Anda di halaman 1dari 4

TUGAS I

ISIP4130 / PENGANTAR ILMU HUKUM/PTHI

NAMA : SABRINA ULFIE LUFITA ANDREANI

NIM : 048662501

PRODI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA

UPBJJ-UT : BANDUNG

Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik


Universitas Terbuka
2023.1
TUGAS 1

1. Jelaskan mengapa kita perlu mempelajari ilmu hukum! Dan apa saja metode
mempelajarinya ?

Pentingnya mempelajari ilmu hukum untuk membentuk kepribadian manusia yang mengacu
pada nilai-nilai tertentu. Kepribadian diartikan sebagai pola pikir, bersikap, merasa, dan
bertindak secara terpadu dalam diri individu. Dengan mempelajari ilmu hukum, kita
menjadi tahu tentang apa sesungguhnya hukum, apa tujuannya, apa yang dilakuaknnya,
bagaimana sistematika dari pengertian hukum, kedudukan hukum dalam masyarakat dan
sebagainya. Jika kita sudah mempelajari dan memahami ilmu hukum maka kita akan
memahami juga batasan-batasan dalam berkehidupan agar terciptanya kehidupan yang
tentram dan terhindar dari konflik, serta kita dapat memahami tentang hak dan kewajiban
sebagai manusia.

Adapun metode mempelajari hukum diantaranya:

1. Metode Idealis

Medote ini senantiasa menguji hukum yang harus mewujudkan nilai (nilai) tertentu.
Salah satu nilai yang diperjuangkan adalah nilai keadilan. Jadi, apabila kita memilih
untuk melihat hukum sebagai perwujudan dari nilai-nilai tertentu, maka pilihan tersebut
akan membawa kita kepada metode yang bersifat idealis. Pemikiran ini membahas apa
saja yang menjadi tuntutan dari nilai tersebut dan apa yang seharusnya dilakukan oleh
hukum untuk mewujudkannya.

2. Metode Normatif

Bagi seseorang yang memilih untuk melihat hukum sebagai suatu sistem peraturan-
peraturan yang abstrak, maka perhatiannya akan terpusat pada hukum sebagai suatu
lembaga yang benar-benar otonom. Pemusatan perhatian tersebut akan membawa
seseorang kepada penggunaan metode normatif dalam menggarap hukum.

3. Metode Sisiologis

Metode ini digunakan oleh seseorang yang memahawi bahwa hukum sebagai alat yang
mengatur masyarakat. Metode ini mengaitkan hukum kepada usaha untuk mencapai
tujuan-tujuan serta memenuhi kebutuhan-kebutuhan konkrit dalam masyarakat, serta
pusat perhatiannya pada pengamatan mengenai efektivitas dari hukum.

2. Joko seorang petualang yang tersesat di suatu daerah terpencil, tidak ada satu orang
pun yang tinggal dan hidup disana. Joko memutuskan untuk tinggal disana. Untuk
memenuhi kebutuhan sehari-harinya Joko memanfaatkan hasil dari bumi. Joko juga
membangun tempat tinggal sendiri dari bahan-bahan yang tersedia di alam. Joko bebas
melakukan apapun disana. Suatu hari daerah yang ditinggali Joko kedatangan
serombongan petualang yang tersesat dan tidak bisa kembali ke tempat asalnya.
Rombongan petualang tersebut memutuskan untuk menetap hidup disana
berdampingan bersama Joko. Dalam jangka waktu yang lama akhirnya Joko dan para
petualangan yang tersesat lainnya membuat sebuah perkampungan kemudian membuat
aturan yang mereka sepakati.
Pertanyaan

a. Seorang Filsuf Yunani, Aristoteles menyatakan bahwa manusia itu


merupakan zoon politicon jelaskan dan kaitkan dengan kisah di atas!

Manusia sebagai zoon politicon artinya bahwa manusia itu sebagai makhluk pada
dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya, jadi
makhluk yang suka bermasyarakat.

Dapat dilihat dari kisah tersebut diatas bahwa serombongan petualang tersebut bergaul
dan berkumpul dengan joko didasarkan dengan adanya kepetingan yaitu untuk bertahan
hidup karena sudah tidak dapat kembali ke tempat asalnya. Demi bertahan hidup
mereka pun pada akhirnya terus hidup bermasyarakat dengan membuat perkampungan
dan aturan yang mereka sepakati.

b. Berikan pendapat saudara mengenai hubungan antara manusia, masyarakat dan


hukum.

Sekumpulan manusia yang hidup bersama dengan kodrat yang sama, bergaul dan
berhubungan dan saling mempengaruhi disebut dengan masyarakat. Di dalam hidup
bermasyarakat harus memperhatikan kaidah-kaidah, norma-norma ataupun peraturan-
peraturan hidup tertentu di dalam kehidupan masyarakat tersebut, yang mana hal-hal
tersebut diatur di dalam hukum. Hukum berfungsi sebagai ”segmen perekat” dari
komponen-komponen masyarakat.

3. Dalam hidup bermasyarakat tentu dibutuhkan suatu tatanan atau kaidah atau norma
yang bertugas mengatur setiap sendi kehidupan. Norma atau kaidah itu tidak akan
timbul dengan sendirinya namun terbentuk dari interaksi-interaksi sosial antar individu
dalam masyarakat. Ada norma yang sifatnya tidak mengikat dan hanya memiliki sanksi
sosial seperti norma agama, norma kesusilaan dan norma kesopanan dan ada pula norma
yang sifatnya mengikat dan memiliki sanksi tegas seperti norma hukum.

Pertanyaan:

a. Analisis oleh saudara teori piramida hukum (stufentheorie) dari Hans Kelsen dan
berikan contoh konkretnya dalam norma hukum di Indonesia.

Menurut Hans Kelsen, teori piramida hukum atau stufentheorie itu berjenjang-jenjang
serta berlapis-lapis dalam suatu hirearki, yang mana setiap norma hukum yang lebih
rendah memperoleh kekuatan hukum dari norma hukum yang lebih tinggi tingkatannya,
selanjutnya norma yang lebih tinggi tersebut memperoleh kekuatan dari norma hukum
yang lebih tinggi lagi dan terus berjenjang seperti demikian sampai pada suatu norma
tidak dapat ditelusuri lebih lanjut dan bersifat hipotesis dan fiktif yaitu Norma
Dasar/Grundnorm. Dengan demikian dalam peraturan perundang-undangan, akan
saling didasarkan oleh sumber peraturan yang berada di atasnya sampai kepada puncak
piramida yang tertinggi yang disebut sebagai norma dasar.
Contoh teori piramida hukum di Indonesia dapat dilihat dari hirearki dalam Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 Pasal 7 Ayat (1) Tentang Pembentukan Peraturan
Peundang-undangan:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;


2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
4. Peraturan Pemerintah;
5. Peraturan Presiden;
6. Peraturan Daerah Provinsi; dan
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

b. Mengapa dalam sistem hukum di Indonesia berkaitan dengan perundang-


undangan memakai teori piramida hukum (stufentheorie) atau norma berjenjang
dari hans Kelsen? Jelaskan pendapat saudara

Dalam sistem hukum di Indonesia menggunakan teori piramida hukum dalam


perundang-undangan bertujuan untuk menjaga keseimbangan dan keadilan dalam
sistem hukum yang akan mewujudkan ketertiban masyarakat. Maka dari itu dalam
pembentukan perundang-undangan perlu adanya hirearki, dalam artian setiap aturan
perundang-undangan perlu dikuatkan oleh undang-undang yang lebih tinggi sampai
pada peraturan perundang-undangan yang bersifat fundamental.

Sumber:
1. Nandang Alamsah Deliarnoor. (2022). Pengantar Ilmu Hukum/PTHI. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka. Modul 1-4

Anda mungkin juga menyukai