TUGAS 1
2. Transportasi dan tata guna lahan berhubungan sangat erat, sehingga biasanya dianggap
membentuk satu landuse transport system. Agar tata guna lahan dapat terwujud dengan
baik maka kebutuhan transportasinya harus terpenuhi dengan baik. Sistem transportasi yang
macet tentunya akan menghalangi aktivitas tata guna lahannya. Sebaliknya, tranportasi yang
tidak melayani suatu tata guna lahan akan menjadi sia-sia, tidak termanfaatkan.
Suatu rencana kota juga tak pernah lepas dari rencana tata guna lahan serta rencana
transportasi.
3. Dalam kaitan ini peranan contact personal sangat penting dalam menentukan kualitas
pelayanan. Setiap organisasi memerlukan service exellence yaitu suatu sikap atau cara
karyawan dalam melayani pelanggan secara memuaskan. elhaitammy dalam Manajemen
Jasa oleh Fandi Tjiptono menyatakan terdapat empat unsur pokok dalam konsep service
exellence yaitu kecepatan, ketepatan, keramahan dan kenyamanan. Empat hal tersebut
selama telah menjadi sorotan dan kebutuhan masyarakat dalam menuntut pelayanan prima.
Keempat komponen tersebut merupakan satu kesatuan pelayanan yang terintegrasi. Untuk
mencapai hal tersebut dibutuhkan sekali karyawan yang terampil, berpenampilan menarik
dan rapi, bersikap sopan dan ramah terhadap pelanggan, memperlihatkan gairah dalam
bekerja dan melayani pelanggan. Selain itu dukungan sumber daya dalam suatu sistem yang
dapat mewujudkan pola kerja yang cepat, tepat, nyaman dan aman telah menjadi prioritas
utama sebelum memprioritaskan pelanggannya. Komitmen pimpinan untuk fokus kepada
kualitas pelayanan juga tidak kalah pentingnya dibanding dengan hal-hal lainnya. Sebagai
penggerak utama organisasi maka pimpinan memiliki peran sentral dalam membawa
perusahaan atau organisasi yang hendak memberikan kepuasan kepada pelanggannya.
Berbagai konsep dan teori mengenai ”pelayanan publik” dimaksudkan sebagai pencerahan
dan menambah wawasan atau dapat menjadi acuan yang diterapkan oleh berbagai instansi
pemerintah yang khusus memiliki Unit Pelaksana Teknis pelayanan kepada masyarakat
seperti Kantor Pertanahan.
4. Berdasarkan Pasal 16 Ayat (1) UUPA, hak atas tanah memberikan hak kepemilikan atas
tanah oleh negara kepada orang-perorangan atau badan hukum dengan bentuk tanah hak
milik, hak guna usaha (selanjutnya disebut HGU), hak guna bangunan (selanjutnya disebut
HGB), hak pakai, hak sewa, hak untuk membuka tanah, hak memungut hasil, serta beberapa
hak yang bersifat sementara seperti hak gadai, hak usaha bagi hasil, hak menumpang dan
hak sewa tanah pertanian.
Secara hukum, status kepemilikan tanah dan bangunan yang dapat diperoleh oleh WNA
hanya sebatas hak pakai atas tanah dengan jangka waktu tertentu, hak sewa untuk
bangunan, hak milik atas satuan rumah susun (selanjutnya disebut sarusun) dan rumah
tempat tinggal atau hunian.
Jadi, berdasarkan Pasal 42 UUPA, hak atas tanah yang selain dapat dimiliki oleh warga
negara Indonesia atau badan hukum Indonesia, dapat juga dimiliki oleh warga negara asing
atau badan hukum asing untuk digunakan sebagai tempat tinggal atau untuk membuka
suatu usaha adalah hak pakai.