Anda di halaman 1dari 3

Agar bisa mendirikan bangunan, apartemen baru, atau membuat perumahan,

developer sebagai pihak pengembang membutuhkan berbagai izin yang harus


diurus. Di dalam menyelesaikan urusan perizinan ini, developer juga harus
melewati serangkaian prosedur yang cukup panjang. Oleh karena itulah, terkadang
ada beberapa perumahan atau apartemen baru yang sedang dalam tahap
pembangunan pun jadi tersendat. Hal ini bisa jadi karena izin yang dibutuhkan
belum dikeluarkan oleh pihak terkait.
Perizinan yang harus dikantongi developer sebelum mendirikan bangunan

1. Izin Prinsip
Pada tahap awal, developer harus mengurus izin prinsip. Ini merupakan
perizinan yang harus didapat oleh setiap orang atau badan hukum yang
hendak menggunakan ruang untuk tempat usaha skala besar. Izin prinsip ini
dikeluarkan oleh Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah).
Sebelum memperoleh izin ini, pihak developer wajib menyampaikan
proposal, yang mana proposal tersebut akan diuji oleh Bappeda dalam
sebuah sidang. Biasanya, dalam sidang tersebut, komisi terkait dari Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), kelurahan, kecamatan, serta tokoh
masyarakat seringkali diundang.

2. IPPT (Izin Peruntukan Penggunaan Tanah)


IPPT ini dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan terdapat di
dalam izin prinsip. Di dalam IPPT ini juga memuat penggunaan tanah dari
pekarangan menjadi perumahan.

3. Izin Site Plan


Izin site plan atau pengesahan site plan merupakan salah satu syarat yang
harus dilampirkan dalam izin prinsip. Site plan yang telah dirancang oleh
developer dalam perencanaan lahan, wajib disahkan oleh lembaga terkait.
Dalam hal ini lembaga yang berwenang menerbitkannya adalah Dinas
Kimpraswil (Permukiman, Prasarana, dan Sarana Wilayah).

4. Izin Peil Banjir


Izin ini dikeluarkan oleh Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah. Izin
Peil Banjir ini berkaitan dengan rekomendasi ketinggian kawasan dari rata-
rata titik tertinggi banjir di suatu daerah. Tujuannya adalah agar bangunan
yang hendak dibangun terbebas dari banjir.

5. Izin Pengeringan
Izin ini khusus diperlukan apabila lokasi pengembangan bersertifikat sawah.
Lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan Izin pengeringan ini adalah
Dinas Pertanian setempat.

6. Izin KKOP (Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan)


Apabila properti yang hendak dibangun lokasinya berdekatan dengan
landasan udara pesawat terbang atau bandara, maka pihak developer wajib
untuk mengurus izin ini. Izin ini dikeluarkan oleh pengelola bandara
setempat.

7. Izin AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)


Izin AMDAL ini diperlukan karena pada dasarnya setiap aktivitas
pembangunan akan memberikan dampak terhadap lingkungan sekitar.

8. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)


Setelah semua perizinan yang telah diurus nantinya diterbitkannya IMB.
Ada dua jenis IMB yakni IMB induk dan IMB pecah. IMB induk adalah
IMB yang dikeluarkan untuk pemilik lahan induk, sedangkan IMB pecah
adalah IMB yang sudah diatasnamakan konsumen. IMB dikeluarkan oleh
Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah atau Dinas Cipta Karya atau bisa
juga dikeluarkan oleh dinas satu atap, bahkan pihak kelurahan atau
kecamatan setempat juga berwenang.

Anda mungkin juga menyukai