Anda di halaman 1dari 12

SERTIFIKAT TANAH HAK GUNA BANGUNAN

KELOMPOK 2 (F3)

Abraham Obed Heselo


Achmad Refvha Alqadrie
Hanniel Ronaldio S
Saifullah Jamil
Shendy Toha Pratama
Wahdania Amalia Rosa

PROGRAM STUDI KEUANGAN PUBLIK


FAKULTAS MANAJEMEN PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGRI
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami haturkan kepada Allah swt. karena berkat limpahan Rahmat dan

Karunia-nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam

makalah ini kami membahas mengenai “Proses Pembuatan Sertifikat Tanah Hak Guna

Bangunan”

Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu

menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. 

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.

Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat

membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk

penyempurnaan makalah selanjutnya. 

23 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan4

PEMBAHASAN5

2.1. Pengertian dan Tujuan Pengambilan Keputusan

2.1.1. Pengertian Sertifikat6

2.1.2. Pengertian Hak 7

2.1.3. Pengertian Hak Guna Bangunan7

2.2. Prosedur Untuk Memperoleh Sertifikat Atas Tanah7

2.3. Syarat Hak Guna Bangunan7

2.4. Kewajiban Pemegang Hak Guna Bangunan7

2.5. Macam-macam Hak Guna Bangunan7

2.6. Pengalihan Hak Guna Bangunan7

2.7. Kelebihan HGB7

2.8. Kekurangan HGB7

PENUTUP9

3.1. Kesimpulan9

DAFTAR PUSTAKA10

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah pertanahan adalah masalah yang selaiu menarik untuk dibicarakan. Hal mi
tidak Iain dikarenakan bahwa setiap kehidupan manusia sehari-harinya selalu berkaitan
dengan tanah. Tanah merupakan tempat berpijak utama bagi setiap kehidupan manusia, tanah
juga merupakan sumber mata pencaharian bagi manusia, bahkan setelah meninggalpun kita
masih berhubungan dengan tanah.

Setiap orang ingin memiliki tanah, tetapi tidak semuanya mampu untuk memilikinya,
mereka yang mampu untuk membeli tanah akan berusaha untuk membeli tanah seluas-
luasnya, terkadang tanah itu sampai tidak terurus lagi oleh sipemiliknya. Terkadang juga satu
bidang tanah menjadi rebutan oleh orang-orang yang serakah dengan tanah, seperti satu
bidang tanah memiliki dua sertifikat tanah yang masing-masing sertifikat hak milik atas tanah
itu dimiliki oleh orang yang mengakui satu bidang tanah tersebut, dan kedua hak milik atas
tanah yang dimiliki oleh kedua orang tersebut sudah disahkan oleh pengadilan.

Dimana masing-masing sertifikat hak milik atas tanah itu sudah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap. Hal inilah yang menjadi permasalahan yang rumit dan tidak akan habis-
habisnya. Melihat kenyataan tersebut, maka perlu pemerintah membuat peraturan-peraturan
atau undang-undang khusus yang mengatur tentang kepemilikan tanah dan pendaflaran tanah.
Adapun peraturan pemerintah tersebut yaitu Peraturan pemerintah No.24 tahun 1997 tentang
pendaftaran tanah. Dan Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, yang lebih dikenai dengan nama singkatnya (UUPA).

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Sertifikat Tanah Hak Guna Bangunan
2. Prosedur Untuk Memperoleh Sertifikat Hak Atas Tanah.
3. Macam-macam, Syarat dan Kewajiban HGB

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini ini adalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian dan Tujuan Pengambilan Keputusan.
2. Untuk Mengetahui Proses Memperoleh Sertifikat Hak Atas Tanah
3. Untuk Mengetahui Macam- macam, Syarat dan Kewajiban HGB

4
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sertifikat,Hak Atas Tanah & Hak Guna Bangunan

2.1.1 Pengertian Sertifikat


Pengertian Sertifikat terdiri dari dua bagian yaitu :
1) Salinan Buku Tanah
Buku tanah yang asli, disimpan dikantor pertanahan seksi pandaftaran tanah. Dan oleh
kantor tersebut dibuatkan salinannya. Salinan buku tanah ini merupakan bagian dari
sertifikat, isi salinan itu sama dengan buku tanah yang asli yang ada dikantor
pertanahan.
2) Surat Ukur
Mula- mula tanah diukur, Ialu oleh petugas pertanahan dibuatkan surat ukur yang
disimpan dikantor pertanahan. Surat ukur ini merupakan juga bagian dari pada
sertifikat. Jadi Sertifikat tersebut adalah tanda bukti hak atas tanah, yang terdiri dari
salinan buku tanah dan surat ukur yang dijilid menjadi satu dan diberi sampul,
kemudian pada sampulnya memuat kata- kata sertifikat.

2.1.2 Pengertian Hak


Menurut L.J. Van Apeldoren, yang dimaksud dengan hak pada asasnya adalali
kekuasan."
Selanjutnya L.J. Van Apeldoren dalam C.S.T. Kansil, menyatakan bahwa "hak ialah
kekuasaan yang dihubungkan dengan scorang manusia atau subjek hukum tertentu dan
demikian menjelma menjadi sesuatu kekuasaan dan sesuatu hak timbul apabila hukum mulai
bergerak.
Dengan demikian hak adalah izin atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum. Jadi
pemilik benda itu berhak untuk memnguasai benda tersebut.

2.1.3 Pengertian Hak Guna Bangunan

Menurut ketentuan Pasal 35 ayat (1) dan (2) Undang- undang Pokok Agraria
disebutkan bahwa yang dimaksudkan dengan Hak Guna Bangunan adalah hak untuk
mendirikan dan mempunyai bangunanbangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri
dengan jangka waktu paling lama 30 tahun dapat diperpanjang paling lama 20 tahun.

5
2.2 Prosedur Untuk Memperoleh Sertifikat Atas Tanah

Sertifikat hak tanah merupakan tanda bukti hak seseorang atas tanahnya, maka dari itu
sertifikat sangat penting kegunaannya, selain ssebagai bukti tertulis juga merupakan hak atas
keabsahan tanah hak milik seseorang.

Permohonan untuk memperoleh hak milik atas tanah ditujukan kepada pejabat yang
berwenang memberikan hak yang dimohon. Pejabat yang berwenang itu ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 tahun 1972, tentang pelempahan wewenang
pemberian hak atas tanah. Tata cara permohonan dan pemberian hak atas tanah sebegai
berikut :
1) Pemohon mengajukan permohonan tertulis kepada pejabat yang berwenang
memberikan hak yang dimohon, melalui kantor pertanahan setempat. Formulir surat
permohonan telah disediakan oleh kantor pertanahan.
2) Kantor pertanahan memeriksa dan meminta dipersiapkan surat- surat yang diperlukan,
antara lain : - Surat keterangan pendaftaran tanah - Gambar situasi atau surat ukur -
Fatwa / pertimbangan tata guna tanah - Risalah pemeriksaan tanah oleh panitia "A "
3) Berkas permohonan yang lengkap oleh Kantor Pertanahan dikirim ke Kepala Kantor
Pertanahan, setelah pertimbangan Kepala Seksi Hak Atas Tanah atau pejabat yang
ditunjuk.
4) Dalam hal keputusan pemberian Hak milik dilimpahkan kepada Kepala Kantor
Wilayah menyampaikan kepada Menteri disertai pendapat dan pertimbangannya.
5) Surat keputusan pemberian hak diserahkan kepada pemohon
6) Pemohon memenuhi semua persyaratan yang dicantumkan dalam surat keputusan
pemberian hak
7) Hak Atas Tanah tersebut didaftarkan oleh pemohon dikantor pertanahan setempat
8) Kantor pertanahan mengeluarkan sertifikat hak atas tanah dan menyerahkannya
kepada pemegang hak.

Proses sebagai yang diceritakan diatas beriaku apabila segala sesuatu beres, semua
ketentuan Undang- undang dipenuhi. Permohonan hak atas tanah dilakukan secara tertulis,
dengan cara sipemohon melakukan pengisian formulir permohonan hak. Berikut ini
dijelaskan secara rinci syarat- syarat untuk mengajukan permohonan hak milik perorangan
berdasarkan Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9
Tahun 1999 yaitu :

6
1. Permohonan diajukan kepada pejabat yang berwenang memberikan keputusan melalui
kepala kantor
A. Syarat bagi pemohon :
a) Jika perorangan :
 Nama - umur
 Kewarganegaraan
 Tempat tinggal dan pekerjaan
b) Jika Badan Hukum
 Nama
 Tempat kedudukan
 Akte pendirian
 Akte/peraturan pendiriannya.
B. Tanah yang dimohon
Letak, luas dan batas- batasnya (kalau ada sebutkan tanggal dan nomor surat ukur atau
gambar situasinya).
Statusnya : Tanah Negara atau bukan.
Jenisnya : Tanah pertanian (sawah, tegalan, kebun) atau tanah bangunan.
Penguasaannya : Untuk apa tanah dibangun.
C. Lain- lain
Tanah- tanah yang telah dipunyai oleh pemohon, termasuk yang dipunyai oleh isteri atau
suami serta anak- anak yang masih menjadi tenggungannya yaitu menyangkut status haknya,
letaknya dan tanda buktinya. Serta keterangan lain yang dianggap perlu.

2.3 Syarat Hak Guna Bangunan

Terdapat empat syarat bagi pemegang Hak Guna Bangunan apabila ingin
memperpanjang maupun memperbaharuinya :

1. Tanah Masih digunakan dengan baik sesuai dengan keadaan, sifat, dan tujuan
pemberian hak tersebut
2. Syarat-syarat pemberian hak tersebut dipenuhi dengan baik oleh penguasa hak
3. Pemegang hak masih memenuhi syarat sebagai pemegang hak
4. Tanah tersebut masih sesuai dengan Rencana Tata Wilayah (RTRW) yang
bersangkutan.

7
2.4 Kewajiban Pemegang Hak Guna Bangunan

Ada sejumlah kewajiban pemegang Hak Guna Bangunan di antaranya ;


1. Membayar uang pemasukan yang jumlah dan cara pembayarannya ditertapkan dalam
keputusan pemeberian haknya.
2. Menggunakan tanah sesuai dengan peruntukannya dan persyaratan sebagaimana
itetapkan dalam keputusan [erjanjian pemberiannya.
3. Memelihara dengan baik tanah dan bangunan yang ada diatasnya serta menjaga
kelestarian lingkungan hidup.
4. Menyerahkan Kembali tanah yang diberikan dengan hak guna bangunan kepada
negara, pemegang hak pengelolaan, atau pemegang hak milik sesudah hak guna
bangunan itu dihapus.
5. Meyerahkan sertifikat hak guna bangunan yang telah hapus kepada Kepala Kantor
Pertanahan.
6. Memberikan jalan keluar atau jalan air atau kemudahan lain bagi perkarangan atau
bidang tanah yang terkurung oleh hak guna bangunan tersebut.

2.5 Macam-macam Hak Guna Bangunan

Terjadinya Hak Guna Bangunan berdasarkan asal tanahnya terbagi menjadi tiga
yaitu :

A. Hak Guna Bangunan Atas Tanah Negara.


Hak Guna Bangunan atas Tanah Negara terjadi dengan keputusan pemberian hak
yang diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional. Hak Guna Bangunan ini terjadi
sejak keputusan pemberian Hak Guna Bangunan tersebut di daftarkan oleh pemohon
kepada Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota setempat untuk dicatat dalam buku tanah
dan sebagai tanda bukti haknya diterbitkan sertifikat.
B. Hak Guna Bangunan Atas Tanah Hak Pengelolaan.
Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Pengelolaan terjadi dengan keputusan pemberian
hak atas usul pemegang hak pengelolaan, yang diterbittkan oleh Badan Pertanahan
Nasional. Hak Guna Bangunan ini terjadi sejak keputusan pemberian Hak Guna
Bangunan tersebut di daftarkan oleh pemohon kepada Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota setempat untuk dicatat dalam buku tanah dan sebagai tanda bukti
haknya diterbitkan sertifikat.

8
C. Hak Guna Bangunan Atas Tanah Hak Milik.
Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Milik, terjadi dengan pemberian oleh pemegang
Hak Milik dengan akta yang dibuat oleh Pejabat Akta Tanah (PPAT). Akta PPAT ini
wajib didaftarkan kepada Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota setempat untuk
dicatat dalam Buku Tanah.

2.5 Pengalihan Hak Guna Bangunan

Hak Guna Bangunan dapat juga dapat dialihkan haknya kepada pihak lain.
Bentuk-bentuk pengalihan tersebut dapat berupa jual beli,penukaran,penyertaan
modal,pengibahan, dan pewarisan. Pengalihan tersebut dibuktikan dengan akta PPAT
dan dengan catatan bahwa Peralihan tersebut harus didaftarkan di kantor pertanahan
agar peralihan tersebut sah.
Dalam peralihan Hak Guna Bangunan ada ketentuan khusus, yaitu peralihan
Hak Guna Bangunan atas Hak Pengelolaan harus dengan persetujuan tertulis terlebih
dahulu dari pemegang hak pengelolaan. Demikian pula dengan Hak Guna Bangunan
atas tanah milik harus dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pemilik tanah
yanmg bersangkutan.

2.6 Hak Guna Bangunan Sebagai Jaminan Hutang

Hak Guna Bangunan juga dapat dijadikan jaminan hutang dengan dibebani
hak tanggungan, ada tiga prosedur hak tanggungan atas hak guna bangunan yaitu:
1. Adanya perjanjian Hutang Piutang yang dibuat dengan akta notarial
atau akta di bawah tangan sebagai perjanjian pokoknya;
2. Adanya penyerahan Hak Guna Bangunan sebagai jaminan hutang yang
dibuktikan dengan akta pemberian Hak Tanggungan oleh Pejabat
Pembuat Akta Tanah (PPAT) sebagai perjanjian ikutan;
3. Adanya pendaftaran akta Pemberian hak Tanggungan kepada Kepala
Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota setempat untuk dicatat dalam
Buku Tanah dan diterbitkan sertifikat Hak Tanggungan.

2.7 Kelebihan HGB

9
Dengan ketentuan sebagaimana diatas, tanah/property dengan alas Hak Guna
Bangunan cukup menjadi primadona bagi pebisnis-pebisnis muda yang memiliki mobilitas
tinggi. Mengutip dari Jimmy Joses Sembiring, setidaknya ada beberapa keuntunganmembeli
tanah/property dengan alas hak guna bangunan diantaranya yaitu tidak membutuhkan dana
besar untuk memilikinya. Hal ini tidak terlepas dari statusnya karena hanya bersifat
sementara saja dalam waktu yang terbatas. Tanah/property dengan sertifikat HGB juga sering
terletak ditempat-tempat strategis sehingga sangat cocok untuk membuka peluang-peluang
usaha.

2.8 Kekurangan HGB

Namun demikian memiliki tanah/property dengan alas hak guna bangunan juga memiliki
kekurigiannya sendiri yaitu jangka waktu yang terbatas. Ketika jangka waktu hak Guna
bangunan tersebut habis atau Hak Guna bangunan itu telah dihapus, maka akan direpotkan
dengan urusan pindah lokasi yang mana tentu akan banyak juga barang yang sudah dimiliki
ikut dipindahkan. Selain itu juga berkewajiban untuk membongkar bangunan yang ada
diatasnya.

10
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sertifikat adalah tanda bukti hak atas tanah, yang terdiri dari salinan buku tanah dan surat
ukur yang dijilid menjadi satu dan diberi sampul, kemudian pada sampulnya memuat kata-
kata sertifikat.Hak adalah izin atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum. Jadi pemilik benda
itu berhak untuk memnguasai benda tersebut.

Hak Guna Bangunan adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunanbangunan
atas tanah yang bukan miliknya sendiri dengan jangka waktu paling lama 30 tahun dapat
diperpanjang paling lama 20 tahun.

Sertifikat hak tanah merupakan tanda bukti hak seseorang atas tanahnya, maka dari itu
sertifikat sangat penting kegunaannya, selain ssebagai bukti tertulis juga merupakan hak atas
keabsahan tanah hak milik seseorang

Terjadinya Hak Guna Bangunan berdasarkan asal tanahnya terbagi menjadi tiga yaitu hak
guna bangunan atas tanah negara,hak guna bangunan atas tanah hak pengelolaan, dan hak
guna bangunan atas tanah hak milik.

Ada keuntungan membeli tanah/property dengan alas hak guna bangunan diantaranya
yaitu tidak membutuhkan dana besar untuk memilikinya.Namun demikian memiliki
tanah/property dengan alas hak guna bangunan juga memiliki kekurigiannya sendiri yaitu
jangka waktu yang terbatas

11
DAFTAR PUSTAKA

 
https://abplawfirm.co.id/pemegang-hak-guna-bangunan/

http://repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/1578/1/SKRIPSI1337-1801101655.pdf

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dsar Pokok-Pokok Agraria (UUPA)

Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1966 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan
Dan Hak Pakai Atas Tanah

12

Anda mungkin juga menyukai