Anda di halaman 1dari 20

SENGKETA, PEMUTUSAN

KONTRAK DAN
PEMBAYARAN PRESTASI

Disampaikan dalam
pjj pengendalian kontrak bagi ppk
K E TA
SE N G
PENGERTIAN SENGKETA

• Peraturan Kepala LKPP No. 4 Tahun 2016 tentang Layanan


Penyelesaian Sengketa Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(“Perka LKPP 4/2016”) pasal 1 angka (3) mendefinisikan
Sengketa Pengadaan sebagai perselisihan yang timbul dalam
pelaksanaan kontrak pengadaan barang/jasa pemerintah
antara pemilik pekerjaan dan pelaksana pekerjaan yang terikat
hubungan kontraktual dalam pengadaan barang/jasa
pemerintah
Menurut Peratuaran LKPP No. 18 tahun 2018
• tentang Layanan Penyellesaian Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa:
• Sengketa Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
yang selanjutnya disebut Sengketa Kontrak Pengadaan
adalah perselisihan yang timbul dimulai dari
penandatangan kontrak hingga berakhirnya kontrak
pengadaan barang/jasa pemerintah antara pemilik
pekerjaan dan pelaksana pekerjaan yang terikat
hubungan kontraktual dalam pengadaan barang/jasa
pemerintah
3 Kata kunci

1. perselisihan timbul dalam pelaksanaan kontrak


pengadaan barang/jasa pemerintah
2. Perselisihan tersebut terjadi antara pemilik pekerjaan
dengan pelaksana pekerjaan.
3. Antara pemilik dan pelaksana pekerjaan terikat
hubungan kontraktual dalam pengadaan barang/jasa
pemerintah
Penyebab sengketa

a. Perikatan, perjanjian yang dibuat karena adanya suatu hal yang melanggar
ketentuan undang-undang, peraturan, atau norma;
b. Adanya ketidaksanggupan yang dilakukan oleh salah satu pihak yang ada
dalam kontrak tersebut;
c. Adanya pihak yang melakukan pelanggaran terhadap perikatan, perjanjian
yang telah dibuat dan disepakati bersama;;
d. Adanya klaim dari salah satu pihak tentang suatu hal yang ada dalam kontrak
yang dipandang merugikan bagi dirinya.;
e. Dan hal lain
Dampak sengketa

1. Terhambatnya pencapaian hasil kontrak;


2.Munculnya potensi pelanggaran hukum;
3.Munculnya Wanprestasi
4.Pembengkakan biaya.
Cara menyelesaikan sengketa

a.1. Melalui Jalur Legitasi (jalur pengadilan)


b.2. Melalui Jalur Non Legitasi, seperti:
c. a. Konsultasi
d. b. Mediasi;
e. c. Konsiliasi;
f. d. Arbitrase
PEMUTUSAN
KONTRAK
pengertian
Tindakan yang dilakukan oleh pihak yang melakukan
perikatan (perjanjian) atau kontrak karena ada permasalahan
yang memerlukan tindakan untuk menghentikan dan tidak
melanjutkan lagi kegiatan yang disepakati. Dalam
hubungannya dengan kontrak, pemutusan dapat dilakukan
oleh Pejabat penandatanganan kontrak (seperti PPK) maupun
penyedia.
Dalam peraturan LKPP Nomor 8 tahun 2018 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia menjelaskan
bahwa Pemutusan Kontrak adalah tindakan yang dilakukan oleh
Pejabat Penandatangan Kontrak atau Penyedia untuk mengakhiri
berlakunya Kontrak karena alasan tertentu.
Terkait dengan hal tersebut, Pemutusan kontrak dilakukan sekurangkurangnya 14
(empat belas) hari kalender setelah PPK/Penyedia menyampaikan pemberitahuan
rencana Pemutusan Kontrak secara tertulis kepada Penyedia/PPK.
Pemutusan kontrak di luar sengketa
- Pemutusan kontrak karena persoalan di
luar kemampuan penyedia atau pejabat
penandatangan kontrak;
Pemutusan kontrak karena sengketa
- Pemutusan kontrak karena permsalahan
dari pelaksanaan kontrak atau
persengketaan .
Dua cara Pemutusan Kontrak :
1. Pemutusan Kontrak oleh Owner (pemilik perkerjaan)/PPK.
Dilakukan jika, Penyedia:
a. terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan
b. berada dalam keadaan pailit;
c. terbukti dikenakan Sanksi Daftar Hitam sebelum penandatanganan Kontrak;
d. Penyedia gagal memperbaiki kinerja setelah mendapat Surat Peringatan
Kontrak Kritis berturut-turut sebanyak 3 kali
e. Penyedia tidak mempertahankan berlakunya Jaminan Pelaksanaa
f. Penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan tidak
memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan
g. Kemungkinan tidak mampu menyelesaikan pekerjaan dengantambahan waktu
50 hari
h. diberi tambahan waktu 50 hari juga tidak bisa menyelesaikan
i. menghentikan pekerjaan selama 28 (dua puluh delapan) hari kalender, tidak tercantum
dalam kontrak dan tanpa sepngetahuajn pengewas awas pekerjaan atau
j. mengalihkan seluruh Kontrak bukan dikarenakan pergantian nama Penyedia.
Alasan pemutusan kontrak oleh penyedia : 
a. setelah mendapatkan persetujuan PPK, Pengawas
Pekerjaan memerintahkan Penyedia untuk menunda
pelaksanaan pekerjaan atau kelanjutan pekerjaan, dan
perintah tersebut tidak ditarik selama 28 hari kalender

b. PPK tidak menerbitkan Surat Permintaan Pembayaran


(SPP) untuk pembayaran tagihan angsuran sesuai
dengan yang disepakati  dalam SSKK
PEMBAYARAN KONTRAK/
PEMBAYARAN PRESTASI
BERAKHIRNYA KONTRAK
Kontrak berakhir apabila

a. pekerjaan telah selesai,

b. hak dan kewajiban para pihak yang terdapat dalam Kontrak sudah
terpenuhi.

c. Terpenuhinya hak dan kewajiban para pihak adalah terkait dengan


pembayaran yang seharusnya dilakukan akibat dari pelaksanaan
kontrak
PEMBAYARAN DAPAT DILAKUKAN
a. Mengacu ketentuan dalam Kontrak dan tidak boleh melebihi kemajuan hasil pekerjaan
yang telah dicapai dan diterima oleh Pejabat Penandatangan Kontrak.

b. Pembayaran dilakukan terhadap pekerjaan yang sudah terpasang, tidak termasuk


bahan/material dan peralatan yang ada di lokasi pekerjaan.

c. Pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan atau sistem termin atau pembayaran
secara sekaligus setelah kemajuan hasil pekerjaan dinyatakan diterima sesuai ketentuan
dalam Kontrak.

d. Pembayaran bulanan/termin dipotong angsuran uang muka, uang retensi (untuk pekerjaan
yang mensyaratkan masa pemeliharaan) dan pajak. Untuk pembayaran akhir, dapat
ditambahkan potongan denda apabila ada.

e. Untuk pekerjaan yang di subkontrakkan, permintaan pembayaran dilengkapi bukti


pembayaran kepada subpenyedia/subkontraktor sesuai dengan kemajuan hasil pekerjaan.
Pengecualian
pembayaran dapat dilakukan sebelum prestasi pekerjaan diterima/ terpasang untuk:

■ 1) Pengadaan Barang/Jasa yang karena sifatnya dibayar terlebih dahulu sebelum


Barang/Jasa diterima;

■ 2) pembayaran bahan/material dan/atau peralatan yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan
yang akan diserahterimakan, namun belum terpasang; atau

■ 3) pembayaran pekerjaan yang belum selesai 100% (serratus persen) pada saat batas akhir
pengajuan pembayaran dengan menyerahkan jaminan atas pembayaran.

a. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran termasuk


bentuk jaminan diatur oleh peraturan menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang keuangan negara.
Perpres No. 16 tahun 2018 tentang pembayaran

1. Pembayaran prestasi pekerjaan diberikan kepada Penyedia setelah dikurangi


angsuran pengembalian uang muka, retensi, dan denda.

2. Retensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebesar 5% (lima persen) digunakan
sebagai Jaminan Pemeliharaan Pekerjaan Konstruksi atau Jaminan Pemeliharaan
Jasa Lainnya yang membutuhkan masa pemeliharaan.

3. Dalam hal Penyedia menyerahkan sebagian pekerjaan kepada subkontraktor,


permintaan pembayaran harus dilengkapi bukti pembayaran kepada subkontraktor
sesuai dengan realisasi pekerjaannya.
1. Pembayaran prestasi pekerjaan dapat diberikan dalam bentuk:

a. pembayaran bulanan;

b. pembayaran berdasarkan tahapan penyelesaian pekerjaan/termin; atau

c. pembayaransecarasekaligussetelah penyelesaian pekerjaan.

2. Pembayaran dapat dilakukan sebelum prestasi pekerjaan untuk Pengadaan Barang/Jasa


yang karena sifatnya dilakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum barang/jasa diterima,
setelah Penyedia menyampaikan jaminan atas pembayaran yang akan dilakukan.

3. Pembayaran dapat dilakukan untuk peralatan dan/atau bahan yang belum terpasang yang
menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang berada di lokasi pekerjaan dan telah
dicantumkan dalam Kontrak.

4. Ketentuan mengenai pembayaran sebelum prestasi pekerjaan sebagaimana dimaksud pada


ayat (5) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai