INDONESIA
Oleh:
Muhroji Arifin
WI BDK Semarang
POKOK BAHASAN
1. Pendahuluan (Selayang Pandang Evaluasi Pengajaran Bahasa
Indonesia)
2. Tujuan, Fungsi, dan Prinsip-Prinsip Evaluasi
3. Penyusunan Tes Bahasa
4. Validitas Tes Bahasa
5. Reliabilitas Tes Bahasa
6. Penilaian dalam Tes Bahasa
7. Analisis Hasil Tes
8. Statistik Tes Bahasa
9. Hakikat, Tujuan, dan Pendekatan Tes Bahasa
10. Jenis Tes Bahasa
11. Komponen Tes Kebahasan
12. Tes Kompetensi Kebahasaan
13. Tes Kemampuan Menyimak dan Berbicara
14. Tes Kemampuan Berbahasa Tulis
15. Tes Kesastraan
LITERATUR
Arikunto, Suharsimi. 2000. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Angkara.
Aswar, Saifuddin. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Cangelosi, James S. 1995. Merancang Tes untuk Menilai
Prestasi Siswa. Bandung: ITB.
Chaer, Abdul. 1997. Linguistik Umum. Jakarta: Renika Cipta.
Daryanto. 1996. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Renika Cipta.
Djiwandono, Soenardi M. 2008. Tes Bahasa: Pegangan Bagi
Pengajar Bahasa. Jakarta: Indeks.
----------------. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung:
ITB.
Heaton, JB. 1988. Writing English Language Test (New
Edition). London: Longman.
Kartawidjaja, Eddy Soewardi. 1987. Pengukuran dan Hasil
Evaluasi Belajar. Bandung: Sinar Baru.
Lanjutan
Nurgiyantoro, Burhan. 2000. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Purwanto, Ngalim M. 1995. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran. Bandung: Remadja Karya.
Silverius, Suke. 1995. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Subino. 1995. Konstruksi dan Analisis Tes: Suatu Pengantar Kepada Teori
Tes dan Pengukuran. Jakarta: Depdikbud.
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
-------------. 1999. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Thoha, M. Chabib. 1996. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Waluyo, dkk. 1987. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. Jakarta:
Karunika.
Warkitri, H. Dkk. 1987. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. (Modul 6-9).
Jakarta: Karunika Universitas Terbuka.
PENGERTIAN EVALUASI
luas
- Hanya - Dapat menguji siswa
menguji satu/dua
kelas pada tempat yang
berbeda-beda
- Disusun oleh ahli
- Dilaksanakan oleh guru
pendidikan psikologi, dan
spesialis
JENIS UJIAN
Ujian Urian
- Ujian ini memerlukan rumusan soal yang jelas
untuk mempertinggi validitas dan reliabilitas
hasil yang dicapai.
Jenis-jenis Validitas
a. Validitas isi, artinya alat ukur itu sesuai dengan isi
bahan yang diajarkan.
b. Validitas Konsep atau Konstruksi, yaitu alat ukur itu
sesuai dengan konsep ilmu yang diajarkan.
c. Validitas Pengukuran Setara, yaitu korelasi hasil ujian
setara dengan pengukuran yang sudah ada.
d. Validitas Pengukuran Serempak, yaitu korelasi hasil
ujian dengan hasil ukuran yang lain yang
dilaksanakan secara serempak.
e. Validitas Ramalan, yaitu dari hasil pengukuran yang
dilakukan itu dapat dijadikan indikator
perkembangan selanjutnya.
Reliabilitas
Pengertian Reliabilitas
Reliabilitas adalah keterpercayaan atas hasil
ujian/pengukuran setelah digunakan
berulang-ulang (hasilnya sama/konstan =
reliabilitas/terpercaya).
Jenis-jenis Reliabilitas
a. Reliabilitas Pengukuran Ulang adalah alat
itu minimal dapat dipakai dalam dua kali
pemakaian
b. Reliabilitas Pengukuran Setara, yaitu dua
bentuk ujian, tetapi setara isinya.
c. Reliabilitas Belah Dua, yaitu membagi
soal ujian dan kemudian diberikan kepada
dua kelompok siswa.
Kepraktisan Soal
Kepraktisan itu menyangkut beberapa hal,
antara lain sebagai berikut:
1. Penghematan, yaitu suatu kumpulan soal
ujian dapat digunakan berulang-ulang
sehingga menghemat tenaga menyusun soal
baru.
2. Kemudahan dalam Pengadministrasian
Syaratnya: (1) soal ujian harus jelas, (2)
waktunya tidak terburu-buru, (3)
penyusunan soal yang baik dan teratur.
3. Kemudahan dalam penginterpretasian, yaitu
berkaitan dengan penggunaan perhitungan,
sehingga skor mentah menjadi bermakna.
Hubungan antara Validitas,
Reliabilitas, dan Kepraktisan
Suatu hal penting untuk disadari adalah
tidak selalu pengukuran dengan taraf
reliabilitas tinggi bervaliditas tinggi juga.
Contoh: Ukuran besar kepala tidak valid
terhadap ukuran tingkat
intelegensi, karena validitas itu
berada di atas dan di luar
reliabilitas.artinya, seorang yang
kepalanya besar tidak selalu
intelegensinya rendah.
Persiapan dan Penyelenggaraan Ujian
Persiapan dan penyelenggaraan ujian berhubungan
erat dengan penetapan TKP/TKI, bahan-bahan
pelajaran dan ujian yang kandungannya minimal
mencakup kompetensi kognitif, afektif, dan
psikomotor.
Perencanaan dan penyusunan soal-soal ujian itu
berkaitan dengan: (1) ujian pembinaan bagi materi
yang baru diajarkan, dan (2) ujian akhir bagi seluruh
bahan ajaran yang disusun berdasarkan kisi-kisi.
Kisi-kisi soal ujian (blue print ujian) meliputi: (1)
bahan ajar, (2) jenis kompetensi yang diukur, (3)
banyaknya soal, (4) bentuk soal, (5) jumlah dan
distribusi soal, yang dilengkapi dengan unsur-
unsur: (a) bidang/subbidang studi, (b) sekolah, (c)
waktu, (d) pokok/subpokok bahasan yang meliputi:
bentuk soal (ABCDE), aspek intelelektual ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi dan
tingkat kesukaran (mudah, sedang, sukar).
Untuk menulis soal diperlukan lembaran/format
penulisan soal.
Penyiapan Bahan Ujian Lebih Lanjut
Penyiapan itu meliputi aspek-aspek sebagai
berikut:
a. Soal-soal tambahan (persediaan soal harus
lebih banyak daripada yang dipakai)
b. Pemeriksaan kembali akan ketepatan soal
c. Pengelompokan soal (soal yang sama jenis
disatukan tempatnya)
d. Petunjuk-petunjuk harus jelas dan tidak
membingungkan siswa
e. Perbanyakan (biasanya dilakukan oleh
sekolah)
f. Kelengkapan lain yang biasanya digunakan,
terutama bagi siswa dan guru waktu
memeriksa
g. Pengadministrasian ujian yang biasanya
dilakukan oleh guru dan staf.
PENGOLAHAN HASIL UJIAN
AMH = AHU x Na
AM
AMH = Angka mentah yang dihaluskan
AHU = Angka hasil ujian (angka mentah)
AM = Angka mentah tertinggi yang dapat dicapai
apabila semua soal delam ujian dijawab
dengan tepat.
Na = Nilai tertinggi dalam rentangan nilai akhir
yang dimaksudkan.
Misalnya:
Jika untuk suatu ujian objektif yang terdiri atas 150 soal, Amir
memperoleh angka mentah 83, berapakan angka Amir yang
telah dihaluskan?
Jawab: Untuk rentang nilai 1- 10:
83 x 10 = 5,53
150
Untuk rentang nilai 1 – 100 atau
nyatakan dalam presentase:
83 x 100 = 55,3
150
Untuk rentang nilai 1 – 4:
83 x 4 = 2,21
150
AHU = 83
AM = 150
Na = 10/100/4
AMH = 5,53/55,3/2,21
Untuk dapat melakukan perhitungan statistik perlu
dihitung dan diketahui aspek-aspek prosedur
statistik dan penerapan pendekatan serta penilaian
Prosedur statistik dilakukan dengan mencari/menghitung:
(1) Rentangan angka (Range)
Angka ini diperoleh dari angka tertinggi dikurangi angka
terendah (angka ekstrim disingkirkan)
(2) Urut jenjang (Rank Order)
Caranya adalah dengan mengurutkan angka mentah
seluruhnya mulai dari paling besar ke yang paling kecil.
(3) Angka rata-rata (Mean)
Angka ini diperoleh melalui hasil bagi jumlah angka mentah
dengan jumlah peserta ujian.
(4) Angka tengah (Median)
Angka ini adalah angka paling tengah letaknya
(5) Angka yang paling banyak diperoleh (Mode)
Angka ini adalah angka yang paling banyak dijumpai pada skor
mentah.
(6) Simpangan Baku (Standard Deviation)
Rumus:
( x x )
Sd
n 1
(7) Penyebaran atau distribusi normal (Normal Distribution).
Bagi ujian yang ditangani secara statistik, gambaran
ideal yang terlihat objektif pasti akan berbentuk kurva
normal.
PENERAPAN
PENDEKATAN DALAM PENILAIAN
PENERAPAN PAN
Pendekatan ini menggunakan
perhitungan statistik terhadap skor
mentah, angka rata-rata, simpangan
baku, dan kadang-kadang dengan
interval.
Rumus PAN
----------------------- A
Mean + 1,5 SD
----------------------- B
Mean + 0,5 SD
----------------------- C
Mean – 0,5 SD
----------------------- D
Mean – 1,5 SD
----------------------- E
Penarapan PAP
Penerapan PAP tidak menggunakan perhitungan
statistik tetapi menggunakan penghalusan angka
dan batas kelulusan
Contoh:
Derajat Penguasaan Nilai Akhir
90% - 100% A
80% - 89% B
65% - 79% C
55% - 64% D
Kurang dari 55% E
ANALISIS SOAL
Analisis soal bermanfaat sebagai bahan
diagnosis bagi siswa dan sebagai bahan
pertimbangan bagi penyusunan soal yang
baik.
Tujuan analisis soal objektif adalah untuk
mengetahui: (1) taraf kesukaran soal, (2)
menandai kelompok siswa yang pandai
dan bodoh, dan (3) ada tidaknya opsion
atau kemungkinan jawaban yang tidak
pernah dipilih oleh siswa.
Contoh Soal dan Analisisnya
Soal: Badan yang memberikan saran-saran dan
nasihat-nasihat kepada Presiden RI dalam
melaksanakan pemerintahan sehari-hari ialah….
Kelompok Kelompok
Bodoh (25 org) Pandai (25 org)
(a) Dewan Nasional 2 0
(b) DPR 1 0
(c) DPA 22 25
(d) Dewan Perancanang 0 0
Nasional
(E) DPD 0 0
Penafsiran: Soal di atas adalah soal yang
terlalu mudah, 25 orang dari kelompok
pandai dan 22 orang dari kelompok bodoh
menjawab dengan dengan tepat.
Bagaimanapun juga soal itu masih
menunjukkan arah yang tepat yaitu
kesalahan masih lebih banyak didapati
pada kelompok bodoh.
Soal: Suatu keadaan yang diusahakan tetap,
sehingga dapat menghitung akibat yang
ditimbulkan oleh keadaan-keadaan yang diubah
dalam metode eksprimental, disebut…
Kelompok Kelompok
Bodoh Pandai
(25 org) (25 orag)
Kelompok Kelompok
Bodoh Pandai
(25 org) (25 org)
Berdasarkan PP No.19/2005
Fungsi
Komponen Kisi-kisi
* Pedm. penulisan soal
* Pedm. perakitan soal * Identitas
* SK/KD
* Materi Pembelajaran
Syarat Kisi-kisi
* Indikator Soal
* Mewakili isi kurikulum * Bentuk Tes
* Singkat dan jelas * Nomor Soal
* Soal dapat disusun
sesuai dengan bentuk
soal.
FORMAT KISI-KISI PENULISAN SOAL
MATERI
I INDIKATOR SOAL
KETERANGAN SOAL
Proporsi Jawaban pada Pilihan
Digunakan Jumlah Tingkat Daya
Tgl
No untuk Siswa Kesukaran Pembeda A B C D OMIT Keterangan
80
CONTOH KISI-KISI
PENULISAN SOAL
Jenis sekolah : SMP Alokasi Waktu : 120 menit
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia Jumlah soal : 40
Kurikulum : KTSP Penulis :
No. Standar Indikator Kelas Bentuk No.
Urut Kompetensi / Materi Indikator Soal Tes Soal
Lulusan smt.
1. MEMBACA Menentukan isi Wacana tulis Menentukan PG 1
Membaca dan dan bagian VIII/1 (Paragraf)
suatu
Gagasan utama
memahami
paragraf paragraf
berbagai ragam
wacana tulis
(artikel, berita,
opini/tajuk,
tabel, bagan,
grafik,
peta, denah),
berbagai karya
sastra
berbentuk puisi,
cerpen, novel,
dan
drama
KARTU SOAL
Jenis Sekolah : SMP Penyusun :
1. Dr.Dalman, M.Pd.
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia 2. Drs. Suhadi
Bahan Kelas/smt : VIII/1 Tahun ajaran : 2010/2011
Bentuk Soal : PG
KETERANGAN SOAL
Proporsi Jawaban pada Pilihan
Digunakan Jumlah Tingkat Daya
Tgl
No untuk Siswa Kesukaran Pembeda A B C D OMIT Keterangan
82
Contoh Soal Bahasa Indonesia
2
Dirumuskan berdasarkan alur berpikir peserta didik
3
Dinyatakan dalam bentuk atau satuan yang homogen
Keluar 84
Contoh Analisis SKL
STANDAR
KOMPETENSI INDIKATOR INDIKATOR SOAL
LULUSAN (SKL)
MEMBACA Menentukan kritik Disajikan sebuah bacaan yang
Membaca dan terhadap isi bacaan terdiri atas satu paragraf,
memahami siswa dapat menentukan
berbagai ragam kritikan terhadap isi bacaan
wacana tulis tersebut
(artikel, berita,
opini/tajuk, tabel,
bagan, grafik,
peta, denah),
berbagai karya
sastra
berbentuk puisi,
cerpen, novel, dan
drama
Contoh Soal
Kemampuan yang Diuji : Menentukan kritik terhadap isi bacaan
Indikator Soal : Disajikan sebuah bacaan yang terdiri atas
satu paragraf, siswa dapat menentukan
kritikan terhadap isi bacaan tersebut
SOAL :
Pemerintah ingin tetap konsekuen menyesuaikan harga
bahan bakar minyak (BBM). Bila harga BBM di tingkat
internasional menurun, pemerintah baru akan mengambil
kebijakan menurunkan harga BBM bersubsidi di dalam negeri
sesuai tingkat yang wajar. Langkah ini ditempuh untuk
meringankan beban masyarakat.
Pembahasan!
TERIMA KASIH