Perizinan untuk pembangunan PLTU bersifat lintas sektor, meliputi perizinan yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah ataupun Badan/Lembaga yang
terkait dengan pembangunan PLTU. Oleh karena itu, informasi mengenai alur proses
dan prosedur perizinan untuk pembangunan PLTU menjadi sangat penting bagi setiap
pengembang IPP.
Bagian ini berisi mengenai informasi alur proses dan prosedur perizinan untuk
pembangunan PLTU sebagaimana dimaksud diatas. Selain itu bagian ini juga
membahas tata cara perizinan yang harus dilalui oleh pengembang IPP disetiap
instansi berbeda.
Dalam rangka mempermudah pembahasan, sistematika penulisan Bab III ini disusun
sebagai berikut:
Pekerjaan Rakyat
Tata Ruang/BPN
Dan Cukai)
Lingkungan Hidup
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 73
BAB III
BAGIAN I
1. BKPM
2. Kementerian ESDM
3. Pemerintah Daerah
4. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
5. Kementerian Keuangan
6. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
7. Kementerian Agraria/Kepala BPN
8. Kementerian Perhubungan
9. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan
10. Kementerian Koordinator Perekonomian
Masing masing intansi diatas memiliki peran dalam perizinan yang terkait satu sama
lain membuat alur proses perizinan untuk pembangunan PLTU sebagaimana infografis
berikut.
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 74
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 75
Berdasarkan diagram alur diatas, tahapan utama dan paling penting dalam bisnis
pembangkit listrik adalah pengadaan pembangkit di PLN bukan pembentukan Special
Purpose Company (SPC). Pembentukan SPC sebaiknya dilakukan setelah mengikuti
pengadaan di PLN dan dinyatakan sebagai pemenang tender oleh PLN dalam bentuk
Letter of Intent (LOI). Pertimbangan yang mendasari hal ini adalah pengadaan
pembangkit di PLN tidak membatasi peserta lelang berbentuk SPC namun
diperbolehkan berbentuk konsorsium. Bagi pengembang IPP, skema yang
memperbolehkan konsorsium dapat mengikuti pengadaan di PLN memberikan
keuntungan karena dapat mengurangi biaya investasi awal.
Dengan demikian saran dari kami adalah sebaiknya pengembang SPC membentuk
konsorsium untuk mengikuti pengadaan pembangkit di PLN. Kemudian setelah
dinyatakan menang dan mendapat LOI, baru konsorsium tadi membentuk SPC di
BKPM.
Dalam diagram diatas, dapat kita cermati bahwa walaupun alur proses perizinan untuk
pembangunan PLTU terlihat panjang dan rumit namun pada beberapa perizinan dapat
dilakukan secara parallel sehingga dapat menghemat waktu.
Selain itu, terdapat beberapa perizinan di Kementerian Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang tidak
ditampilkan pada diagram diatas, yaitu:
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 76
Izin untuk memasang peralatan listrik di tempat kerja
Izin menggunakan tenaga kerja asing
Izin operator boiler
Pertimbangan: kelompok izin PPLH termasuk izin yang harus dipenuhi oleh
pengembang IPP pada tahapan operasi (setelah COD). Selain itu Izin Pinjam
Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) tidak dibahas dan tidak dimasukkan dalam alur
proses karena tidak memiliki keterkaitan dengan pembangunan PLTU. IPPKH
lebih berkolerasi untuk perizinan PLTA.
Berdasarkan alur proses perizinan pada diagram diatas, dibawah ini disusun
matrikulasi perizinan yang harus dilalui oleh pengembang IPP PLTU beserta
perkiraan waktu yang diperlukan untuk proses perizinan tersebut.
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 77
A. Proses di PLN
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 78
HGB/Hak Pakai BPN 20 s.d. 45 No 17/2015,
hari tergantung luasan
lahan
7 Izin Pembangunan Kementerian 30 hari
dan Pengoperasian Perhubungan
Jetty
8 Izin Sarana Bantu Kementerian 30 hari
Navigasi Perhubungan
9 Izin SIPA untuk Kementerian PU- 30 hari Kewenangan
Proyek PERA (Pemda*) Penerbitan Izin SIPA
untuk keperluan
proyek pembangkit
dapat berada di
Pusat/Daerah
tergantung wilayah
sungainya (bahasan
lebih lanjut pada
Bagian 6 Bab ini)
10 Sertifikasi Laik Kementerian ESDM 7 hari (*) Terhitung dari mulai
Operasi pelaksanaan
pemeriksaan dan
pengujian sampai
dengan terbitnya SLO
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 79
Dinas PU dan Dinas
ESDM, tergantung dari
Perda masing masing
daerah.
3 Izin Lokasi Bupati + 30 hari
a. Pelelangan umum : 768 hari untuk status tanah HGB dan 753 hari
untuk HGU
b. Pemilihan langsung : 492 hari untuk status tanah HGB dan 477 hari
untuk HGU
c. Penunjukkan langsung: 477 hari untuk status tanah HGB dan 462 hari
untuk HGU
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 80
BAB III
BAGIAN II
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 81
Kemudian dalam rangka mensukseskan pelaksanaan PTSP Pusat di BKPM,
sebanyak 22 Kementerian/Lembaga mendelegasikan perizinan secara terpusat
di BKPM.
1. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Alam (IUPHHK-
HA)
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 82
2. Izin Usaha pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri
Pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HTI)
7. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu di atas 6.000 m3/tahun
8. Izin Perluasan Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu di atas 6.000
m3/tahun
16. Izin Usaha Pemanfaatan Air Untuk Skala Menengah Dan Skala Besar Di
Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Wisata Alam, Dan Taman
Hutan Raya.
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 83
17. Izin Usaha Pemanfaatan Energi Air Untuk Skala Menengah Dan Skala
Besar Di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Wisata Alam, Dan
Taman Hutan Raya.
3. Izin Usaha Pemanfaatan Air Untuk Skala Menengah Dan Skala Besar
Di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Wisata Alam, Dan
Taman Hutan Raya.
4. Izin Usaha Pemanfaatan Energi Air Untuk Skala Menengah Dan Skala
Besar Di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Wisata Alam,
Dan Taman Hutan Raya.
3. Penerbitan SK HGB
4. Penerbitan SK HGU
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 84
3) KEMENTERIAN PERDAGANGAN
4) KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 85
5. Rekomendasi Teknis Izin usaha jasa penempatan tenaga kerja Indonesia
di dalam negeri
Dari 8 jenis perizina tersebut, terdapat 3 jenis izin yang terkait dengan
ketenagalistrikan, antara lain:
Jenis perizinan diatas hanya sesuai untuk kontraktor listrik, bukan jenis
perizinan untuk pengembang IPP.
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 86
Kesimpulan:
Sebagian Besar Proses Perizinan terkait Pembangunan PLTU masih harus
dilakukan oleh pengembang IPP di Kementerian/Lembaga terkait karena belum
terintegrasi di PTSP Pusat BKPM.
Langkah awal yang paling utama dan paling penting untuk melakukan investasi
disektor ketenagalistrikan adalah dengan memahami Daftar Negatif Investasi
(DNI) sebagaimana termuat dalam Peraturan Presiden No 39 Tahun 2014
tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka
Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal.
DNI memberikan batasan tentang bidang usaha yang tertutup dan bidang
usaha yang tertutup di sektor ketenagalistrikan bagi investasi asing. DNI juga
menjadi pedoman bagi investasi PMA terkait dengan batasan persentase saham
di sektor ketenagalistrikan.
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 87
beberapa jenis perizinan prinsip dan investasi di BKPM bagi pengembang IPP
yang tidak menggunakan skema perizinan investasi 3 jam, antara lain:
Pendirian Perseroan, Perizinan Prinsip PMA, API-P, IMTA, NIK.
Izin Investasi 3 Jam adalah Izin Prinsip dengan kriteria tertentu yang diproses
dalam satu paket dengan 8 produk-produk perizinan yang akan diberikan pada
investor meliputi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Akta Pendirian Perusahaan
dan SK Pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM, Tanda Daftar
Perusahaan (TDP), Izin Memperkerjakan Tenaga Asing (IMTA), Rencana
Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA), Angka Pengenal Importir Produsen
(API-P), dan Nomor Induk Kepabeanan (NIK). Selan itu investor juga
memperoleh Informasi Ketersediaan Tanah dalam bentuk surat booking tanah
(jika diperlukan). Adapun kriteria yang dapat memanfaatkan layanan ini adalah
sebagai berikut :
b. menghadap notaris:
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 88
2. setuju menjadi direksi atau komisaris perseroan,
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 89
D. PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PENANAMAN MODAL ASING
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 90
E. PENDIRIAN BADAN HUKUM DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL
Dasar Hukum:
Berikut langkah-langkahnya :
Persyaratannya :
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 91
Kedudukan PT, yang mana PT harus berada di wilayah Republik
Indonesia dengan menyebutkan nama Kota dimana PT
melakukan kegiatan usaha sebagai Kantor Pusat;
Persyaratan :
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 92
Izin Mendirikan Bangun (IMB) jika PT tidak berada di gedung
perkantoran
Persyaratannya :
SKDP
Akta pendirian PT
Adapun hal yang perlu diketahui adalah berdasarkan Pasal 5, Pasal 7 dan Pasal
8 Perka BKPM No. 5/2013 Jo Perka BKPM No.12/2013, Permohonan Persetujuan
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 93
BKPM ini diajukan kepada Instansi Penyelenggara PTSP sesuai dengan
kewenangannya, yakni:
1. PTSP BKPM :
Ruang lingkup lintas provinsi, terkait sumber daya alam tak terbaharukan,
industri prioritas tinggi dan skala nasional, terkait keamanan ketahanan, PMA,
dan yang ditentukan menjadi urusan Pemerintah Pusat oleh Per-UU-an.
2. PTSP PDPPM :
3. PTSP PDKPM:
Ruang lingkup dalam satu kabupaten/kota dan yang ditentukan menjadi urusan
Pemerintah Kabupaten/Kota oleh Per-UU-an.
1. Surat dari instansi pemerintah negara yang bersangkutan atau surat yang
dikeluarkan oleh kedutaan besar/kantor perwakilan negara yang
bersangkutan di Indonesia untuk pemohon adalah pemerintah negara
lain;
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 94
5. Rekaman NPWP baik untuk pemohon adalah perseorangan Indonesia
maupun badan usaha Indonesia;
Bidang usaha
Lokasi proyek
Rencana investasi
Rencana permodalan
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 95
3. Rekomendasi dari instansi pemerintah terkait, bila dipersyaratkan
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 96
G. PENGURUSAN API-P (ANGKA PENGENAL IMPOR PRODUSEN)
1. API API Umum (API-U). API U diberikan kepada importir yang melakukan
impor barang untuk keperluan kegiatan usaha dengan memperdagangkan
atau memindah tangankan barang kepada pihak lain.
Menurut pasal 4 Permendag API, API U diterbitkan oleh Kepala Dinas Provinsi
Perdagangan. Sedangkan untuk API P, penerbitannya dibagi-bagi, yaitu:
Bagi badan usaha atau kontraktor di bidang energi, minyak dan gas bumi,
mineral serta pengelolaan sumber daya alam lainnya yang melakukan
kegiatan usaha, berdasarkan perjanjian kontrak kerja sama dengan
Pemerintah Republik Indonesia, API P dimohonkan kepada Direktur
Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Departemen Perdagangan.
Bagi importir pemilik izin usaha di bidang industri atau izin usaha lain yang
sejenis yang diterbitkan oleh instansi/dinas teknis yang berwenang, selain
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 97
dari perusahaan-perusahaan di point 1 dan 2 di atas, API P dimohonkan
kepada Kepala Dinas Perdagangan Provinsi.
Foto copy KTP dan NPWP Pribadi bagi WNI Penandatangan API-P
Foto copy Paspor, NPWP dan IMTA bagi WNA penandatanganan API-P
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 98
H. PENGURUSAN IZIN TERKAIT BIDANG KETENAGAKERJAAN
NAMA JABATAN
KODE
No INDONESIA INGGRIS
ISCO
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 99
1232
Employee Career Development
7 Supervisor Pembinaan Karir Pegawai
1232 Supervisor
Berdasarkan Pasal 93 ayat 2 Perka BKPM No.5 Tahun 2013 ditentukan bahwa
untuk dapat memperkerjakan Tenaga Kerja Asing, perusahaan harus memiliki
perizinan TKA, dengan tahapan yaitu:
1. Surat Permohonan
2. Formulir Isian RPTK-1 (L-I,II,II,IV)
3. Copy surat Izin Usaha dari instansi terkait
4. Izin Prinsip
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 100
5. Copy seluruh Akta Pendirian dan perubahannya dengan dilengkapi
pengesahan Anggaran Dasar Perusahan dari Kementerian Hukum dan
HAM
6. NPWP Perusahaan.
7. Bagan / struktur organisasi perusahaan;
8. Bukti wajib lapor ketenagakerjaan yang masih berlaku;
9. Copy kontrak kerja;
1. Formulir permohonan;
2. Surat penjaminan dari Penjamin, kecuali Orang Asing yang kawin secara
sah dengan warga negara Indonesia;
3. Paspor kebangsaan yang sah dan masih berlaku beserta fotokopinya.
4. Surat keterangan domisili;
5. Surat rekomendasi dari kementerian atau lembaga pemerintah
nonkementerian terkait;
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 101
6. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) dari instansi
berwenang;
7. Tanda masuk yang masih berlaku.
c. Memproses Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA)
1. Formulir Permohonan
2. Copy Surat Keputusan Pengesahan RPTKA;
3. Daftar Riwayat Hidup TKWNAP;
4. Copy Ijasah dan/atau bukti Pengalaman Kerja;
5. Pas foto ukuran 46 cm 4 (empat) lembar;
6. Bukti wajib lapor ketenagakerjaan (jika ada);
7. Copy Paspor yang masih berlaku;
8. Copy Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITTAS);
9. Rekomendasi dari Kementerian/Lembaga Pembina apabila
dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
10. Nama pendamping serta program pendidikan dan latihan bagi calon
pengganti TKWNAP yang bersangkutan
11. Perjanjian kerja antara perusahaan dengan TKWNAP (waktu
pengambilan IMTA)
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 103
I. PENGURUSAN IZIN TERKAIT BIDANG KETENAGALISTRIKAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 35 Tahun
2014 tentang Pendelegasian Wewenang Pemberian Izin Usaha Ketenagalistrikan
Dalam Rangka Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kepada Kepala BKPM,
terdapat 10 Izin usaha ketenagalistrikan yang didelegasikan kepada Kepala
BKPM, antara lain:
2. Izin Operasi
Dari 10 izin yang didelegasikan, terdapat 3 izin yang berkaitan dengan perizinan
pembangunan PLTU, yaitu:
IUPTL merupakan izin yang wajib dimiliki oleh pengembang IPP PLTU sedangkan
IUJPTL merupakan izin yang wajib dimiliki oleh badan usaha penunjang proyek
PLTU, contoh: Badan Usaha Kontraktor, Badan Usaha Operation & Maintenance
dll. Bagian ini membahas perizinan IUPTL untuk pengembang IPP PLTU.
Terdapat dua jenis perizinan usaha penyediaan tenaga listrik yaitu: IUPTL-
Sementara, dan IUPTL-Tetap
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 104
1. IUPTL-Sementara
1. Data Administrasi
a. identitas pemohon;
b. profil pemohon;
c. nomor pokok wajib pajak;
2. Data Teknis:
a. studi kelayakan awal; dan
b. surat penetapan sebagai calon pengembang tenaga listrik (LOI)/dari PT
PLN (Persero);
Jangka waktu penerbitan IUPL-S adalah 20 Hari kerja (sesuai Permen
35/2013) setelah dokumen permohonan diterima lengkap dan memenuhi
persyaratan
Jangka waktu berlakunya IUPL-S adalah:
- 2 tahun untuk non kawasan hutan
- 3 tahun untuk PLTP non hutan
- 4 tahun untuk pembangkit yang masuk kawasan hutan
2. IUPTL-Tetap
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 105
pembangkit dengan memanfaatkan fasilitas pembebasan bea masuk. Fasilitas
pembebasan bea masuk dibahas kemudian dalam BAB VI buku ini.
1. Data Administrasi:
a. identitas pemohon
d. Profil pemohon;
f. kemampuan pendanaan;
2. Data Teknis
f. jadwal pembangunan;
g. jadwal pengoperasian;
3. Dokumen Lingkungan;
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 106
Contoh surat permohonan IUPTL-Sementara
Nomor : Jakarta, .
Lampiran : 1 (satu) berkas
Hal : Permohonan Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
Sementara untuk proyek..........(.....x..... kW/MW)
di Kab..........., Prov............
Yang terhormat,
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Jl. Gatot Subroto, Kav. 44. Jakarta
Hormat kami,
(Nama badan usaha)
(Nama/Jabatan)
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 107
Contoh surat permohonan IUPTL-Tetap
Nomor :- Jakarta,
Lampiran : -
Hal : Permohonan Perpanjngan Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL)
untuk proyek ..(..xkW/MW)
di Kab.., Provi .
Yang terhormat,
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Jl.Gatot Subroto No.44, Jakarta 12190
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 108
3. DokumenLingkungan;
Demikian permohonan kami, atas perhatian Bapak Kepala BKPM, kami ucapkan
terima kasih.
Hormat kami,
Jabatan
(Nama/Jabatan)
Selain wajib memiliki IUPTL-Sementara dan IUPTL-Tetap, terdapat satu jenis perizinan
dari Kementerian ESDM (khususnya Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan) yang juga
wajib dimiliki oleh pengembang IPP. Perizinan yang dimaksud adalah pemilikan
Sertifikat Laik Operasi (SLO) untuk unit pembangkit yang akan dioperasikan. SLO ini
wajib dimiliki oleh pengembang IPP sebelum unit pembangkit dioperasikan secara
komersial (COD). Adapun mekanisme untuk mendapatkan SLO adalah dengan
menghubungi Lembaga Inspeksi Teknik (LIT) yang sudah diakreditasi/ditunjuk oleh
Ditjen Ketenagalistrikan untuk dilakukan pemeriksaab dan pengujian kemudian
diterbitkan SLO unit pembangkit tersebut. Berikut adalah daftar LIT yang
terakreditasi/mendapat penunjukkan untuk SLO PLTU.
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 109
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 110
BAB III
BAGIAN III
Izin prinsip diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk investor yang berencana
untuk melakukan kegiatan usaha di daerahnya. Inti dari izin prinsp daerah adalah
pemerintah daerah menunjukkan dukungannya terhadap proyek pembangkit
listrik. Awalnya izin prinsip ini diterbitkan oleh Bupati, namun setelah terbitnya
Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014, kewenangan untuk penerbitan izin
prinsip di sektor ketenagalistrikan berada di Gubernur.
3) paspor
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 111
4) nomor pokok wajib pajak (npwp)
5) deskripsi proyek
6) denah lokasi
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 112
B. PERBEDAAN IZIN PRINSIP BUPATI DENGAN IZIN PRINSIP BKPM
Jadi izin prinsip merupakan dasar bagi perusahaan penanaman modal dalam
negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) guna mendapatkan fasilitas
fiscal berupa pembebasan bea masuk ketika mengimpor mesin produksi dan
bahanbaku juga memperoleh pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN).
Sementara izin prinsip yang dikeluarkan oleh Bupati merupakan izin yang
dikeluarkan oleh Bupati yang menyatakan pada dasarnya merekomendasikan
atas penanaman modal oleh pengusaha di daerah, dan sebagai dasar bagi
instansi teknis di derah untuk menindaklanjutkan pengeluaran izin teknis seperti
izin lokasi dan IMB.
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 113
dalam menyelesaikan perizinan yang hanya ada di daaerah,dan tidak dapat
dipergunakan sebagai dasar dalam menyelessaikan izin pelaksanaan di pusat
seperti SP Pabean dan Pembebasan PPN atas impor barang modal dan bahan.
Dengan demikian fungsi izin prinsip atara izin prinsip penanaman modal yang
dikeluarkan oleh Lemabaga Pelayanan Terpada Satu Pintu penanaman modal
BKPM (PSTP BKPM), PSTP Provinsi dan PTSP BKPM dan izin prinsip yang
dikeluarkan oleh Bupati jelas berbeda yaitu izin prinsip penanaman modal harus
diikuti oleh izin pelaksanaan di daerah sedang izin prinsip bupati tidak dapat
diperguanakan sebagai dasar memperoleh fasilitas fiskal.
C. IZIN GANGGUAN
Izin gangguan adalah kelompok izin lingkungan yang diberikan bagi tempat-
tempat usaha yang diperkirakan menimbulkan gangguan (kebisingan, getaran,
kebauan dan emisi) bagi lingkungan sekitarnya. Izin gangguan dikeluarkan
dengan maksud untuk melindungi orang-orang yang tinggal disekitar tempat
usaha yang didirikan terhadap bahaya, kerugian dan gangguan yang ditimbulkan
oleh usaha yang didirikan tersebut. Izin Gangguan diperlukan bagi kegiatan yang
telah beroperasi (izinbaru/ perpanjangan) dengan masa berlaku 3 (tiga) tahun
dan wajib diperpanjang 1 (satu) tahun sekali.
A. Persyaratan Permohonan
1) Mengisi blanko permohonan ;
- Pernyataan Kesanggupan
- Pernyataan Tetangga (terdekat, radius minimal 100 m)
- Pernyataan Kepemilikan Tanah (bila pemohon dan pemilik tanah
berbeda)
2) Fotokopi KTP berlaku ;
3) Fotokopi KK berlaku (bila perlu) ;
4) Fotokopi Sertifikat/Akta Jual Beli/Letter C ;
5) Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan (bagi yang berbadan hukum) ;
6) Fotokopi SK Menteri Hukum dan HAM (bagi PT) ;
7) Fotokopi Izin Lokasi/Izin Prinsip/IPPT (luas usaha > 500 m2) ;
8) Denah Lokasi ;
9) Surat Kuasa bermaterai (dilampirkan apabila penandatangan /
penanggung jawab permohonan izin selain pemilik/pemohon;
B. Jangka Waktu Pelayanan
Jangka Waktu Pelayanan untuk penerbitan Izin Gangguan (HO) adalah 12
(dua belas) hari kerja, mulai saat diterimanya permohonan dengan
persyaratan yang lengkap ;
C. Biaya / Retribusi
Retribusi = Luas Usaha (Gangguan) x indeks (tarif sesuai Perda Nomor 14
Tahun 2011) x tarif
D. Tinjau Lokasi
Pelayanan Izin Gangguan diperlukan Tinjau Lokasi oleh Tim
Pertimbangan Teknis Perizinan yang dikoordinir oleh Badan Pelayan
Perizinan Terpadu sebagai salah satu prosedur yang harus dilaksanakan.
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 115
D. IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH
Izin Pemanfaatan Tanah adalah izin peruntukan penggunaan tanah yang wajib
dimiliki orang pribadi dan atau badan yang akan melaksanakan kegiatan dan
atau kegiatan yang mengakibatkan perubahan peruntukan tanah pada
bangunan/usaha yang dilakukan, dengan batasan keluasan sebagai berikut :
1. Surat permohonan
2. Foto copy KTP Pemohon, atau suray kausa dan foto copy KTP yang
diberikan kuasa dalam hal Permohonan bukan dilakukan oleh Pemohon
sendiri
3. Foto copy bukti penguasaan lahan (SPJB/AJB/SPH/Serifikat: An. Perusahaan
untuk izin Perusahaan, A.n Pribadi untuk Izin Pribadi) (*)
4. Foto copy luans PBB tahun terakhir atau minimal tahun sebelumnya bagi
permohonan izin bulan Juni Desember
5. Foto copy akte perusahaan untuk pemohon berbadan hukum
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 116
6. Surat jaminan kesanggupan penanggulangan dampak yang diakibatkan
konstruksi kegiatan pembangunan yang diterbitkan oleh Camat dan akan
diatur lebih lanjut melalui Peraturan Walikota
7. Surat pemberitahuan kepada tetangga sekitar yang tembusannya
disampaikan kepada Ketua RT dan RW dan dilampiri dengan surat Jaminan
Kesanggupan Penanggulangan Dampak. (*)
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 117
a. Ketentuan khusus perizinan;
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 118
e. perhitungan utilitas bagi bangunan gedung bukan hunian rumah
tinggal; dan
Berikut adalah diagram alir prosedur permohonan penerbitan IMB. Untuk PLTU
digolongkan kedalam kategori bangunan gedung fungsi khusus.
F. IZIN LOKASI
Pada dassarnya Izin Lokasi adalah izin yang diberikan kepada perusahaan untuk
memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman modal yang
berlaku pula sebagai izin pemindahan hak, dan untuk menggunakan tanah
tersebut guna keperluan usaha penanaman modalnya. Pemohon yang dapat
memperoleh Izin Lokasi hanyalah perseorangan atau badan hukum yang telah
memperoleh izin untuk melakukan penanaman modal di Indonesia sesuai
ketentuan yang berlaku. Hal yang perlu diperhatikan oleh para pengusaha adalah
pemahaman bahwa Izin Lokasi ini bukanlah bukti dokumen kepemilikan hak atas
tanah, sehingga tidak membuktikan pemilikan apapun melainkan hanya sebagai
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 119
dokumen awal untuk memperoleh hak atas tanah khususnya dalam rangka
penanaman modal. Pemohon izin lokasi dilarang melakukan kegiatan perolehan
tanah sebelum izin lokasi ditetapkan.
Dasar hukum penerbitan izin lokasi adalah Permenag/Perka BPN No.2 Tahun
1999 Jo No. 5 Tahun 2015. Beberapa point penting dalam peraturan tersebut
antara lain:
2. Tanah yang akan diperoleh merupakan tanah yang sudah dikuasai oleh
perusahaan lain dalam rangka melanjutkan pelaksanaan sebagai atau
seluruh rencana penanaman modal perusahaan lain tersebut, dan
untuk itu telah diperoleh persetujuan dari instansi yang berwenang;
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 120
6. Tanah yang diperlukan untuk melaksanakan rencana penanaman
modal tidak lebih dari 25 Ha (dua puluh lima hektar) untuk usaha
pertanian dan tidak lebih datri 10.000 m2 (sepuluh ribu meter persegi
) untuk usaha bukan pertanian; atau
10) Tanah yang dapat ditunjuk dalam Izin Lokasi adalah tanah yang menurut
Rencana Tata Ruang Wilayah yang berlaku diperuntukan bagi penggunaan
yang sesuai dengan rencana penanaman modal yang akan dilaksanakan
oleh perusahaan menurut persetujuan penanaman modal yang
dipunyainya.perusahaan yang bersangkutan memberitahukan rencana
perolehan tanah dan atau penggunaan tanah yang bersangkutan kepada
Kantor Petanahan Kabupaten/Kota.
11) Izin Lokasi dapat diberikan dipada perusahaan yang sudah mendapat
perserujuan penanaman modal sesuai ketentuan yang berlaku untuk
memperoleh tanah dengan luas tertentu sehingga apabila perusahaan
tersebut berhasil membebaskan seluruh areal yang ditunjuk, maka luas
penguasaan tanah oleh perusahaan tersebut dan perusahaan perusahaan
lain yang merupakan saru group perusahaan dengannya tidak lebih dari
luasan sebagai berikut:
1 propinsi : 400 Ha
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 121
1 Propinsi: 200 Ha
1 propinsi : 400 Ha
1) Komoditas tebu :
1 propinsi : 60.000 Ha
2) Komoditas lainya :
1 propinsi : 20.000 Ha
12) Khusus untuk Propinsi Daerah Papua dan Papua Barat maksimum luas
pemguasaan tanah adalah dua kali maksimum luas penguasaan tanah
untuk satu Propimsi di luar jawa. Untuk keperluan menentukan luas areal
yang ditunjuk dalam Izin Lokasi perusahaan pemohan wajib menyampaikan
pernyartaan tertulis mengenai luas rtanah yang sudah diukuasai olehnya
dan perusahaan-perusahaan lain yang merupakan sartu group dengannya.
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 122
13) Ketentuan pembatasan luasan izin lokasi diatas tidak berlaku untuk:
14) Izin Lokasi diberikan untuk jangka waktu 3 tahun dan Perolehan tanah oleh
pemegang Izin Lokasi harus diselesaikan dalam jangka waktu Izin Lokasi
Apabila perolehan tanah tidak dapat diselesaikan dalan jangka waktu Izin Lokasi,
izin lokasi dapat diperpnjang 1 tahun dalam hal perolehan tanah > 50%, namun
jika perolehan tanah < 50%, izin lokasi tidak dapat diperpanjang. Dalam hal izin
lokasi tidak dapat diperpanjang, perolehan tanah dapat dilepaskan kepada
perusahaan atau pihak lain yang memenuhi syarat.
15) Pemberian izin lokasi disertai dengan peta dan pemegang izin lokasi hanya dapat
memperoleh tanah sesuai dengan peta dan perolehan tanah yang berada diluar
peta dalam izin lokasi tidak dapat diproses hak atas tanahnya. Tanah yan sudah
diperoleh wajib didaftarkan pada kantor pentanahan kabupayten/kota setempat.
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 123
3. Surat keputusan pemberian Izin Lokasi ditandatangani oleh
Bupati/Walikota atau untuk DKI Jakarta setelah diadakan rapat koordinasi
antar instansi terkait, yang dipimpin oleh Gubernur Kepala Daerah Khusus
Ibukota Jakarta, atau oleh pejabat yang ditunjuk secara tetap olehnya;
a. Pemegang Izin Lokasi diizinkan untuk membebaskan tanah dalam areal Izin
Lokasi dari hak dan kepentingan pihak lain berdasarkan kesepakatan
dengan pemegang hak atau pihak yang mempunyai kepentingan tersebut
dengan cara jual beli, pemberian ganti kerugian, konsolidasi tanah atau
cara lain sesuai ketentuan yang berlaku.
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 124
b. Sebelum tanah yang bersangkutan dibebaskan oleh pemegang Izin Lokasi,
maka semua hak atau kepentingan pihak lain yang sudah ada atas tanah
yang bersangkutan tidak berkurang dan tetap diakui, termasuk
kewenangan yang menurut hukum dipunyai oleh pemegang hak atas tanah
untuk memperoleh tanda bukti hak (sertifikat), dan kewenangan untuk
menggunakan dan memanfaatkan tanahnya bagi keperluan pribadi atau
usahanya sesuai rencana tata ruang yang berlaku, serta kewenangan untuk
mengalihkannya kepada pihak lain.
e. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian izin lokasi ditetapkan
gubernur/bupati/walikota sesuai kewenangannya.
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 125
Contoh Izin Lokasi Untuk PLTU
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 126
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 127
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 128
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 129
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 130
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 131
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 132
BAB III
BAGIAN IV
PEKERJAAN RAKYAT
Dalam proyek pembangkit tenaga listrik khususnya PLTU, diperlukan sumber air
(baik air laut maupun air sungai) yang cukup banyak untuk tahapan kontruksi
maupun operasi. Kebutuhan air ini biasanya terkait dengan keperluan
pendinginan mesin dan peralatan penukar panas pada PLTU. Oleh karena itu,
pengembang IPP perlu memperoleh Izin Penggunaan Sumber Daya Air. Untuk
memanfaatkan air, pada beberapa proyek perlu dibangun sarana dan prasarana
pada permukaan air sehingga diperlukan Izin Pelaksanaan Kontruksi Air
Permukaan.
Izin Penggunaan Sumber Daya Air dan Izin Pelaksanaan Kontruksi Air Permukaan
diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor
37/PRT/M/2015 Tentang Izin Penggunaan Air Dan/Atau Sumber Air. Hal hal
yang penting yang diatur dalam peraturan tersebut, yaitu:
a. air permukaan pada sungai, danau, rawa, dan sumber air permukaan
lainnya; dan
2) Izin penggunaan sumber daya air untuk air permukaan dapat diberikan
untuk jenis kegiatan:
c. pemenuhan air irigasi oleh petani atau kelompok petani untuk pertanian
rakyat di luar sistem irigasi yang sudah ada;
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 133
d. penyediaan air bersih atau air minum oleh instansi pemerintah, badan
hukum, badan sosial, atau perseorangan yang menggunakan sumber
daya air;
n. Izin penggunaan sumber daya air untuk air laut yang berada di darat,
diberikan antara lain untuk kegiatan penggunaan sumber daya air untuk
usaha tambak, air minum, dan sistem pendinginan mesin, dan
pemenuhan air irigasi untuk pertanian rakyat di luar sistem irigasi yang
sudah ada.
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 134
a. Menteri untuk memperoleh dan menggunakan sumber daya air pada
wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara, dan wilayah
sungai strategis nasional;
Daftar wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas kabupaten atau
sungai lintas kota termuat dalam Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2012
tentang Penetapan Wilayah Sungai.
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 135
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 136
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 137
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 138
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 139
Note: * peta dimaksud adalah sebagaimana peta pada lampiran Keputusan Presiden
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 140
Note: * peta dimaksud adalah sebagaimana peta pada lampiran Keputusan Presiden
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 141
4) Pengajuan Permohonan Izin Penggunaan Sumber Daya Air
Permohonan izin penggunaan sumber daya air untuk air permukaan pada
sungai, danau, rawa, dan sumber air permukaan lainnya dan/atau air laut
yang berada di darat diajukan oleh pemohon kepada Menteri cq. Direktur
Jenderal Sumber Daya Air melalui UPP/Gubernur/Bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya dengan tembusan kepada pengelola sumber daya
air pada wilayah sungai lintas negara, wilayah sungai lintas provinsi, dan
wilayah sungai strategis nasional.
6) Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya permohonan izin,
dengan persyaratan lengkap, Menteri cq Direktur Jenderal Sumber Daya
Air/Gubernur/Bupati/Walikota sesuai kewenanganya memberikan
persetujuan atau menolak permohonan.
Note: Yang dimaksud dengan pengelola sumber daya air adalah BALAI BESAR DAN
BALAI WILAYAH SUNGAI. Berikut adalah daftar badan balai besar dan balai wilayah
sungai di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum.
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 142
DAFTAR BALAI BESAR DAN BALAI WILAYAH SUNGAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
10 BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CIDANAU- Jl. Raya Labuan Km.3 Kotak Pos 8, Pandeglang, Banten (0253) 201155
CIUJUNG-CIDURIAN
11 BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CILIWUNG-CISADANE Jl. Inspeksi Saluran Trum Barat No.58 DKI Jakarta 13620 (021) 8190210, 8190856
12 BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA I Jl. Ir.Mohd.Thaher No.14 Lueng Bata Banda Aceh (0651) 22701
Jl. Jenderal Besar Dr.Andul Haris Nasution No.30
13 BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II (061) 7861522, 7861533
Pkl Masyhur Medan
14 BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA III Jl. Cut Nya Din No. 1 Pekanbaru (0761) 22473
15 BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA IV Jl. KK Waterfront City Ruko No. 102 Selteimiang Batam (0778) 381717
16 BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA V Jl. Khatib Sulaiman No.86 A, Padang (0751) 7054476
17 BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA VI Jl. Thaha Saifudin No.2 Jambi (0741) 24268, 25175
18 BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA VII Jl. M. Hasan No.9 Pasar Baru Kota Bengkulu (0736) 341405
19 BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA VIII Jl.Kapten Anwarsastro No. 1251 Palembang (0711) 312272
20 BALAI WILAYAH SUNGAI NUSA TENGGARA I Jl. Sandujaya Km.7 No.1 Bertais Mataram (0370) 67228
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 143
21 BALAI WILAYAH SUNGAI NUSA TENGGARA II Jl. El Tari II, Bundaran PU Kupang (0380) 824170
22 BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN I Jl. Achmad Sood No.6 Pontianak 78121 (0561) 734856
23 BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN II Jl. Tambun Bungai 26 Kuala Kapuas Kalimantan Tengah (0511) 3354320
24 BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN III Jl. Tengkawang No. 5 Samarinda (0541) 276241, 276241
25 BALAI WILAYAH SUNGAI SULAWESI I Jl. MR.A.A.A Maramis Kairagi Dua Manado (0431) 811621
26 BALAI WILAYAH SUNGAI SULAWESI II Jl. G.Tilong Kabila 71, Limboto, Gorontalo (0435) 882097
27 BALAI WILAYAH SUNGAI SULAWESI III Jl. Abdurachman Saleh No. 230 Palu (0451) 481578, 482147
28 BALAI WILAYAH SUNGAI SULAWESI IV Jl. Balai Kota IV No.1 Kendari (0401) 3122818
29 BALAI WILAYAH SUNGAI BALI-PENIDA Jl. Kapten Tjok Agung Tresna No.9 Denpasar 80235 (0361) 234953, 226769
30 BALAI WILAYAH SUNGAI MALUKU Jl. Anthoni Rebok No. 31 Ambon (0911) 346121
31 BALAI WILAYAH SUNGAI PAPUA Jl. Sumatera No. 15 Dok. IV Jayapura (0976) 533002
32 BALAI WILAYAH SUNGAI PAPUA BARAT Jl. Sumatera No. 15 Dok. IV Jayapura (0976) 533002
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 144
7) Format Surat Permohonan Izin Penggunaan Sumber Daya Air
(KOP PERUSAHAAN)
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 145
3. Tujuan Penggunaan Air : ........................................
4. Cara Pengambilan Air : ........................................
5. Cara Pembuangan Air : ........................................
6. Jumlah/Volume Pengambilan : lt/detik (setara dengan ... m3/bulan)
7. Jadwal Penggunaan : ........................................
8. Jangka waktu Berlakunya Izin : ........................................
9. Izin/SIPPA yang telah dimiliki *)
a. Pemberi Izin : .......
b. Nomor dan Tanggal SIPPA : ........................................
c. Masa Berlaku : ........................................
d. Volume Yang Diizinkan : ........................................
Sebagai bahan pertimbangan, kami sampaikan dokumen pendukung sebagai
berikut:
a Gambar Lokasi/Peta Situasi (disertai titik koordinat pengambilan)
b Gambar Desain bangunan pengambilan dan pembuangan air
c Spesifikasi Teknis bangunan pengambilan air
d Proposal teknik/penjelasan penggunaan air
e Rekapitulasi volume pengambilan air 1 (satu) tahun terakhir *)
f Bukti setor/pembayaran pajak air permukaan 1 (satu) tahun terakhir
g Bukti setor/pembayaran biaya jasa pengelolaan sumber daya air 1 (satu)
tahun terakhir
h Surat Keputusan/Rekomendasi Amdal/UKL-UPL/SPPL
i Laporan pemantauan dan pengelolaan lingkungan
j Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM)
Pemohon
(materai Rp 6.000,-)
(_______________________)
Tembusan :
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
2. Direktur Bina Penatagunaan Sumber Daya Air
3. Kepala Balai Besar/Balai Wilayah Sungai
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 146
4. Kepala Dinas Sumber Daya Air Propinsi.......
5. .........................
6. Lokasi Penggunaan
7. Tujuan Penggunaan Air : contoh: air baku industri, air baku/bersih, PLTMH,
dll.
12. Jangka waktu Berlakunya Izin : masa berlakunya izin yang dimohonkan.
b. Nomor dan Tanggal SIPPA : nomor dan tanggal SIPPA yang telah dimiliki
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 147
c. Masa Berlaku : masa berlaku izin/SIPPA yang telah dimiliki
d. Volume Yang Diizinkan : volume yang diizinkan pada SIPPA yang telah
dimiliki.
Tembusan :
1. _____________________
2. _____________________
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 148
8) Format Surat Permohonan Izin Pelaksanaan Konstruksi Pada Sumber
Air
(KOP PERUSAHAAN)
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 149
e. Provinsi : ...................................
f. Titik koordinat lokasi/jalur konstruksi :...................................
2. Maksud/Tujuan Pembangunan : ...................................
3. Jenis/Tipe Prasarana Yang Akan dibangun : ..................................
4. Peta lokasi : (Terlampir)
5. Gambar Bangunan : (Terlampir)
6. Spesifikasi Teknis Bangunan : (Terlampir)
7. Jadwal Pelaksanaan Pembangunan : ...................................
8. Metode Pelaksanan Pembangunan : ...................................
9. Dampak Positif Pembangunan : ...................................
Sebagai bahan pertimbangan, kami sampaikan dokumen pendukung sebagai
berikut:
1. Gambar Lokasi/Peta Situasi (disertai titik koordinat lokasi/jalur konstruksi)
2. Gambar Desain
3. Spesifikasi Teknis
4. Manual Operasi dan Pemeliharaan
5. Bukti kepemilikan lahan (sertifikat tanah)
6. Surat Keputusan atau Rekomendasi Amdal/UKL-UPL/SPPL
7. Berita Acara Pertemuan Konsultasi Masyarakat Kami menyatakan bahwa
semua informasi yang disampaikan adalah benar adanya.
Pemohon
(materai Rp 6.000,-)
(_______________________)
Tembusan :
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
2. Direktur Bina Penatagunaan Sumber Daya Air
3. Kepala Balai Besar/Balai Wilayah Sungai ........................................
4. Kepala Dinas Sumber Daya Air Propinsi.......
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 150
PETUNJUK PENGISIAN FORM PELAKSANAAN KONSTRUKSI PADA SUMBER AIR
8. Jenis Prasarana Yang Akan dibangun : jenis kostruksi, contoh:pipa air bersih,
jembatan, dll.
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 151
14. Dampak Positif Pembangunan : uraian singkat manfaat pembangunan atau
dapat dilampirkan tersendiri
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 152
BAB III
BAGIAN V
DASAR HUKUM:
DEFINISI :
Ada beberapa jenis pertimbangan teknis dan izin bidang pertanahan yang
terkait dengan sektor ketenagalistrikan, yaitu :
4. Penetapan hak atas tanah : Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan
(HGB) dan Hak Pakai (HP)
6. Izin Lokasi
PERSYARATAN :
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 153
c. Informasi pertanahan lainnya,berupa:
Persyaratan
Permohonan
1. Ijin Lokasi
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 154
kepentingan umum yang dilaksanakan oleh Pemerintah atau Pemerintah
Daerah
Persyaratan:
Permohonan.
Permohonan
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 155
Peta areal tanah yang dimohonkan *)
Bukti perolehan tanah/alas hak (Akta Jual Beli, Pelepasan hak, Letter C,
SK Pelepasan Kawasan Hutan **), Daftar Rekapitulasi Perolehan Lahan
dan Peta Perolehan Lahan sesuai dengan alas hak*), Bukti Perolehan
Lainnya)
*) dalam bentuk cetak dan file elektronik dalam *dwg atau *shp. Pada
peta areal yang dimohon termasuk layer tanda batas yang sudah
terpasang sesuai daftar koordinat.
4. Penetapan Hak atas Tanah : Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan
(HGB) dan Hak Pakai (HP)
Permohonan.
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 156
Surat Pernyataan Tanah-Tanah yang dipunyai oleh Pemohon termasuk
tanah yang dimohon.
Permohonan.
6. Izin Lokasi
1. Ijin Lokasi diberikan untuk jangka waktu 3 tahun, tanpa ada batas luasan
Persyaratan:
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 157
Telah memperoleh Ijin Pertimbangan Teknis Pertanahan
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 158
BAGAN ALIR PENGUKURAN BIDANG TANAH
PTSP
KANTOR KEMENTERIAN
KANWIL ATR/
PEMOHON KABUPATEN/ ATR/BPN
BPN
KOTA
LOKET TIM SUPPORT
$
$
$
$ $ $
Dokumen lengkap
SPS Persetujuan Penerbitan SPS
Layanan Informasi
Bank dan Penerimaan Dokumen
(STTD)
Luas Pengukuran Luas Pengukuran 10 ha s.d. 1000 Ha Luas Pengukuran lebih dari 1000 Ha
sampai dengan 10 Ha (Pemohon harus hadir) (Pemohon harus hadir)
(Pemohon harus hadir)
Pemohon
Penyerahan Peta Bidang
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 159
BAGAN ALIR PEMBERIAN HAK GUNA USAHA
PTSP
KANTOR KEMENTERIAN
KANWIL ATR/
PEMOHON KABUPATEN/ ATR/BPN
BPN
KOTA
LOKET TIM SUPPORT
(1 hari)
Penerimaan Dokumen
$
$
$
Analisa Peta dan Dokumen
Dokumen Permohonan Permohonan Permohonan
(4 hari) Analisa Data dan
(1 hari) Penghitungan Biaya
Dokumen lengkap
SPS
$
Pengantar
Bank
Layanan Informasi
dan Penerimaan Dokumen
(STTD) Penerbitan Surat Keputusan Menteri
Luasan lebih dari 200 ha s.d. 1000 ha
(50 hari)
Pemeriksaan Tanah dan Penerbitan Surat Keputusan Menteri
Pengolahan Data Luasan lebih dari 1.000 ha s.d 3.000 ha
(60 hari)
Penerbitan Surat Keputusan Menteri
Luasan lebih dari 3.000 ha s.d 6.000 ha
(80 hari)
Penerbitan Surat Keputusan Menteri
Penerbitan Surat Keputusan KaKanwil Luasan lebih dari 6.000 ha
Luasan sampai dengan 200 ha (90 hari)
(30 hari)
Dokumen Permohonan
Penyerahan SK
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 160
BAGAN ALIR PEMBERIAN HAK GUNA BANGUNAN/HAK PAKAI
PTSP
KANTOR KEMENTERIAN
KANWIL ATR/
PEMOHON KABUPATEN/ ATR/BPN
BPN
KOTA
LOKET TIM SUPPORT
$
$
$
$ $ $
Layanan Informasi
Bank dan Penerimaan Dokumen
(STTD)
Penerimaan berkas,
Pengolahan data dan
Risalah Pemeriksaan Data Fisik Pengantar
dan Yuridis
Penerbitan Surat Keputusan Kakan Penerbitan Surat Keputusan KaKanwil Penerbitan Surat Keputusan Menteri
Luasan s/d 2 ha Luasan lebih dari 2 ha s/d 15 ha Luasan lebih dari 15 ha
(20 hari) (30 hari) (50 hari)
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 161
BAGAN ALIR PENDAFTARAN KEPUTUSAN HAK ATAS TANAH
PTSP
KANTOR KEMENTERIAN
KANWIL ATR/
PEMOHON KABUPATEN/ ATR/BPN
BPN
KOYA
LOKET TIM SUPPORT
$
$
$
(1 hari) Konfirmasi
Penerimaan Dokumen
Dokumen Permohonan Penghitungan Biaya dan Persetujuan Penerbitan SPS
Permohonan
Penerbitan SPS
(1 hari)
Dokumen lengkap
SPS
Pembayaran PNBP
Layanan Informasi
Bank dan Penerimaan Dokumen
(STTD)
Pemohon
Penyerahan Sertipikat
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 162
BAB III
BAGIAN VI
Secara terminologi peraturan, yang dimaksud dengan NIK atau Nomor Identitas
Kepabeanan adalah nomor identitas yang bersifat pribadi yang diberikan oleh
DJBC kepada Pengguna Jasa yang telah melakukan registrasi untuk mengakses
atau berhubungan dengan sistem kepabeanan yang menggunakan teknologi
informasi maupun secara manual. Pengguna jasa dalam hal ini bisa berupa
Importir, Eksportir, Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK), dan
Pengangkut.
Dasar hukum dari registrasi kepabeanan yang bermuara pada NIK ini adalah
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.04/2014 tentang Registrasi
Kepabeanan, yang kemudian diatur petunjuk pelaksanaannya oleh Direktur
Jenderal Bea dan Cukai melalui Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor PER-10/BC/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Registrasi Kepabeanan.
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 163
dan kemudian mengirimkan kembali formulir beserta lampiran yang
dipersyaratkan juga melalui sistem aplikasi tersebut.
Selanjutnya, terhadap formulir isian dan lampiran yang telah dikirimkan tersebut
akan dilakukan penilaian administrasi dan penilaian data registrasi oleh Pejabat
Bea dan Cukai. Guna mengoptimalkan proses penilaian registrasi kepabeanan,
sangat direkomendasikan untuk melengkapi pengajuan NIK dengan dokumen
tambahan sebagai berikut:
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 164
7. SIUP PT Lokal atau Pendaftaran BKPM/Izin Prinsip/IUT Perusahaan PMA
8. TDP Perusahaan.
10. Untuk ExportPEB untuk Export atau salah satu nama barang export.
12. KTP dan NPWP Direksi (Pengurus Perusahaan yg ada di Akte Terakhir).
15. Contoh salah satu sama barang yag akan di Import atau export dan HS
Barang.
Jurnal Pembelian.
Dalam hal pengguna jasa menerima TTP-RK, Direktur atau kepala kantor akan
memberikan persetujuan atau penolakan dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja,
sebaliknya jika pengguna jasa menerima TPP-RK, maka harus mengulangi
proses untuk mendapatkan TTP-RK. Bilamana registrasi kepabeanan disetujui,
maka Direktur atau Kepala Kantor akan menerbitkan NIK.
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 165
TTP-RK, TPP-RK, Persetujuan, Penolakan atau Surat Pemberitahuan NIK dapat
diterima oleh pengguna jasa melalui Sistem Aplikasi Registrasi Kepabeanan atau
jasa pengiriman surat.
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 166
BAB III
BAGIAN VII
3. UKL-UPL
Untuk kegiatan yang tidak termasuk dalam kegiatan diatas, wajib menyusun
dokumen lingkungan UKL/UPL.
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 167
Kewenangan penerbitan Izin Lingkungan dan Penilaian ANDAL dan RKL/RPL
terbagi-bagi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan
ketentuan sebagai berikut:
Penilaian dan Penerbitan Ijin Lingkungan ANDAL, RKL- RPL oleh KPA Pusat
untuk eksploitasi atau operasi produksi batubara dan EBT yang berlokasi di
kawasan hutan lindung;
Ketenagalistrikan yaitu:
b. Pembangunan:
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 168
PERSYARATAN IZIN LINGKUNGAN:
3. Dokumen AMDAL
Draft Andal
Draft RKL-RPL
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 169
Setelah kegiatan memasuki tahapan operasi, pengembang IPP wajib
memiliki izin terkait Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
meliputi perizinan:
Izin pembuangan air limbah ke sungai/laut
Izin penyimpanan sementara limbah B3
Izin pengumpulan
Izin pengangkutan
Izin pemanfaatan
Izin pengolahan
Izin penimbunan
Izin dumping ke laut
Izin venting ke udara
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 170
BAB III
BAGIAN VIII
A. Definisi
Terminal Khusus adalah terminal yang terletak di luar Daerah
Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan
yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat untuk melayani
kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 171
Kepentingan Sendiri adalah terbatas pada kegiatan lalu lintas kapal
atau turun naik penumpang atau bongkar muat barang berupa
bahan baku, hasil produksi sesuai dengan jenis usaha pokoknya.
B. TERMINAL KHUSUS
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 172
Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan
tertentu, digunakan untuk:
a. lapangan penumpukan;
Persyaratannya mencakup :
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 173
a. Salinan surat izin'usaha pokok dari instansi terkait;
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 174
Contoh Surat Permohonan Penetapan Lokasi Terminal Khusus
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 175
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 176
B.3 Persyaratan Dokumen Permohonan Izin Pembangunan dan
Persyaratan Administrasi
Persyaratan Teknis
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 177
aspek ekonomi yang berisi tentang efisiensi
dibangunnya terminal khusus dan aspek lingkungan;
dan
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 178
Permohonan Izin Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Khusus
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 179
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 180
Penjelasan :
rencana alur-pelayaran;
kolam pelabuhan;
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 181
C. Permohonan Persetujuan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri
Sendiri
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 182
d. Bukti penguasaan tanah;
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 183
Permohonan Izin Pengelolaan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 184
Penjelasan:
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 185
3. menyediakan alat bongkar muat barang;
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 186
D. IZIN SARANA BANTU NAVIGASI
Administrasi
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 188
f. izin pengerukan untuk kegiatan pengerukan;
Teknis
Durasi :
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 189
E. Perizinan lain terkait Pembangunan dan Pengoperasian Terminal
Khusus dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri
1. penahan gelombang
Persyaratan:
NPWP
SKDP
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 190
2) Pemenuhan Persyaratan Teknis, meliputi:
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 191
Dalam hasil penerlitian telah terpenuhi maka Dirjen Perhubungan
menyampaikan hasil penelitian kepada Menteri. Selanjutnya
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Dirjen, Menteri dalam
jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja menerbitkan izin pengerukan.
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 192
hasil studi analisis mengenai dampak lingkungan atau sesuai
ketentuan yang berlaku.
3) Surat pernyataan bahwa pekerjaan reklamasi akan dilakukan oleh
perusahaan yang memiliki izin usaha serta mempunyai
kemampuan dan kompetensi untuk melakukan reklamasi;
4) Rekomendasi dari syahbandar setempat berkoordinasi dengan
Kantor Distrik Navigasi setempat terhadap aspek keselamatan
pelayaran setelah mendapat pertimbangan dari Kepala Kantor
Distrik Navigasi setempat; dan
5) Rekomendasi dari Otoritas Pelabuhan atau Unit Penyelenggara
Pelabuhan dari pelabuhan setempat akan kesesuaian dengan
Rencana Induk Pelabuhan bagi pekerjaan reklamasi yang berada
di dalam Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan
Kepentingan pelabuhan; atau
6) Rekomendasi dari bupati/walikota setempat akan kesesuaian
dengan rencana umum tata ruang wilayah kabupaten/kota yang
bersangkutan bagi pekerjaan reklamasi di wilayah perairan
terminal khusus.
Prosedur:
Berdasarkan permononan, Dirjen Perhubungan melakukan penelitian
atas persyaratan permohonan izin reklamasi dalam jangka waktu
paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak diterima permohonan
secara lengkap.
Dalam hal berdasarkan hasil penelitian persyaratan telah terpenuhi,
Direktur Jenderal menyampaikan hasil penelitan kepada Menteri.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Direktur Jenderal, Menteri
dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari menerbitkan izin
reklamasi.
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 193
E.3. Izin Mendirikan Bangunan
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 194
PEDOMAN INVESTASI DAN TATA CARA PERIZINAN INDEPENDENT POWER PRODUCER UNTUK PEMBANGUNAN PLTU 195