Anda di halaman 1dari 15

Menajemen Ekologi &

Lingkungan

NINING AYU DWI SANDRA


2004104010121
Istilah ‘ekologi’ pertama kali di
perkenalkan oleh Ernst Haeckel, ahli ilmu
hewan pada tahun 1869 sebagai ilmu
interaksi antara segala jenis makhluk
hidup dan lingkungannya (Egerton, 2019),
Jadi Ekologi dapat di defenisikan sebagai
ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dan
lingkungannya.
Sedangkan Arsitektur lingkungan atau yang dikenal dengan eco-house muncul di tahun
1970 di saat harga bahan bakar minyak tinggi Eko-arsitektur melihat bangunan sebagai
bagian dari ekologi yang lebih besar dari planet bumi ini, dan bangunan sebagai bagian
dari habitat hidup. Hal ini bertentangan dengan gagasan yang lebih umum dari banyak
arsitek, yang melihat sebuah bangunan sebagai sebuah karya seni (Roaf, 2001).
Pengertian
Keseimbangan Ekologi
Keseimbangan ekologi dan lingkungan adalah suatu kondisi
dimana interaksi antara komponen-komponen di dalamnya
berlangsung secara harmonis dan seimbang.
Keseimbangan tersebut yang juga disebut sebagai
keseimbangan ekosistem memberikan dampak signifikan
pada keselarasan serta kesejahteraan hidup manusia dan
mahluk hidup lainnya. Perspektif keseimbangan ekologi
akan menolak dan menentang konversi hutan menjadi
lahan pertanian atau perkebunan homogenitas karena
menyangkal hakikat pluralitas dan keterkaitan mahluk hidup
dalam ekosistem.
Keseimbangan lingkungan merupakan keseimbangan yang dinamis, artinya
keseimbangan yang dapat mengalami perubahan. Tetapi perubahan ini bersifat
menjaga keseimbangan komponen lain, bukan berarti menghilangkankomponen yang
lainnya. Karena perubahan komponen yang bersifat drastis akan mempengaruhi
perubahan komponen lainnya. Sebagai contoh hilangnya/musnahnya salah satu
komponen (tingkatan trofi) pada piramida ekologi atau rantai makanan maka
menyebabkan dampak perubahan pada komponen sebelumnya maupun sesudahnya.
Hal inilah yang mengakibatkan lingkungan tersebut menjadi tidak stabil.
Lingkungan dikatakan seimbang (equilibrium) apabila memiliki ciri-ciri antara lain:

1. Lingkungan yang didalamnya terdapat pola-pola interaksi, meliputi : arus energi, daur
materi, rantai makanan, jaring-jaring makanan, piramida ekologi, daur biogeokimia, dan
produktivitas. Melalui pola- pola interaksi tersebut, pertumbuhan dan perkembangan
organisme berlangsung secara alami, sehingga tidak ada organisme yang mendominasi
terhadap organisme lainnya.
2. Lingkungan yang homeostatis, yaitu lingkungan yang mampu mempertahankan
terhadap gangguan alam, baik gangguan secara alami maupun buatan.
3. Lingkungan yang memiliki daya dukung lingkungan, yaitu lingkungan yang mampu
mendukung semua kehidupan organisme, karena dalam lingkungan terdapat berbagai
sumber daya alam (hayati dan non hayati)
4. Terbentuknya lingkungan yang klimaks, yaitu lingkungan yang banyak ditumbuhi pohon-
pohon (terbentuknya hutan).
Keseimbangan lingkungan akan
tercipta bila interaksi
antarkomponen biotik dan abiotik
berjalan dengan sesuai dan
berkesinambungan. Faktorfaktor
lingkungan seperti suhu, air,
intensitas cahaya, kelembapan,
salinitas, dan perubahan kondisi
lingkungan juga dapat mengancam
keseimbangan lingkungan.
FAKTOR ALAMI

Faktor alami yang menyebabkan


perubahan keseimbangan komponen
biotik dan abiotik, diantaranya letusan
gunung berapi, banjir, tanah longsor,
rusaknya pantai, hilangnya terumbu
karang dan tumbuhan alga, kebakaran
hutan, badai, bahkan tsunami dapat
menyebabkan terputusnya rantai
makanan, yang menunjukkan bahwa
keseimbangan lingkungan sudah
terganggu.
FAKTOR MANUSIA

-mengeksploitasi sumber daya alam (SDA) tanpa


memikirkan dampaknya. -Pembabatan dan pembakaran
hutan menyebabkan dampak yang sangat luas yang
berakibat hilangnya humus tanah, ketandusan tanah,
berkurangnya sumber air, dan rusaknya tatanan ekosistem.
- pencemaran sampah organik, penebangan hutan,
penggunaan pestisida berlebihan, pembangunan
permukiman, dan limbah industri. Rusaknya tatanan
ekosistem akan berakibat migrasi hewan-hewan buas dari
hutan ke desa-desa untuk memangsa hewan ternak
bahkan manusia. Gajah, babi hutan, dan hewan herbivora
lainnya tidak akan dapat mempertahankan hidup di hutan
yang rusak hewan-hewan tersebut bermigrasi ke
perkampungan penduduk dengan merusak tanaman
budidaya manusia
SEJARAH ARSITEKTUR LINGKUNGAN

BANGUNAN TUA DENGAN KONSEP EKOLOGI

Candi Angkor Wat telah menunjukkan penerapan konsep


arsitektur lingkungan dengan menggunakan sistem irigasi
yang kompleks dan mesin hidrolik untuk memberi daya pada
banyak aspek kompleks, termasuk menyimpan air selama
bulan-bulan kemarau, menyiram tanaman, serta area
pemanas dan pendingin sesuai kebutuhan. Candi Angkor
Wat juga menggunakan bahan yang bersumber secara
alami yang bersumber secara lokal di seluruh strukturnya,
yang berarti memiliki jejak karbon yang lebih rendah
daripada struktur tempat bahan tersebut diangkut ke situs
dari seluruh dunia.
UPAYA MENJAGA
KESEIMBANGAN LINGKUNGAN

- Mengurangi penggunaan kertas dan mendaur ulangnya


- Mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia dalam rumah tangga karena dapat
mencemari lingkungan
- Tidak boros dalam penggunaan air dan membangun daerah resapan air di halaman
rumah Mengurangi produksi sampah, memisahkan sampah, dan mendaur ulangnya - ---
Menghemat penggunaan bahan bakar
- Menghentikan jual-beli berbagai spesies hewan langka
- Tidak membakar hutan untuk membuka lahan
- Menerapkan sistem bercocok tanam yang memperhatikan lingkungan, yaitu dengan
mengendalikan hama secara alami dengan metode biological control (menggunakan
musuh alami dari hama). Upaya ini untuk mencegah munculnya populasi hama yang
resisten terhadap pestisida. Pengawasan ketat oleh pemerintah terhadap berbagai produk
impor. Upaya ini untuk mencegah masuknya spesies asing ke dalam negeri Reboisasi
hutan
ARSITEKTUR DAN KESEIMBANGAN LINGKUNGAN

Arsitektur memiliki kontribusi di dalam memberikan dampak positif dan negatif


ternadap lingkungan. Kontribusi positif hadir dengan melihat konsep dan hakikat
dari arsitektur seperti yang dicetuskan oleh Marcus Pollio Vitruvius (1486) yang
mendefinisikan arsitektur sebagai kesatuan dari kekuatan/kekokohan (firmitas),
keindahan (venustas), dan kegunaan/fungsi (utilitas). Amos Rappoport (1981)
mendefinisikan arsitektur sebagai ruang tempat hidup manusia, yang lebih dari
sekedar fisik, tapi juga menyangkut pranata-pranata budaya dasar. Pranata ini
Laina Hilma Sari, Zahriah, Muslimsyah, Abdul Munir 19 meliputi: tata atur
kehidupan sosial dan budaya masyarkat, yang diwadahi dan sekaligus
mempengaruhi arsitektur. Bila memahami konsep ini, maka kehadiran arsitektur
akan memberikan dampak positif terhadap lingkungan.
Dampak Positif
1. Memberikan tempat perlindungan untuk manusia
2. Memberikan tempat bagi manusia untuk tumbuh dan
mengembangkan potensi diri.
3. Dapat memberikan pemecahan masalah pada tata letak
bangunan atau kota.
4. Memberikan semangat hidup melalui estetika visual pada
keindahan bangunan dan lingkungan terbina lainnya
5. Membeberikan kenyamanan uilitas (penghawaan,
pencahayaan, penataan air bersih, kotor dan kotoran) demi
keberlangsungan lingkungan binaan
6. Arsitektur yang tanggap iklim seperti melalui pemakaian
material lokal, atap hijau (green roof), kebun vertical (vertical
garden) akan memberikan tanggung jawab pada
keseimbangan ekologi bagi mahluk hidup lainnya
Dampak Negatif
● Kerusakan tanah yang terjadi akibat eksplorasi lahan yang tidak terkontrol dan kurang
memperhatikan unsur lingkungan guna mendukung jalannya pembangunan.

● Seringnya terjadinya banjir, dikarenakan penggunaan pohon sebagai material kayu pada
bangunan tanpa tanggung jawab untuk menanamnya Kembali. Banjir juga muncul sebagai akibat
dari berkurangnya area peresapan air, karena telah di dominansi oleh bangunan.

● Seringnya terjadinya gempa dikarenakan eksploitasi penggunaan batu gunung sebagai material
bangunan. Gunung yang dikenal sebagai pasak bumi, diciptakan tuhan sebagai penguat bumi. Di
dalam Alqur’an Allah SWT berfirman: “Dan dia menancapkan gunung di bumi agar bumi itu tidak
goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat
petunjuk. “(QS. An-Nahl:15). Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan Allah swt memerintahkan
gunung-gunung yang berada di bumi untuk tetap diam agar makhluk hidup yang berada di atasnya
khususnya manusia dapat menjalankan hidupnya dengan aman dan tenang.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai