PERHATIAN !
Selama UAS Peserta Ujian tidak diijinkan bekerjasama dalam bentuk apapun.
Dikerjakan dengan text online pada LMS.
3. Dalam Teori Kedaulatan Hukum bahwa hukum ditaati karena perumusan dari
kesadaran hukum rakyat. Berikan 1 (satu) contoh kongkrit tentang hal tersebut.
Jawaban :
Teori Kedaulatan Hukum sudah terlihat secara jelas dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945.
Yang isinya adalah negara Indonesia adalah negara hukum. Artinya negara kita bukan negara
kekuasaan. Bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara diatur menurut hukum yang berlaku. Misalnya peraturan berlalu lintas di jalan
raya diatur oleh peraturan lalu lintas. Menebang pohoh dihutan diatur oleh peraturan, supaya
tidak terjadi penggundulan hutan yang berakibat banjir, dan bahkan seorang Presiden pun yang
terbukti melakukan tindak pidana seperti korupsi juga harus dihukum berdasarkan undang –
undang yang berlaku serta contoh lainnya.
Maka berdasarkan teori Kedaulatan Negara, Kedaulatan Tuhan dan teori Perjanjian Masyarakat,
dalam hal sebagai dasar mengikat sesuatu hukum tersirat wewenang negara untuk menghukum
warganya terutama atas segala perbuatannya yang dapat menggoncangkan, membahayakan dan
meruntuhkan sendi-sendi kehidupan masyarakat.
6. Apa saja tugas Antropologi Hukum berdasarkan Filsafat Hukum. Sebut dan jelaskan.
Jawaban :
Antropologi Hukum bertugas untuk :
1. Menggali norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat
Yaitu mempelajari manusia dan budaya hukum menggali sumber-sumber hukum yang
hidup dan berkembang ditengah-tengah masyarakat atau di dalam masyarakat untuk
memahami bagaimana berlakunya hukum didalam masyarakat itu sendiri
2. Menganalisa dan memberikan pemahaman hukum bukan undang-undang (nonstate law)
3. Antropologi Hukum memberikan telaah kontemplatif yang akan menjadi sistem kajian
referensi pembuat undang-undang.
Yaitu memberikan kajian melalui telaah mendalam yang kelak menjadi sistem kajian
referensi pembuat undang-undang
UNIVERSITAS JANABADRA
PRODI MAGISTER HUKUM FAKULTAS HUKUM
UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2022/2023
Yang dimaksud dengan “asas kejelasan tujuan” adalah bahwa setiap Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai.
2. Asas organ / lembaga yang tepat ( beginsel van het juiste organ );
Yang dimaksud dengan “asas kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat” adalah
bahwa setiap jenis Peraturan Perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga negara
atau pejabat Pembentuk Peraturan Perundang-undangan yang berwenang. Peraturan
Perundang-undangan tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum apabila dibuat
oleh lembaga negara atau pejabat yang tidak berwenang.
3. Asas perlunya pengaturan ( het noodzakelijkheids beginsel )
Aasas ini tumbuh karena selalu terdapat alternatif atau alternatif-alternatif lain untuk
menyelesaikan suatu masalah pemerintahan selain dengan membentuk peraturan
perundang-undangan.
4. Asas dapatnya dilaksanakan ( het beginsel van uitvoerbaarheid )
Yaitu asas untuk dapat ditegakkannya peraturan perundang-undangan yang
bersangkutan. Sebab tidak ada gunanya suatu peraturan perundang-undangan yang tidak
dapat ditegakan.
5. Asas konsensus (het beginsel van consensus)
Yaitu asas yang menunjukan adanya kesepakatan rakyat (sebagai yang diperintah) dan
pemerintah untuk melaksanakan kewajiban dan menanggung akibat yang ditimbulkan
oleh peraturan perundang-undangan yang bersangkutan
B. Asas Material :
1. Asas tentang terminologi dan sistematika yang benar ( het beginsel van duidelijke
terminologi en duidelijke systemetiek )
Yaitu agar peraturan perundang - undangan dapat dimengerti oleh masyarakat atau
rakyat (sebagai yang diperintah), baik mengenai kata-katanya maupun mengenai struktur
atau susunannya
2. Asas tentang dapat dikenali ( het beginsel van de kenbaarheid )
Yaitu menekankan apabila sebuah peraturan perundang-undangan tidak dikenali dan
diketahui oleh setiap orang lebih-lebih yang berkepentingan maka ia akan kehilangan
tujuannya sebagai peraturan
3. Asas perlakuan yang sama dalam hukum ( het rechtsgelijkheids beginsel )
Yaitu bahwa setiap orang harus diperlakukan sama dihadapan hukum tanpa adanya
diskriminasi
4. Asas kepastian hukum ( het rechtzekerheids beginsel )
Yaitu salah satu sendi umum negara berdasarkan atas hukum. Yang menjamin kepastian
mengenai hak dan kewajiban setiap subjek hukum dimuka hukum
UNIVERSITAS JANABADRA
PRODI MAGISTER HUKUM FAKULTAS HUKUM
UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2022/2023
10. Apa saja kekuatan berlakunya peraturan perundang-undangan secara Filosofis dan
Politis. Jelaskan.
Jawaban :
Kekuatan berlakunya peraturan perundang – undangan terdiri atas :
1. Kekuatan Berlaku Yuridis ( Juristische Geltung ) yaitu:
a. Terpenuhinya persyaratan formal
b. Penetapan didasarkan atas kaidah yang lebih tinggi tingkatannya, kaidah hukum
harus punya system hierarchies (Sudikno Mertokusumo)
c. Berpondasi pada grundnorm
d. Das Sollen mengenai berlakunya kaidah hukum, Das Sein berkaitan dengan
pengertian hukum.
2. Kekuatan Berlaku Sosiologis.
a. Kekuatan berlakunya hukum di dalam masyarakat ;
b. Ada 2 (dua) teori kekuatan berlakunya hukum secara sosiologis :
1) Teori Kekuatan ( Matchtheori ) : hukum mempunyai kekuatan berlaku sosiologis
apabila dipaksakan oleh penguasa, terlepas dari diterima ataupun tidak oleh
warga masyarakat
2) Teori Pengakuan ( Anerkennugstheorie ) : apabila diterima dan diakui oleh warga
masyarakat.
3. Kekuatan Berlaku Filosofis.
a. Apabila kaidah hukum sesuai dengan cita-cita hukum ( rechtsdee ), sebagai nilai
positif yang tertinggi ( uberpositiven werte : Pancasila, masyarakat adil dan
makmur).
b. Sesuai dengan nilai filosofis yang dianut oleh suatu negara, seperti : grundnorm,
staatsfundamentalnorm, yang dinyakini sebagai sumber dari segala sumber nilai
luhur dalam kehidupan kenegaraan.
4. Keberlakuan Politis.
UNIVERSITAS JANABADRA
PRODI MAGISTER HUKUM FAKULTAS HUKUM
UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2022/2023
a. Apabila berlakunya didukung oleh faktor-faktor kekuatan politik yang nyata ( riele
macthsfactoren ).
b. Meskipun norma yang bersangkutan di dukung oleh masyarakat lapisan akar rumput,
sejalan dengan cita-cita filosofis negara dan memiliki landasan yuridis yang kuat,
tetapi tanpa dukungan kekuatan politik, norma hukum yang bersangkutan tidak
mungkin diberlakukan sebagai hukum.
c. Keberlakuan politik berkaitan dengan teori kekuasaan ( power theory ) yang
memberikan legitimasi pada berlakunya norma hukum dari sudut pandang
kekuasaan.