Anda di halaman 1dari 14

PROJECT MEGATRON

LEGAL DUE DILIGENCE


PERJANJIAN PEMBELIAN TENAGA LISTRIK
Acuan Dokumen:

Judul Dokumen

Bal AII.1

Reviewed by FA

Tanggal Periksa:

28 April 2015

Perjanjian Pembelian Tenaga Listrik PLTD MFO (DMN)


50 MW Pesanggaran
No. PT IP: 29.PJ/061/IP/2010
No. JO Wika MPK: 001/PJ/.JOWM-IP/V/2010

Para Pihak

PT Indonesia Power sebagai Pembeli (PT IP);

Joint Operation Wijaya Karya Mirlindo Padu


Kencana sebagai Penjual (JO Wika-MPK)

Tanggal Perjanjian

06 Mei 2010

Jangka Waktu Perjanjian

Berlaku sejak tanggal 11 September 2009 (tanggal


diterbitkannya Surat Keputusan Pemenang/SKP) untuk
jangka waktu 8 tahun terhitung sejak Tanggal
Pengoperasian Komersial (COD) yang akan berakhir
tanggal [___________].
COD dimulai sejak tanggal [?]

Perpanjangan
Perjanjian

Waktu Tidak diatur

Maksud dan Tujuan

PT IP telah menunjuk JO Wika-MPK dalam suatu proses


lelang untuk membangun dan mengoperasikan:

PLTD berbahan bakar MFO dengan kapasitas 50 MW


yang berlokasi di: Jl. By Pass I Gusti Ngurah Rai No.
535, Pesangagran, Bali (Pembangkit) dan
fasilitasnya yang terdiri dari Fasilitas Interkoneksi
Listrik dan Titik Interkoneksi (Pembangkit dan
fasilitasnya disebut Proyek).

Perjanjian ini mengatur hal-hal berikut:

Implementasi Proyek

Perancangan, pendanaan, pembangunan, dan


pengoperasian serta pemeliharaan Proyek oleh JO
Wika-MPK selama Jangka Waktu Perjanjian;

Penjualan tenaga listrik yang dihasilkan


Pembangkit dari JO Wika MPK kepada PT IP;

Menyerahkan kepemilikan dan operasional Proyek


kepada PT IP sesuai dengan Hak Opsi pada akhir
masa Perjanjian.

oleh

Dalam rangka implementasi Proyek, pembagian tugas


di antara para pihak diatur sebagai berikut:

Tanggung Jawab JO Wika-MPK:


(i)

memiliki Kontrak Konstruksi, Perjanjian


Pemasok, Kontrak Spare Part Jangka Panjang
dan perjanjian terkait lainnya;

(ii)

Merancang,
engineering,
pasokan
dan
konstruksi Proyek sesuai ketentuan Apendiks
A dan Apendiks B;

(iii)

Membiayai Proyek;

(iv)

Mengoperasikan
Pembangkit;

(v)

Mengurus semua perizinan dan memperoleh


persetujuan dari Pemerintah sebagaimana
yang dirinci dalam Apendiks Q, Kecuali
AMDAL dan IUKU/IUPTL;

(vi)

Mengurus izin kerja dan ketenagakerjaan,


visa-visa dan lainnya bagi seluruh tenaga
kerja yang terlibat dalam Proyek;

(vii)

Melakukan pengamanan Site setelah adanya


penyerahan (atas dasar sewa ekslusif) dari
PT IP (sebagai pemilik lahan) kepada JO
Wika-MPK (pihak penyewa lahan dengan Hak
Pengelolaan Lahan dalam Apendiks T);

(viii)

Mendapatkan izin untuk menggunakan Site


untuk pemasangan trafo dan switch yard;

(ix)

Pemberian Bank Garansi kepada PT IP untuk


menjamin pelaksanaan kegiatan konstruksi
(jaminan pelaksanaan) yang berlaku hingga
60 hari setelah Tanggal Pengoperasian
Komersial (COD);

(x)

Pemberian Bank Garansi kepada PT IP untuk


menjamin pelaksanaan operasi yang berlaku
selama Jangka Waktu Perjanjian.

dan

pemeliharaan

Catatan:
SKP hanya ditetapkan jaminan pelaksanaan
konstruksi saja, namun dalam Perjanjian ini
JO Wika-MPK juga diwajibkan memberikan
jaminan pelaksanaan untuk masa operasi.
Tanggung Jawab PT IP:
(i)

Menyediakan izin-izin yang diperlukan


sesuai rincian Apendiks Q;

(ii)

Membantu JO Wika_MPK dalam rangka


pengurusan izin-izin yang diperlukan;

(iii)

Memperoleh Persetujuan dari Pemerintah


yang diperlukan dengan menggunakan
nama PT IP sesuai rincian dalam Apendiks Q;

page 2

(iv)

Membantu JO Wika-MPK dalam proses


pendanaan atau refinancing atas Proyek;

(v)

Memberikan Hak Pengelolaan kepada JO


Wika-MPK sesuai ketentuan dalam Apendiks
T dan memberikan akses yang diperlukan ke
wilayah-wilayah yang dimiliki PT IP dalam
rangka
pembangunan,
pemasangan
Pembangkit
dan
pengoperasian
serta
pemeliharaan Pembangkit;

(vi)

Mendapatkan izin dan akses bagi JO WikaMPK untuk menggunakan area switch yard
untuk pemasangan Fasilitas Interkoneksi.

Catatan:

Konstruksi, Start up dan


Komisioning Proyek

1.

Apakah BG/Jaminan Pelaksanaan selama


masa konstruksi sudah ditarik kembali oleh
JO Wika-MPK?

2.

Perlu melihat Apendiks Q terkait izin-izin apa


saja yang wajib diperoleh JO dan yang wajib
diperoleh PT IP.

3.

Perlu melihat ketentuan Apendiks T terkait


pemberian Hak Pengelolaan atas Site kepada
JO Wika MPK dan Apendiks W terkait
Perjanjian Sewa Lahan

Konstruksi wajib dimulai JO Wika MPK sejak


diterbitkan surat izin pelaksanaan kegiatan oleh PT IP
(Tanggal Mulai Konstruksi)
Catatan:
Sesuai informasi Klien, saat ini konstruksi Proyek telah
selesai dan telah berproduksi komersial sejak
[__________].
Dokumen bukti COD perlu diperiksa.

Operasi dan
Pemeliharaan

Hak Pengelolaan Lahan


-

Site (lahan yang digunakan) adalah milik PT IP


dan JO Wika MPK diberi Hak Pengelolaan
secara eksklusif sesuai ketentuan Apendiks T.

Sewa Penggunaan Lahan


Selama Jangka Waktu Perjanjian, pemanfaatan Site
oleh JO Wika-MPK dilakukan dengan sewa-menyewa
lahan berdasarkan Perjanjian Sewa Lahan.
Catatan:
Ringkasan Perjanjian Sewa Lahan sesuai Apendiks W
diuraikan tersendiri.
Komite Operasi
Dibentuk oleh Para Pihak terdiri dari 6 (enam) orang,
masing-masing 3 (tiga) orang dari PT IP dan 3 (tiga)
orang dari JO Wika-MPK dengan uraian tugas diatur

page 3

dalam Apendiks L.
Kewajiban Lingkungan

PT IP wajib memperoleh AMDAL atas Proyek.

JO Wika-MPK wajib mematuhi standar lingkungan


yang dirinci dalam Apendiks N serta ketentuan
lainnya terkait polusi.

Catatan:
1. Perlu dicek perizinan di bidang lingkungan serta
kepatuhan
terhadap
kewajiban
lingkungan
terutama
mengenai
emisi
dan
limbah
produksi/limbah B3.
Pengaturan Beban
Penghentian operasi Pembangkit dapat terjadi karena:

Penyediaan Bahan Bakar

Penjualan Tenaga Listrik

Penghentian terjadwal;

Penghentian karena pemeliharaan;

Penghentian darurat; dan

Penghentian pemeliharaan darurat.

Penyediaan MFO

Bahan
bakar
untuk
kebutuhan
operasi
Pembangkit wajib disediakan oleh PT IP.

Untuk menjamin pasokan bahan bakar bagi


Pembangkit, PT IP harus membuat Rencana
Pasokan Bahan Bakar, dan JO Wika MPK wajib
memberitahukan PT IP kebutuhan bahan bakar.

Bahan bakar yang digunakan adalah MFO


hingga
disepakati
bersama
dan
ada
pemberitahuan dari PT IP mengenai konversi
MFO ke Gas, dimana PT IP harus menjamin
ketersediaan Gas terlebih dahulu sebelum
konversi dilakukan.

Para Pihak segera menegosiasikan perubahan


Harga sebagai akibat dari modifikasi untuk
pelaksanaan konversi.

Penjualan dan Penyerahan Listrik

Setelah Tanggal Pengoperasian Komersial (COD)


JO Wika MPK wajib menjual menyerahkan
kepada PT IP yang wajib diambil dan dibelinya.

Penentuan listrik yang terjual adalah Net


Electrical
Outcome
(tenaga
listrik
yang
diserahkan dan diterima) di Titik Transaksi.

Sistem Metering
Tenaga

listrik

yang

diserahkan

page 4

akan

dihitung

berdasarkan pengukuran di Titik Transaksi dengan


Sistem Metering sesuai ketentuan Apendiks K.

Harga Listrik

Harga jual listrik didasarkan harga per kWh (kilo Watt


per hour) yang terdiri dari:
-

Komponen A = 288,1350 Rp/kWh

Komponen B = 94,5535 Rp/kWh

Komponen D = 31,1790 Rp/kWh

Komponen E = 32,4045 Rp/kWh

Harga akan disesuaikan mengikuti Nilai Tukar Mata


Uang Asing dengan formula perhitungan yang diatur
dalam Apendiks G Lampiran B.
Pembayaran Tagihan dan Tagihan dilakukan sesuai Periode Tagihan, yaitu:
Denda
(i)
Periode sejak Tanggal Pengoperasian Komersial
sampai dengan Hari terakhir dalam bulan
Kalender tersebut; atau
(ii)

Periode bulan Kalender; atau

(iii)

Periode sejak Hari pertama dalam bulan


terakhir selama Jangka Waktu sampai dengan
Hari terakhir pada bulan dalam Jangka Waktu;
atau

(iv)

Jika Perjanjian ini diakhiri lebih awal sesuai


dengan ketentuan di dalamnya, sejak Hari
pertama dalam bulan dimana Perjanjian ini
diakhiri sampai dengan pengakhiran.

Surat tagihan (invoice) harus diajukan tidak lebih dari


15 (lima belas) hari terakhir Periode Tagihan.
Jatuh Tempo Pembayaran:
Tagihan yang jatuh tempo akan dibayar paling lambat
30 hari setelah tagihan diterima oleh PT IP/Pembeli.
Perselisihan Tagihan
Apabila ada nilai tagihan yang diperselisihkan, maka
akan diselesaikan melalui mekanisme penyelesaian
sengketa sesuai ketentuan Pasal 18, yaitu:
1. Tahap pertama melalui musyawarah mufakat;
2. Tahap kedua, menunjuk Ahli, jika musyawarah
dan mufakat tidak terjadi.
Keputusan yang
dibuat Ahli bersifat final dan mengikat.
3. Tahap terakhir, melalui forum arbitrase apabila
Para Pihak gagal menunjuk Ahli, atau Ahli gagal
membuat keputusan, di BANI.
Pembeli tetap wajib membayar tagihan yang tidak

page 5

diperselisihkan sementara perselisihan tagihan masih


belum mencapai kesepakatan.
Denda
Harga listrik berdasarkan Net Electrical Outcome
setelah dibayar dipotong Denda SFC (Specific Fuel
Consumption) yaitu apabila SFC Pembangkit lebih
besar daripada SFC maksimum yang telah disepakati.

Penyesuaian Retroaktif

Apabila terjadi:
(i)

kerusakan pada Sistem Metering; atau

(ii)

Sistem Metering gagal mencatat; atau

(iii)

Penyimpangan
pengukuran
Sistem
(setelah dilakukan pengujian) lebih dari
0,2%, maka

Harus dilakukan penyesuaian penghitungan.


PT IP akan membayar JO Wika-MPK atau sebaliknya
(mana yang mungkin terjadi) selisih atas nilai
terhutang yang timbul dari jumlah listrik yang telah
tersalurkan (Net Electrical Outcome).
Kewajiban
Para Pihak

Kewajiban

Kewajiban Pembeli/PT IP:


(i)

Menyediakan bahan bakar yang dibutuhkan


Pembangkit;

(ii)

Memperoleh perizinan yang diperlukan yaitu:


a. AMDAL;
b. Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk Umum
(IUKU) atau IUPTL (Izin Usaha Pembangkit
Tenaga Listrik).

Kewajiban Penjual/JO Wika-MPK:


Wajib memperoleh semua izin dan persetujuan yang
diperlukan sehubungan dengan pembangunan dan
pengoperasian Proyek yang diuraikan dalam Apendiks
Q.
Asuransi
Pertanggungan

dan

JO Wika MPK diwajibkan untuk menutup asuransi


terhadap
segala
resiko
yang
timbul
dari
pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan
Proyek yang meliputi sekurang-kurangnya:
1. Asuransi Construction/Erection All Risks (C/EAR)

Coverage: perlindungan All Risk atas


kehilangan fisik atau kerusakan terhadap
pekerjaan permanen atau sementara
Pembangkit,
dengan
klausula
pembatasan/pengecualian dan sub-limit
standar.

Nilai Pertanggungan: kerugian maksimal


page 6

yang dapat ditaksir terhadap kerusakan


Pembangkit dengan memperhatikan sublimit yang sesuai.

Jangka waktu:
o

masa
konstruksi/komisioning,
selambat-lambatnya
sejak
kemajuan konstruksi sebesar 25%
hingga COD.

Masa pemeliharaan konstruksi


sesuai
syarat-syarat
kontrak
konstruksi yang dimiliki JO Wika
MPK dengan kontraktor.

2. Asuransi Marine Cargo

Coverage: perlindungan dan kehilangan fisik


atau kerusakan atas material-material,
peralatan-peralatan dan perlengkapan untuk
konstruksi atau diangkut ke Site.

Nilai pertanggungan: nilai yang sama


dengan 110% nilai CIF dari materialmaterial,
perlengkapan-perlengkapan
dengan memperhatikan batasan-batasan
yang berlaku sebelum pengangkutan.

Jangka
waktu:
selambat-lambatnya
dicapainya kemajuan konstruksi Proyek
sebesar 25% yang disepakati hingga
berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian.

3. Asuransi
All
Breakdown

Risks

Property/Machinery

Coverage:
o

kehilangan, kerusakan atau kerugian


yang disebabkan oleh angin topan,
badai, gempa bumi, banjir, tanah
longsor dan bencana alam lainnya
(act of God), huru hara, gangguan,
demonstrasi, sabotase dan gangguangangguan social lainnya; dan

asuransi
lain
untuk
kehilangan
fisik
atau
Pembangkit.

melindungi
kerusakan

Nilai pertanggungan: tidak kurang dari nilai


maksimal
yang
dapat
ditaksir
atas
Pembangkit dengan memperhatikan klausula
pembatasan khusus yang berlaku.

Jangka waktu: dari COD sampai berakhirnya

page 7

Jangka Waktu Perjanjian.


4. Asuransi Comprehensive General Liability

Coverage:
perlindungan
atas
tanggungjawab
hukum
terhadap
kerusakan harta atau fisik pihak ketiga
dan terhadap PT IP yang timbul karena
konstruksi Pembangkit dan kepemilikan,
operasi dan pemeliharaan Pembangkit
oleh JO Wika-MPK.

Nilai penanggunan:
minimal
10.000.000 setiap kejadian

Jangka waktu: selambat-lambatnya sejak


tercapainya kemajuan konstruksi Proyek
sebesar 25% yang disepakati oleh Para
Pihak hingga berakhirnya Jangka Waktu
Perjanjian.

US$

5. Asuransi Workers Compensation

Coverage: seperti yang disyaratkan oleh


ketentuan hukum Indonesia

Nilai penanggungan: sesuai dengan


ketentuan yang diatur dengan hukum
dan peraturan yang berlaku.

Jangka waktu: selambat-lambatnya sejak


dari tercapainya kemajuan konstruksi
Proyek 25% dari yang disepakati oleh
Para Pihak hingga berakhirnya Jangka
Waktu Perjanjian.

Catatan:
1. Perlu diklarifikasi apakah JO Wika-MPK sudah
menutup
jenis-jenis
asuransi
yang
dipersyaratkan?
2. Perlu diperiksa polis dan sertifikat dari tiap-tiap
asuransi yang sudah dimiliki.
Tanggung
Jawab
Ganti Kerugian

dan Tanggung Jawab JO Wika-MPK/Penjual:


(i)

menanggung setiap resiko yang timbul


dari kegiatan Pembangkit termasuk
dampak lingkungan (tapi tidak termasuk
akibat pengelolaan limbah pembangkit
yang dihasilkan PT IP atau kontraktor
yang ditunjuknya);

(ii)

kerugian
personal
atau
karyawan atau kontraktor
MPK/Penjual; dan

(iii)

segala kerugian atau kehilangan barangbarang yang dioperasikan, dimiliki atau

page 8

kematian
JO Wika-

disewa JO Wika-MPK,
kontraktornya;
(iv)

karyawan

atau

membebaskan
PT
IP/Pembeli
dari
tanggungjawab terhadap klaim pihak
manapun termasuk gugatan kepada JO
Wika-MPK dan pemegang saham, direksi,
komisaris, karyawan dan kontaraktornya
sehubungan
dengan
kerugian
atau
tuntutan ganti rugi.

Tanggungjawab PT IP/Pembeli:
(i)

menanggung setiap resiko yang timbul


dari kegiatan pembangkit milik PT IP
sendiri termasuk dampak lingkungan;
dan

(ii)

kerugian personal atau kematian


karyawan atau kontraktor PT IP/Pembeli;
dan

(iii)

segala kerugian atau kehilangan


barang-barang
yang dioperasikan,
dimiliki atau disewa PT IP/Pembeli,
karyawan atau kontraktornya;

(iv)

membebaskan JO Wika-MPK/Penjual dari


tanggungjawab terhadap klaim pihak
manapun termasuk gugatan kepada PT
IP/Pembeli
dan
pemegang
saham,
direksi,
komisaris,
karyawan
dan
kontaraktornya
sehubungan
dengan
kerugian atau tuntutan ganti rugi.

Pemberian Ganti Rugi Oleh JO Wika-MPK/Penjual:


JO Wika-MPK/Penjual akan menanggung kerugian atau
memberikan ganti rugi atas:
(i)

kerugian atau kerusakan properti, kematian


atau cidera dan semua biaya yang diderita
PT IP/Pembeli; atau

(ii)

karena gugatan ganti rugi kepada PT IP


selama Jangka Waktu Perjanjian yang
ditimbulkan oleh pekerjaan rancangan,
pembangunan,
pengoperasian,
pemeliharaan Pembangkit dan sebelum
penyerahan Pembangkit kepada PT IP atau
yang timbul karena kelalaian JO Wika-MPK
atau kontraktornya.

Dengan batasan, tanggungjawab ganti rugi tersebut


tidak meliputi kejadian yang timbul karena atau
disebabkan karena kelalaian PT IP atau kegagalan PT
IP dalam mengambil langkah-langkah yang layak
untuk mengurangi timbulnya resiko.

page 9

Pemberian Ganti Rugi oleh PT IP/Pembeli:


PT IP/Pembeli akan menanggung
memberikan ganti rugi atas:

kerugian

atau

(i)

kerugian atau kerusakan properti, kematian


atau cidera dan semua biaya yang diderita
JO Wika-MPK /Penjual; atau

(iii)

karena gugatan ganti rugi kepada JO WikaMPK selama Jangka Waktu Perjanjian yang
ditimbulkan oleh pekerjaan rancangan,
pembangunan,
pengoperasian,
pemeliharaan fasilitas yang dimiliki PT IP di
atas lahan yang disewakan secara eksklusif
kepada JO Wika-MPK dan yang terjadi karena
adanya pembayaran kepada JO WikaMPK/Penjual.

Dengan batasan, tanggungjawab ganti rugi tersebut


tidak meliputi kejadian yang timbul karena atau
disebabkan karena kelalaian JO Wika-MPK/Penjual atau
kegagalan JO Wika-MPK/Penjual dalam mengambil
langkah-langkah yang layak untuk mengurangi
timbulnya resiko.

Keadaan Kahar

Bentuk Keadaan Kahar:


jenis standar
dengan:

keadaan

kahar

berlaku

ditambah

(i)

tindakan penolakan atau keterlambatan


Pemerintah Republik Indonesia dalam hal
memberikan izin-izin atau persetujuan;

(ii)

perubahan
Pemerintah;

(iii)

perubahan spesifikasi teknis dari PLN yang


terjadi 1 tahun setelah COD.

peraturan

atau

kebijakan

Akibat terjadinya keadaan kahar:


1. apabila mempengaruhi kemampuan Pembeli
dan/atau Penjual untuk menerima listrik, maka:

Pengakhiran Perjanjian

(i)

kewajiban jual beli listrik tetap dilakukan


sesuai kemampuan masing-masing atau
memberikan
pengecualian
hingga
Pembeli/Penjual mampu menerima datau
menyerahkan listrik sesuai Perjanjian ini;
dan

(ii)

Memperpanjang Jangka Waktu sesuai


dengan periode yang dimulai dengan
keadaan kahar hingga terlaksananya
kewajiban salah satu Pihak yang tertunda
akibat keadaan kahar.

Perjanjian dapat diakhiri karena adanya peristiwa


page 10

kelalaian/cidera janji yang dapat diperbaiki oleh:


Penjual:
(1) Tidak memulai kegiatan Proyek terhitung 90
hari sejak Tanggal Mulai Konstruksi
(2) Tidak berhasil mencapai COD setelah 500 hari
dari rencana COD
(3) Meninggalkan sebagian
pekerjaan konstruksi

atau

keseluruhan

(4) Sengaja tidak mengoperasikan Pembangkit


sesuai ketentuan Perjanjian terus menerus
selama 7 hari atau lebih
(5) Lalai membayar kewajiban yang telah jatuh
tempo;
(6) Lalai
melaksanakan
kewajiban-kewajiban
material lainnya dalam Perjanjian ini kecuali
kejadian-kejadian (1) (5) di atas yang tidak
diperbaiki dalam jangka waktu 60 hari sejak
terjadinya kelalaian.
Atau terjadi kelalaian yang tidak dapat diperbaiki:
(1) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dinyatakan pailit,
insolvent, bubar atau dilikuidasi berdasarkan
keputusan RUPS atau berdasarkan putusan
pengadilan;
(2) Penunjukan pengurus, curator, likuidator atau
sejenisnya
Pembeli:
(1) Lalai untuk membayar kewajiban pembayaran
yang telah jatuh tempo dan wajib dibayar
dalam waktu 364 hari.
(2) Lalai
melaksanakan
kewajiban-kewajiban
material lainnya kecuali kelalaian dalam angka
(1) yang belum diperbaiki dalam jangka waktu
60 hari sejak terjadinya kelalaian.
Atau terjadi kelalaian yang tidak dapat diperbaiki:
(1) Pembeli dinyatakan pailit, insolvent, bubar atau
dilikuidasi berdasarkan keputusan RUPS atau
putusan pengadilan.
(2) Penunjukan pengurus, curator, likuidator atau
sejenisnya.
Akibat Lalai:

Kepada pihak yang lalai diberikan surat


peringatan
dan
wajib
melaksanakan
page 11

tindakan perbaikan dalam waktu 60 hari.


Dan pihak yang lalai wajib menyampaikan
rencana perbaikan sesegera mungkin dan
tidak lebih dari 30 hari sejak Surat
Peringatan diterima.

Apabila kelalaian tidak diperbaiki dalam


jangka waktu yang diberikan, satu Pihak
mengirimkan surat pengakhiran perjanjian
kepada pihak yang lalai yang menyatakan
tanggal pengakhiran yang berlaku setidaktidaknya 60 hari sejak Surat Pengakhiran
tersebut.

Selama jangka waktu tersebut, Para Pihak


masih dimungkinkan untuk mencari jalan
keluar
untuk
menyelesaikan
kelalaian
tersebut.

Jika tidak berhasil ditemukan jalan keluar,


maka pada akhir jangka waktu, Perjanjian ini
berakhir.

Ganti Rugi Tidak Langsung


Akibat Perjanjian berakhir, maka Para Pihak akan
bernegosiasi akibat/konsekuensi dari pengakhiran
Perjanjian
termasuk
kerugian
tidak
langsung
(consequential loss) yang akan diputuskan sesuai
ketentuan Pasal 18.1 dan 18.3, yaitu melalui putusan
BANI.

Pernyataan dan Jaminan

Standar pernyataan dan jaminan berlaku.

Penyelesaian Perselisihan

Penyelesaian perselisihan atau sengketa yang timbul


dilakukan secara bertahap melalui:

Pengalihan Perjanjian

(1)

Musyawarah dan mufakat;

(2)

Permintaan pendapat Ahli;

(3)

Forum arbitrase BANI, sesuai ketentuan Pasal


18.

(1)

Masing-masing pihak tidak dapat menjual,


mengalihkan (assignment) atau perbuatan
hukum lainnya yang merupakan pengalihan
hak-hak dan kewajiban yang dimiliki masingmasing tanpa terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan dari pihak lainnya.

(2)

JO Wika-MPK dapat menjadikan hak-hak dan


kepentingan yang timbul dari Perjanjian,
Dokumen Proyek lain, Proyek, harta bergerak
dan hak-hak kekayaan intelektual yang
page 12

dimiliki
JO
Wika-MPK/Penjual
pendapatan-pendapatan atau hak
atau harta lainnya yang dimiliki
sebagai jaminan.
(3)

Opsi Pembeli

atau
lainnya
Penjual

Pengalihan hak yang tidak sesuai dengan


ketentuan Pasal 19 Perjanjian dinyatakan
batal demi hukum dan tidak memiliki
kekuatan hukum yang mengikat.

Hak Opsi Pembeli:


(1)

PT IP/Pembeli memiliki opsi untuk membeli


seluruh kepemilikan JO Wika-MPK/Penjual atas
Proyek dan Penjual wajib untuk menjualnya,
termasuk
hak
dan
kewajiban
Penjual
berdasarkan Dokumen Proyek dengan harga
sebesar Rp.1000,-.

(2)

PT
IP/Pembeli
akan
memberitahukan
keputusan untuk menggunakan opsi membeli
tersebut kepada Penjual dalam jangka waktu
tidak kurang dari 180 hari sebelum
berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian.

Pengalihan Kepemilikan:
(1) Dengan dilaksanakannya opsi membeli, maka
kepemilikan Penjual atas Proyek beralih kepada
Pembeli termasuk:
(i)

Bahan baku material dan suku cadang;

(ii)

Hak kebendaaan yang bertubuh;

(iii)

Hak kebendaan yang tidak bertubuh atas


nama Penjual sehubungan dengan Proyek
termasuk paten, merk, aplikasi paten,
merek dagang, rahasia dagang, hak
cipta, know-how, formula rahasia dan hak
kekayaan intelektual lainnya;

(iv)

Site, segala bangunan dan tambahan


bangunan;

(v)

Catatan-catatan,
informasi;

(vi)

Seluruh rancangan, tes, hasil tes, dan


dokumen-dokumen yang dimaksud dalam
Pasal 5.5.;

(vii)

Seluruh jaminan atas peralatan, material


dan pekerjaan;

(viii)

Seluruh hak atas perjanjian dan polispolis asuransi;

(ix)

Seluruh pekerjaan yang masih berjalan


berdasarkan perjanjian dengan vendor,
penyedia
barang,
kontraktor,
subpage 13

data,

dokumen

dan

kontraktor;
(x)

Penjual akan membayar kepada Pembeli


seluruh jumlah terhutang (apabila ada)
yang wajib dibayar Penjual kepada
Pembeli berdasarkan Perjanjian ini dalam
waktu 30 hari;

(xi)

Pembeli akan membayar kepada Penjual


seluruh jumlah terhutang (apabila ada)
yang wajib dibayar Penjual kepada
Pembeli berdasarkan Perjanjian ini dalam
waktu 30 hari;

(xii)

Penjual akan melepaskan Pembeli dari


segala tuntutan terkait dengan hak, alas
hak,
kepentingan
Penjual
dan
kepemilikan Proyek.

page 14

Anda mungkin juga menyukai