Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KE- 1

Nama : Muhammad Satria Aji

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 048299917

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4130/Ilmu Hukum

Kode/Nama UPBJJ : 48/Palangka Raya

1. Jelaskan mengapa kita perlu mempelajari ilmu hukum! Dan apa saja metode
mempelajarinya ?
Jawaban
Karena ilmu hukum adalah aturan yang mengatur segala tindakan manusia dan
memastikan bawah keadilan bagi masyarakat. Dan belajar ilmu hukum akan memberikan
dampak bagi kita yaitu pengetahuan tentang segala pengatur undang-undang, pasal-pasal
yang berkaitan dengan dunia ekonomi ataupun perdagangan. Selain itu untuk mengantar
setiap orang yang ingin mempelajari aturan-aturan hukum yang berlaku. Tujuan
mempelajari ilmu hukum juga agar kita mengerti dan memahami sistematika dan susunan
hukum yang berlaku di Indonesia termasuk mempertahankan, memelihara, dan
melaksanakan tata tertib dikalangan anggota masyarakat dan peraturan-peraturan yang
diadakan oleh negara. Sehingga kita dapat mengetahui perbuatan atau tindakan apa saja
yang memiliki akibat hukum atau melawan hukum serta mengetahui bagaimana
kedudukan seseorang dalam menjalankan kewajiban dan wewenang menurut hukum
Indonesia. Dalam mempelajari ilmu hukum ada emam metode yaitu :
1. Metode historis yaitu Metode historis adalah metode yang mempelajari tentang hukum
dengan melihat sejarah hukumnya.
2. Metode historis adalah metode yang mempelajari hukum dengan melihat dari segala
sejarah hukumnya.
3. Metode Komparatif Hukum didaerah misalnya Belanda tentu berbeda dengan hukum di
daerah Jepang. Oleh karena itu, tidak ada salahnya memperbadingkan hukum-hukum
tersebut untuk bisa mengetahui kelemahan-kelemahannya. Dengan tujuan
memperbaikinya. Maka dalam hal ini metode yang digunakan adalah metode koparatif
( perbandingan ).
4. Metode Idealis Ini adalah metode yang lahir bertitik tolak dari pandangan bahwa
hukum sebagai perwujudan dari nilai-nilai tertentu bagi masyarakat.
5. Metode Normatif Analitis metode yg melihat hukum sebagai aturan yang abstrak.
Metode ini melihat hukum sebagai lembaga otonom dan dapat dibicarakan sebagai
subjek tersendiri terlepas dari hal-hal lain yang berkaitan dengan peraturan-peraturan.
Bersifat abstrak artinya kata-kata yang digunakan di dalam setiap kalimat tidak mudah
dipahami dan untuk dapat mengetahuinya perlu peraturan-peraturan hukum itu
diwujudkan. Perwujudan ini dapat berupa perbuatan-perbuatan yang di lakukan atau
tulisan yang di buat.
6. Metode Sosiologis metode yang bertitik tolak dari pandangan bahwa hukum sebagai
alat untuk mengatur masyarakat.

2. Joko seorang petualang yang tersesat di suatu daerah terpencil, tidak ada satu orang pun
yang tinggal dan hidup disana. Joko memutuskan untuk tinggal disana. Untuk memenuhi
kebutuhan sehari-harinya Joko memanfaatkan hasil dari bumi. Joko juga membangun
tempat tinggal sendiri dari bahan-bahan yang tersedia di alam. Joko bebas melakukan
apapun disana. Suatu hari daerah yang ditinggali Joko kedatangan serombongan petualang
yang tersesat dan tidak bisa kembali ke tempat asalnya. Rombongan petualang tersebut
memutuskan untuk menetap hidup disana berdampingan bersama Joko. Dalam jangka
waktu yang lama akhirnya Joko dan para petualangan yang tersesat lainnya membuat
sebuah perkampungan kemudian membuat aturan yang mereka sepakati.

Pertanyaan

a. Seorang Filsuf Yunani, Aristoteles menyatakan bahwa manusia itu merupakan zoon
politicon jelaskan dan kaitkan dengan kisah di atas!
Jawaban
Kaitannya ialah manusia itu adalah zoon politicon artinya bahwa manusia sebagai
makhluk hidup pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama
manusia lainnya, jadi makhluk yang suka bermasyarakat. Dan oleh karena sifatnya
suka bergaul satu sama lain, maka manusia disebut mahkluk sosial. Dengan itu maka
disimpulkan bahwa Joko dan para petualangan yang tersesat lainnya merupakan
mahluk yang hidup bersama dan saling berdampingan. Dengan begitu bahwa manusia
di kodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi dengan manusia lainnya.
b. Berikan pendapat saudara mengenai hubungan antara manusia, masyarakat dan
hukum.
Jawaban
Hubungan antara manusia, masyarakat dan hukum adalah sama-sama saling
mempengaruhi. Dimana ada manusia pasti ada kumpulan masyarakat. Dimana ada
masyarakat disitulah keberadaan hukum dan Hubungan manusia dengan hukum itu
tidak bisa dipisahkan, sesuai dengan adagium Ubi Societas Ibi Ius yang berarti dimana
ada masyarakat disitu ada hukum. Tujuan hukum menjamin adanya kepastian hukum
dalam masyarakat dan hukum itu harus pula bersendikan pada keadilan, yaitu asas-
asas keadilan dari masyarakat dan juga manusia adalah unsur berdirinya masyarakat.
Sedangkan masyarakat adalah himpunan atau kesatuan dari manusia-manusia. Antara
manusia dan masyarakat tidak dapat dipisah-pisahkan. Manusia ada maka ada pula
masyarakat, sebaliknya masyarakat ada karena adanya manusia. Hubungan antara
manusia , masyarakat, dan hukum sangat terikat dan tidak bisa dipisahkan seperti
berdasarkan Sajipto Rahardjo bagi hukum, masyarakat dan manusia merupakan
sumber daya yang daoat memberi hidup dan menggerakan hukum tersebut.

3. Dalam hidup bermasyarakat tentu dibutuhkan suatu tatanan atau kaidah atau norma yang
bertugas mengatur setiap sendi kehidupan. Norma atau kaidah itu tidak akan timbul
dengan sendirinya namun terbentuk dari interaksi-interaksi sosial antar individu dalam
masyarakat. Ada norma yang sifatnya tidak mengikat dan hanya memiliki sanksi sosial
seperti norma agama, norma kesusilaan dan norma kesopanan dan ada pula norma yang
sifatnya mengikat dan memiliki sanksi tegas seperti norma hukum.

Pertanyaan:

a. Analisis oleh saudara teori piramida hukum (stufentheorie) dari Hans Kelsen dan
berikan contoh konkretnya dalam norma hukum di Indonesia.
Jawaban
Hans Kelsen mengemukakan teori piramida hukum (stufentheorie) mengenai jenjang
norma hokum. Hans Kelsen berpendapat bahwa norma-norma hukum itu berjenjang-
jenjang dan berlapis- lapis dalam suatu hierarki artinya suatu norma yang lebih rendah
berlaku, bersumber dan berdasar pada norma yang lebih tinggi dan Norma dasar
tersebut adalah norma superior yang menjadi dasar pembentukan norma lainnya yang
lebih inferior. Contoh
- Seorang nenek paruh baya bernama Asyani seorang tukang pijat yang mencuri
kayu jati Dia didakwa dengan Pasal 12 huruf d juncto Pasal 83 ayat (1) huruf a
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Perusakan Hutan dengan ancaman hukuman penjara 5 tahun. Asyani dituduh
mencuri 38 papan kayu jati di lahan Perhutani di desa setempat. Padahal faktanya,
kayu jati itu ditebang dari lahan milik Asyani yang telah dijual pada 2010. (Hukum
tajam keatas, tumpul kebawah )

b. Mengapa dalam sistem hukum di Indonesia berkaitan dengan perundang-undangan


memakai teori piramida hukum (stufentheorie) atau norma berjenjang dari hans
Kelsen? Jelaskan pendapat saudara
Jawaban
Menurut saya karena bahwa dalam pembentukan peraturan perundang-undangan
dikenal teori jenjang hukum (Stufentheorie). Dalam teori tersebut Hans Kelsen
berpendapat bahwa norma-norma hukum itu berjenjang-jenjang dan berlapis-lapis
dalam suatu hierarki (tata susunan) dalam arti suatu norma yang lebih tinggi berlaku.
Dalam Teori Hans Kelsen diterapkan di Indonesia sebagai hierarki atau tata urutan
peraturan perundang-undangan di Indonesia. Dari hierarki tersebut terlihat bahwa
norma yang paling superior adalah UUD 1945 yang menjadi norma dasar
(grundnorm). Artinya, semua norma di bawahnya harus dibuat berdasarkan UUD
1945.

Anda mungkin juga menyukai