consensus)
Yaitu asas yang menunjukan adanya kesepakatan rakyat (sebagai yang diperintah) dan
pemerintah untuk melaksanakan kewajiban dan menanggung akibat yang ditimbulkan
oleh peraturan perundang-undangan yang bersangkutan
B. Asas Material :
1. Asas tentang terminologi dan sistematika yang benar ( het beginsel van duidelijke
terminologi en duidelijke systemetiek )
Yaitu agar peraturan perundang - undangan dapat dimengerti oleh masyarakat atau
rakyat (sebagai yang diperintah), baik mengenai kata-katanya maupun mengenai struktur
atau susunannya
2. Asas tentang dapat dikenali ( het beginsel van de kenbaarheid )
Yaitu menekankan apabila sebuah peraturan perundang-undangan tidak dikenali dan
diketahui oleh setiap orang lebih-lebih yang berkepentingan maka ia akan kehilangan
tujuannya sebagai peraturan
3. Asas perlakuan yang sama dalam hukum ( het rechtsgelijkheids beginsel )
Yaitu bahwa setiap orang harus diperlakukan sama dihadapan hukum tanpa adanya
diskriminasi
4. Asas kepastian hukum ( het rechtzekerheids beginsel )
Yaitu salah satu sendi umum negara berdasarkan atas hukum. Yang menjamin kepastian
mengenai hak dan kewajiban setiap subjek hukum dimuka hukum
UNIVERSITAS JANABADRA
PRODI MAGISTER HUKUM FAKULTAS HUKUM
UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2022/2023

5. Asas pelaksanaan sesuai dengan kemampuan individual ( het beginsel vam de


individuele rechtsbedeling ).
Yaitu memberikan penyelesaian yang khusus bagi hal-hal atau keadaan-keadaan tertentu
sehingga demikian peraturan perundang-undangan dapat memberikan jalan keluar bagi
masalah-masalah umum juga masalah-masalah khusus

10. Apa saja kekuatan berlakunya peraturan perundang-undangan secara Filosofis dan
Politis. Jelaskan.
Jawaban :
Kekuatan berlakunya peraturan perundang – undangan terdiri atas :
1. Kekuatan Berlaku Yuridis ( Juristische Geltung ) yaitu:
a. Terpenuhinya persyaratan formal
b. Penetapan didasarkan atas kaidah yang lebih tinggi tingkatannya, kaidah hukum
harus punya system hierarchies (Sudikno Mertokusumo)
c. Berpondasi pada grundnorm
d. Das Sollen mengenai berlakunya kaidah hukum, Das Sein berkaitan dengan
pengertian hukum.
2. Kekuatan Berlaku Sosiologis.
a. Kekuatan berlakunya hukum di dalam masyarakat ;
b. Ada 2 (dua) teori kekuatan berlakunya hukum secara sosiologis :
1) Teori Kekuatan ( Matchtheori ) : hukum mempunyai kekuatan berlaku sosiologis
apabila dipaksakan oleh penguasa, terlepas dari diterima ataupun tidak oleh
warga masyarakat
2) Teori Pengakuan ( Anerkennugstheorie ) : apabila diterima dan diakui oleh warga
masyarakat.
3. Kekuatan Berlaku Filosofis.
a. Apabila kaidah hukum sesuai dengan cita-cita hukum ( rechtsdee ), sebagai nilai
positif yang tertinggi ( uberpositiven werte : Pancasila, masyarakat adil dan
makmur).
b. Sesuai dengan nilai filosofis yang dianut oleh suatu negara, seperti : grundnorm,
staatsfundamentalnorm, yang dinyakini sebagai sumber dari segala sumber nilai
luhur dalam kehidupan kenegaraan.
4. Keberlakuan Politis.
UNIVERSITAS JANABADRA
PRODI MAGISTER HUKUM FAKULTAS HUKUM
UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2022/2023

a. Apabila berlakunya didukung oleh faktor-faktor kekuatan politik yang nyata ( riele
macthsfactoren ).
b. Meskipun norma yang bersangkutan di dukung oleh masyarakat lapisan akar rumput,
sejalan dengan cita-cita filosofis negara dan memiliki landasan yuridis yang kuat,
tetapi tanpa dukungan kekuatan politik, norma hukum yang bersangkutan tidak
mungkin diberlakukan sebagai hukum.
c. Keberlakuan politik berkaitan dengan teori kekuasaan ( power theory ) yang
memberikan legitimasi pada berlakunya norma hukum dari sudut pandang
kekuasaan.

Anda mungkin juga menyukai