Anda di halaman 1dari 36

Harmoni

Agama & Budaya


Pengertian Agama
Agama diartikan dengan “sistem, prinsip kepercayaan kepada Tuhan
(dewa dan lain sebagainya) dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-
kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu.

(KBBI, Kridalaksana, 1994, h. 10)


KONSEP AGAMA
 Agama yang dimaksudkan disini meliputi
keseluruhan sistem kepercayaan, baik yang
bersumber pada agama-agama besar maupun
yang bersumber pada adat kebiasaan
tradisional suatu masyarakat tertentu.
 Dengan kata lain agama yang dimaksud disini
meliputi religi yang definisi minimumnya
seperti yang dikemukakan oleh E.B.Tylor
yaitu kepercayaan terhadap spiritual being-
Spiritual being atau realitas spiritual yang
bersifat metafisik ini terkait dengan
realitas fisik atau empiris.
 Sulitnyamemisahkan antara realitas
metafisik yang supra natural dengan
realitas fisik yang natural dan empiris
karena manusia pada dasarnya merupakan
makhluk jasmani dan ruhani.

 Itulahsebabnya, agama dalam bentuknya


yang nyata hanya mungkin tumbuh dan
berkembang dalam kontek budaya.
KLASIFIKASI AGAMA PERSPEKTIF HARUN
NASUTION

Monoteisme

Henoteisme

Politeisme

Dinamisme

Animisme
Monoteisme
Monoteisme adalah
Animisme
kepercayaan kepada Tuhan
global tunggal, di mana Animisme adalah kepercayaan kepada

seorang monoteis berserah kekuatan gaib yang disebut dengan

diri kepada Tuhan, karena mana, tuah atau kesaktian, di mana

percaya semua dari-Nya dan seorang animis berorientasi menjadi

menuju pada-Nya; dan sakti.

kembali pada-Nya merupakan


penyucian
Henoteisme
Henoteisme adalah
kepercayaan pada Tuhan
nasional tunggal untuk
Nasution,
kelompoknya saja. Yahudi
2008, h. 4-12.
yang meyakini Yahweh
sebagai Tuhan yang
memberikan kasih khusus
untuk Bani Israel saja
Dinamisme
Dinamisme adalah Politeisme
kepercayaan tentang roh-roh
Politeisme adalah kepercayaan terhadap
yang menempati setiap
dewa-dewa yang punya nama-nama
benda, di mana seorang
tertentu dan kemampuan serta tugas
dinamis berupaya berbuat
tertentu.
baik pada roh-roh (anonim)
dengan sesajen.
POLITEISME
• meyakini banyak dewa, namun tiga utama mereka adalah Brahma sebagai dewa
India
pencipta, Wisnu sebagai dewa pemeliraha, dan Syiwa sebagai dewa perusak.

• meyakini banyak dewa, namun tiga dewa utama mereka adalah Osiris, Isis dan Horus.
Mesir Kuno

• Arab kuno meyakini banyak dewa, namun lebih mengagungkan tiga dewi perempuan,
Arab Kuno
yaitu Latta, Uzza dan Manat

• sang raja dewa adalah Zeus yang menguasa langit, cahaya, petir dan hukum.
Yunani

• Sang raja para dewa adalah Jupiter, yang menguasa langit, cahaya dan petir juga hukum.
Romawi
FUNGSI AGAMA
 R. Stark dan C. Y Glock, dalam “Dimensi-dimensi Keberagamaan, dalam
Agama Dalam Analisa dan Intrepretasi Sosiologis” menjelaskan
 Agama menyajikan dukungan moral sarana emosional, pelipur
di saat manusia mengahdapi ketidakpastian dan frustasi.
 Agama menyajikan sarana hubungan transendental melalui
amal ibadat, yang menimbulkan rasa damai dan identitas
baru yang menyegarkan
 Agama mengesahkan, memperkuat, memberi legitimasi dan
mensucikan nilai dan norma masyarakat yang telah mapan
dan membantu mengendalikan ketentraman, ketertiban dan
stabilitas masyarakat
 Agama memberikan standart nilai untuk mengkaji ulang nilai-
nilai dan norma-norma yang telah mapan. Agama memberikan
rasa identitas diri
 Agama memberikan status baru dalam pertumbuhan dan
siklus perkembangan individu melalui berbagai krisis.
 Menurut Durkheim,
 Agama berfungsi memelihara kesatuan sosial. Menurut
Durkheim, di balik keanekaragaman ritual, symbol dan
kepercayaan agama terdapat karakteristik yang mendasari semua
agama, sehingga yang membentuk masyarakat adalah jiwa
agama.
 Dalam hidup manusia, dibedakan antara yang profane (duniawi)
dan yang sakral.
 Yang sakral selalu dianggap superior, sangat kuasa, terlarang dari
hubungan normal, dan pantas mendapat penghormatan tinggi.

 Hal-hal yang profan adalah; bersifat biasa, tak menarik dan


merupakan kebiasaan praktis kehidupan sehari-hari18.
 Agama dalam sistem sosial masyarakat
termasuk dalam kawasan sakral.
 Dalam penjelasan lebih lanjut mengatakan
bahwa agama adalah sebuah sistem terpadu
dari kepercayaan dan praktik yang
berhubungan dengan hal-hal yang sakral,
yakni hal-hal yang terpisah dan terlarang
 Kesakralan Agama menciptakan peluang
kebudayaan sebagai upaya ekspresi
Pengertian Budaya
Kata “budaya” berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu buddhayah, bentuk jamak
dari kata buddi, yang berarti budi atau akal (Koentjaraningrat, 1985, h. 9).
“Budaya” disinonimkan dengan “pikiran dan akal budi” (Kridalaksana, 1994, h.
149).

“Budaya” juga disinonimkan dengan “adat, kebiasaan dan rasam” (Endarmoko,


2006, h. 98) yang didefinisikan sebagai “sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan
yang sukar diubah” (Kridalaksana 1994, h. 149). Bila budaya disinonimkan
dengan akal dan adat, maka adat seharusnya masuk akal, dan akal merupakan
sarana meninjau adat.
Sistem religi
Sistem & upacara
teknologi & keagamaan
peralatan

Sistem
organisasi
kemasyarakatan

Sistem mata
pencaharian
7 Unsur
Kebudayaan

Sistem
pengetahuan

Kesenia
n
Bahasa
8 Pranata Kebudayaan


kindship/domes ●
economic
tic institution institutution

aesthetic and
scientific
recreational
institution
institutions

religious somatic
institution institution


educational ●
political
institution institution
ANTARA AGAMA DENGAN
KEBUDAYAAN
 Agama dan manusia tidak dapat dipisahkan. Sejarah manusia
adalah merupakan sejarah agama.
 Dengan demikian maka hubungan manusia (masyarakat)
dengan agama sudah terjadi sejak manusia ada.
 Bahan-bahan yang menjadi dasar untuk menggali sejarah umat
manusia tidak dapat dilepaskan dari peninggalan-peninggalan
sejarah yang senantiasa bersangkut-paut dengan agama.
 Atau dengan kata lain, kita dapat mengerti sejarah manusia
melalui peninggalan-peninggalan baik yang berupa tulisan,
lukisan maupun karya arsitektur keagamaan.
 Sejarah manusia Indonesia dapat diketahui dari peninggalan-
peninggalan bangunan yang ada hubungannya dengan agama.
 Sebagai bukti sejarah bahwa manusia Indonesia dalam
perkembangan sejarahnya dibentuk oleh beraneka ragam
agama karena didukung fakta adanya peninggalan bangunan-
bangunan yang sangat erat dengan agama.

 Peninggalan yoni, lingga atau candi merupakan salah satu


bentuk karya dan bangunan keagamaan. Candi Gedong Songo,
Candi Dieng, Candi Prambanan, Candi Penataran merupakan
peninggalan bangunan keagamaan yang bercorak Hindu.

 Candi Borobudur merupakan peninggalan Budha. Masjid Demak


merupakan peninggalan Islam. Gereja Blendug merupakan
peninggan bangunan Kristen. Klenteng, peninggalan Kong Hu
Chu dsb.
 Pada suatu saat, agama dapat membawa pengaruh
negatif bagi perkembangan masyarakat, namun dalam
hal yang lain kita mendapatkan bahwa agama membawa
dampak yang positif bagi kehidupan masyarakat.
 Menyatunya agama dan masyarakat, menyebabkan
agama menjadi bagian integral dari kebudayaan
manusia.
 Tidak dapat kita sangkal bahwa agama memainkan
peran yang vital dalam hidup manusia.
 Agama mengatur hubungan manusia dangan tuhannya,
hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan
hubungan antara manusia dengan lingkungannya baik
alam, sosial budaya maupun kerohanian.
 Manusia, disamping sebagai mahkluk religius, juga
mahkluk sosial. Sebagai mahkluk sosial, manusia hidup
bersama dengan yang lain.
 Tanpa yang lain, manusia terasa lemah; namun yang
lainpun tidak selamanya menjadi penolong, kadang juga
menimbulkan berbagai macam masalah sehingga terjadi
konflik.
 Berbagai macam masalah yang dihadapi manusia, bukan
hanya karena relasi sosial yang mengalami hambatan,
tetapi juga disebabkan oleh ‘kelemahan bawaan’
manusia
Kelemahan bawaan manusia tersebut adalah :
 (1) Eksistensi manusia ditandai oleh rasa
ketidakpastian dalam menghadapi alam.
 (2) kemampuan manusia untuk mengendalikan alam
sangat terbatas sehingga timbul konflik antara
keinginan dan ketidakberdayaan.
 (3) manusia mahkluk sosial dengan segala alokasi
kelangkaan fasilitas yang menyebabkan perbedaan

Dalam kondisi yang demikianlah fungsi agama dalam


masyarakat mendapat tempat yang strategis. Mengapa
fungsi agama begitu penting? Karena agama dapat
menjawab berbagai pergumulan hidup umat manusia
dalam relasi dengan Tuhan, sesama manusia maupun
lingkungannya
 budaya dalam arti semua pengetahuan dan nilai-nilai yang
dimiliki bersama oleh masyarakat (all knowledge and values
shared by society) yang tidak didasari oleh nilai moral dan
spiritualitas luhur yang berasal dari tradisi agama akan kering
dan kehilangan arah.

 Adanya saling dukung atau saling menguatkan antara agama


dan budaya mirip dengan apa yang dikatakan oleh Albert
Einstein, “Science without religion is lame, religion without
science is blind.” 18Jadi, meskipun antara agama dan budaya
bisa dibedakan tetapi sulit atau bahkan tidak mungkin
dipisahkan.
Keragaman Agama di Indonesia (Hindu: 4
Teori Kedatangannya)

Teori
Bhumip
utera

Teori
Teori Kshatriya
Waishya

Teori
Brahmana
Kerajaan
Majapahit

Kerajaan
Mataram

Kerajaan
Kerajaan Majapahit
Padjajaran
Kepercayaan Umat Hindu


Atman
Keperca ●
Karma
yaan ●
Reinkarnasi
Umat ●
Moksa
Hindu ●
Catur warna

Yajurweda

Weda

Rigweda
Kitab ●
Yajurweda
Suci ●
Samaweda

Atharweda

Kitab
Selain

18
Weda
Kitab
Agama Buddha

Ariya tentang Dukkha


4
Asal Mula Dukkha

Kebenar
Terhentinya Dukkha

an
Mulia Jalan yang Menuju

Terhentinya Dukkha


Sangha Theravada Indonesia

Sangha Mahayana Indonesia
Organi ●


Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia
Majelis Agama Buddha Mahayana Indonesia

sasi Majelis Dharmaduta Kasogatan (Tantrayana)


Indonesia

Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia
Buddha ●
Indonesia
Majelis Rohaniawan Tridharma seluruh
Indonesia
Islam: agama ke-3 dari luar Nusantara yang
menjadi agama mayoritas setelah pengaruh
Hindu dan Buddha melemah.
Orang Katholik yang pertama
menginjakkan kaki di Nusantara
adalah Mattiussi (Biarawan Katholik
ordo Fransiskan asal Italia)

Mattiussi mengunjungi Sumatera,


Jawa dan Banjarmasin. Tahun 1330,
dia kembali ke Italia melalui jalan
darat melalui Vietnam, China dan
jalur sutera hingga ke Eropa.
Perjalanan Mattiussi itu tercatat di
bukunya yang berjudul Travels of
Fiar Odoric of Pordenne
Protestan
-Kristen Protestan
muncul bersamaan protes
Martin Luther (1483-
1546) terhadap Gereja
Katholik.

- Ada 4 aliran besar


dalam Protestanisme;
Lutheranisme,
Calvinisisme, Baptis,
Anglikan, Masing-masing
aliran terbagi menjadi
berbagai
sekte/denominasi
Lutheranisme

Doktrin utama Lutheranisme: “Dengan karunia Ilahi, melalui iman yang berbasiskan
pada Al-Kitab saja (Gritsch, , 2002; Rietschel, 2000). Doktrin ini terkait dengan kritik
tajam Martin Luther terhadap Paus dan Gereja Katholik Roma. Bagi Luther, bukan
Paus dan Gereja Katholik Roma yang menentukan keselamatan manusia, melainkan
karunia ilahi, yang didapatkan dengan iman yang ditopang oleh ayat-ayat Kitab Suci.
Calvinisme mengacu pada John Calvin (teolog & Pastor Perancis di Jenewa.
Para pengikutnya merangkum teologi Calvin menjadi 5 pokok ajaran.
1. Total deprativiy.
2. Unconditional election/grace.
3. limited atonement.
4. Irresistable grace.
5. The preseverence of the saints.
Baptisisme
Baptisisme merujuk kepada John
Sang Pembaptis yang dipercaya
membaptis Yesus.
Anglikanis
me
Khonghucu
HARMONISASI AGAMA DAN BUDAYA

Agama dan budaya adalah dua hal yang


berbeda tetapi tidak mungkin dipisahkan.
Keberadaan sebuah agama akan sangat
dipengaruhi dan mempengaruhi pengamalan
sebuah agama yang bersangkutan.

Dan sebaliknya, sebuah kebudayaan akan


sangat dipengaruhi oleh keyakinan dari
masyarakat di mana kebudayaan itu
berkembang.
 Budaya sebagai produk hasil rasa karya cita
manusia yang boleh jadi tidak berdasarkan
agama.
 Sekarang tugas agamawan dan umat beragama
bagaimana budaya itu tidak keluar dari nilai-nilai
agama dan sekaligus keagamaan itu tidak keluar
dari nuansa kebudayaan.

 Rekonsiliasiini yang harus kita lakukan.


Indonesia memiliki Pancasila dan Bhineka Tunggal
Ika untuk menghadapi kemajemukan yang ada.
 Namun, pemahaman terhadap dua simbol negara
itu masih minim di mata masyarakat.
 Dalam kerangka kebudayaan, posisi agama dapat
ditempatkan dalam kompleks gagasan, nilai dan
ide yang abstrak, yakni agama dalam wujud hasil
pemahaman manusia atas ajaran wahyu, bukan
agama dalam arti ajaran wahyu itu sendiri.

 Hasilpemahaman manusia atas wahyu Tuhan


membentuk nilai-nilai, ide-ide, gagasan-gagasan
yang terinternalisasi dalam diri manusia yang
menjadi landasan motivasional bagi perilakunya.
Melaksanakannya, meyakini, dan menghayati
ajaran agama, merupakan kebudayaan, karena
dilakukan oleh manusia atau penganut agama
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai