Anda di halaman 1dari 3

7 Perizinan yang Harus Ditempuh Seorang Developer Rumah

1. Izin Prinsip

Izin ini dikeluarkan oleh BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah). Izin prinsip
berisi persetujuan prisip bahwa lokasi yang kamu ajukan disetujui atau diberi izin untuk
dibuat bangunan atau perumahan dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Sebelum
mendapatkan izin ini, kamu wajib menyampaikan proposal kemudian diuji oleh BAPPEDA
dalam siding, komisi terkait dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Lurah, camat
serta tokoh masyarakat seringkali diundang untuk menghadiri sidang.

2. Izin Pemanfaatan Tanah (IPT)

IPT (Izin Pemanfaatan Tanah) merupakan syarat lain yang harus kamu urus. Syarat IPT
terdapat dalam izin prinsip. IPT atau di daerah seringkali disebut IPPT (Izin Perubahan
Tanah/Izin Perubahaan pemanfaatan Tanah) dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional
(BPN). IPT juga memuat penggunaan tanah dari pekarangan menjadi perumahan.

3. Izin Site Plan

Izin site plan atau pengesahan site plan adalah syarat yang harus dilampirkan dalam izin
prinsip. Diterbitkan oleh Dinas Kimpaswil (Permukiman, Prasarana, dan Sarana Wilayah).
Site plan yang telah kamu rancang dalam suatu perencanaan lahan wajib disahkan oleh
lembaga terkait. Kimpaswil akan memeriksa apakah susunan atau komposisi lahan yang
ditujukan untuk kepentingan komersial dengan lahan fasilitas umum sudah sesaui ketentuan.
Apabila sudah, maka pengesaha site plan tidak akan terkendala masalah.

4. Izin Pell Banjir

Izin ini dikeluarkan Oleh Dinas Kimpraswil. Terkait dengan rekomendasi ketinggian
kawasan dari titik tertinggi banjir rata-rata di daerah tersebut. Tujuannya agar lokasi kamu
bebas banjir.

5. Izin Pengeringan

Jika lokasi kamu bersertifikat sawah, maka kamu wajib mengurus izin pengeringan.
Meskipun fisik sawah sudah beruapa perkarangan. Izin ini diterbitkan oleh dinas pertanian
setempat.

6. Izin Ketinggian Bangunan

Jika properti yang hendak kamu bangun berdekatan dengan landasan udara pesawat terbang
(bandara), kamu wajib untuk mengurus izin tambahan ini. Izin ini dikeluarkan oleh pengelola
bandara setempat. Terdapat batas ketinggian bangunan untuk radius tertentu di kawasan
seputaran bandara. Bahkan, apabila lokasi kamu merupakan daerah yang merupakan jalur
lurus turunya pesawat, kamu akan mengurus dan mendapatkan izin ini.
7. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Antrian perizinan yang kelihatan panjang akan berujung pada turunya IMB. Terdapat 2
macam IMB yakni, IMB induk dan IMB pecah. Prinsip dasar IMB induk adalah IMB yang
dikeluarkan untuk pemilik lahan induk, sedangkan IMB pecah adalah IMB yang sudah
diatasnamakan konsumen. IMB dikeluarkan oleh Dinas Kimpraswil atau Dinas Cipta Karya
atau bisa juga dikeluarkan ioleh dinas satu atap, bahkan kelurahan atau kecamatan setempat
juga berwenang. Peraturan ini berbeda-beda di masing-masing daerah.

9 Surat Izin Perumahan Penting yang Wajib Ada di Bisnis Properti

1. Izin Lingkungan Setempat

Surat izin lingkungan setempat bukan hanya sekadar syarat wajib yang harus dipenuhi
pengembang sebelum membangun rumah. Lebih dari itu, surat ini memiliki tujuan sosial agar
pemilik rumah atau pengembang kulo nuwun dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar.
Membuat surat izin perumahan yang satu ini pun cukup mudah karena tak ada format khusus
yang perlu disiapkan. Selain itu, tak ada patokan besaran biaya yang perlu dibayarkan, hanya
sesuai dengan kebijakan dan keikhlasan masing-masing. Pada dasarnya, surat izin lingkungan
setempat ini bisa didapatkan dengan memperbanyak silaturahmi dengan tetangga sekitar.

2. Keterangan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR)

Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) terbagi menjadi beberapa kategori dari mulai skala
kabupaten, kota, provinsi, hingga nasional. Secara umum, muatan rencana tata ruang meliputi
rencana struktur ruang dan rencana pola ruang. Pada praktiknya, surat ini juga berhubungan
erat dengan surat lainnya yaitu Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di suatu daerah.

3. Izin Pemanfaatan Lahan atau Izin Pengeringan Lahan

Izin pemanfaatan lahan atau disebut juga Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah adalah salah
satu jenis surat izin perumahan yang termasuk dalam izin pemanfaatan ruang. Kepemilikan
surat izin perumahan ini kelak menjadi dasar diterbitkannya izin mendirikan bangunan
ataupun izin usaha. Namun, tak perlu khawatir karena izin tata guna lahan ini pasti terbit
selama lokasi yang dimaksud digunakan sesuai dengan fungsi dan aturan yang ada.

4. Izin Prinsip

Surat Izin Prinsip adalah surat perizinan usaha yang diterbitkan oleh Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM). Setiap investor atau perusahaan pengembang properti yang akan
berinvestasi atau memulai usaha di Indonesia harus memiliki surat ini. Ada empat jenis surat
yang tersedia: Izin Prinsip, Izin Prinsip Perluasan, Izin Prinsip Perubahan, dan Izin Prinsip
Merger (penggabungan).
5. Izin Lokasi

Izin lokasi adalah jenis surat izin perumahan yang diberikan kepada perusahaan untuk
memanfaatkan lahan untuk usaha. Izin lokasi juga berlaku sebagai izin pemindahan hak serta
izin penggunaan tanah di lahan tersebut untuk keperluan usaha serta kegiatan lainnya.
Menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal, Izin Lokasi harus langsung diurus setelah
perusahaan mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB).

6. Izin dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) atau Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (Amdal)

Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) adalah kajian dampak suatu usaha atau kegiatan
terhadap lingkungan sekitarnya. Sementara itu, izin dari Badan Lingkungan Hidup (BLH)
akan diberikan oleh kepala daerah beradasarkan hasil evaluasi Dokumen Lingkungan Hidup
(DLH). Oleh karena itu, bila ingin mendapatkan surat izin perumahan ini yang pertama harus
dilakukan adalah menyusun Dokumen Lingkungan Hidup (DLH).

7. Izin Dampak Lalu Lintas

Analisis Dampak Lalu Lintas atau disebut Andalalin adalah kajian atas dampak lalu lintas
yang ditimbulkan dari suatu usaha atau kegiatan tertentu. Dokumen Andalalin akan berisikan
perencanaan pengaturan lalu lintas yang berpengaruh dan dipengaruhi oleh kegiatan usaha
tersebut. Surat ini juga membahas bagaimana setiap perubahan guna lahan mengakibatkan
adanya perubahan sistem transportasi di sekitarnya.

8. Pengesahan Site Plan

Surat izin Pengesahan Site Plan utamanya hadir untuk proyek dengan luas lahan sampai 50
hektar sesuai bukti kepemilikan lahan. Surat ini pun mengatur bahwa ukuran luas lahannya
tidak boleh melebihi luas lahan yang tertera dalam Izin Pemanfaatan Ruang serta Izin Lokasi.
Karena proses perizinan lewat dinas pemerintahan terkait, maka surat izin Pengesahan Site
Plan akan disahkan oleh kepala dinas terkait.

9. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Selain kedelapan izin lokasi ini, masih diperlukan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Pada
peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 24/PRT/M/2007, untuk mengajukan IMB, harus
terlebih dahulu mengajukan Amdal. Dengan peraturan baru untuk pembangunan perumahan,
pengajuan Amdal cukup sebanyak 1 (satu) kali, Amdal untuk pengajuan IMB pun sudah tak
ada lagi. Pengurusan Amdal bisa menghabiskan waktu sampai 3 (tiga) bulan, sehingga kalau
harus mengajukan berulang kali, waktu birokrasinya akan lebih lama lagi.

Anda mungkin juga menyukai