Anda di halaman 1dari 14

Aspek Reproduksi Katak Sawah

(Fejervarya cancrivora)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2021
Disusun Oleh:
Kelompok VI (Enam)

Endah Wadila (193010209002)

Rohimah Indriani (193010209006)

Hermida Girsang ( 193010209019)

Mata Kuliah : ZOOLOGI VERTEBRATA


Dosen Pengampu : Shanty Savitri, S.Si, M.Pd
1. PENDAHULUAN
Fejervarya cancrivora adalah katak yang sering dijumpai di habitat persawahan dataran rendah.
Katak berperan dalam pengendalian hama dan salah satu sumber makanan untuk ular dan hewan lain di
seluruh jarring makanan termasuk manusia. (Iskandar 1998). Penyebaran katak sawah mencakup daerah
persawahan, rawa, kolam, selokan, tempat berair di hutan, dataran rendah di pesisir pantai, sunga- sungai dan
lembah yang luas (Inger 1996).
Fejervarya cancrivora juga lebih dikenal dengan katak hijau atau katak sawah merupakan salah satu
kelas amfibi ordo Anura dan sebagian besar hidupnya ditemukan di sawah-sawah (Kanna 2005). Pada
beberapa literatur katak sawah disebut sebagai katak air asin/payau dan pemakan kepiting, oleh karena
keberadaan dan ada bukti bahwa katak tersebut ada yang pemakan kepiting. Hidup pada ketinggian 0-1500
mdpl dan tersebar di beberapa negara Asia sedangkan di Indonesia tersebar di pulau Sumatera, Jawa, Bali,
Kalimantan dan Sulawesi (Iskandar 1998). Ciri utamannya adalah bentuk timpanum bulat utuh tanpa ada
lapisan kulit yang menutupi. Diameter timpanum sekitar separuh diameter mata. Selaput renang pada jari
tangan tidak ada, sedangkan pada jari kaki hanya menjangkau 3/4 dari panjang jari tengah (jari paling
panjang).
PENDAHULUAN
Pada punggung terdapat banyak guratan yang menonjol dan memanjang. Punggung umumnya
dihiasi bercak-bercak berwarna gelap .Warna punggung sangat bervariasi, dari warna hijau muda sampai hijau
tua atau coklat muda sampai coklat tua. Garis terang sepanjang punggung kadang ada kadang tidak, karena
hanya merupakan variasi individu. Membedakan individu jantan dan individu betina dewasa sangat mudah
pada katak Fejervary cancrivora; bagian ventral kepala pada individu jantan dewasa terdapat warna hitam
yang merupakan bagian di mana terdapat kantung suara, sedangkan pada individu betina hanya berwarna
putih polos Keberadaan katak Fejervary cancrivora atau Katak Hijau di hutan primer jarang sekali dijumpai,
akan tetapi berlimpah di persawahan, karena sawah merupakan habitat buatan manusia yang sangat
disukainya (Inger & Lian 1996).
Secara alami, Katak Hijau akan sangat berlimpah pada waktu umur padi masih muda, karena
ketersediaan air masih banyak dan menggenangi semua permukaan tanah petak persawahan. Kelimpahannya
akan menurun sejalan dengan menyusutnya persediaan air dan menuanya tanaman padi. Persawahan
merupakan habitat Katak hijau berkembang biak, mencari makan dan tumbuh dewasa; jadi seluruh siklus
hudupnya berlangsung di tempat ini.
2.BAHAN DAN METODE KAJIAN
2.1 Bahan kajian
Dalam kajian ini alat yang diperlukan adalah smartphone dan komputer untuk mencari
informasi di internet .dan bahan yang digunakan adalah berupa dokumen seperti journal
penelitian ilmiah dari buku yang bersangkutan dengan hal yang diteliti.

2.2 Metode Kajian


Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode Studi Pustaka yang
merupakan pengkajian mengenai konsep dan teori yang digunakan berdasarkan literatur yang
tersedia, terutama dari artikel-artikel yang dipublikasikan dalam berbagai jurnal ilmiah.
Kajian Pustaka berfungsi untuk membangun konsep atau teori yang menjadi dasar studi
dalam penelitian
3.HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Fertilisasi Pada Katak Sawah (Fejervarya cancrivora )

Sumber : BiofunLearning
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Sel telur dikeluarkan oleh katak betina ke dalam air, disusul oleh sel sperma yang dikeluarkan
katak jantan.
2. Sel sperma bergerak dalam air mencari sel telur. Lapisan gel yang khas pada sel telur hewan air
akan menstimulasi sel sperma bergerak ke arahnya, seperti hubungan magnet.
3. Sel sperma menemukan sel telur, dan begitu melakukan kontak dengan lapisan gel sel telur, sel
sperma mengurai membran akrosomnya, membuka jalan bagi akrosom (semacam enzim
hidrolitik). Akrosom akan mengurai lapisan gel ini sehingga membuka jalan ke membran
vitelin yang ada di sebelah dalam. Tahap ini disebut reaksi akrosomal. Akrosom bersifat spesifik
spesies, artinya hanya dapat bekerja atau membuka lapisan gel spesiesnya saja, sehingga jika sel
sperma katak bertemu dengan sel telur spesies lain, misal ikan, maka akrosomnya tidak akan bisa
mebuka lapisan gel sel telur ikan, begitu juga akrosom sel sperma ikan tidak akan bisa
mebuka lapisan gel sel telur katak.
4. Setelah lapisan gel terbuka dan sel sperma menerobos ke bagian yang lebih dalam, membran
vitelin menjadi "pagar yang berkunci" bagi sel sperma. Reseptor protein khusus spesies ada di
sepanjang vitelin, yang mengenali hanya protein dari mikrotubula sel sperma spesiaenya saja. Sel
sperma akan menjulurkan mikrotubulanya (juluran sitoplasma) untuk berikatan dengan reseptor
pada vitelin sel telur. Nampaknya akrosom juga merusak lapisan vitelin sehingga vitelin terbuka.
HASIL DAN PEMBAHASAN
5. Vitelin terbuka, dan kepala sel sperma kini kontak langsung dengan membran sel telur. Kontak ini
mengawali fusi membran keduanya. Fusi membran sel sperma dan sel telur memicu reaksi
listrik mulai dari tempat fusi ke seluruh bagian sel telur, semacam depolarisasi membran, selama 1
hingga 3 detik, mencegah lebih dari satu sel sperma yang masuk ke dalam sel telur (polispermia).
Peristiwa ini disebut pemblokiran cepat terhadap polispermia.

6. Fusi sel juga memicu reaksi kortikal di sepanjang membran sel telur. Mula-mula garnula


kortikal di bawah membran sel telur yang melepaskan isinya (berupa enzim) ke ruang perivitelin,
memicu masuknya air ke ruangan itu. Sehingga ruang perivitelin menjadi tebal dan keras yang
disebut membran fertilisasi. Hal ini mencegah polispermia, namun dalam tempo yang lambat,
sehingga disebut pemblokiran lambat terhadap polispermia.

7. Nukleus sel sperma masuk menemui nukleus sel telur, sementara bagian lain dari sel
sperma dilepaskan di luar dan tidak ikut masuk ke sitoplasma sel telur. Peleburan nukleus
keduanya terjadi 20 menit setelah fusi sel, terbentuklah zigot yang diploid.

8. Pembelahan pertama terjadi setelah fusi nukleus, diawali dengan replikasi DNA.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.2 Tingkat Kematangan Gonad (TKG)

Sumber: Jurnal Veteriner September 2011


HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengamatan morfologi stadium kematangan gonad menunjukkan bahwa pada kematangan gonad
stadium I, secara histologi terlihat gonad didominasi oleh oogonium yang dikelilingi oleh folikel-
folikel kecil (Gambar A).
2. Kematangan gonad stadium II secara histologis teramati ukuran sel telur bertambah besar
dibandingkan dengan ukuran sel telur pada stadium I. Oogonium berkembang menjadi oosit
(Gambar B).
3. pada kematangan gonad stadium III, secara histologi ovarium terlihat berlobus- lobus berisi sel telur
yang didominasi oleh oosit primer dan sedikit oogonium (Gambar C).
4. Kematangan gonad stadium IV, ukuran diameter telur jauh lebih besar dari tingkat sebelumnya.
Ovarium terlihat didominasi oleh oosit primer (Gambar D)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perbedaan TKG Betina dan TKG Jantan Pada Katak Sawah

Keterangan : a)TKG Betina b)TKG Jantan


HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel Perbedaan TKG Betina dan Jantan Pada Katak Sawah

TKG JANTAN BETINA


I Gonad kecil, seperti benang berwarna bening Gonad kecil, seperti benang
berwarna bening tetapi lebih
Panjang dari jantan

II Gonad berwarna putih susu dan terlihat lebih besar Gonad berukuran lebih besar
dari TKG I. dari TKG 1 berwarna putih
kekuningan

III Testis berubah dari transparan menjadi warna merah Telur tampak kecil dan sudah
muda dapat dilihat oleh mata

IV Testis mulai berada pada kondisi maksimum. Telur mulai tampak jelas dan
ukurannya semakin besar
Sumber: : Protobiont 2014 Vol 3
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengkajian literatur yang ada maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Fertilisasi pada Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) dimulai dari sel telur dikeluarkan oleh
katak betina ke dalam air, disusul oleh sel sperma yang dikeluarkan katak jantan. Lalu sel
sperma bergerak dalam air mencari sel telur. Setelah itu sel sperma menemukan sel telur, dan
melakukan kontak dengan lapisan gel sel telur, lalu Vitelin terbuka sampai pada ke tahap
nukleus sel sperma masuk menemui nukleus sel telur dan pembelahan pertama terjadi.
2. Tingkat Kematangan Gonad (TKG) Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) dimulai dari TKG 1
sampai TKG 4.
3. Perkembangan gonad katak jantan dan betina berbeda pada setiap tahap Tingkat Kematangan
Gonad nya
Terimakasih
Salam sehat semuanya…….

Anda mungkin juga menyukai