3 November 2010 13:37 Diperbarui: 26 Juni 2015 11:52 1055 0 0
Kepercayaan terhadap segala sesuatu yang bersifat ghaib dalam kehidupan masyarakat memiliki hubungan yang ssngat erat dan tak dapat dipisahkan sehingga satu sama lainnya akan saling mempengaruhi dalam bentuk masyarakat atau bermasyarakat serta berbudaya atau kebudayaan. Jika ditinjau dari sejarah peradaban umat manusia dari kehidupannya yang selalui diwarnai dengan sesuatu yang bersifat magis “religiomagi” yaitu merupakan anggapan bahwa setiap benda atau partikel disemesta kita ini memiliki kekuatam magis “ghaib” yang membentuknya serta melingkupinya. Begitu pula manusia yang merupakan bagian dari semesta kita yang terbentuk. Religi atau yang lebih dikenal dengan agama memiliki peranan yang sangat penting dalam hidup dan kehidupan manusia dan bahkan sangat menonjol serta mendominasi setiap aspek kehidupan yang ada. Bahkan status religi atau agama merupakan suatu martabat khusus dalam peranannya dalam kehidupan sosial, seperti kyai, ustad, pendeta, pastur dan lainnya ditinjau secara fungsional. Ajaran – ajaran tentang konsep suatu keyakinan serta hal – hal yang bersifat ghaib merupakan tujuan utama setiap manusia dalam suatu kegiatan – kegiatan yang mempertinggi derajat ketaqwaan serta kemajuan umat manusia. Dalam hidup dan kehidupan, manusia selalu menemui hal – hal yang terkadang tak masuk akal dan sulit untuk dicerna dengan pikiran dan panca inderanya. Terkadang dapat dengan mudah untuk melihat sebab – akibat dari suatu peristiwa dan kejadian tetapi terkadang tidak sedikit pula yang sangat sulit untuk melihat sebab – akibat dari suatu kejadian. Untuk peristiwa serta kejadian – kejadian yang tak masuk akal atau tak dapat dipahami oleh suatu kelompok, golongan atau masyarakat dianggap sebagai hal – hal diluar nalar dalam aturan – aturan alam semesta (Hukum sebab- akibat). Beals dan Hoijer mengatakan bahwa religi merupakan suatu respon terhadap kebutuhan akan konsepsi yang tersusun mengenai alam semesta dan mekanisme dalam menghadapi kegagalan yang tumbul karena keterbatasan dan ketidakmampuan manusia dalam memahami serta meraamalkan kejadian dan peristiwa yang tak dapat diketahui dengan tepat (diluar nalar manusia). Berbeda antara religi dengan magi, karena religi merupakan suatu keyakinan serta kepercayaan yang dilatar belakangi oleh keterbatasan yang dimiliki manusia. Dengan kata lain bahwa religi terlahir atas pengakuan terhadap sesuatu yang ghaib (supranatural) tanpa adanya hubungan sebab – akibat sedangkan menurut Malinowski, magi merupakan suatu kepercayaan yang masih mengandung unsur keyakinan pada kemampuan atau kekuasaan manusia dengan suatu kegiatan yang mengundang bala bantuan melalui ritual – ritual, mantera – mantera dengan maksud tertentu. Bentuk – bentuk religi yang kita kenal hingga kini dan dianggap sebagai suatu agama budaya atau keyakinan yang terlahir atas pemuasan kebutuhan – kebutuhan manusia serta kesejahteraan hidupnya merupakan suatu bentuk penyerahan diri kepada suatu yang bersifat ghaib yang dikenal dengan sebutan Tuhan, Sang Hyang Widi atau apaupun namanya sebagai zat tunggal pengatur semesta raya kita dan sebagai bentuk usaha untuk memecahkan segala masalah demi keselamatan hidupnya. Adapun bentuk – bentuk religi antara lain ; 1. Animatisme adalah satu bentuk religi yang ada dimana Animatisme merupakan suatu konsep yang menganggap bahwa hal – hal yang bersifat materiil (immpersonal) terdapat setiap pada setiap benda disemesta kita ini dan suatu gejala – gejala yang mengandung arti pada segala hal yang ada mengandung suatu kekuatan ghaib sangat penting dan tidak dirupakan bentuknya yang dianggap sebagai sumber besar. 2. Atheisme, kata ateisme berasal dari kata sifat dalam Bahasa Yunani Kuno yang berarti “tidak bertuhan”. Pada awalnya ateisme digunakan sebagai julukan peyoratif yang di gunakan untuk menyebut orang-orang yang kepercayaannya bertentangan dengan agama yang sudah mapan di lingkungannya. Dengan menyebarnya pemikiran bebas, skeptisme ilmiah, dan kritik terhadap agama, istilah ateis mulai dispesifikasi untuk merujuk kepada mereka yang tidak percaya kepada tuhan. 3. Animisme, Dinamisme dan lain sebaginya Sedangkan magi terbagi menjadi dua, yaitu ; 1. White Magic, yaitu magi putih yang mendatangkan kebaikan atau orang awam lebih mengenalnya dengan sebutan ilmu putih. 2. Black Magic, yaitu magi hitam yang mendatangkan keburukan atau orang awam lebih mengenalnya dengan sebutan ilmu hitam. Pada dasarnya antara religi dan magi pun dimulai dari sesuatu yang bersifat sederhana dan sangat mendasar sekali, yaitu suatu pemuasan akan kebutuhan manusia hingga menjadi suatu bentuk yang sangat sakral dan mempengaruhi kehidupan dalam bermasyarakat dan berbangsa hingga terlahir suatu keyakinan atau agama. Dan dorongan – dorongan akan hal tersebutlah yang telah memberi banyak warna pada proses dan penciptaan suatu kebudayaan yang ada sekarang. Sumber: https://www.kompasiana.com/wahidilqohar/55003e33a33311e57251035d/manusia-dan- religi?page=all Pengertian Manusia Menurut Para Ahli Pengertian Manusia – Sebagai seorang manusia, kita sudah sepantasnya memahami apa itu arti manusia yang sesungguhnya. Akan tetapi, kenyataannya masih banyak sekali orang yang tidak memahami makna dan arti kata manusia. Nah, untuk membantu mempelajari makna dan arti kata manusia yang sebenarnya, kita dapat menggunakan beberapa pendapat para ahli mengenai defenisi kata manusia berikut ini : Beberapa Pengertian Manusia menurut Para Ahli 1. Paula J. C. & Janet W. K. Menurut Paula J. C. & Janet W. K. Manusia merupakan makhluk yang terbuka, bebas memilih makna di dalam setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta turut menyusun pola hubungan antar sesama dan unggul multidimensional dengan berbagai kemungkinan. 2. Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany Menurut Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany, pengertian manusia adalah makhluk yang mulia. Masuia merupakan makhluk yang mampu berpikir, dan menusia merupakan makhluk 3 dimensi (yang terdiri dari badan, ruh, dan kemampuan berpikir / akal). Manusia di dalam proses tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan. 3. Kees Bertens Menurut Kees Bertens, manusia adalah setiap makhluk yang terdiri dari dua unsur yang satuannya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk apapun. 4. Upanisads Menurut Upanisads, manusia merupakan sebuah kombinasi dari beberapa unsur kehidupan seperti roh (atman), pikiran, jiwa, dan prana (tubuh / fisik). 5. Nicolaus D. & A. Sudiarja Menurut Nicolaus D. & A. Sudiarja, manusia adalah bhineka, akan tetapi tunggal. Manusia disebut bhineka karena ia mempunyai jasmai dan rohani, sedangkan disebut tunggal karena hanya berupa satu benda / barang saja. 6. Abineno J. I Menurut Abineno J. I, manusia adalah “tubuh yang dilengkapi dengan jiwa / berjiwa” dan bukan “jia abadi yang berada atau pun yang terbungkus di dalam sebuah tubuh / badan yang fana / tidak nyata”. 7. Sokrates Menurut Sokrates, pengertian manusia adalah makhluk hidup yang memiliki dua kaki, yang tidak berbulu, dan memiliki kuku datar berukuran lebar. 8. I Wayan Watra Menurut I Wayan Warta, manuisa merupakan makhluk yang dinamis yang menganut trias dinamika yaitu cipta, karsa, dan rasa. 9. Erbe Sentanu Menurut Erbe Sentanu, manusia merupakan makhluk sebaik – baiknya yang diciptakan oleh Tuhan. Bahkan, dapat dikatakan manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk citaannya yang lain. 10. Agung. P. P. Menurut Agung P. P., Manusia dapat diartikan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, yang tersusun atas kesatuan fisik, ruh / jiwa, dan akal pikiran yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan lingkungannya. Sumber: https://pengertiandefinisi.com/pengertian-manusia-menurut-para-ahli/ AGAMA Agama adalah sistem yang mengatur kepercayaan dan peribadatan Kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatana kehidupan. [note 1] Banyak agama memiliki mitologi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup yang menjelaskan asal-usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia. [1] Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan, definisi tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat suci, dan kitab suci. Praktik agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan atau pemujaan tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance, inisiasi, jasa penguburan, layanan pernikahan, meditasi, doa, musik, seni, tari, masyarakat layanan atau aspek lain dari kebudayaan manusia. Agama juga mungkin mengandung mitologi.[2] Kata agama kadang-kadang digunakan bergantian dengan iman, sistem kepercayaan atau kadang- kadang mengatur tugas;[3] Namun, dalam kata-kata Émile Durkheim, agama berbeda dari keyakinan pribadi dalam bahwa itu adalah "sesuatu yang nyata sosial" [4] Émile Durkheim juga mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Sebuah jajak pendapat global 2012 melaporkan bahwa 59% dari populasi dunia adalah beragama, dan 36% tidak beragama, termasuk 13% yang ateis, dengan penurunan 9 persen pada keyakinan agama dari tahun 2005. [5] Rata-rata, wanita lebih religius daripada laki-laki[6]. Beberapa orang mengikuti beberapa agama atau beberapa prinsip-prinsip agama pada saat yang sama, terlepas dari apakah atau tidak prinsip-prinsip agama mereka mengikuti tradisional yang memungkinkan untuk terjadi unsur sinkretisme.[7][8][9] Definisi menurut beberapa ahli[sunting | sunting sumber] Di Indonesia, istilah agama digunakan untuk menyebut enam agama yang diakui resmi oleh negara, seperti Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budhisme, dan Khonghuchu. Sedangkan semua sistem keyakinan yang tidak atau belum diakui secara resmi disebut “religi”.[18] Agama sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan dunia gaib, khususnya dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya. Secara khusus, agama didefinisikan sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasi dan memberi tanggapan terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci. Bagi para penganutnya, agama berisikan ajaran-ajaran mengenai kebenaran tertinggi dan mutlak tentang eksistensi manusia dan petunjuk-petunjuk untuk hidup selamat di dunia dan di akhirat. Karena itu pula agama dapat menjadi bagian dan inti dari sistem-sistem nilai yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan, dan menjadi pendorong serta pengontrol bagi tindakan-tindakan para anggota masyarakat tersebut untuk tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan ajaran-ajaran agamanya. [19] Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Agama