Anda di halaman 1dari 25

ANTROPOLOGI AGAMA

KAJIAN ANTROPOLOGI DAN ILMU LAIN


TERHADAP AGAMA

AGAMA

SOSIOLOGI ILMU JIWA ILMU AGAMA SEJARAH ANTROPOLOGI

FILSAFAT FENOMENOLOGI FEMINISME


PERBEDAAN
Sosiologi Sejarah Ilmu Jiwa Teologi Antropologi
Membahas Kasus yang Fenomena Melihat ilmu Memahami
gejala diteliti adalah keagamaan agama itu gejala
keagamaan masa lampau dari tipe sendiri, mana kehidupan
secara sains. kejiwaan diantara beragama
Sosiologi manusia berbagai sebagai
melihat dari beragama dan pendapat kebudayaan
sudut struktur perubahanya tentang ajaran masyarakat,
sosial karena agama yang Antropologi
pengaruh lebih sesuai melihat dari
lingkungan dengan yang sudut budaya
dimaksud masyarakat
Tuhan
PERBEDAAN
Filsafat Fenomenologi Feminisme
Mengembangkan logika, Membandingkan macam- Feminisme tidak lepas
teori pengetahuan, dan macam agama tetapi dari bias gender. Hal ini
metafisik agama, menilai tidak mencoba dikarenakan budaya
kebenaran kepercayaan memperlihatkan salah patriarkhi yang
agama, satu agama lebih baik menganggap bahwa
dari yang lain. wanita hanyalah warga
nomer dua telah
mendarah daging
sebelum agama-agama
itu lahir
ANTROPOLOGI AGAMA

Antropologi Agama

Pendekatan
Manusia Agama
Budaya

Ilmu pengetahuan yang berusaha mempelajari


tentang manusia yang menyangkut agama
dengan pendekatan budaya.
OBJEK KAJIAN ANTROPOLOGI
Antropologi mempelajari manusia dan budayanya.
Antropologi bertujuan memahami objek yang dikaji secara
totalitas, dari masa lalu yang lebih awal dari kehidupan
manusia sampai sekarang, memahami manusia sebagai
eksistensi biologis dan kultural. Antropologi mencoba
menyingkap asal usul, perkembangan, perubahan, saling
hubungan, fungsi dan arti dari fenomena manusia. Dengan
demikian kajian antropologi bersifat holistik dan
berwawasan budaya
Antropologi agama melihat keterkaitan faktor lingkungan
alam, struktur sosial, struktur kekerabatan, terhadap
timbulnya jenis agama, kepercayaan, upacara, organisasi
keagamaan tertentu.
OBJEK KAJIAN ANTROPOLOGI
Agama yang dipelajari adalah agama sebagai
fenomena budaya, bukan ajaran agama yang
datang dari Tuhan. Maka yang menjadi perhatian
adalah beragamanya manusia dan masyarakat.
Agama dalam pengertian antropologi budaya
adalah adanya hubungan antara manusia dengan
yang ghaib, selalu melibatkan DUA ALAM.
Antropologi sebagai sebuah ilmu tidak
mempelajari salah benarnya suatu agama dan
segenap perangkatnya seperti kepercayaan, ritual,
dan kepercayaan kepada yang sakral.
BUDAYA
Norma,
nilai,
keyakinan

Budaya
Pola
tingkah
laku

Hasil
material
AGAMA

keyakinan

Perilaku AGAMA

Benda
Konkret
AGAMA BUDAYA
Keyakinan Hasil akal pikiran dan
Keyakinan adalah hal yang perilaku manusia
mutlak berdasarkan Ilmu pengetahuan
kepercayaan manusia merupakan hasil karya
manusia berdasarkan
kenyataan.

AGAMA ATAU BUDAYA BERPANGKAL TOLAK DARI


ADANYA MANUSIA, TIDAK ADA AGAMA TANPA
MANUSIA DAN KARENA MANUSIA BUDAYA MAKA ADA
AGAMA
AGAMA DAN BUDAYA
Sukar memisahkan agama dan budaya karena
agama tidak akan dianut umatnya tanpa budaya.
Wahyu Allah yang merupakan petunjuk Tuhan
kepada manusia melalui para nabi, dapat sampai
kepada umatnya, karena ada bahasa, aksara,
kitab, penerangan, sikap tindak perilaku manusia.
Agama tidak tersebar tanpa budaya, dan budaya
menjadi tersesat tanpa agama. Sebaliknya ada
pula agama yang tidak bersumber pada wahyu
Allah, melainkan timbul dari alam pikiran manusia
sendiri. Jadi ada agama wahyu dan ada agama
budaya.
AGAMA BAGIAN DARI KEBUDAYAAN

Hilman Hadikusuma :
1. Agama : ajaran yang diturunkan Tuhan sbg
petunjuk bagi manusia dalam menjalani
kehidupan.
2. Agama budaya : petunjuk hidup yang berasal
dari pemikiran dan kebudayaan manusia.
3. Kebudayaan agama : hasil kreasi manusia
beragama.
Kebudayaan : keseluruhan dari kehidupan manusia
yang terpola dan didapatkan dengan belajar atau yang
diwariskan kepada generasi berikutnya, baik yang masih
dalam pikiran, perasaan dan hati pemiliknya, maupun
yang sudah lahir dalam bentuk tindakan dan benda.
Cultural universals : 1-7
Agama sebagai ajaran Tuhan bukanlah kebudayaan,
tetapi ajaran agama bukan semuanya merupakan
wahyu Tuhan, karena banyak interpretasi dan pendapat
dari pemuka agama terhadap wahyu Tuhan sehingga
merupakan kebudayaan.
Ahli Barat melihat fenomena keagamaan tidak
hanya dicukupkan pada tiga aspek tersebut,
tetapi kemudian diteruskan untuk menjawab
asal usul dari berkembangnya kehidupan
beragama.
Harsojo : kajian antropologi terhadap agama
meliputi empat masalah pokok.
Atho Mudzhar : meliputi 5 masalah pokok
Anthony Jackson : meliputi 4 masalah pokok
Harsojo : kajian antropologi terhadap agama
meliputi 4 pokok :
1. dasar-dasar fundamental dari agama dan
tempatnya dalam kehidupan manusia
2. Bagaimana manusia yang hidup
bermasyarakat memenuhi kebutuhan religius
mereka
3. Dari mana asal usul agama
4. Bagaimana manifestasi perasaan dan
kebutuhan religius manusia,
Anthoni Jackson : objek kajian antropologi ada 4
1. Modus pemikiran primitif meliputi masalah
kepercayaan, rasionalitas, dan klasifikasi sistemnya
seperti totem
2. Bagaimana pemikiran dan perasaan
dikomunikasikan seperti melalui simbol dan mite
3. Teori dan praktik keagamaan dengan topik sentral
adalah ritus.
4. Praktik ritual sampingan seperti soal magic
Atho Mudzhar : lima fenomena agama yang dapat dikaji
a. Scripture atau naskah, sumber2 ajaran dan simbol
agama
b. Para penganut, pemimpin, pemuka agama yakni
sikap, perilaku, dan penghayatan para penganutnya.
c. Ritus, lembaga dan ibadat seperti sholat, puasa,
perkawinan, haji, waris dll
d. Alat-alatnya seperti masjid, gereja, peci, mukena,
tasbih, dll.
e. Organisasi keagamaan (NU, Muhammadiyah. KAMI,
HTI, HMI,
Kehidupan beragama yang banyak mengandung keanehan ingin
diteliti secara ilmiah deskriptif melalui antropologi. Segala keanehan
dan permasalahan dalam kehidupan beragama diteliti dengan
pendekatan observasi dan wawancara.
OKI pendekatan antropologi tidak menjawab bagaimana
seharusnya beragama menurut kitab suci, tetapi bagaimana
menurut penganutnya. Dengan demikian yang diyakini suatu
masyarakat dapat saja gaib, tetapi keyakinan masyarakat
dalam bentuk kepercayaan kepada yang gaib dapat menjadi
objek ilmiah.
Fenomena beragama dipelajari dalam kaitan dengan aspek budaya
yang lain.
METODE

historis

normatif Metode empirik

deskriptif
KERANGKA KAJIAN ANTROPOLOGI AGAMA

Secara garis besar kajian agama dalam


antropologi dapat dikategorikan ke dalam
4 kerangka teoritis yaitu :
Intellectualist

Structuralist

Functionalist

Symbolist
Intelektualisme
Mencoba melihat definisi agama dalam setiap masyarakat
dan kemudian melihat perkembangan dalam satu
masyarakat.
E.B Tylor mencoba mendefinisikan agama sebagai
kepercayaan terhadap adanya kekuatan supranatural. E.B
Tylor mencoba meneliti dari sudut perkembangan agama
dari animisme menuju monotheisme.
Max Muller mencoba mendefinisikan bahwa agama bermula
dari monotheisme kemudian berkembang menjadi agama
yang banyak.
Mircea Eliade mengungkapkan bahwa perkembangan
agama seperti bandul jam, bergerak dari satu ujung ke
ujung yang lain, dari animisme ke monotheisme kemudian
kembali lagi ke animisme.
Strukturalis, fungsionalis, dan simbolis
Ketiga teori ini lahir dari Emile Durkheim yang melihat
agama dari bentuknya yg paling sederhana yg diimani oleh
suku Aborigin di Australia sampai ke agama yg well-
structured dan well-organised seperti yg dicerminkan dalam
agama monotheis. Durkheim menemukan bahwa aspek
terpenting dalam pengertian agama adalah adanya distingsi
antara yg sacred dan yg profan.
Claude Levi Strauss mengembangkan pendekatan
strukturalisme dengan mencari jawaban hubungan antara
individu dan masyarakat. Agama baik dalam bentuk mitos,
magic adalah model kerangka bertindak bagi individu dalam
masyarakat.
Fungsionalis
Pandangan Durkheim tentang fungsi dalam masyarakat
mengasumsikan bahwa masyarakat selalu dalam keadaan
equilibrium dan saling terikat satu dengan yg lain.
Branislaw Mallinowski mengatakan bahwa fungsi agama
adalah memberikan jawaban-jawaban terhadap
permasalahan yg tidak dapat diselesaikan dgn common
sense dan kemampuan menggunakan teknologi.
Contoh Suku Trobiand dgn kemampuan rasionalitas dan
penciptaan teknologi mampu mengatasi permasalahan
ketika ladangnya diganggu babi hutan, tetapi pd saat
mereka melaut dan cuaca tdk dapat mereka kontrol maka
mereka menggunakan agama yaitu dgn mengadakan ritual
dgn sesaji utk menyelesaikan mslhnya
Simbolisme
Victor Turner memandang ritual sebagai simbol, melakukan
kajian ritual di masyarakat Ndembu. Turner melihat bahwa
ritual adalah simbol yg dipakai masyarakat Ndembu untuk
menyampaikan konsep kebersamaan. Ritual sebagai tempat
mentransendensikan konflik keseharian kepada nilai-nilai
spiritual agama. Ritual mempunyai 4 fungsi penting yaitu
sebagai mengurangi permusuhan, menutup jurang
perbedaan, sebagai sarana memantapkan kembali
hubungan yg akrab dan sebagai medium menegaskan
kembali nilai-nilai masyarakat. Jadi ritual sebagai simbol dari
apa sebenarnya yg terjadi di masyarakat.
PENTINGNYA KAJIAN ANTROPOLOGI AGAMA

Kegunaan pengetahuan ilmiah selain untuk


mengetahui sesuatu yang belum diketahui, juga
untuk menentukan sikap yang tepat dalam
berhadapan dengan sesuatu yang telah diteliti.
Sebagai hasil penelitian ilmiah, antropologi agama
dapat dimanfaatkan siapa saja termasuk juru
dakwah.
Lembaga dakwah dan pendidikan agama
membutuhkan penjelasan yang mendalam dan
komprehensif tentang masyarakat yang didakwahi
atau yang akan dididik.

Anda mungkin juga menyukai