BENTUK KONTRAK
SURAT PERJANJIAN
Untuk melaksanakan
Paket Pekerjaan Konstruksi: __________
Nomor: __________
[Jika Penyedia bukan berbentuk kemitraan/KSO maka kalimat pembukaan/komparisi
sebagai berikut:
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut Kontrak)
dibuat dan ditandatangani di __________ pada hari __________ tanggal __ bulan
__________ tahun ____________ [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf] antara
__________ [nama Kuasa Pengguna Anggaran], selaku Kuasa Pengguna Anggaran, yang
bertindak untuk dan atas nama __________ [nama satuan kerja Kuasa Pengguna
Anggaran], yang berkedudukan di __________ [alamat Kuasa Pengguna Anggaran],
berdasarkan Surat Keputusan _______________ [pejabat yang menandatangani SK
penetapan sebagai KPA] No _________________ [No. SK penetapan sebagai Kuasa
Pengguna Anggaran] (selanjutnya disebut KPA) dan __________ [nama wakil
Penyedia], __________ [jabatan wakil Penyedia], yang bertindak untuk dan atas nama
__________ [nama Penyedia], yang berkedudukan di __________ [alamat Penyedia],
berdasarkan Akta Notaris No. ___ [No. Akta notaris] tanggal ____________ [tanggal
penerbitan Akta] yang dikeluarkan oleh Notaris ______________ [nama Notaris penerbit
Akta] (selanjutnya disebut Penyedia).]
[Jika Penyedia berbentuk kemitraan/KSO maka kalimat pembukaan/komparisi sebagai
berikut:
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut Kontrak)
dibuat dan ditandatangani di __________ pada hari __________ tanggal __ bulan
__________ tahun ____________ [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf] antara
__________ [nama Kuasa Pengguna Anggaran], selaku Kuasa Pengguna Anggaran, yang
bertindak untuk dan atas nama __________ [nama satuan kerja Kuasa Pengguna
Anggaran], yang berkedudukan di __________ [alamat Kuasa Pengguna Anggaran],
berdasarkan Surat Keputusan _______________ [pejabat yang menandatangani SK
penetapan sebagai KPA] No _________________ [No. SK penetapan sebagai Kuasa
Pengguna Anggaran]
(selanjutnya disebut KPA) dan kemitraan/KSO yang
beranggotakan sebagai berikut:
1. _________________ [nama Penyedia 1];
2. _________________ [nama Penyedia 2];
..... dst
yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi dan tanggung renteng
atas semua kewajiban terhadap KPA berdasarkan Kontrak ini dan telah menunjuk
__________ [nama anggota kemitraan yang ditunjuk sebagai wakil kemitraan/KSO]
untuk bertindak atas nama Kemitraan yang berkedudukan di __________ [alamat
Penyedia wakil kemitraan], berdasarkan surat Perjanjian kemitraan/KSO No.
___________ tanggal ___________ (selanjutnya disebut Penyedia).]
MENGINGAT BAHWA:
(a) KPA telah meminta Penyedia untuk menyediakan Pekerjaan Konstruksi sebagaimana
diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak yang terlampir dalam Kontrak ini
(selanjutnya disebut Pekerjaan Konstruksi);
(b) Penyedia sebagaimana dinyatakan kepada KPA, memiliki keahlian profesional,
personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk menyediakan
Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;
(c) KPA dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak
ini, dan mengikat pihak yang diwakili;
(d) KPA dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak:
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan
kondisi yang terkait.
MAKA OLEH KARENA ITU, KPA dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui halhal sebagai berikut:
1. [untuk kontrak harga satuan atau kontrak gabungan harga satuan dan lump sum,
ditulis sebagai berikut:
total harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
yang diperoleh berdasarkan kuantitas dan harga satuan pekerjaan sebagaimana
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp________________
(_______________________ rupiah);]
[untuk kontrak lump sum, ditulis sebagai berikut:
total harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
adalah sebesar Rp________________ (_______________________ rupiah);]
2. peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang
sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
3. dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang tidak
terpisahkan dari Kontrak ini:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
4. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi
pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam
dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih
tinggi berdasarkan urutan hierarki pada angka 3 di atas;
5. Hak dan kewajiban timbal-balik KPA dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak yang
meliputi khususnya:
a. KPA mempunyai hak dan kewajiban untuk:
1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan
Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam Kontrak
yang telah ditetapkan kepada Penyedia;
b.
6. Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam
Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak dengan tanggal mulai dan penyelesaian
keseluruhan pekerjaan sebagaimana diatur dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus
Kontrak.
DENGAN DEMIKIAN, KPA dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak
ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia.
Untuk dan atas nama __________
KPA
[nama lengkap]
[jabatan]
[nama lengkap]
[jabatan]
SUMBER DANA: [sebagai contoh, cantumkan dibebankan atas DIPA __________ Tahun Anggaran ____
untuk mata anggaran kegaiatan __________
WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN: ___ (__________) hari kalender/bulan/tahun
NILAI PEKERJAAN
No.
Uraian
Pekerjaan
Kuantitas
Satuan
Ukuran
Subtotal (Rp)
Material
Upah
Total (Rp)
Jumlah
PPN 10%
NILAI
Terbilang :
INSTRUKSI KEPADA PENYEDIA: Penagihan hanya dapat dilakukan setelah penyelesaian pekerjaan yang
diperintahkan dalam SPK ini dan dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima. Jika pekerjaan tidak
dapat diselesaikan dalam jangka waktu pelaksanaan pekerjaan karena kesalahan atau kelalaian
penyedia maka penyedia berkewajiban untuk membayar denda kepada KPA sebesar 1/1000 (satu
per seribu) dari nilai SPK sebelum PPN setiap hari kalender keterlambatan. Selain tunduk kepada
ketentuan dalam SPK ini, penyedia berkewajiban untuk mematuhi Standar Ketentuan dan Syarat
Umum SPK terlampir.
Untuk dan atas nama __________
Kuasa Pengguna Anggaran
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk satuan
kerja Kuasa Pengguna Anggaran maka rekatkan
materai Rp 6.000,- )]
[nama lengkap]
[jabatan]
[nama lengkap]
[jabatan]
1.11
1.12
1.13
1.14
1.15
1.16
1.17
1.18
1.19
1.20
1.21
1.22
1.23
1.24
1.25
1.26
1.27
1.28
2. Penerapan
3. Bahasa dan
Hukum
3.1
3.2
4.1
4. Larangan
Korupsi,
Kolusi dan
Nepotisme
(KKN) serta
Penipuan
4.3
4.4
5. Asal Material/
Bahan
6. Korespondens
i
7. Wakil Sah
Para Pihak
4.5
5.1
5.2
6.1
6.2
8. Pembukuan
9. Perpajakan
10. Pengalihan
dan/atau
Subkontrak
10.1
10.2
10.3
Subkontrak
sebagian
pekerjaan
utama
hanya
diperbolehkan
kepada
Penyedia
spesialis
setelah
persetujuan tertulis dari KPA. Penyedia tetap bertanggung
jawab atas bagian pekerjaan yang disubkontrakkan.
10.4
sebagian
11. Pengabaian
12. Penyedia
Mandiri
13. Kemitraan/KSO Kemitraan/KSO memberi kuasa kepada salah satu anggota yang
disebut dalam Surat Perjanjian untuk bertindak atas nama
Kemitraan/KSO dalam pelaksanaan hak dan kewajiban terhadap
KPA berdasarkan Kontrak ini.
14. Pengawasan
Pelaksanaan
Pekerjaan
14.1
15. Persetujuan
Pengawas
Pekerjaan
untuk
mengawasi
14.2
15.1
15.2
16. Perintah
17. Penemuanpenemuan
18. Akses ke
Lokasi Kerja
19.1
19.2
19.3
19.4
20.1
20.2
Jika dalam pemeriksaan lapangan bersama ditemukan halhal yang dapat mengakibatkan perubahan isi Kontrak maka
perubahan tersebut harus dituangkan dalam adendum
Kontrak.
20.3
22.1
22.2
22.3
22.4
23. Rapat
Persiapan
Pelaksanaan
Kontrak
24. Mobilisasi
25. Pemeriksaan
Bersama
22.5
Pemutakhiran
program
mutu
harus menunjukkan
perkembangan kemajuan setiap pekerjaan dan dampaknya
terhadap penjadwalan sisa pekerjaan, termasuk perubahan
terhadap urutan pekerjaan. Pemutakhiran program mutu
harus mendapatkan persetujuan KPA.
22.6
23.1
23.2
24.1
24.2
24.3
25.1
25.2
25.3
25.4
26.1
26.2
26.3
26.4
27. Perpanjangan
Waktu
27.1
27.2
dijadikan
alasan
Penyelesaian.
28. Penundaan
oleh
Pengawas
Pekerjaan
29. Rapat
Pemantauan
30. Peringatan
Dini
untuk
memperpanjang
Tanggal
Pengawas
Pekerjaan
atau
penyedia
dapat
menyelenggarakan rapat pemantauan, dan meminta satu
sama lain untuk menghadiri rapat tersebut. Rapat
pemantauan
diselenggarakan
untuk
membahas
perkembangan pekerjaan dan perencanaaan atas sisa
pekerjaan serta untuk menindaklanjuti peringatan dini.
29.2
29.3
30.1
30.2
31.1
31.2
31.3
31.5
31.6
31.7
Setelah
masa
pemeliharaan
berakhir,
penyedia
mengajukan permintaan secara tertulis kepada KPA untuk
penyerahan akhir pekerjaan.
31.8
31.9
Apabila
penyedia
tidak
melaksanakan
kewajiban
pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka KPA berhak
menggunakan
uang
retensi
untuk
membiayai
perbaikan/pemeliharaan
atau
mencairkan
Jaminan
Pemeliharaan.
maka
umur
32. Pengambilaliha
KPA akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam jangka
waktu
tertentu
setelah
dikeluarkan surat
keterangan
selesai/pengakhiran pekerjaan.
33. Pedoman
Pengoperasia
n dan
Perawatan
33.1
33.2
Apabila
penyedia
tidak
memberikan
pedoman
pengoperasian dan perawatan, KPA berhak menahan uang
retensi atau Jaminan Pemeliharaan.
B.4 Adendum
34. Perubahan
Kontrak
35. Perubahan
Lingkup
Pekerjaan
36. Perubahan
Jadwal
Pelaksanaan
Pekerjaan
34.1
34.2
34.3
35.1
35.2
35.3
35.4
36.1
36.3
36.4
KPA
dapat
menugaskan
Panitia/Pejabat
Peneliti
Pelaksanaan Kontrak untuk meneliti kelayakan usulan
perpanjangan waktu pelaksanaan.
36.5
37.1
37.2
37.3
37.4
37.5
37.6
38.1
38.2
38.3
38.4
Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab UndangUndang Hukum Perdata, pemutusan Kontrak melalui
pemberitahuan tertulis dapat dilakukan apabila:
a. penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan
kewajibannya dan tidak memperbaiki kelalaiannya
dalam jangka waktu yang telah ditetapkan;
b. penyedia tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan, tidak
memulai pelaksanaan pekerjaan;
c. penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 (dua puluh
delapan) hari dan penghentian ini tidak tercantum
dalam program mutu serta tanpa persetujuan Pengawas
Pekerjaan;
d. penyedia berada dalam keadaan pailit;
e. penyedia selama Masa Kontrak gagal memperbaiki Cacat
Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh KPA;
f. penyedia tidak mempertahankan keberlakuan Jaminan
Pelaksanaan;
g. denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat
kesalahan penyedia sudah melampaui 5% (lima
perseratus) dari nilai Kontrak dan KPA menilai bahwa
Penyedia tidak akan sanggup menyelesaikan sisa
pekerjaan;
h. Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk
menunda pelaksanaan atau kelanjutan pekerjaan, dan
perintah tersebut tidak ditarik selama 28 (dua puluh
delapan) hari;
i. KPA tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan
angsuran sesuai dengan yang disepakati sebagaimana
tercantum dalam SSKK;
j. penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau
pemalsuan dalam proses Pengadaan yang diputuskan
oleh instansi yang berwenang; dan/atau
k. pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan
KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam
pelaksanaan pengadaan dinyatakan benar oleh instansi
yang berwenang.
39. Peninggalan
38.5
38.6
41. Penggunaan
DokumenDokumen
Kontrak dan
Informasi
40.1
40.2
Penyedia
tidak
diperkenankan
menggunakan
dan
menginformasikan dokumen kontrak atau dokumen lainnya yang
berhubungan dengan kontrak untuk kepentingan pihak lain,
misalnya spesifikasi teknis dan/atau gambar-gambar, kecuali
dengan ijin tertulis dari KPA.
43.2
43.3
43.4
44.1
44.2
Penyedia
berkewajiban
untuk
mematuhi
dan
memerintahkan Personilnya untuk mematuhi peraturan
keselamatan kerja. Pada waktu pelaksanaan pekerjaan,
penyedia beserta Personilnya dianggap telah membaca dan
memahami peraturan keselamatan kerja tersebut.
44.3
44. Perlindungan
Tenaga Kerja
44.4
45. Pemeliharaan
Lingkungan
46. Asuransi
46.1
46.2
47. Tindakan
47.1
Penyedia yang
Mensyaratkan
Persetujuan
KPA atau
Pengawas
Pekerjaan
47.2
48.1
48.2
48.3
48.4
48.5
48.6
48.7
49. Kepemilikan
Dokumen
50. Kerjasama
Antara
Penyedia dan
Sub Penyedia
50.1
53. Keselamatan
50.2
50.3
50.4
51.1
51.2
51.3
54. Pembayaran
Denda
55. Jaminan
55.1
55.3
55.4
55.5
55.6
55.7
55.8
55.9
56.1
56.2
56.3
56.4
KPA
dapat
menilai
dan
menyetujui
penempatan/penggantian personil inti dan/atau peralatan
menurut kualifikasi yang dibutuhkan.
56.5
56.6
56.7
E. Kewajiban KPA
57. Fasilitas
58. Peristiwa
Kompensasi
58.1
58.3
58.4
58.5
60. Pembayaran
59.1
59.2
59.3
60.1
Uang muka
a. uang muka dibayar untuk membiayai mobilisasi
peralatan, personil, pembayaran uang tanda jadi kepada
pemasok bahan/material dan persiapan teknis lain;
b. besaran uang muka ditentukan dalam SSKK dan dibayar
setelah penyedia menyerahkan Jaminan Uang Muka
senilai uang muka yang diterima;
c. penyedia harus mengajukan permohonan pengambilan
uang muka secara tertulis kepada KPA disertai dengan
Prestasi pekerjaan
a. pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati
dilakukan oleh KPA, dengan ketentuan:
1) penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan
kemajuan hasil pekerjaan;
2) pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan,
sistem termin atau pembayaran secara sekaligus,
sesuai ketentuan dalam SSKK;
3) pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah
terpasang, tidak termasuk bahan/material dan
peralatan yang ada di lokasi pekerjaan;
4) pembayaran harus dipotong angsuran uang muka,
denda (apabila ada), pajak dan uang retensi; dan
5) untuk kontrak yang mempunyai sub kontrak,
permintaan pembayaran harus dilengkapi bukti
pembayaran kepada seluruh sub penyedia sesuai
dengan prestasi pekerjaan.
b. pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan
selesai 100% (seratus perseratus) dan Berita Acara
penyerahan pertama pekerjaan diterbitkan;
c. KPA dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah
pengajuan permintaan pembayaran dari penyedia harus
sudah mengajukan surat permintaan pembayaran
kepada Pejabat Penandatangan Surat Perintah
Membayar (PPSPM);
d. bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan
angsuran, tidak akan menjadi alasan untuk menunda
pembayaran. KPA dapat meminta penyedia untuk
menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan
mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi
perselisihan.
60.3
61.1
61.2
62. Perhitungan
Akhir
61.3
62.1
62.2
64. [Penyesuaian
Harga (Untuk
Kontrak Harga
Satuan atau
Kontrak
Gabungan
Harga Satuan
dan Lump
Sum)]
63.1
63.2
63.3
63.4
64.1
64.2
64.3
64.4
64.5
64.6
64.7
64.8
64.9
64.14 Penyedia dapat mengajukan secara berkala selambatlambatnya setiap 6 (enam) bulan.]
G. Pengawasan Mutu
65. Pengawasan
dan
Pemeriksaan
66. Penilaian
Pekerjaan
Sementara
oleh KPA
66.1
66.2
68. Pengujian
69. Perbaikan
Cacat Mutu
69.1
69.2
69.3
70. Kegagalan
Bangunan
69.4
70.1
70.2
70.3
70.4
H. Penyelesaian Perselisihan
71. Penyelesaian
Perselisihan
71.1
71.2
76.1
76.2
B. Wakil Sah
Para Pihak
__________
__________
__________
__________
__________
__________
Untuk Penyedia:
__________
C. Tanggal
Berlaku
Kontrak
D. Masa
Pemeliharaan
E. Umur
Konstruksi
F. Pedoman
Pengoperasia
n dan
Perawatan
G. Pembayaran
Tagihan
Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP oleh KPA
untuk pembayaran tagihan angsuran adalah 2 hari kalender
terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang yang
tidak diperselisihkan diterima oleh KPA.
H. Pencairan
Jaminan
I.
Tindakan
Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan persetujuan KPA
Penyedia yang adalah : KPA
Mensyaratkan
Persetujuan
KPA atau
Pengawas
Pekerjaan
Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan persetujuan
Pengawas Pekerjaan adalah: __________
J. Kepemilikan
Dokumen
K. Fasilitas
L. Sumber
Pembiayaan
M. Pembayaran
Uang Muka
N. Pembayaran
Prestasi
Pekerjaan
O. Penyesuaian
Harga
P. Denda
Q. Penyelesaian
Perselisihan
Keterangan
Pejabat Pengadaan menguraikan Spesifikasi Teknis dan Gambar yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
SPESIFIKASI UMUM
PASAL 1
JENIS PEKERJAAN
1.
Lokasi
2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
alami dari batuan-batuan atau berupa batu pecah yang di peroleh dari
pemecahan batu. Pada umumnya yang dimaksud dengan agregat kasar adalah
agregat besar butir lebih 5 mm.
b. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Agregat
yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah butirbutir pipih tersebut tidak melampaui 20 % dari berat agregat seluruhnya. Butirbutir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh-pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan.
c. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (ditentukan
terhadap berat kering) yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang
dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui dari 1 %,
maka agregat kasar harus dicuci.
d. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,
seperti zat-zat yang reaktif alkali.
e. Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada seperlima jarak
terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal plat
atau tiga perempat dari jarak bersih minimum diantara batang-batang atau
berkas-berkas tulangan. Penyimpangan dari pembatasan ini diizinkan apabila
menurut penilaian pengawas ahli cara-cara pengecoran beton adalah sedemikian
rupa sehingga menjamin tidak terjadinya sarang-sarang kerikil.
Bata (SSI 0021-78)
a. Bata yang digunakan harus bata yang mempunyai syarat mutu seperti yang
ditentukan dalam SII 0021-78.
b. Bata yang digunakan harus yang sempurna keringnya
c. Bata yang digunakan harus mempunyai ukuran yang memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam PUBI-1980.
Semen (Bagian ASKSNI S-04-1989-F).
a. Semen yang digunakan harus semen yang bermutu tinggi, berat dan volumenya
tidak kurang dari ketentuan yang tercantum pada kantongnya. Pada semennya
tidak terjadi pembatuan atau bongkah-bongkah kecil.
b. Semen untuk konstruksi beton bertulang dipakai jenis-jenis semen yang
memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan dalam
SII.0013-81.
c. Pemakaian semen untuk setiap campuran dapat ditentukan dengan ukuran isi
atau berat. Ukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 2,5 %.
Baja Tulangan (SII 0136-1984).
a. Baja tulangan untuk penulangan beton yang digunakan harus bebas dari kotorankotoran, lemak, kulit gilingan, karat lepas dan bahan-bahan lain yang dapat
mengurangi daya lekat beton terhadap baja tulangan.
b. Diameter baja tulangan yang digunakan harus sesuai dengan diameter yang
ditentukan dalam gambar-gambar rencana atau gambar detail.
c. Jika ternyata dalam pemeriksaan pengawas, diameter besi dimasukkan tidak
sesuai dengan diameter besi yang akan dipakai, maka pemakaiannya harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan konsultan pengawas.
d. Penyimpangan penggunaan baja tulangan dari ketentuan-ketentuan yang
berlakudinyatakan tidak dapat diterima.
Kayu (SKSNI S-05-1990-F).
a. Kayu yang digunakan harus kayu yang memenuhi persyaratan seperti yang
tercantum dalam Spesifikasi ukuran kayu untuk bangunan.
b. Kayu yang digunakan harus kayu yang berkualitas baik, tidak mempunyai cacat-
9.
10.
11.
12.
13.
cacat seperti mata kayu, celah-celah susut pinggir dan cacat lainnya, tidak
boleh menggunakan hati kayu.
c. Jenis dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar rencana.
Cat dan sejenisnya ( SNI 1253 - 1989 - A )
a. Cat dan sejenisnya adalah yang berkualitas baik, yang memenuhi persyaratan.
b. Cat dan sejenisnya digunakan adalah hasil dari satu pabrik yang sama dan
produksi dalam negeri.
Penggantung dan Pengunci SNI ( 0323 - 89 - A ).
a. Alat penggantung dan pengunci yang dipakai adalah yang berkualitas baik,
homogen tidak mudah berkarat dan tidak mudah rusak untuk jangka waktu yang
relatif lama.
b. Kunci tanam yang dipakai harus berkualitas baik, kuat tidak mudah berkarat dan
tidak cepat rusak untuk jangka waktu yang relatif lama. Kunci tanam didalam
ruangan dipakai kunci sekali putar. Sedangkan untuk pintu yang berhubungan
dengan luar dipakai kunci dua kali putar.
c. Grendel yang dipakai harus yang berkualitas baik, kuat dan tidak mudah
berkarat.
d. Ekspanolet yang dipakai harus berkualitas baik, tidak mudah berkarat dan
hendel penguncinya tidak cepat rusak untuk jangka waktu yang relatif lama.
e. Engsel yang dipakai untuk pintu adalah engsel nylon kuningan panjangnya 10 cm
yang berkualitas baik.
f. Engsel dipakai untuk jendela sejenis pomel (engsel peluru) yang berkualitas
baik.
Alat Instalasi Lislrik ( SNI 0225 - 87 - D ).
a. Alat-alat instalasi yang boleh dipakai harus yang berkualitas baik, sesuai dengan
iklim di Indonesia, harus memenuhi syarat-syarat teknis dan telah diuji oleh
Badan Penguji yang diakui.
b. Alat-alat instalasi yang boleh dipakai untuk ruang / tempat khusus harus sesuai
dengan keadaan tempat dimana instalasi itu/dipasang.
c. Alat-alat instalasi seperti kabel (SII - 0209 - 79 ), stop kontak ( SII - 0580 - 81 ),
sakelar
( SII - 0578 -81 ), fitting dan sebagainya harus mempunyai tandatanda yang jelas mengenai kemampuan listriknya, seperti tegangan, pemakaian
dan kemampuan arusnya. Untuk kabel listrik yang dipakai harus telah lulus uji /
pengetesan LMK dengan tanda stempel LMK pada kulit kabelnya.
d. Untuk pemakaian lampu-lampu bukan pijar seperti TL dan Iain-lain yang dapat
menyebabkan turunnya faktor kerja yang melampaui batas, harus dilengkapi
dengan kondensator.
Barang-barang Saniter.
a. Barang-barang saniter yang akan dipakai harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu oleh Direksi / Pengawas.
b. Barang-barang saniter yang akan dipakai adalah barang-barang produksi dalam
negeri yang berkualitas baik dan hasil dari pabrik yang sama.
Bahan-bahan lain.
a. Semua bahan-bahan bangunan yang akan dipakai dan belum disebutkan disini
akan ditentukan pada waktu penjelasan pekerjaan atau pada waktu pelaksanaan
pekerjaan.
b. Semua bahan-bahan yang dimasukkan untuk dipakai harus ditunjukan terlebih
dahulu kepada pengawas untuk diperiksa guna mendapatkan izin pemakaiannya.
c. Semua bahan-bahan bangunan yang tidak ditunjukan pada pengawas atau
ditolak oleh pengawas tidak dibenarkan pemakaiannya dan harus dibawa keluar
2.
3.
4.
Umum
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini,
Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan
beserta Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan seperti yang akan diuraikan
dibawah ini.
Bila terdapat ketidak jelasan dan/atau perbedaan-perbedaan dalam gambar dan
urain ini, kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Perencana/MK
untuk mendapatkan penyelesaian.
Lingkup Pekerjaan
Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi dan memelihara
bahan-bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai dengan sempurna.
Sasaran Kerja
a. Kontraktor wajib memasukkan Jadwal Kerja.
b. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi dari tepat kerja, nama, jabatan dan
keahlian masing-masing anggota pelaksana pekerjaan, serta inventarisasi
peralatan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini.
c. Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan/material di tempat
yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat menganggu
pekerjaan lain.
d. Semua sarana yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi
persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan memudahkan kerja.
Gambar-gambar Dokumen
a. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang
ada (AR, INT, SR, LA, ME, EE dan SA) dalam uraian pekerjaan ini maupun
perbedaan yang terjadi akibat keadaan di tapak, Kontraktor diwajibkan
melaporkan hal tersebut kepada Perencana/MK secara tertulis untuk
mendapatkan keputusan pelaksanaan di tapak setelah MK berunding terlebih
dahulu dengan Perencana. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan
alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.
b. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan
selesai/terpasang.
c. Mengingat masalah ukuran sangat penting, Kontraktor diwajibkan
memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum
seperti peil-peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya
sebelum memulai pekerjaan.
Bila ada keraguan mengenai ukuran atau bila ada ukuran yang belum
dicantumkan dalam gambar, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut secara
5.
tertulis MK dan MK memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan
dijadikan pegangan setelah berunding terlebih dahulu dengan Perencana.
d. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum didalam gambar pelaksanaan, bila hal tersebut terjadi segala akibat
yang akan ada menjadi tanggung jawab Kontraktor baik dari segi biaya maupun
waktu.
e. Kontraktor harus selalu menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan
segala gambar-gambar, spesifikasi teknis, berita-berita perubahan dan gambargambar pelaksanaan yang telah disetujui ditempat pekerjaan.
f. Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat Konsultan Manajemen Konstruksi dan
Direksi setiap saat sampai dengan Serah Terima Pertama.
Peraturan Teknis Pembangunan Yang
a. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali direncanakan lain dalam rencana kerja
dan Syarat-syarat (RKS) ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah
ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010.
2. Peraturan Pemasangan Pemadam Api Ringan (SKBI 3.4.53.1967).
3. Peraturan Keselamatan kerja konstruksi (SNI 0231-1967-E).
4. Peraturan Perencanaan Perhitungan beton (SNI T-15-1991-03).
5. Peraturan Pembuatan campuran beton (SNI T-l 5-1990-03).
6. Peraturan Baja tulang beton (SII 01236-84).
7. Peraturan Kawat Pengikat beton (SNI 0040-87-A).
8. Peraturan Ukuran Kayu bangunan (SKSNI S-05-1990-F).
9. Peraturan Pengawetan Kayu (SKBI 3.6.53.1967).
10. Peraturan Pencegahan Rayap (SKSNI T-05-1990-F).
11. Peraturan Pipa PVC untuk air kotor (SNI 0162-1987-A)
12. Peraturan Sambungan pipa PVC untuk air kotor (SNI 0178-1987-A).
13. Peraturan Plamur Kayu (SII 0773-83).
14. Peraturan Portland Cement (SII 0013-81).
15. Peraturan Bata merah (SII 0021-78).
16. Peraturan Instalasi Listrik (SNI 0225-S7-D)
17. Peraturan Penangkal Petir (SKBI 1.3.53.1987)
18. Peraturan Baja Lapis Seng Bergelombang (SII 0137-87)
19. Peraturan Kaca Bening (SNI 0047-1989-A)
20. Peraturan Kran Rumah Tangga (SNI 0122-1987-A)
21. Peraturan Cat Emulsi (SNI 1253-1989-A)
22. Peraturan Plamir Tembok (SII 0548-81).
23. Peraturan Meni Besi (SNI 0503-1989-A)
24. Peraturan Dempul Kayu (SNI 0347-1 989-A)
25. Peraturan Cat Tutup Besi dan Tutup Kayu (SIM 74 1977)
26. Peraturan Politur (SII 1262-85)
27. Peraturan Kabel Listrik NYM (SII 0209-78)
28. Peraturan Kabel Listrik NYY (SII 0210-78)
29. Peraturan Sakelar (SII 0578-81).
30. Peraturan Stop Kontak (SII 0580-81).
31. Peraturan Tata Cara Pengecatan Kayu (SKSNI T-08-1990-F).
32. Peraturan Tata Cara Pengecatan Logam (SKSNI T-09-1990-F).
33. Peraturan Tata Cara Pengecatan Tembok (SKSNI T-10-1999-f)
34. Peraturan Ubin Semen (SNI 0021-78).
2.
3.
4.
5.
Semen.
a. Semen harus ditempatkan/disimpan dalam gudang tertutup, ditempat yang
kering tidak menjadi lembab tidak mudah rusak dan tidak mudah tercampur
dengan bahan-bahan lain.
b. Semen yang sudah tersimpan lama digunakan mutunya, akan berkurang maka
sebelum dipakai harus diperiksakan dahulu kepengawas.
Agregat.
Antara agregat halus dan agregat kasar penyimpanannya dilakukan terpisah. Jika
tempat dasar selalu basah pada musim hujan, maka sebaiknya penempatannya
harus didasari alas tepas/papan.
Bata
a. Bata arus ditumpuk diatas tanah rata dengan tumpukan yang rapi sehingga tidak
mudah pecah.
b. Bata tidak boleh dibebani oleh barang-barang berat, sebaiknya diberi penutup
untuk melindungi dari hujan.
Baja Tulangan.
Baja tulangan tidak boleh disimpan/ditumpuk langsung diatas tanah, tetapi diberi
alas/ ganjal berupa balok-balok. Penimbunan ditempat terbuka dalam waktu lama
harus dihindarkan.
Bahan-bahan lain.
Untuk penyimpanan bahan-bahan lain berupa bahan-bahan yang tidak tahan cuaca
sebaiknya ditempatkan digudang penyimpanan.
PASAL 5
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
Pengukuran
a. Letak pondasi dan kedudukan bangunan disesuaikan dengan gambar kerja,
bangunan, pemasangan papan bouwplank harus benar-benar kuat, waterpass
dan siku.
b. Pemborong harus membuat ukuran duga tetap diluar bangunan dari bahan beton
berukuran 10 x 10 cm (permanen).
c. Ukuran-ukuran ketinggian lantai dari titik lebih kurang 0,00 ditentukan dalam
gambar.
d. Pengukuran dilakukan mempergunakan alat Theodolit apabila lokasi pekerjaan
telah bersih.
Bouwplank.
a. Bouwplank terbuat dari papan yang bagian atasnya diserut dan dipakukan pada
patok-patok kayu persegi 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat.
b. Bagian atasnya dari papan bouwplank harus waterpass (horizontal dan siku).
c. Pemasangan papan bouwplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari atas (bagian
tengah) bangunan.
Peil Bangunan.
Titik lebih kurang 0,00 untuk permukaan lantai bangunan ditetapkan bersamasama Direksi, Konsultan Pengawas dan Pemborong yang dinyatakan dengan suatu
patok tetap tertanam cukup kuat dalam tanah terbuat dari beton.
PASAL 7
PEKERJAAN GALIAN TANAH
1.
2.
3.
4.
5.
PASAL 8
PEKERJAAN CAMPURAN
1.
2.
3.
4.
Pekerjaan campuran semen, pasir dan air yang, disebut "Adukan" atau "Mortar"merupakan jumlah semen yang dipakai dalam setiap campuran ditentukan dengan
ukuran isi, seperti sebagai berikut :
a. Adukan 1 : 2 untuk adukan kedap air.
Berarti menggunakan 1 zak semen : 2 zak pasir.
b. Adukan 1 : 3 untuk afwerking beton.
Berarti menggunakan 1 zak semen : 3 zak pasir.
c. Adukan 1 : 4 untuk adukan biasa.
Berarti menggunakan 1 zak semen : 4 zak pasir.
Pekerjaan campuran semen, pasir, kerikil dan air yang disebut "Beton" jumlah
semen yang dipakai dalam setiap campuran untuk mutu beton B0, B1 dan K 125
ditentukan dengan ukuran isi. Sedangkan jumlah semen yang dipakai dalam setiap
campuran untuk beton mutu K-175 dan mutu yang lebih tinggi ditentukan dengan
ukuran berat atau direncanakan, sebagai berikut :
a. Untuk beton mutu B0 dengan beton 1 : 3 : 5
Berarti menggunakan 1 zak semen : 3 zak pasir : 5 zak kerikil.
b. Untuk beton mutu B1 dan K-125 dengan beton 1 : 2 : 3
Berarti menggunakan 1 zak semen : 2 zak pasir : 3 zak kerikil.
c. Untuk beton K-175 dan mutu yang lebih tinggi dengan beton 1 : 2 : 3 dipakai
perbandingan ukuran berat (petunjuk labor).
Pengadukan mutu adukan dan beton mutu B0 dapat diaduk dengan menggunakan
mesin pengaduk biasa (molen). Sedangkan untuk beton B1 hingga mutu yang lebih
tinggi harus menggunakan mesin pengaduk dengan kemampuan mengaduk lebih
tinggi.
Penyimpanan terhadap ketentuan ini tidak dapat diterima dan pekerjaan
dinyatakan ditolak, sedangkan pekerjaan yang dihasilkannya harus dibongkar dan
kerugian yang diakibatkannya sepenuhnya menjadi resiko pemborong.
PASAL 9
PEKERJAAN PONDASI
1.
2.
3.
4.
1.
2.
Pondasi bangunan menggunakan menie pile atau tiang pancang yang dipancang
sampai kedalaman tanah keras dengan jumlah dan penempatan sesuai gambar
rencana.
Pondasi bangunan berupa pondasi plat setempat beton bertulang camp. 1 : 2 : 3
dengan bentuk dan ukuran serta pembesian sesuai dengan gambar rencana.
Sebagai pondasi menerus digunakan sloof beton serta pasangan 1 : 4 bata dengan
bentuk dan ukuran serta penempatan sesuai dengan gambar rencana.
Seluruh ukuran diameter baja tulangan yang digunakan merupakan ukuran net atau
ukuran bersih.
PASAL 10
PEKERJAAN BETON
Pelaksanaan pekerjaan beton harus berpedoman pada persyaratan-persyaratan dan
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Standarisasi SNI-T-15-1990-03.
Bahan-bahan pembuatan beton.
a. Semen untuk konstruksi beton bertulang dipakai jenis-jenis semen yang
3.
4.
5.
6.
cetakan, oleh sebab itu cetakan harus dilapisi dengan plastik atau bahan
sejenis.
7. Pemasangan Tulangan.
a. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempatnya. Kawat ikat yang dipakai mutu SNI 004087-A.
b. Untuk ketepatan tebal penutup beton, tulangan harus dipasang dengan penahan
jarak yang terbuat dari beton dengan mutu yang sama dengan mutu yang akan
dicor.
8. Pengadukan beton.
a. Pengadukan beton pada semua mutu beton kecuali beton Klas 1 mutu BO harus
dilakukan dengan mesin pengaduk.
b. Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus selalu diawasi.
c. Apabila karena sesuatu hal adukan beton tidak memenuhi syarat minimal seperti
terlalu encer karena kesalahan pemberian jumlah air pencampur, sudah
mengeras sebagian atau tercampur dengan bahan-bahan asing, maka adukan ini
tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari tempat pelaksanaannya.
9. Pengecoran dan pemadalan SNI T-15-1990-03.
a. Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang kerikil, adukan
beton harus dipadatkan selama pengecoran. Pemadatan dapat dilakukan dengan
menumbuk-numbuk atau dengan memukul-mukul cetakan atau dengan
menggunakan alat pemadat mekanis/ penggetar.
b. Pemadatan dengan menggunakan alat pemadat mekanis/penggetar/vibrator
harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Beton
Bertulang Indonesia (PBI-1971).
10. Penutup Beton.
Tebal penutup beton minimum (tidak tcrmasuk plcsteran) scsuai dengan
penggunaannya adalah sebagai berikut :
a. Untuk kolom dan balok adalah 2,5 cm.
b. Untuk pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung dengan tanah
adalah 3 cm.
11. Perawatan beton.
Untuk mencegah pengeringan beton terlalu cepat, paling sedikit beton selama dua
minggu beton harus disiram terus menerus.
12. Pembongkaran cetakan beton
a. Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan yang cukup
untuk memikul berat dan beban-beban pelaksanaan lain yang bekerja padanya.
b. Pada bagian-bagian konstruksi dimana akibat pembongkaran cetakan akan
bekerja beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana dan akan terjadi
keadaan yang lebih berbahaya dari keadaan yang diperhitungkan, maka cetakan
tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung.
SPESIFIKASI KHUSUS
PASAL 1
PEKERJAAN PENDAHULUAN
1.1. PEMBERISAHAN LOKASI
1. Lapangan terlebih dahulu dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar pohon.
2. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga tetap bersih dan
rata.
3. Segala macam sampah-sampah dan barang-barang bongkaran harus dikeluarkan
areal proyek.
1.2. PASANG BOUWPLANK
1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kelas III 5/7, tertancap
ditanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak
maksimum 2 meter satu sama lain.
2. Papan patok ukuran dibuat dari kayu kelas III dengan ukuran tebal 3 meter lebar
20 cm, lurus dan diseurt rata pada sisi sebelah atas.
3. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan yang lainnya.
4. Papan dasara pelaksanaan dipasang sejauh 300 cm dari as pondasi terluar.
5. Setelah selesai pepasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus
melaporkan kepada Perencana/MK.
6. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggung jawab
Kontraktor.
1.4. PEMBUATAN PAPAN NAMA PROYEK
1. Papan nama kegiatan dibuat dari kayu meranti yang dilapisi plywood dengan
ketentuan sebagai berikut :
Panil atas, Slogan Pemerintah.
Panil tengah, Data Kegiatan.
Panil bawah, Direksi Teknis.
2. Bentuk dan ukuran papan nama kegiatan.
Ukuran 45 x 180 cm.
Tinggi bagian bawah papan nama kegiatan minimum 80 cm dari permukaan
tanah.
3. Contoh.
DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO,KECIL, MENENGAH
Kegiatan
: ............................................
Tahun Anggaran 20...
: Pembangunan .....................
:
Pekerjaan
Lokasi
............................................
Pemborong
:
Harga Borongan
:
Jangka Waktu
:
Direksi Teknis
:
Konsultan Pengawas
:
PT/CV.................................
Rp.......................................
......................................... HK
Dinas .....................................
PT/CV ..................................
PASAL 2
PEKERJAAN PONDASI
1
PASAL 3
PEKERJAAN BETON STRUKTUR
3.1. PEKERJAAN PONDASI PLAT SETEMPAT BETON BERTULANG
Pondasi yang digunakan untuk bangunan ini yaitu pondasi plat setempat beton
bertulang campuran 1 : 2 : 3 pada setiap kolom konstruksi sesuai dengan gambar
rencana.
3.2. PEKERJAAN SLOOF BETON BERTULANG
Sloof dengan ukuran 20 x 25 cm campuran 1 : 2 : 3 dengan pembesian sesuai
dengan gambar rencana.
3.3. PEKERJAAN KOLOM BETON BERTULANG
1. Kolom praktis dengan ukuran 11/11cm beton bertulang campuran 1 : 2 : 3
dibuat setelah sloof mencapai perkerasan yang diperbolehkan untuk kegiatan
konstruksi sesuai dengan teknis yang dipergunakan. Pembesian sesuai dengan
gambar rencana. Kolom praktis (11/11) bertujuan untuk mengikat setiap
sambungan dinding bata dengan dinding bata.
2. Kolom utama/selasar dengan ukuran 15/20 cm beton bertulang campuran 1 : 2
: 3 dibuat setelah sloof mencapai perkerasan yang diperbolehkan untuk
kegiatan konstruksi sesuai dengan teknis yang dipergunakan. Pembesian sesuai
dengan gambar rencana.
3. Semua pekerjaan pembetonan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari
Direksi dan Konsultan Pengawas.
3.4. PEKERJAAN BALOK BETON BERTULANG
Untuk mengikat pasangan dinding bata dengan kuzen dibuat reng balok ukuran
10/20 cm beton bertulang campuran 1 : 2 : 3 , pembesian sesuai dengan gambar
rencana.
3.5. UMUM
1. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan beton sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan dalam :
a. Surat Keputusan Standar Nasional Indonesia (SK-SNI-T-91)
b. Peraturan Umum Tentang Bahan Bangunan Indonesia 1983 Standart Industri
Indonesia.
c. Peraturan A.C.I
d. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaannya dengan ketepatannya dan
kesesuaian yang tinggi menurut RKS, Gambar Kerja dan Insturksi-Instruksi
oleh Konsultan.
2. Dalam segala hal, Konsultan berhak untuk memeriksa pekerjaan Kontraktor.
Sehari sebelum pekerjaan pengecoran, pembesian harus diperiksa terlabih
dahulu oleh Konsultan.
3. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan RKS dan Gambar-Gambar Rencana,
Kontraktor harus mengganti dengan biaya sendiri.
4. Sebelum Kontraktor memulai pekerjaan beton, maka Kontraktor harus
membuat Shop Drawing Pembesian, Detail-Detail yang berhubungan dengan
Gambar-Gambar Arsitek, ME yang disetujui Konsultan. Shaft-shaft dan sparingsparing ME harus dicocokkan dengan digambar ME.
3.6. SEMEN
1. Semua semen yang digunakan adalah Portland Semen Type I dan harus
memenuhi syarat-syarat NI-8 dan SII 0013-81 dan dipakai satu merk saja.
Penggantian merk semen hanya dapat dilakukan dengan persetujuan
Konsultan.
2. Semen harus disimpan dalam gudang yang baik, untuk mencegah terjadinya
kerusakan-kerusakan, semen-semen yang mengumpal, sweeping, tercampur
dengan kotoran-kotoran, kena air atau lembab, ditolak untuk digunakan dan
harus dikeluarkan segera dari proyek atas biaya Kontraktor.
3.7. AGREGAT
Agregat harus sesuai dengan syarat-syarat SK-SNI-T-91, agregat kasar harus berupa
koral atau crused stones yang mempunyai susunan grdasi yang baik padat (tidak
porous) dan cukup syarat kekerasannya (SII 0052-80).
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap
berat kering).
1. Besar maksimum butir agregat kasar tidak boleh lebih dari 3,0 cm dan tidak
boleh lebih dari dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang
bersangkutan.
2. Agregat kasar dan halus diangkat dan disimpan terpisah dan harus dicegah
terjadinya segregasi dari berbagai ukuran pertikel.
3. Stok piles harus dibentuk diatas splarform dari beton kurus, kayu keras yang
disetujui dan agregat harus dijaga terhadap kebersihan dan bebas terhadap
material-material lain.
3.8. AIR
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus mengikuti syarat SK-SNI-T-91.
Sebaiknya dipakai air bersih yang dapat dipergunakan untuk pengecoran beton
sesuai dengan rekomendasi laboratorium. Sumber air yang akan dipakai harus
disetujui Pengawas terlebih dahulu dan harus ditest, tidak mengandung asam
alkali, minyak zat organis yang merusak beton dan tulangan (PH 78)
3.9. MUTU BETON
1. Mutu beton yang digunakan adalah K-225
2. Mutu beton yang digunakan adalah K-275
3. Digunakan beton dengan perbandingan 1 : 2 : 3
3.10. PEMBUATAN BETON DAN PERALATANNYA
1. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh pembuatan beton yang baik
dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
2. Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran materialmaterial harus dengan persetujuan Konsultan. Seluruh operasi harus diinspeksi
dan dikontrol terus oleh Konsultan yang berpengalaman dan bertanggung
jawab.
3. Mixer harus betul-betul kosong sebelum menerima material-material dari
adukan barikutnya. Mixer harus dibersihkan dan dicuci bila mixer tidak dipakai
lebih dari 30 menit, pada setiap akhir pekerjaan dan bila beton yang dibuat
berbeda mutunya.
4. Pencampuran kembali dari beton yang sebagian sudah terjatuh/mengeras tidak
diizinkan.
5. Tempertaur beton harus dijaga untuk menghindari shinked.
3.11. PENOLAKAN DARI BETON
1. Konsultan berhak menolak pekerjaan beton yang tidak memenuhi syarat,
Kontraktor harus mengganti/membongkar dan memperbaiki beton-beton yang
tidak memenuhi persyaratan dengan biaya sendiri sesuai dengan instruksi yang
diberikan oleh Konsultan.
2. Kekuatan beton harus sesuai dengan persyaratan dalam SK-SNI-T-91-1971.
3.12. SISTEM PENGECORAN
1. Sebelum pengecoran dimulai, semua alat-alat pengaduk dan pengangkut beton
sudah harus dibersihkan dari kotoran-kotoran dan air-air sisa.
2. Sebelum beton dicor :
a) Semua ruang-ruang yang akan diisi beton harus bersih dari kotorankotoran.
b) Cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan harus
dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang
dengan baik.
c) Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus dikerik dahulu dan
kemudian dibersihkan dari segala kotoran-kotoran dan dibasahi dengan
laticrate.
3.13. PEMADATAN BETON
1. Beton harus dipadatkan keseluruhannya dengan Mechanical Vibrator yang
dikerjakan oleh orang-orang berpengalaman dan telah mendapatkan training
untuk pekerjaan tersebut.
Pekerjaan beton yang telah selesai harus merupakan satu massa yang bebas
dari lubang-lubang, segregasi dan keropos-keropos.
2. Banyaknya vibrator yang digunakan disesuaikan dengan volume dan kecepatan
pengecoran. Kontraktor harus menyidiakan minimum satu unit Vibrator untuk
mengganti vibrator yang rusak pada waktu sedang dipakai.
3.14. BAJA TULANGAN
1. Mutu Baja Tulangan
a) Jenis-jenis besi harus mempunyai tegangan limit elastis karakteristik sesuai
dengan yang tercantum dalam SK-SNI-T-91.
b) Besi yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah besi KS, pemakaina harus
disesuai dengan ukuran diameter yang tertera dalam gambar dan tidak
diperkenankan memakai besi yang bukan ukutran standart.
c) Suplai besi harus disatu sumber yang disetujui Konsultan.
2. Pembengkokan dan Penyetelan Besi Beton
a) Pembengkokkan besi beton harus dilakukan secara hati-hati dan teliti,
tepat pada ukuran posisi pembengkokkan sesuai dengan gambar dan tidak
menyimpang dari SK-SNI-T-91 (NI.2-1971).
b) Sebelum penyetelan dan pemasangan dimulai, Kontraktor harus membuat
rencana kerja pemotongan dan pembengkokkan baja tulangan (bending
schedule), yang sebelumnya harus diserahkan kepada Konsultan untuk
mendapatkan persetujuan.
6.
7.
8.
9.
WAKTU MINIMUM
PEMBONGKARAN
BEKISTING (HARI)
1.
2.
21
3.
Penyangga Balok
21
PASAL 5
PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN
5.1. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlatan,
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjuk dalam gambar.
2. Pekerjaan yang berhubungan :
a. Adukan dan Pasangan
3. Standart
a. Batu bata harus memenuhi NI-10
b. Semen Portland memenuhi NI-8
c. Pasir halus memenuhi NI-3
d. Air harus memenuhi PUBI-1982
5.2. BAHAN / PRODUK
Batu bata merah yang digunakan adalah batu mata merah lokal dengan kualitas
terbaik yang disetujui oleh Perencana/MK, siku dan sama dengan ukuran 5 x 11 x
22 cm
5.3. PELAKSANAAN
a) Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan
sloof sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai dasar, dinding didaerah
basah setinggi 160 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding yang ada
pada gambar menggunkan simbol aduk transsram/kedap air digunakan adukan
rapat air dengan campuran 1 Pc : 2 Pp dan 1 Pc : 4 Pp bata.
b) Sedangkan untuk dinding pembatas ruangan menggunakan campuran adukan 1
Pc : 4 Pp 1/2 bata.
c) Sebelum digunakan, batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga
jenuh.
d) Pasangan batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu.
e) Plesteran dinding 1 Pc : 2 Pp untuk wilayah kelembabannya tinggi, yaitu mulai
dari 30 cm muka lantai sampai muka tanah.
f) Plesteran dinding 1 Pc : 4 Pp untuk wilayah kelembabannya normal.
g) Pembuatan lubang pada dinding batu bata untuk perancah/steigner sama
sekali tidak diperbolehkan.
h) Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton
berdiameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik
pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata
sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
i) Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5%.
PASAL 6
PEKERJAAN KUDA KUDA RANGKA BAJA RINGAN
6.1 RANGKA BAJA RINGAN
a. Rangka atap berupa kuda-kuda, balok gording, ikatan angin dll dibuat dari
konstruksi Baja Ringan (Truss).
b. Pembuatan kuda-kuda untuk ketepetan bentuk ukuran harus memperhatikan
gambar rencana kuda-kuda dan gambar detail kuda-kuda (sesuai standar
fabrikasi kontruksi baja ringan).
c. Pekerjaan Lisplank, Lisplank dipasang menggunakan bahan kayu papan
dipasang dua susun dengan ukuran 3 x 30 cm dan3 x 15 cm.
d. Pemasangan rangka lisplank harus benar-benar lurus dan kuat sehingga apabila
ditutup dangan papan lisplank akan tetap lurus, rapid an tidak bergelombang.
e. Lisplank papan dipakai kayu klas II dan jenis meranti, lisplank papan dipasang
sesuai dengan gambar rencana. Pemasangan harus rapi, bagian bawah lisplank
harus rata.
f. Seluruh Lisplank Kayu dan lebah bergayut difinising dengan cat minyak, warna
dan motif sesuaikan instruksi direksi/pengawas.
PASAL 7
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
7.1.
PENUTUP ATAP
1. Bahan penutup atap dipakai atap Genteng Metal tebal 0.22 mm.
2. Bola bola atap dan perabung atap digunakan Genteng Metal tebal 0.22 mm.
3. Untuk seluruh seluruh banguanan harus menggunakan penutup atap dari satu
produk. Sebelum dipesan, kontraktor terlebih dahulu mengajukan contoh
kepada Direksi ataupun konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.
7.2. LISTPLANK
1. Pemasangan rangka lisplank harus benar-benar lurus, sehingga apabila nanti
ditulup dengan papan akan menghasilkan bidang yang rata dan tidak
bergelombang.
2. Lisplank terbuat dari papan Klas II uk. 2 x (2 x 20) cm, yang bentuknya seperti
gambar bestek.
PASAL 8
PEKERJAAN LANTAI
a.
PERSYARATAN UMUM
a) Pekerjaan lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plafond
dan pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai dilaksanakan.
b) Sebelum pekerjaan ini laksanakan, Kontraktor diwajibkan mengadakan
pengecekan terhadap peil lantai dan kemiringannya.
c) Permukaan lantai yang akan dipasang finishing lantai harus bersih dan rata
serta bebas dari kontaminasi material yang mengandung bahan kimia.
b.
PELAKSANAAN
a) Timbunan tanah dibawah lantai dikerjakan lapis demi lapis dan dipadatkan
dengan sistem manual sampai ketinggian yang dikendaki.
b) Diatas timbunan tanah tersebut diurug pasir setebal 5 cm dan lantai kerja
dengan adukan 1 pc : 3 psr : 5 krl.
c) Lantai dipasang keramik dengan ukuran : 20 x 20 cm, 30 x 30 cm, 40 x 40 cm
dan disesuaikan dengan ukuran yang ada pada gambar kerja.
d) Keramik yang digunakan adalah (setara) KW1.
PASAL 9
PEKERJAN SAMBUNGAN SELASAR
PASAL 10
PEKERJAAN PLAFOND DAN PIRI - PIRI
1
KETENTUAN UMUM
1. Pekerjaan penyelesaian plafond baru dapat dikerjakan setelah semua
pekerjaan instalasi yang harus dipasang diatas palond telah selesai dipasang
dan di uji coba.
2. Semua pekerjaan plafond harus rata, rapi dan tidak bergelombang.
3. Semua bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, basah, siku dan
tidak melengkung.
4. Peil ketinggian plafond harus sesuai dengan gambar rencana.
BAHAN / PRODUK
1. Rangka plafond kayu
2. Plafond plywood tebal 3.6 mm
LINGKUP PEKERJAAN
a) Rangka plafond terbuat dari kayu meranti atau sejenisnya yang berkualitas
baik, pasangan penggantung rangka plafond dipasang setiap 2 M.
b) Rangka plafond bagian bawah diketam rata dan harus diwater pass, sedangkan
pada sisi rangka bagian atas dan kedua sisi samping, diresidu 1 x sapu secara
merata. Ukuran kayu yang dipakai untuk rangka induk 5/7 cm, untuk rangka
pembagi 4/6 cm.
c) Bahan plafond piri-piri sebelum dipasang harus dicat 1x jalan pada bagian yang
diketam dan bidang sisi ketebalan.
d) Penutup plafond yang digunakan adalah plywood tebal 4 mm ukuran lebar dan
panjang menurut gambar dengan menggunakan list profil kayu type K setiap
pertemuan antara tembok dan penutup plafond.
PASAL 11
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
a.
PASAL 12
PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG
a.
b.
PEKERJAAN ENGSEL
a) Untuk pintu panel pada umumnya mengunakan engsel pintu dipasang sekurangkurangnya 2 buah untuk tiap daunnya dengan menggunakan sekrup kembang
dengan warna yang sama. Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan
menurut beban berat daun pintu.
b) Untuk jendela digunakan engsel kupu-kupu dengan jumlah sesuai dengan
gambar rencana.
PASAL 13
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
a)
b)
c)
d)
e)
Pemasangan instalasi listrik harus dikerjakan oleh Biro Instalator yang telah
mendapat pengesahan dari Perusahaan Listrik Negara setempat. Biro Instalator
yang akan dipakai harus disetujui oleh pemimpin Regiatan. pemborong
bertanggung jawab atas Biro Instalator yang dipakai.
Cara-cara pemasangan instalasi didalam dan diluar bangunan harus memenuhi
ketenluan yang tercantum dalam Peraturan Instalasi Listrik dan peraturan lainnya
mengenai instalasi yang berlaku di Indonesia.
Biro Instalator bertanggung jawab atas instalasi yang dipasangnya selama lima
tahun. Biro Instalator wajib menyerahkan gambar instalasi bangunan yang
dibuatnya dan tclah disahkan oleh Perusahaan Listrik Negara kepada Pemimpin
Kegiatan.
Biro Instalator wajib menyerahkan kepada PPTK hasil pengujian instalasi yang
dipasangnya disertai Surat Pernyataan bermaterai bahwa seluruh instalasi tela
dipasang dengan baik, sesuai Peraturan Instalasi Listrik dan syarat-syarat
penyambungan listrik sebelum arus listrik disalurkan.
Pengaman arus yang dipakai adalah pemutus otomatis yang bekerja secara teknis
dan elektromagnetis serta mampu memutuskan hubungan pendek yaitu pengaman
arus jenis mini circuit breaker (MCB).
PASAL 14
PEKERJAAN PENGECATAN
1.
Pengecatan Tembok
a. Sebelum pengecatan dimulai tembok yang akan dicat harus sudah benarbenar kering.
b. Tembok yang akan dicat terlebih dahulu harus dihaluskan dengan
menggunakan amplas.
c. Sebelum dicat, tembok harus diberi lapisan plamur hingga rata dan mengenai
seluruh permukaan tembok. Setelah kering baru kemudian dihaluskan dengan
2.
3.
4.
Pekerjaan finishing yaitu pekerjaan relief tiang selasar dan pembersihan akhir.
Keterangan (Untuk Kontrak Harga Satuan atau Kontrak Gabungan Harga Satuan dan Lump
Sum)
1.
Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP),
Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi
Teknis dan Gambar.
2.
3.
Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya pekerjaan, personil,
pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi, laba, pajak, bea, keuntungan, overhead
dan semua risiko, tanggung jawab, dan kewajiban yang diatur dalam Kontrak.
4.
Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari apakah kuantitas
dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk mencantumkan harga untuk suatu
pekerjaan maka pekerjaan tersebut dianggap telah termasuk dalam harga mata
pembayaran lain dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
5.
Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak harus dianggap telah
termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata pembayaran terkait tidak ada
maka biaya dimaksud harus dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang
terkait.
6.
Panitia Pengadaan akan melakukan koreksi aritmatik atas kesalahan penghitungan dengan
ketentuan sebagai berikut:
(a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf pada Surat
Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf; dan
(b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga satuan pekerjaan
maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan volume pekerjaan sesuai dengan yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan dan harga satuan tidak boleh diubah.
CONTOH