Anda di halaman 1dari 88

EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA

INDONESIA

Oleh:
Muhroji Arifin

WI BDK Semarang
POKOK BAHASAN
1. Pendahuluan (Selayang Pandang Evaluasi Pengajaran Bahasa
Indonesia)
2. Tujuan, Fungsi, dan Prinsip-Prinsip Evaluasi
3. Penyusunan Tes Bahasa
4. Validitas Tes Bahasa
5. Reliabilitas Tes Bahasa
6. Penilaian dalam Tes Bahasa
7. Analisis Hasil Tes
8. Statistik Tes Bahasa
9. Hakikat, Tujuan, dan Pendekatan Tes Bahasa
10. Jenis Tes Bahasa
11. Komponen Tes Kebahasan
12. Tes Kompetensi Kebahasaan
13. Tes Kemampuan Menyimak dan Berbicara
14. Tes Kemampuan Berbahasa Tulis
15. Tes Kesastraan
LITERATUR
Arikunto, Suharsimi. 2000. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Angkara.
Aswar, Saifuddin. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Cangelosi, James S. 1995. Merancang Tes untuk Menilai
Prestasi Siswa. Bandung: ITB.
Chaer, Abdul. 1997. Linguistik Umum. Jakarta: Renika Cipta.
Daryanto. 1996. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Renika Cipta.
Djiwandono, Soenardi M. 2008. Tes Bahasa: Pegangan Bagi
Pengajar Bahasa. Jakarta: Indeks.
----------------. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung:
ITB.
Heaton, JB. 1988. Writing English Language Test (New
Edition). London: Longman.
Kartawidjaja, Eddy Soewardi. 1987. Pengukuran dan Hasil
Evaluasi Belajar. Bandung: Sinar Baru.
Lanjutan
Nurgiyantoro, Burhan. 2000. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Purwanto, Ngalim M. 1995. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran. Bandung: Remadja Karya.
Silverius, Suke. 1995. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Subino. 1995. Konstruksi dan Analisis Tes: Suatu Pengantar Kepada Teori
Tes dan Pengukuran. Jakarta: Depdikbud.
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
-------------. 1999. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Thoha, M. Chabib. 1996. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Waluyo, dkk. 1987. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. Jakarta:
Karunika.
Warkitri, H. Dkk. 1987. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. (Modul 6-9).
Jakarta: Karunika Universitas Terbuka.
PENGERTIAN EVALUASI

- Evaluasi atau penilaian (evaluation) adalah


usaha membandingkan hasil pengukuran
dengan suatu patokan yang dibuat
sebelumnya.
- Evaluasi adalah suatu tindakan atau proses
untuk menentukan nilai dari sesuatu dan
akan memberikan jawaban atas pertanyaan:
What value? ( Wandt & Brown dalam
Sudijono, 2006).
Pengertian Pengukuran
- Pengukuran (measurement) adalah usaha
mengetahui sesuatu sebagaimana adanya.
Misalnya, mengukur jumlah kata yang dikuasai
anak. Hasilnya dapat berupa angka (kuantitas)
dan deskripsi (kualitas).
- Pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan
yang dilakukan untuk mengukur sesuatu.
Dalam hal ini, mengukur pada hakikatnya
adalah membandingkan sesuatu dengan atau
atas dasar ukuran tertentu. Misalnya mengukur
suhu badan dengan ukuran berupa
thermometer: hasilnya 36 derajat Celcius
(Sudijono, 2006).
Perbedaan
antara Pengukuran dan Penilaian
Objek Hasil Pengukuran Patokan Hasil Penilaian
Pembanding Hasil Perbandingan

Penguasaan Kata 100 buah Rata-rata 101 buah Hampir sama


Kerja dengan rata-rata

Angka Matematika 129 - Angka tertinggi - Hampir sama


130 dengan angka
tertinggi
- Jauh lebih tinggi
- Rata-rata kelas: 85
dari rata-rata kelas
- Jauh melampaui
- Batas lulus: 80
batas lulus

- Prestasi yang - Prestasi yang


sudah-sudah: jauh sangat gemilang
di bawah kawan-
kawannya
PRINSIP-PRINSIP DASAR EVALUASI
HASIL BELAJAR
1. Prinsip Keseluruhan  evaluasi hasil
belajar harus dapat mencakup berbagai
aspek yang dapat menggambarkan
perkembangan atau perubahan tingkah
laku yang terjadi pada siswa.
2. Prinsip Kesinambungan  evaluasi hasil
belajar dilaksanakan secara teratur dan
sambung-menyambung (kontinu) dari waktu ke
waktu.
3. Prinsip Objektivitas  evaluasi hasil belajar
dapat dinyatakan sebagai evaluasi yang
baik apabila terlepas dari faktor-faktor yang
bersifat subjektif.
Ciri-Ciri Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi yang dilaksanakan dalam rangka mengukur
keberhasilan siswa itu, pengukurannya dilakukan secara
tidak langsung.
Pengukuran dalam rangka menilai keberhasilan belajar
siswa pada umumnya menggunakan ukuran-ukuran
yang bersifat kuantitatif, atau lebih sering menggunakan
simbol-simbol angka.
Pada kegiatan evaluasi hasil belajar pada umumnya
digunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap.
Prestasi belajar yang dicapai oleh para siswa dari waktu
ke waktu adalah bersifat relatif, dalam arti: bahwa
evaluasi keberhasilan belajar siswa itu pada umumnya
tidak selalu menunjukkan kesamaan atau keajegan.
Dalam kegiatan evaluasi hasil belajar, sulit untuk
dihindari terjadinya kekeliruan pengukuran (error).
Faktor-faktor yang menyebabkan kekeliruan
dalam pengukuran hasil belajar

Faktor alat ukur  alat ukur yang


digunakan tidak dapat mengukur secara
tepat apa yang diukur.
Faktor evaluator sendiri  yang telah
melakukan kekeliruan dalam memberikan
skor dan menentukan ranking.
Faktor peserta didik  senang bermain
spekulasi atau tebak-tebakan dalam
menjawab soal.
Faktor situasi, yaitu situasi pada saat
pengukuran hasil belajar itu berlangsung.
Kekeliruan pengukuran yang
terjadi karena faktor evaluator
Karena suasana batin yang sedang menyelimuti diri
evaluator pada saat pengukuran hasil belajar
dilaksanakan.
Karena sifat pemurah atau sifat pelit yang melekat pada
diri evaluator.
Karena terjadinya hallo effect, di mana guru dan dosen
selaku evaluator terpengaruh oleh berita, informasi dan
lain-lain yang datang dari teman sejawat, sehingga
dalam pemberian nilai hasil belajar, berita atau informasi
tersebut mempengaruhi diri guru atau dosen tersebut.
Karena guru dan dosen selaku evaluator terpengaruh
oleh “kesan masa lalu” mengenai hasil-hasil belajar yang
telah dicapai oleh peserta didiknya.
Faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab
Kekeliruan Hasil Pengukuran yang bersumber dari
dalam diri peserta didik:

Faktor Psikis  faktor kejiwaan atau


susana batin yang menyelimuti diri siswa
pada saat dilaksanakannya evaluasi hasil
belajar.
Faktor Fisik  karena kesehatan jasmani
sedang terganggu.
Faktor Nasib  karena memang nasibnya
sedang sial.
Langkah-Langkah Pokok dalam
Evaluasi Hasil Belajar
Menyusun rencana evaluasi hasil
belajar
Menghimpun data
Melakukan verifikasi data
Mengolah dan menganalisis data
Memberikan interpretasi dan menarik
kesimpulan
Tindak lanjut hasil evaluasi.
Teknik-Teknik Evaluasi Hasil
Belajar
Teknik Tes  Evaluasi hasil proses
pembelajaran di sekolah dilakukan
dengan jalan menguji peserta didik.
Teknik Nontes  Evaluasi dilakukan
tanpa menguji peserta didik.
Pendekatan dalam Pengukuran
dan Penilaian
 Pengukuran dan Penilaian itu tunduk pada
dua macam pendekatan, yaitu Acuan Norma
dan Acuan Patokan.
 Penilaian Acuan Norma (PAN) – Norm
Referenced Approach/Evaluation bercirikan:
a. Perbandingan nilai siswa dengan nilai
kelasnya apa adanya
b. Tidak dikaitkan dengan patokan lain
c. Gambarannya: kurva normal
d. Penafsiran angka siswa: dari angka rata-
rata dan simpangan baku
 Penilaian Acuan Patokan (PAP) – Criterion
Referenced Approach/Evaluation
bercirikan:
a. Perbandingan nilai siswa dengan batas
kelulusan
b. Sifat patokan itu tetap
c. Dapat dipakai untuk semua siswa pada
pelajaran yang sama
d. Hambatan yang dialami antara lain
sulitnya menentukan patokan.
Penggunaan PAN dan PAP
 PAN dan PAP dapat digunakan untuk semua mata
pelajaran (baik teoretis maupun praktis), tetapi PAP
lebih membutuhkan kriteria keberhasilan, yaitu
- penggunaannya pada ujian pembinaan dan ujian
sumatif (akhir)
- menginginkan mutu dan jumlah yang lulus banyak.
 PAN dan PAP membutuhkan pencapaian Tujuan khusus
(TIK/TKP)
 Perbedaan: Batas kelulusan dapat bergeser pada PAN,
sedangkan pada PAP batas kelulusan tidak bergeser.
PAP sangat memperhatikan tingkat penguasaan dasar.
Misalnya, untuk menguasai teori t-test dan Anova,
mahasiswa harus memahami penggunaan angka rata-
rata dan simpangan baku lebih dahulu.
 Syarat bagi PAN dan PAP adalah perpaduan program dan
penilaian harus selaras, sehingga menuntut hal-hal sebagai
berikut:
- diperlukan bimbingan selain PBM biasa
- guru terampil menyusun program dan penilaian atas dasar
kompetensi
- guru dan siswa memerlukan sumber belajar yang cukup
- siswa sebaiknya mengetahui program dan kriteria
keberhasilan
- PBM bukan hanya tatap muka
- siswa diarahkan pada belajar dinamis
- perlu pelaporan yang lengkap dan rapi
- guru memerlukan sarana administrasi dan arsip yang baik
- guru perlu banyak menyediakan waktu.

 Implikasi pendekatan penilaian yang dipakai menuntut


keterpaduan program pengajaran dan penilaian yang
terencana, terarah, dan dinamis.
Jenis dan Alat Pengukur
 Ujian Sebagai ALat Pengukur
- Ujian atau tes itu terdiri atas ujian buatan guru dan
ujian baku.
- Tes/Ujian buatan guru berkaitan dengan
a. motivasi, yatu mendorong siswa bersikap dan
membangun kebiasaan belajar yang baik.
b. diagnosis, karena soal yang baik dapat menemukan
kelemahan siswa sehingga perlu diagnosis
c. penentuan tujuan dan isi kegiatan belajar, terutama
tentang ingatan, pemahaman, aplikasi.
d. penetapan kedudukan mahasiswa/siswa dalam
kelasnya/kelompoknya
- Ujian/tes baku berkaitan dengan tes intelegensi, bakat,
dan hasil belajar penentuan
Perbedaan antara Ujian Buatan Guru
dengan Ujian Baku
Ujian Buatan Guru Ujian Baku

- Berdasarkan materi - Berdasarkan keseluruhan


pelajaran di kelas isi kurikulum
- Topik-topiknya terbatas - Menyeluruh dan topiknya

luas
- Hanya - Dapat menguji siswa
menguji satu/dua
kelas pada tempat yang
berbeda-beda
- Disusun oleh ahli
- Dilaksanakan oleh guru
pendidikan psikologi, dan
spesialis
JENIS UJIAN
Ujian Urian
- Ujian ini memerlukan rumusan soal yang jelas
untuk mempertinggi validitas dan reliabilitas
hasil yang dicapai.

- Kebaikan ujian ini adalah bahwa siswa


mengorganisasikan pikiran dan menjawab
dengan bahasanya sendiri.

- Kelemahannya antara lain menyangkut


pertanyaan, tidak dapat mencakup seluruh
materi dan penilaian oleh guru cenderung
subjektif. Soal yang keluar untung-untungan
bagi siswa
- Pemakaiannya perlu memperhatikan
prinsip- prinsip yang berkaitan dengan…
- jumlah murid dan kelas kecil
- untuk menguji kemampuan,
menghubungkan, mengorganisasi
pikiran, menciptakan pola,
mengekspresikan ide-ide
- redaksi soal jangan panjang berbelit-
belit
Ujian uraian memerlukan teknik memeriksa
yang baik dan memerlukan persyaratan-
persyaratan sebagai berikut:
(1) Pegang teguh aspek yang dinilai oleh
pertanyaan;
(2) Siapkan contoh jawaban yang
ideal/tepat;
(3) Jangan perhatikan nama siswa
(4) Sebaiknya guru (penilai) lebih dari satu
orang.
Ujian Objektif
 Sifat ujian ini ada yang terstruktur sempurna dan
semi sempurna
 Kebaikannya dapat menguji seluruh aspek materi,
siswa hanya menulis seperlunya atau memilih
saja, soal tidak bersifat untung-untungan, dan
setiap soal ada kuncinya.
 Kelemahannya adalah tidak menumbuhkan proses
intelektual tinggi, dan siswa cenderung menerka
jawaban
 Bentuk soal ujian objektif meliputi: (1) benar-
salah, (2) pilihan ganda biasa, (3) pilihan ganda
asosiasi, (4) menjodohkan, (5) sebab-akibat, (6)
melengkapi, (7) daftar cek dan skala umum.
Ujian Benar-Salah
 Sifat soal ini mudah disusun, tetapi
reliabilitasnya rendah, dan siswa cenderung
menerka. Oleh karena itu, perlu diperhatikan:
(1) jumlah soal harus cukup banyak, (2) soal
yang B dan S sebaiknya seimbang, (3) bentuk
jawaban jangan merupakan pola, (4) jangan
memberi kata-kata kunci sebagai jawaban tak
langsung pada soal yang bersangkutan, (5)
hindari istilah yang kabur seperti seringkali,
sebagian besar, dan lain-lain; juga menghindari
pengertian ganda, dan panjang kalimat yang
mencolok.
Ujian Pilihan Ganda Biasa
Bentuk soal: Ada deskripsi soal (tubuh soal) dan
kemungkinan jawaban yang hanya satu yang
benar/paling benar.
Kebaikan: Efektif untuk mengukur informasi,
perbendaharaan kata, pengertian, aplikasi prinsip,
interpretasi data, menafsirkan, memilah, membedakan,
menentukan pendapat, menarik simpulan.
Kelemahan: Tidak efektif untuk kemampuan
mengorganisasikan bahan dan konsep kematangan
berpikir. Oleh karena itu, perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
- Tubuh soal harus jelas rumusannya
- Masukkan informasi utama dalam tubuh soal
- Hubungan gramatikal harus tepat
- Hindari kemungkinan jawaban yang jelas-jelas
benar/salah.
- Ukuran kalimat pada kemungkinan jawaban sebaiknya
seimbang.
- Pilihan jawaban antara 4-5 buah/soal.
- Letak kunci jawaban jangan berpola.
Contoh:
Pilihlah salah satu jawaban yang paling
tepat!
Seseorang yang tegeletak di lantai dekat
tungku yang sedang mengeluarkan gas.
Tindakan yang paling tepat ialah….
A. memanggil dokter
B. membawanya ke rumah sakit
C. menyiramnya dengan air dingin
D. membawa ke tempat yang segar
udaranya
Ujian Pilihan Ganda Asosiasi
 Bentuk Soal: Deskripsi soal dan kemungkinan
jawaban lebih dari satu (perlu diasosiasikan)
 Kebaikan/kelemahan dan syarat lain sama dengan
ujian pilahan ganda biasa.
 Contoh: Pilihlah:
A. jikalau (1), (2), dan (3) betul
B. jikalau (1) dan (3) betul
C. jikalau (2) dan (4) betul
D. jikalau (4) saja yang betul
Soal: Tujuan mencangkok tanaman ialah….
(1) agar segera memperoleh hasil
(2) memperoleh hasil sebanyak-banyaknya
(3) memperoleh hasil yang besar-besar dan
banyak
(4) memperoleh buah seperti tanaman yang
dicangkok
UJIAN MENJODOHKAN
 Ada dua kelompok unsur perjodohan, yaitu yang
dijodohkan dan jawabannya.
 Kelebihan: Mengurangi tekanan kalau
penyusunannya baik.
 Kelemahan: Hanya mengukur faktor ingatan;
kurang mampu mengukur pengertian dan
membuat tafsiran.
 Syarat:
- Bagian yang diperbandingkan harus
homogen.
- Jawaban lebih banyak daripada yang
ditanyakan.
- Pertanyaannya pendek-pendek saja.
- Soal disusun dalam urutan yang logis.
- Petunjuk perlu jelas.
Ujian Sebab-Akibat
 Ada dua pernyataan di dalam soal yang berfungsi
sebagai kemungkinan “sebab-akibat” yang dimaksud.
 Kelebihan dan kelemahan sama dengan pilihan ganda
asosiasi, tetapi khusus aspek “kemungkinan sebab-
akibat” saja.
 Syarat: Pertanyaan dan alasannya mungkin sama-sama
benar, salah satu salah, atau keduanya salah.
 Contoh: Pilihlah:
A. jikalau pernyataan dan alasan benar
dan berhubungan
B. jikalau pernyataan dan alasan benar,
tanpa berhubungan
C. jikalau pernyataan atau alasan salah
D. Jikalau pernyataan dan alasan salah
Soal: Pertanian ekstensif sangat tepat dilaksanakan di
daerah Jawa dan Bali.
sebab
Daerah-daerah lain tidak memiliki hutan potensial.
Ujian Tinjauan Kasus
 Bentuk soal model ini mirip dengan pilihan ganda biasa,
namun ungkapan sebelum pertanyaan pada soal bersifat
mengupas kasus.
 Kelebihan, kekurangan, dan syarat pun sama dengan
pilihan ganda biasa.
 Contoh:
Pembangunan kota A lebih pesat daripada kota B. Kota A
banyak dibanjiri oelh orang desa sekitarnya untuk
mencari pekerjaan. Akibatnya, harga tanah di kota A lebih
mahal daripada kota B. Hal itu karena….
A. daya beli penduduk B rendah
B. kota A penduduknya lebih padat
C. penduduk kota A kaya-kaya
D. penduduk kota B kurang menghargai nilai tanah

Catatan: Ciri yang mirip dengan tinjauan kasus ini adalah


membaca diagram, tabel, gambar, dan grafik.
Ujian Melengkapi
 Pada soal ini ada pernyataan, namun belum
selesai/lengkap.
 Kelebihan: Cocok untuk menguji perbendaharaan kata,
nama, waktu, pengertian, dan soal perhitungan.
 Kelemahan: Tidak dapat digunakan untuk mengukur hal-
hal yang kompleks dan yang bersifat aplikasi.
 Syarat:
- Jawaban yang diharapkan harus betul-betul dibatasi.
- Jangan banyak yang dikosongkan pada satu soal.
- Hilangkan kata-kata yang dapat berperan sebgai kunci.
- Titik-titik yang akan dilengkapi sebaiknya diletakkan
pada akhir ungkapan.

Contoh: Patih Majapahit yang berhasil menyatukan


kepulauan Nusantara dalam satu negara kesatuan
adalah…..
Daftar Cek dan Skala Ukuran

 Penggunaan daftar ini adalah untuk


mengukur objek yang tidak dapat
dilakukan dengan ujian esai maupun
objektif, dan penggunaan lebih tepat
bagi pengamatan terstruktur.
 Syarat: Ciri-ciri dalam skala/daftar
harus benar-benar jelas tidak
menimbulkan pengertian salah.
SYARAT-SYARAT ALAT DAN PROSEDUR
PENGUKURAN
Terdapat empat hal yang berkaitan
dengan persyaratan alat dan
prosedur pengukuran, yaitu:
a) Validitas
b) Reliabilitas
c) Kepraktisan, dan
d) Hubungan ketiganya.
Validitas
 Pengertian Validitas
Validitas adalah alat ukur yang dipakai cocok dengan
yang akan diukur (terandalkan). Dalam pengajaran, ujian
mata pelajaran harus cocok dengan tujuan pelajaran
yang ingin dicapai.

 Jenis-jenis Validitas
a. Validitas isi, artinya alat ukur itu sesuai dengan isi
bahan yang diajarkan.
b. Validitas Konsep atau Konstruksi, yaitu alat ukur itu
sesuai dengan konsep ilmu yang diajarkan.
c. Validitas Pengukuran Setara, yaitu korelasi hasil ujian
setara dengan pengukuran yang sudah ada.
d. Validitas Pengukuran Serempak, yaitu korelasi hasil
ujian dengan hasil ukuran yang lain yang
dilaksanakan secara serempak.
e. Validitas Ramalan, yaitu dari hasil pengukuran yang
dilakukan itu dapat dijadikan indikator
perkembangan selanjutnya.
Reliabilitas
 Pengertian Reliabilitas
Reliabilitas adalah keterpercayaan atas hasil
ujian/pengukuran setelah digunakan
berulang-ulang (hasilnya sama/konstan =
reliabilitas/terpercaya).
 Jenis-jenis Reliabilitas
a. Reliabilitas Pengukuran Ulang adalah alat
itu minimal dapat dipakai dalam dua kali
pemakaian
b. Reliabilitas Pengukuran Setara, yaitu dua
bentuk ujian, tetapi setara isinya.
c. Reliabilitas Belah Dua, yaitu membagi
soal ujian dan kemudian diberikan kepada
dua kelompok siswa.
Kepraktisan Soal
Kepraktisan itu menyangkut beberapa hal,
antara lain sebagai berikut:
1. Penghematan, yaitu suatu kumpulan soal
ujian dapat digunakan berulang-ulang
sehingga menghemat tenaga menyusun soal
baru.
2. Kemudahan dalam Pengadministrasian
Syaratnya: (1) soal ujian harus jelas, (2)
waktunya tidak terburu-buru, (3)
penyusunan soal yang baik dan teratur.
3. Kemudahan dalam penginterpretasian, yaitu
berkaitan dengan penggunaan perhitungan,
sehingga skor mentah menjadi bermakna.
Hubungan antara Validitas,
Reliabilitas, dan Kepraktisan
Suatu hal penting untuk disadari adalah
tidak selalu pengukuran dengan taraf
reliabilitas tinggi bervaliditas tinggi juga.
Contoh: Ukuran besar kepala tidak valid
terhadap ukuran tingkat
intelegensi, karena validitas itu
berada di atas dan di luar
reliabilitas.artinya, seorang yang
kepalanya besar tidak selalu
intelegensinya rendah.
Persiapan dan Penyelenggaraan Ujian
 Persiapan dan penyelenggaraan ujian berhubungan
erat dengan penetapan TKP/TKI, bahan-bahan
pelajaran dan ujian yang kandungannya minimal
mencakup kompetensi kognitif, afektif, dan
psikomotor.
 Perencanaan dan penyusunan soal-soal ujian itu
berkaitan dengan: (1) ujian pembinaan bagi materi
yang baru diajarkan, dan (2) ujian akhir bagi seluruh
bahan ajaran yang disusun berdasarkan kisi-kisi.
 Kisi-kisi soal ujian (blue print ujian) meliputi: (1)
bahan ajar, (2) jenis kompetensi yang diukur, (3)
banyaknya soal, (4) bentuk soal, (5) jumlah dan
distribusi soal, yang dilengkapi dengan unsur-
unsur: (a) bidang/subbidang studi, (b) sekolah, (c)
waktu, (d) pokok/subpokok bahasan yang meliputi:
bentuk soal (ABCDE), aspek intelelektual ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi dan
tingkat kesukaran (mudah, sedang, sukar).
 Untuk menulis soal diperlukan lembaran/format
penulisan soal.
Penyiapan Bahan Ujian Lebih Lanjut
Penyiapan itu meliputi aspek-aspek sebagai
berikut:
a. Soal-soal tambahan (persediaan soal harus
lebih banyak daripada yang dipakai)
b. Pemeriksaan kembali akan ketepatan soal
c. Pengelompokan soal (soal yang sama jenis
disatukan tempatnya)
d. Petunjuk-petunjuk harus jelas dan tidak
membingungkan siswa
e. Perbanyakan (biasanya dilakukan oleh
sekolah)
f. Kelengkapan lain yang biasanya digunakan,
terutama bagi siswa dan guru waktu
memeriksa
g. Pengadministrasian ujian yang biasanya
dilakukan oleh guru dan staf.
PENGOLAHAN HASIL UJIAN

 Pengolahan ujian memerlukan


perhitungan statistik, terutama untuk soal
objektif.
 Hal-hal penting yang perlu diperhatikan
adalah yang berkaitan dengan
pemeriksaan lembar jawaban,
penghalusan angka, prosedur penggunaan
statistik, dan penerapan pendekatan
dalam penilaian.
Pemeriksaan Lembar Jawaban
Untuk hal ini perlu dipersiapkan kunci jawaban dan
gunakan rumus korelasi:
AHU = (∑ B - ∑ S )
P–1
AHU = angka hasil ujian
∑ B = pertanyaan (soal) yang djawab denga tepat (benar)
∑ S = pertanyaan (soal) yang dijawab dengan
sesat (salah)
P = kemungkinan pilihan jawaban untuk
masing-masing jenis soal, misalnya:
- jenis soal benar-salah P = 2
- Soal pilihan ganda P = jumlah pilihan jawaban
yang tersedia
Penghalusan Angka Mentah
Untuk hal ini kita perlu menggunakan rumus:

AMH = AHU x Na
AM
AMH = Angka mentah yang dihaluskan
AHU = Angka hasil ujian (angka mentah)
AM = Angka mentah tertinggi yang dapat dicapai
apabila semua soal delam ujian dijawab
dengan tepat.
Na = Nilai tertinggi dalam rentangan nilai akhir
yang dimaksudkan.
Misalnya:
Jika untuk suatu ujian objektif yang terdiri atas 150 soal, Amir
memperoleh angka mentah 83, berapakan angka Amir yang
telah dihaluskan?
Jawab: Untuk rentang nilai 1- 10:
83 x 10 = 5,53
150
Untuk rentang nilai 1 – 100 atau
nyatakan dalam presentase:
83 x 100 = 55,3
150
Untuk rentang nilai 1 – 4:
83 x 4 = 2,21
150
AHU = 83
AM = 150
Na = 10/100/4
AMH = 5,53/55,3/2,21
Untuk dapat melakukan perhitungan statistik perlu
dihitung dan diketahui aspek-aspek prosedur
statistik dan penerapan pendekatan serta penilaian
 Prosedur statistik dilakukan dengan mencari/menghitung:
(1) Rentangan angka (Range)
Angka ini diperoleh dari angka tertinggi dikurangi angka
terendah (angka ekstrim disingkirkan)
(2) Urut jenjang (Rank Order)
Caranya adalah dengan mengurutkan angka mentah
seluruhnya mulai dari paling besar ke yang paling kecil.
(3) Angka rata-rata (Mean)
Angka ini diperoleh melalui hasil bagi jumlah angka mentah
dengan jumlah peserta ujian.
(4) Angka tengah (Median)
Angka ini adalah angka paling tengah letaknya
(5) Angka yang paling banyak diperoleh (Mode)
Angka ini adalah angka yang paling banyak dijumpai pada skor
mentah.
(6) Simpangan Baku (Standard Deviation)
Rumus:

( x  x )
Sd 
n 1
(7) Penyebaran atau distribusi normal (Normal Distribution).
Bagi ujian yang ditangani secara statistik, gambaran
ideal yang terlihat objektif pasti akan berbentuk kurva
normal.
PENERAPAN
PENDEKATAN DALAM PENILAIAN
 PENERAPAN PAN
Pendekatan ini menggunakan
perhitungan statistik terhadap skor
mentah, angka rata-rata, simpangan
baku, dan kadang-kadang dengan
interval.
Rumus PAN
----------------------- A
Mean + 1,5 SD
----------------------- B
Mean + 0,5 SD
----------------------- C
Mean – 0,5 SD
----------------------- D
Mean – 1,5 SD
----------------------- E
Penarapan PAP
 Penerapan PAP tidak menggunakan perhitungan
statistik tetapi menggunakan penghalusan angka
dan batas kelulusan
 Contoh:
Derajat Penguasaan Nilai Akhir
90% - 100% A
80% - 89% B
65% - 79% C
55% - 64% D
Kurang dari 55% E
ANALISIS SOAL
 Analisis soal bermanfaat sebagai bahan
diagnosis bagi siswa dan sebagai bahan
pertimbangan bagi penyusunan soal yang
baik.
 Tujuan analisis soal objektif adalah untuk
mengetahui: (1) taraf kesukaran soal, (2)
menandai kelompok siswa yang pandai
dan bodoh, dan (3) ada tidaknya opsion
atau kemungkinan jawaban yang tidak
pernah dipilih oleh siswa.
Contoh Soal dan Analisisnya
 Soal: Badan yang memberikan saran-saran dan
nasihat-nasihat kepada Presiden RI dalam
melaksanakan pemerintahan sehari-hari ialah….

Kelompok Kelompok
Bodoh (25 org) Pandai (25 org)
(a) Dewan Nasional 2 0
(b) DPR 1 0
(c) DPA 22 25
(d) Dewan Perancanang 0 0
Nasional
(E) DPD 0 0
 Penafsiran: Soal di atas adalah soal yang
terlalu mudah, 25 orang dari kelompok
pandai dan 22 orang dari kelompok bodoh
menjawab dengan dengan tepat.
Bagaimanapun juga soal itu masih
menunjukkan arah yang tepat yaitu
kesalahan masih lebih banyak didapati
pada kelompok bodoh.
Soal: Suatu keadaan yang diusahakan tetap,
sehingga dapat menghitung akibat yang
ditimbulkan oleh keadaan-keadaan yang diubah
dalam metode eksprimental, disebut…

Kelompok Kelompok
Bodoh Pandai
(25 org) (25 orag)

(A) Variabel Terkontrol 1 13


(B) Variabel Kekeliruan 1 0
(C) Variabel Eksprimen 19 11
(D) Variabel Campuran 2 1
(E) Variabel Ekstra 2 0
(Omit) 0 0
 Penafsiran: Soal di atas adalah soal yang
sukar, tetapi efektif. Hanya 14 orang dari
50 orang yang menjawab tepat. Soal
tersebut benar-benar efektif dengan bukti
bahwa 14 orang yang menjawab dengan
tepat itu 13 di antaranya berada pada
kelompok pandai. Pilihan-pilihan yang
salah sebagian besar dibuat oleh
kelompok bodoh.
Soal: Hubungan antara Presiden dengan pemerintahan
sehari-hari sebagaimana diamanatkan oleh MPR dalam
UUD 1945 adalah…

Kelompok Kelompok
Bodoh Pandai
(25 org) (25 org)

(A) Hubungan Luar Negeri 6 7


(B) Pelaksanaan Demokrasi 4 10
(C) Melaksanakan Haluan Negara 9 7
(D) Perjuangan 2 0
(omit) 4 1
 Penafsiran: Soal ini ternyata jelek. Dari 50
orang hanya 16 yang menjawab dengan
tepat dan jawaban-jawaban yang tepat
lebih banyak terdapat pada kelompok
bodoh. Soal ini sebaiknya dibuang saja
secara radikal atau diubah dan diperbaiki.
Soal: Pemerintah Hayamwuruk dengan dibantu
patihnya Gadjah Mada sangat terkenal karena…
Kelompok Kelompok
Bodoh Pandai
(25 org) (25 org)
(A) Raja dan patihnya bertangan besi 0 0
(B) Seluruh Kepulauan Nusantara 17 23
bernaung di bawah satu negara
kesatuan
(C) Rakyat hidup aman dan makmur 7 2
(D) Pada waktu itu agama berkembang 0 0
dengan pesatnya
(omit)
1 0
 Penafsiran: Soal ini menunjukakan
perbedaan yang sesuai dengan arah yang
dimaksudkan (23 lawan 17), tetapi
perbedaan ini tidak cukup tajam.
Tarap Kesulitan Soal
 Tarap kesulitan soal ditentukan oleh proporsi jumlah
peserta ujian yang menjawab benar dengan keseluruhan
peserta ujian.
 Contoh: Sebuah soal dijawab benar oleh 70 dari 100
orang.
Tarap kesulitan (P) = 70 = 0,7 (artinya baik)
100

 Tarap kesulitan yang tidak baik adalah kalau taraf


kesulitan = 0,0 atau 1,0 atau mendekati keduanya karena
hal itu tidak menggambarkan hasil belajar siswa yang
sesungguhnya.
TES STANDAR

Tes standar adalah tes yang


soal-soalnya sudah mengalami
proses analisis baik secara
kualitatif maupun secara
kuantitatif, yang mengacu pada
SKL yang ditetapkan.
Langkah membuat TES standar:

(1) tentukan tujuan tes;


(2) tentukan acuan tes (norma);
(3) buatlah kisi-kisi;
(4) buatlah soal atau pilih soal
dari kumpulan soal sesuai
dengan kisi-kisinya.
Ketentuan
 Soal baru, harus melalui tahap
telaah secara kualitatif, revisi, uji /
coba, analisis hasil uji /coba
sehingga diperoleh soal yang baik
dari segi kualitatif maupun
kuantitatif.
 Pengadministrasian tes
(pelaksanaan tes) dibuat standar.
KISI-KISI SOAL
 Kisi-kisi adalah matriks informasi yang
dapat dijadikan pedoman untuk menulis
dan merakit soal menjadi tes.
 Kisi-kisi merupakan acuan dalam menulis
soal.
 Berbagai paket tes yang memiliki tingkat
kesulitan, kedalaman materi, dan cakupan
materi sama (paralel) akan mudah
dihasilkan hanya dengan satu kisi-kisi yang
baik.
 Urgensi, secara teoretis materi yang akan
diujikan mutlak harus dikuasai siswa.
 Relevansi, materi yang dipilih sangat
diperlukan untuk mempelajari atau
memahami bidang lain.
 Kontinuitas, materi yang dipilih merupakan
materi lanjutan atau pendalaman materi dari
yang sebelumnya pernah dipelajari dalam
jenjang yang sama maupun antar jenjang.
 Kontekstual, materi memiliki daya terap
dan nilai guna yang tinggi dalam kehidupan
sehari-hari.
PROSES PENJABARAN KOMPETENSI
DASAR MENJADI INDIKATOR

KD MATERI INDIKATOR SOAL

 Materi : Bahan ajar yang harus dikuasai siswa


berdasarkan kompetensi dasar yang akan
diukur. Penentuan materi (bahan ajar)
yang akan diambil disesuaikan dengan
inkator yang akan disusun.

 Indikator : Berisi ciri-ciri perilaku yang dapat


diukur sebagai petunjuk untuk
membuat soal.

 Soal : Disusun berdasarkan indikator yang dibuat.


 Memuat ciri-ciri kompetensi dasar yang
akan diukur
 Memuat kata kerja operasional yang
dapat diukur
 Berkaitan dengan materi (bahan ajar)
yang dipilih
 Dapat dibuatkan soalnya
 Dalam penyusunan indikator, komponen
-komponen yang perlu diperhatikan
adalah subjek, perilaku yang akan diukur,
dan kondisi/konteksnya
CATATAN
 Indikator yang terdapat dalam silabus atau RPP
tidak selalu otomatis bisa menjadi indikator butir
soal.
 Indikator yang dikembangkan dalam RPP dan
silabus adalah indikator ketercapaian tujuan
pembelajaran
 Indikator dalam kisi-kisi penulisan butir soal
merupakan indikator untuk penyusunan butir
soal.
Materi
 Soal harus sesuai dengan indikator
 Pilihan jawaban harus homogen
dan logis ditinjau dari segi materi
 Setiap soal harus mempunyai satu
jawaban yang benar atau yang
paling benar
Konstruksi
Pokok soal harus dirumuskan secara jelas
dan tegas.
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban
harus merupakan pernyataan yang
diperlukan saja.
Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah
jawaban benar.
Pokok soal jangan mengandung pernyataan
yang bersifat negatif ganda.
Panjang rumusan pilihan jawaban harus
relatif sama.
lanjutan
 Pilihan jawaban jangan mengandung
pernyataan, "Semua pilihan jawaban di
atas salah", atau "Semua pilihan jawaban
di atas benar".
 Pilihan jawaban yang berbentuk angka
atau waktu harus disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya nilai angka tersebut,
atau kronologisnya.
 Gambar, grafik, tabel, diagram, dan
sejenisnya yang terdapat pada soal harus
jelas dan berfungsi.
 Butir soal jangan bergantung pada
jawaban soal sebelumnya.
Setiap soal harus menggunakan bahasa
yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia.
Jangan menggunakan bahasa yang berlaku
setempat, jika soal akan digunakan untuk
daerah lain atau nasional.
Setiap soal harus menggunakan bahasa
yang komunikatif.
Pilihan jawaban jangan mengulang kata
atau frase yang bukan merupakan satu
kesatuan pengertian.
“Bedah”
SKL UN
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN ( SKL )

Adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,


pengetahuan, dan keterampilan

Berdasarkan PP No.19/2005

Sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan


peserta didik dari satuan pendidikan

Meliputi kompetensi seluruh mata pelajaran

Dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Penddidikan


(BSNP)
SKL
 SKL Pembelajaran terdapat pada Permen
Diknas nomor 23 tahun 2006
 SKL Ujian Nasional terdapat pada lampiran
Permen Diknas nomor 75 tahun 2009
INDIKATOR SOAL

Sebagai pertanda atau indikasi pencapaian



kompetensi

 Menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur

 Mengacu pada materi pembelajaran sesuai kompetensi


TEKNIK PERUMUSAN
INDIKATOR
1. BILA SOAL TERDAPAT STIMULUS
Rumusan indikatornya:
Dapat menjelaskan ….jika disajikan gambar...

2. BILA SOAL TIDAK TERDAPAT STIMULUS


Rumusan indikatornya:
Dapat membedakan ….
Dapat menghitung....
Dapat menentukan....
PENGEMBANGAN KISI - KISI

Fungsi
Komponen Kisi-kisi
* Pedm. penulisan soal
* Pedm. perakitan soal * Identitas
* SK/KD
* Materi Pembelajaran
Syarat Kisi-kisi
* Indikator Soal
* Mewakili isi kurikulum * Bentuk Tes
* Singkat dan jelas * Nomor Soal
* Soal dapat disusun
sesuai dengan bentuk
soal.
FORMAT KISI-KISI PENULISAN SOAL

Jenis Sekolah : ............................ Alokasi Waktu : ...........


Mata Pelajaran : ............................ Jumlah soal : ...........
Kurikulum : ............................ Penulis :..............
.

No. Standar Indikator Kelas Bentuk No.


Urut Kompetensi / Materi Indikator Soal Tes Soal
Lulusan smt.
KARTU SOAL
Jenis Sekolah : ------------- Penyusun :
1. ------------
Mata Pelajaran : ------------- 2. -------------
Bahan Kelas/smt : ------------- Tahun ajaran : ___________
Bentuk Soal : PG

INDIKATOR NO. SOAL KUNCI BUKU SUMBER:

RUMUSAN BUTIR SOAL

MATERI

I INDIKATOR SOAL

KETERANGAN SOAL
Proporsi Jawaban pada Pilihan
Digunakan Jumlah Tingkat Daya
Tgl
No untuk Siswa Kesukaran Pembeda A B C D OMIT Keterangan

80
CONTOH KISI-KISI
PENULISAN SOAL
Jenis sekolah : SMP Alokasi Waktu : 120 menit
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia Jumlah soal : 40
Kurikulum : KTSP Penulis :
No. Standar Indikator Kelas Bentuk No.
Urut Kompetensi / Materi Indikator Soal Tes Soal
Lulusan smt.
1. MEMBACA Menentukan isi Wacana tulis Menentukan PG 1
Membaca dan dan bagian VIII/1 (Paragraf)
suatu
Gagasan utama
memahami
paragraf paragraf
berbagai ragam
wacana tulis
(artikel, berita,
opini/tajuk,
tabel, bagan,
grafik,
peta, denah),
berbagai karya
sastra
berbentuk puisi,
cerpen, novel,
dan
drama
KARTU SOAL
Jenis Sekolah : SMP Penyusun :
1. Dr.Dalman, M.Pd.
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia 2. Drs. Suhadi
Bahan Kelas/smt : VIII/1 Tahun ajaran : 2010/2011
Bentuk Soal : PG

INDIKATOR NO. SOAL KUNCI BUKU SUMBER:


Menentukan isi dan bagian suatu 1 C Buku paket B. Ind. SMP
paragraf
RUMUSAN BUTIR SOAL
Pengelola Taman Mini Indonesia Indah (TMII) memperkirakan sebanyak 400 ribu
pengunjung hadir menjelang Tahun Baru 2011. Perkiraan ini dirasa tidak
berlebihan mengingat membludaknya pengunjung pada tahun lalu. Sebagai daya
MATERI tarik pengunjung, pengelola menyiapkan berbagai acara hiburan dengan tema
"Pesta Rakyat", di antaranya pesta kembang api.
Gagasan utama paragraf tersebut adalah ...
INDIKATOR SOAL A. pesta kembang api di TMII
Menentukan B. membludaknya pengunjung TMII
Gagasan utama paragraf C. perkiraan jumlah pengunjung TMII
D. daya tarik pengelola TMII

KETERANGAN SOAL
Proporsi Jawaban pada Pilihan
Digunakan Jumlah Tingkat Daya
Tgl
No untuk Siswa Kesukaran Pembeda A B C D OMIT Keterangan

82
Contoh Soal Bahasa Indonesia

Kemampuan yang Diuji : Menentukan isi dan bagian suatu


paragraf
Indikator Soal : Disajikan sebuah paragraf, siswa dapat
menentukan gagasan utama paragraf tersebut
SOAL :
Pengelola Taman Mini Indonesia Indah (TMII) memperkirakan
sebanyak 400 ribu pengunjung hadir menjelang Tahun Baru 2011.
Perkiraan ini dirasa tidak berlebihan mengingat membludaknya
pengunjung pada tahun lalu. Sebagai daya tarik pengunjung,
pengelola menyiapkan berbagai acara hiburan dengan tema
"Pesta Rakyat", di antaranya pesta kembang api.
Gagasan utama paragraf tersebut adalah ...
A. pesta kembang api di TMII
B. membludaknya pengunjung TMII
C. perkiraan jumlah pengunjung TMII
D. daya tarik pengelola TMII
CARA MEMBUAT OPTION YANG BAIK

1 Jawaban yang paling umum dimengerti oleh peserta didik

2
Dirumuskan berdasarkan alur berpikir peserta didik

3
Dinyatakan dalam bentuk atau satuan yang homogen

4 Disajikan sesuai urutan nilai / angka

Keluar 84
Contoh Analisis SKL
STANDAR
KOMPETENSI INDIKATOR INDIKATOR SOAL
LULUSAN (SKL)
MEMBACA Menentukan kritik Disajikan sebuah bacaan yang
Membaca dan terhadap isi bacaan terdiri atas satu paragraf,
memahami siswa dapat menentukan
berbagai ragam kritikan terhadap isi bacaan
wacana tulis tersebut
(artikel, berita,
opini/tajuk, tabel,
bagan, grafik,
peta, denah),
berbagai karya
sastra
berbentuk puisi,
cerpen, novel, dan
drama
Contoh Soal
Kemampuan yang Diuji : Menentukan kritik terhadap isi bacaan
Indikator Soal : Disajikan sebuah bacaan yang terdiri atas
satu paragraf, siswa dapat menentukan
kritikan terhadap isi bacaan tersebut
SOAL :
Pemerintah ingin tetap konsekuen menyesuaikan harga
bahan bakar minyak (BBM). Bila harga BBM di tingkat
internasional menurun, pemerintah baru akan mengambil
kebijakan menurunkan harga BBM bersubsidi di dalam negeri
sesuai tingkat yang wajar. Langkah ini ditempuh untuk
meringankan beban masyarakat.

Kritik terhadap isi paragraf tersebut adalah ...


A. Sudah kewajiban pemerintah untuk menurunkan
harga.
B. Pemerintah harus konsekuen menurunkan harga.
C. Pemerintah tak perlu menunggu untuk menurunkan
harga.
D. Sudah sewajarnya pemerintah menurunkan harga.
Perhatikan paragraf yang akan dikritik sesuai dengan Indikator
soal di atas!

Pemerintah ingin tetap konsekuen menyesuaikan harga bahan


bakar minyak (BBM). Bila harga BBM di tingkat internasional
menurun, pemerintah baru akan mengambil kebijakan
menurunkan harga BBM bersubsidi di dalam negeri sesuai
tingkat yang wajar. Langkah ini ditempuh untuk meringankan
beban masyarakat.

Pembahasan!

Kritikan berupa perbaikan (koreksi) terhadap


perilaku negatif. Kata yang menyiratkan perilaku
negatif: “bila harga BBM … menurun, pemerintah …
akan … menurunkan harga BBM “ (kalimat kedua).
Dengan demikian, Kritikan yang tepat terhadap isi
paragraf tersebut adalah “Pemerintah tak perlu
menunggu untuk menurunkan harga”.
SELAMAT BELAJAR

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai