Anda di halaman 1dari 8

Izin Mendirikan Bangunan (IMB) merupakan hal yang penting untuk diperhatikan oleh pemilik

bangunan sebelum mendirikan bangunan. Untuk mengetahui mengenai apa itu IMB serta bagaimana
cara mendapatkannya, khususnya di Jakarta, simak uraian lengkapnya berikut ini:

Pengertian Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Izin Mendirikan Bagunan atau sering disingkat menjadi IMB adalah perizinan yang diberikan oleh
kepala daerah masing-masing wilayah kepada pemilik bangunan untuk mendirikan bangunan baru,
mengubah, memperluas, mengurangi, atau merawat bangunan sesuai dengan berbagai persyaratan
yang berlaku. IMB dibuat untuk mengatur segala kegiatan berkaitan dengan pendirian bangunan agar
tertib dan memiliki kepastian hukum.

Peraturan Mengenai Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Landasan hukum mengenai IMB tertulis pada UU No nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa setiap pendirian bangunan gedung di
Indonesia diwajibkan memiliki IMB. Hal ini tercantum pada Pasal 7 ayat 1 yang berbunyi “setiap
bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan
fungsi bangunan gedung.”

Berikut adalah daftar peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan Izin Mendirikan
Bangunan di Indonesia:

 UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung


 UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
 PP No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung
 Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta nomor 129 tahun 2012 tentang
Tata Cara Pemberian Pelayanan di Bidang Perizinan Bangunan

Syarat-syarat yang Diperlukan Untuk Mengurus Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Untuk bisa mengurus IMB, ada beberapa persyaratan yang harus disiapkan pemilik tanah atau
bangunan. Persyaratan ini wajib dipenuhi untuk menghindari pemberian sanksi, penghentian
sementara kegiatan pembangunan, pembongkaran bangunan, hingga denda dengan nominal
tertentu.

Berikut adalah syarat-syarat yang diperlukan untuk mengurus IMB di Jakarta berdasarkan Peraturan
Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta nomor 129 tahun 2012 tentang Tata Cara
Pemberian Pelayanan di Bidang Perizinan Bangunan:

 Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau KTP


 Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak atau NPWP
 Fotokopi surat buktu kepemilikan tanah
 Surat pernyataan yang ditandatangani di atas meterai dari pemohon IMB yang menyatakan
bahwa tanah yang dikuasai tersebut tidak dalam keadaan sengketa
 Fotokopi Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah atau SIPPT untuk lahan dengan luas
lebih dari 5000 meter persegi atau yang dipersyaratkan
 Ketetapan Rencana Kota atau KRK sebanyak 5 set
 3 set yang berisi perencanaan struktur bangunan yang akan didirikan disertai dengan
lampiran hasil penyelidikan tanah. Ditandatangani pula oleh perencana struktur yang memiliki
IPTB bagi yang dipersyaratkan
 5 set gambar rancangan arsitektur bangunan gedung yang ditandatangani oleh Arsitek yang
memiliki IPTB (Izin Pelaku Teknis Bangunan)
 3 set gambar rencana serta perhitungan mekanikal dan elektrikal pada bangunan gedung
yang rencananya akan didirikan. Ditandatangani pula oleh perencana mekanikal dan
elektrikal yang memiliki IPTB bagi yang dipersyaratkan
 Surat penunjukan penanggung jawab perencana arsitektur, struktur, mekanika, dan elektrikal
bangunan gedung dari pemilik bangunan bagi yang dipersyaratkan
 Softcopy rancangan arsitektur, struktur, mekanikal, dan elektrikal bangunan gedung bagi
yang dipersyaratkan
 Fotokopi IPTB milik penanggung jawab perencana arsitektur, struktur, mekanikal, dan
elektrikal bangunan gedung bagi yang dipersyaratkan
 Persyaratan lain yang diatur berdasarkan ketentuan lainnya

Prosedur secara konvensional

1. Pengajuan permohonan IMB dengan membawa berkas-berkas yang dibutuhkan ke


Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kecamatan tempat pemohon akan mendirikan
bangunan.

2. Di loket, petugas akan memeriksa kelengkapan berkas.

3. Jika berkas sudah lengkap, akan ada penilaian administrasi apakah sudah
memenuhi atau tidak.

4. Jika penilaian administrasi sudah terpenuhi, petugas akan melakukan


pemeriksaan lapangan ke tempat pemohon akan mendirikan bangunan.

5. Jika tidak ada pelanggaran saat petugas melakukan pemeriksaan lapangan, maka
akan ada penilaian teknis. Jika penilaian teknis sudah terpenuhi maka ada
persetujuan teknis.

6. Pemohon membayar retribusi IMB.

7. Pemohon menyerahkan bukti pembayaran retribusi IMB ke pemerintah daerah.

8. Pemerintah daerah akan mengeluarkan IMB dari 7 hari sejak pemohon


memberikan tanda pembayaran.
Manfaat IMB:

1. Dengan memiliki IMB maka akan memudahkan untuk Anda dalam mendapatkan
kepastian dan juga adanya perlindungan hukum. izin tersebut dilakukan agar
bangunan tersebut mendapatkan kepastikan tidak mengganggu dan juga merugikan
kepentingan orang lain. Sehingga apabila terjadi sesuatu negara akan memberikan
perlindungan untuk menjadikan rumah yang dibangun menjadi lebih aman.
2. Apabila Anda ingin menjual rumah tersebut umumnya pembeli akan menanyakan
mengenai kepemilikan IMB. Sehingga akan memudahkan dalam menaikkan harga
dari rumah tersebut. Akan tetapi apabila kepemilikan IMB tidak diketahui dan tidak
ada. Maka pemilik baru enggan membeli dengan harga yang bagus. Sehingga
sangat pentingnya IMB dalam membangun atau merenovasi rumah.
3. Bahkan IMB bisa menjadi jaminan atau pun agunan jika Anda ingin meminjam uang.
Hal ini karena IMB memiliki nilai sama seperti sertifikat tanah. Sehingga usahakan
dalam penyimpan IMB harus dilakukan dengan benar dan tidak boleh sembarangan.
Dengan demikian akan menghindari kemungkinan untuk mencegah terjadinya hal
yang tidak diinginkan.
4. Tak hanya menjadi syarat dalam jual atau pun beli akan tetapi juga bisa menjadi
syarat mutlak dalam menyewa rumah. Dengan demikian usahakan apabila Anda
ingin menyewakan atau menjual rumah tersebut pastikan untuk memilikinya agar
menjadi lebih aman.

Anda mungkin juga menyukai