Anda di halaman 1dari 20

Lingkungan merupakan segala yang mengelilingi suatu organisme dan mempengaruhi cara

hidup organisme tersebut.


Keseimbangan lingkungan dapat diartikan sebagai kemampuan lingkungan untuk mengatasi
tekanan dari alam maupun dari aktivitas manusia,serta kemampuan lingkungan dalam menjaga
kestabilan kehidupan di dalamnya.Keseimbangan lingkungan dapat tercapai ketika interaksi
antara organisme dan faktor lingkungan dan interaksi antar komponen dalam suatu lingkungan
dapat berjalan dengan proporsional.
Daya dukung lingkungan merupakan kemampuan lingkungan untuk mendukung kelangsungan
hidup makhluk hidup didalamnya.Lingkungan juga mampu untuk mengembalikan kondisi
lingkungan ke keadaan seimbang ketika lingkungan mendapat gangguan atau kerusakan sampai
batas tertentu yang disebut dengan daya lenting lingkungan

A. PENGERTIAN KESEIMBANGAN LINGKUNGAN


Suatu lingkungan sebenarnya bersifat dinamis dan memiliki kemampuan untuk
mendukung kelangsungan hidup makhluk hidup di dalamnya yang disebut daya dukung
lingkungan. Lingkungan juga memiliki kemampuan untuk mengembalikan kondisi lingkungan
ke keadaan seimbang ketika lingkungan mendapat gangguan atau kerusakan sampai batas
tertentu yang disebut daya lenting lingkungan. Sebagai contohnya adalah keadaan sekitar
Gunung Krakatau yang semula menjadi tempat hidup banyak organisme, namun setelah terjadi
letusan pada tahun 1883, keadaan sekitar menjadi rusak dan hampir seluruh organisme mati.
Namun setelah sekitar 125 tahun kemudian, tempat itu kembali pulih seperti dulu lagi.
Keseimbangan lingkungan merupakan kemampuan lingkungan untuk mengatasi tekanan
dari alam maupun dari aktivitas manusia, serta kemampuan lingkungan dalam menjaga
kestabilan kehidupan di dalamnya. Keseimbangan lingkungan akan tercapai bila ada interaksi
organisme dangan faktor lingkungan dan interaksi antarkomponen dalam suatu lingkungan dapat
berjalan dengan proporsional.
1. Interaksi Antarkomponen
Ekosistem disusun oleh komponen biotik dan abiotik. Kedua komponen ini saling
berinteraksi dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan kestabilan ekosistem. Interaksi
antarkomponen biotik dalam menjaga keseimbangan lingkungan dapat kita lihat pada peristiwa
rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Adanya interaksi yang saling membutuhkan
antarkomponen biotik di rantai makanan dan jaring-jaring makanan, menyebabkan tidak akan
ada satupun komponen biotik yang populasinya akan bertambah terlalu cepat atau menurun
drastis. Pada lingkungan yang seimbang, tidak akan terjadi peningkatan atau penurunan populasi
komponen biotic tertentu secara mencolok.
Selain interaksi antarkomponen biotik, terdapat juga interaksi antara komponen biotik
dengan komponen abiotik. Keseimbangan lingkungan akan tercipta bila interaksi antarkomponen
biotik dan abiotik berjalan dengan sesuai dan berkesinambungan. Faktor-faktor lingkungan
seperti suhu, air, intensitas cahaya, kelembapan, salinitas, dan perubahan kondisi lingkungan
juga dapat mengancam keseimbangan lingkungan.
2. Suksesi
Ketika gangguan yang masuk ke dalam suatu lingkungan berada di luar ambang batas
toleransi maka keseimbangan lingkungan akan terganggu. Gangguan yang masuk ke lingkungan
dapat berasal dari lingkungan alam atau akibat campur tangan manusia. Gangguan alam yang
sangat merusak, seperti kebakaran, sempa bumi, badai, tornado, dan letusan gunung api dapat
menghancurkan komunitas biologis. Setelah terjadi gangguan alam, lingkungan akan mengalami
proses pemulihan. Struktur komunitas akan mengalami suatu perubahan yang disebut suksesi,
yaitu proses perubahan komposisi spesies dalam suatu komunitas biologi akibat adanya
gangguan pada komunitas itu. Terdapat 2 macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi
sekunder.
a. Suksesi primer
Suksesi primer yaitu proses perubahan komposisi komunitas yang terjadi pada suatu kawasan
yang pada mulanya hampir tidak ada kehidupan. Biasanya terjadi pada pulau vulkanis baru atau
area yang awalnya tertutup glasier atau lapisan es. Contoh organism yang berperan pada suksesi
primer yaitu lumut dan Lichenes. Organisme yang mampu tumbuh pertama kali dan kemudian
membentuk suatu ekosistem disebut organism pionir atau spesies pionir.
b. Suksesi sekunder
Suksesi sekunder yaitu proses perubahan komposisi komunitas yang terjadi pada area yang
mulanya ada kehidupan tetapi kemudian mengalami beberapa gangguan yang menyebabkan
hilangnya komunitas yang ada di area itu dan hanya meninggalkan tanah yang tetap utuh. Tetapi
pada umumya area itu akan pulih kembali. Contoh : hutan yang mengalami penebangan
c. Komunitas klimaks
Komunitas klimaks adalah komunitas yang dihasilkan dari proses suksesi. Didominasi organisme
yang memiliki umur panjang, seperti pohon-pohon besar dan hewan yang memiliki siklus hidup
yang panjang.
B. DAMPAK EKSPLOITASI BERLEBIHAN TERHADAP EKOSISTEM
Beberapa dampak negatif terhadap ekosistem akibat eksploitasi berlebihan manusia
1. Fragmentasi dan Degradasi Habitat
Kawasan hutan yang pepohonannya banyak ditebang untuk memenuhi kesejahteraan manusia
atau pembangunan jalan yang melintasi hutan merupakan contoh fragmentasi habitat.
Fragmentasi dan degradasi habitat menyebabkan munculnya berbagai masalah, antaralain seperti
kematian organisme karena hilangnya sumber makanan dan tempat tinggal dan menurunnya
keanekaragaman spesies pada habitat tersebut
2. Terganggunya Aliran Energi di Dalam ekosistem
Ketika proses penebangan dan pembakaran hutan selesai, maka kawasan itu kemudian akan
ditanami satu jenis tumbuhan (sistem monokultur), contoh : padi. Hal itu menyebabkan aliran
energi yang semula kompleks, yaitu antara beberapa jenis produsen, konsumen, dan detritivoria
menjadi aliran energi yang lebih sederhana, yaitu satu jenis produsen, beberapa konsumen, dan
detritivoria.
3. Resistensi Beberapa Spesies Merugikan
Penggunaan pestisida dan antibiotika yang berlebihan untuk membunuh populasi organism yang
merugikan dapat menyebabkan munculnya populasi organisme yang kebal terhadap pestisida dan
antibiotik tersebut.
4. Hilangnya Spesies Penting di Dalam Ekosistem
Hilangnya satu organisme dapat memberikan dampak yang cukup besar di dalam ekosistem.
5. Introduksi Spesies Asing
Introduksi spesies asing dapat merugikan dalam suatu ekosistem karena spesies tersebut tidak
memiliki predator alami.. contohnya ledakan populasi tanaman enceng gondok, dikarenakan
tidak terdapatnya predator alami (Neochetine eichhorniae) yang mengontrol pertumbuhan
populasi tanaman tersebut.
6. Berkurangnya Sumber Daya Alam Terbaharui
Semua sumber daya alam yang dapat diperbaharui seperti kayu, tanduk, dan gading jika
digunakan dan dieksploitasi secara berlebihan akan menurunkan jumlah dan kualitas sumber
daya alam tersebut.
7. Terganggunya Daur Materi di Dalam Ekosistem
Meningkatnya aktivitas manusia di dunia berpengaruh terhadap daur biogeokimia. Contohnya
daur karbon yang terganggu akibat semakin banyaknya penggunaan bahan bakar. Melimpahnya
CO2 yang dihasilkan dari proses pembakaran dapat memberikan efek buruk, salah satunya
adalah pemanasan global.
C. UPAYA MENJAGA KESEIMBANGAN LINGKUNGAN
Beberapa contoh upaya untuk menjaga keseimbangan lingkungan, yaitu :
1. Mengurangi penggunaan kertas dan mendaur ulangnya
2. Mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia dalam rumah tangga karena dapat mencemari
lingkungan
3. Tidak boros dalam penggunaan air dan membangun daerah resapan air di halaman rumah
4. Mengurangi produksi sampah, memisahkan sampah, dan mendaur ulangnya
5. Menghemat penggunaan bahan bakar
6. Menghentikan jual-beli berbagai spesies hewan langka
7. Tidak membakar hutan untuk membuka lahan
8. Menerapkan sistem bercocok tanam yang memperhatikan lingkungan, yaitu dengan
mengendalikan hama secara alami dengan metode biological control (menggunakan musuh alami
dari hama). Upaya ini untuk mencegah munculnya populasi hama yang resisten terhadap
pestisida.
9. Pengawasan ketat oleh pemerintah terhadap berbagai produk impor. Upaya ini untuk mencegah
masuknya spesies asing ke dalam negeri

10. Hal terpenting yang perlu dilakukan dalam rangka menjaga keseimbangan lingkungan adalah
upaya pelestarian hutan dengan cara reboisasi, tidak melakukan penebangan hutan secara acak,
dan menghentikan penebangan hutan secara liar. Penegakan hukum yang tegas dan adil juga
perlu dilakukan terhadap perambah dan penebang hutan liar.
Beberapa kegiatan Upaya Menjaga Keseimbangan Lingkungan dapat dilakukan di lingkungan
rumah adalah :

1. Mengurangi penggunaan bahan kimia pencemar lingkungan


Ada banyak bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan seperti detergen rumah tangga dan
plastik yang membutuhkan waktu lama agar bisa terurai. Contoh nyata yang bisa kita lakukan
untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan adalah menggunakan detergen ramah
lingkungan dan mengurangi penggunaan kantong plastik pada saat berbelanja dengan cara
membawa kantong/tas belanja dari rumah yang dapat digunakan berkali- kali.
2. Mengurangi produksi sampah rumah tangga
Produksi sampah rumah tangga dapat dikurangi dengan berbagai cara. Misalnya, mengurangi
sampah kemasan produk dengan membeli produk berukuran besar yang dapat digunakan per
bulan dan membeli produk yang dapat diisi ulang.
3. Memilah sampah
Kegiatan memilah sampah dapat dilakukan dengan cara memisahkan sampah menjadi 3 kategori
yakni organik, anorganik, dan logam/ kaca. Setelah dipilah, sampah organik dapat dijadikan
pupuk kompos, sedangkan sampah anorganik jika memungkinkan dapat didaur ulang (recycle)
atau digunakan kembali (reuse).
4. Menghemat penggunaan air
Penghematan air dapat dilakukan dengan cara mematikan kran air yang sedang tidak digunakan,
mencuci pakaian atau peralatan makan apabila jumlahnya sudah memenuhi, serta mandi dengan
air secukupnya.
5. Menghemat penggunaan listrik
Penghematan listrik dapat dilakukan dengan cara beralih menggunakan barang- barang
elektronik yang mempunyai daya rendah misalnya lampu LED atau TEL, mematikan lampu
ketika tidak memerlukan cahaya penerangan seperti saat di siang hari dan mematikan lampu jika
hendak tidur. Selain itu kita juga dapat mengurangi atau menghindari penggunaan listrik yang
tidak diperlukan pada jam 5 sore sampai jam 10 malam. Hal itu dikarenakan pada jam- jam
tersebut penggunaan listrik global sedang meningkat lebih banyak dari pada siang hari.
6. Menghemat penggunaan kertas
Kertas merupakan bahan lunak yang dihasilkan dari serat- serat pepohonan. Penggunaan kertas
harus dilakukan secara efektif dan efisien karena akan berdampak pada banyaknya pohon di
hutan yang harus ditebang. Dalam kehidupan sehari- hari manusia sangat sering menggunakan
kertas kemudian menghasilkan tumpukan kertas bekas yang tidak terpakai lagi. Lebih baik
melakukan daur ulang terhadap kertas bekas tersebut sehingga dapat dimanfaatkan lagi dan
mengurangi produksi kertas baru.
7. Menghindari pemborosan bahan bakar
Bahan bakar seperti bensin merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. Untuk itu
penggunaannya juga harus hemat. Kegiatan menghemat bahan bakar diantaranya adalah
membiasakan jalan kaki atau bersepeda jika tempat tujuan dekat, menggunakan kendaraan
pribadi seperlunya, membiasakan naik kendaraan umum, memanaskan motor seperlunya dan
menghindari bepergian pada jam- jam macet karena kemacetan juga menjadi salah satu penyebab
pemborosan.
8. Menghindari penggunaan alat-alat yang terdapat kandungan CFC (Chloro Fluoro
Carbon) di dalamnya
CFC merupakan salah satu penyebab menipisnya lapisan ozon yang berdampak pada pemanasan
global. Penggunaan CFC harus segera dihentikan. Hal tersebut dapat dipraktikkan dengan
berbagai cara, misalnya membeli AC mobil tanpa CFC, menggunakan kulkas yang tidak ber-
CFC dan menggunakan spraiyer tanpa CFC.

Berikut ini adalah beberapa Upaya Menjaga Keseimbangan Lingkungan yang dapat dilakukan di
lingkungan masyarakat.
1. Melakukan reboisasi
Kerusakan hutan di Indonesia sudah sangat parah. Perlu kesadaran dari masyarakat untuk
melakukan penanaman kembali hutan yang gundul. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
menggalakan program ‘one men one tree’ atau setiap orang menanam minimal satu pohon.
Program tersebut tentu memerlukan peran aktif masyarakat dan juga pemerintah Indonesia.
2. Menjaga kelestarian hutan
Masyarakat dapat menjaga kelestarian hutan dengan program penanaman sejuta pohon, tidak
menebang pohon secara sembarangan, turut serta dalam pengawasan illegal loging, tidak
membuka lahan baru dan membakar hutan, serta mencegah kegiatan sewa hutan. Sewa hutan
atau kontrak hutan sudah dilakukan sejak lama oleh investor asing. Masyarakat perlu memahami
hal tersebut agar tidak terjadi lagi eksploitasi hutan oleh pihak asing.

3. Melindungi satwa langka


Masyarakat harus ikut serta dalam melindungi satwa langka dengan cara menjaga kelestarian
habitat alaminya yakni hutan lindung, tidak melakukan dan mengawasi perburuan hewan, serta
tidak melakukan dan melaporkan kegiatan jual beli berbagai spesies hewan langka.

4. Bijak dalam bercocok tanam


Dalam kegiatan bercocok tanam, masyarakat harus menerapkan sistem yang memperhatikan
faktor ekologi atau aspek lingkungan. Pengendalian hama tanaman sebisa mungkin
menggunakan metode biological control yakni memanfaatkan musuh alami dari hama tersebut.
Masyarakat juga harus bisa menggunakan pestisida berbahan kimia secara bijak dan menerapkan
sistem rotasi tanaman agar ekosistem di daerah lahan persawahan tetap terjaga
keseimbangannya. Jika ekosistem tidak seimbang maka akan menyebabkan gagal panen dan
merugikan masyarakat sendiri.
5. Mengkonsumsi hasil pertanian dan peternakan dalam negeri
Dengan mengkonsumsi hasil peternakan dan pertanian lokal atau dari dalam negeri, maka akan
mengurangi impor daging dan buah- buahan yang bisa saja membawa telur hama yang belum
ada di Indonesia. Pemerintah juga harus turut aktif dalam menggalakan program cinta produk
Indonesia tersebut.
6. Melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Salah satu contoh kegiatan pembangunan yang bersifat wajib AMDAL yakni memperhatikan
konsekuensi kemungkinan kerusakan lingkungan lebih lanjut ketika melakukan pembangunan
jalan yang membelah hutan.

Pengelompokan Limbah
A. Pengelompokan berdasarkan jenis senyawa
 Limbah Organik
Limbah organik merupakan limbah yang memiliki unsur hidrokarbon (hidrogen dan
karbon) yang mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Contoh: Jasad Makhluk hidup, sisa
makanan, kertas, kotoran hewan.
Limbah organik yang mudah membusuk dapat dimanfaatkan kembali dengan cara
dijadikan kompos. Kompos dapat dimanfatkan sebagai pupuk/penyubur tanaman. Pembuatan
kompos dari limbah organik dapat menjadi salah satu solusi untuk menangani limbah organik.
 Limbah Anorganik
Limbah anorganik merupakan limbah yang tidak memiliki unsur hidrokarbon (hidrogen
dan karbon) dan sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Contoh: plastik, karet, besi, kaleng bekas,
pecahan kaca.
Limbah anorganik tidak dapat dibiarkan begitu saja karena sulit diuraikan secara alami oleh
mikroorganisme, untuk itu
limbah anorganik dapat didaur ulang menjadi produk-produk yang dapat digunakan kembali
oleh manusia, seperti kaleng almunium didaur ulang menjadi kaleng almunium kembali atau
kertas bekas didaur ulang menjadi kertas siap pakai lagi. Salah satu cara agar pemanfaatan
limbah dapat dilakukan dengan efektif dan efisien adalah dengan memilah limbah tersebut saat
dibuang.
B. Pengelompokan berdasarkan sumber
 Limbah Domestik
Adalah limbah yang berasal dari kegiatan pemukiman penduduk (rumah tangga) dan kegiatan
usaha seperti pasar, restoran, dan gedung perkantoran. Contoh : sisa makanan, kertas, kaleng,
plastik, air sabun, detergen, tinja.
 Limbah Industri
Adalah limbah buangan hasil industri,jenis limbah yang di haasilkan tergantung pada jenis
industri.Contoh: Limbah organik cair atau padat akan banyak dihasilkan oleh industri
pengolahan makanan, sedangkan limbah anorganik seperti logam berat dihasilkan oleh industri
tekstil, Industri yang melakukan proses pembakaran menghasilkan limbah gas.
 Limbah Pertanian
Adalah limbah yang beraasal dari limbah pertanian, limbah ini biasanya berupa senyawa-
senyawa anorganik dari bahan kimia yang digunakan untuk kegiatan pertanian. Contoh: Pupuk,
pestisida, sisa-sisa tumbuhan.
 Limbah Pertambangan
Adalah limbah yang berasal dari kegi kegiatan pertambangan. Kandungan limbah ini terutama
berupa material tambang. Contoh: Logam atau batuan.
C. Limbah Berdasarkan wujudnya
1.Limbah cair
2.Limbah padat
3.Limbah gas
4.Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
(1) Limbah cair
Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam sistem
prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air sehingga dalam proses
pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan kemudian dibuang
misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan sebelum diproses lanjut. Air ditambah
bahan kimia tertentu kemudian diproses dan setelah itu dibuang. Semua jenis perlakuan ini
mengakibatkan buangan air.
Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang limbah cair yang
berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas,
teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak
demikian bagi industri kecil atau sedang. Namun demikian, mengingat penting dan besarnya
dampak yang ditimbulkan limbah cair bagi lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan
untuk memahami dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair.
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan.
Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun harus
dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang
dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.
Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan
dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan
tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan:
1. pengolahan secara fisika
2. pengolahan secara kimia
3. pengolahan secara biologi
Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut dapat diaplikasikan
secara sendiri-sendiri atau secara kombinasi.
(2) Limbah padat
Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik pada umumnya
berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran,
peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu,
kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll
Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari sisa
proses pengolahan. Limbah ini dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu limbah padat yaitu
dapat didaur ulang, seperti plastik, tekstil, potongan logam dan kedua limbah padat yang tidak
punya nilai ekonomis.
Bagi limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis dapat ditangani dengan berbagai cara antara
lain ditimbun pada suatu tempat, diolah kembali kemudian dibuang dan dibakar.
(3) Limbah gas
Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh berberapa partikulat zat (limbah) yang mengandung
partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida, ozon (asap kabut
fotokimiawi), karbon monoksida dan timah.
Udara adalah media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap yang diproduksi pabrik
keluar bersamaan dengan udara.
Secara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2 dan Jain-lain.
Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia akan
menurunkan kualitas udara.
Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel dan gas. Partikel
adalah butiran halus dan masih mungkin terlihat dengan mata telanjang seperti uap air, debu,
asap, kabut dan fume-Sedangkan pencemaran berbentuk gas tanya aapat dirasakan melalui
penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat langsung. Gas-gas ini antara lain SO2, NOx, CO,
CO2, hidrokarbon dan lain-lain.
(4) Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Menurut PP RI No. 18/1999 tentang pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun adalah
sisa suatu kegiatan yang mengandung bahan berrbahaya dan beracun, yang karena sifat dan atau
konsentrasinya, baik secara langsung maupun tak langsung merusak lingkungan hidup,
kesehatan maupun manusia.
Limbah B3 dapat diklasifikasikan sebagai zat bahan yang mengandung satu atau lebih
senyawa:
 Mudah meledak (explosive)
 Pengoksidasi (oxidizing)
 Amat sangat mudah terbakar (extremely flammable)
 Sangat mudah terbakar (highly flammable)
 Mudah terbakar (flammable)
 Amat sangat beracun (extremely toxic)
 Sangat beracun (highly toxic)
 Beracun (moderately toxic)
 Berbahaya (harmful)
 Korosif (corrosive)
 Bersifat mengiritasi (irritant)
 Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
 Karsinogenik/dapat menyebabkan kanker (carcinogenic)
 Teratogenik/dapat menyebabkan kecacatan janin (teratogenic)
 Mutagenik/dapat menyebabkan mutasi (mutagenic)
Zat atau bahan tersebut diatas diklasifikasikan sebagai limbah B3 karena memenuhi satau atau
lebih karakteristik limbah B3 berikut:
 Limbah mudah meledak, yaitu limbah yang pada suhu dan tekanan standar (250 C, 760
mmHg) dapat meledak dan atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan
tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya.
 Limbah mudah terbakar, yaitu limbah yang mempunyai salah atu sifat berikut:
1. Limbah berupa cairan yang mengandung alkohol yang mengandung alkohol kurang dari
24% volume dan atau pada titik nyala tidak lebih dari 400C (1400F) akan menyala
apabila terjadi kontak dengan api, percikan api, atau sumber nyala lain pada tekanan
udara 760 mmHg.
2. Limbah bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan tekanan standar (250C,
760mmHg) dapat mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air,
atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran
yang terus menerus.
3. Merupakan limbah yang bertekanan yang mudah terbakar.
4. Merupakan limbah pengoksidasi.
 Limbah yang bersifat reaktif, yaitu limbah yang mempunyai salah satu sifat berikut:
1. Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan perubahan tanpa
peledakan.
2. Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air.
3. Limbah yang apabila bercsmpur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan,
menghasilkan gas, uap, atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi
kesehatan manusia dan lingkungan.
4. Merupakan limbah sianida, sulfida, atau amonia yang pada kondisi pH antara 2 dan 12,5
dapat menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi
kesehatan manusia dan lingkungan.
5. Limbah yang mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar (250C,
760mmHg).
6. Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen atau
limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
 Limbah beracun, yaitu limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun bagi
manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius
apabila masuk kedalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.
 Limbah yang menyebabkan infeksi, yaitu limbah kedokteran, limbah dari laboratorium
atau limbah lainnya yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular.
 Limbah bersifat korosif, yaitu limbah yang mempunyai salah satu sifat berikut:
1. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit.
2. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja .
3. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam dan sama atau lebih
besar dari 12,5 untuk bersifat basa.
Berbagai produk yang dapat menjadi limbah B3, yaitu:
 Produk Automotif, contoh: bahan bakar, oli kendaraan, aki, dan pembersih kendaraan.
 Produk untuk pemeliharaan rumah, contoh: cat, pewarna, pengencer cat.
 Pestisida, contoh: insektisida, racun tikus dan kamper.
 Pembersih rumah, contoh: pembersih lantai, pemutih, pengkilap oven
 Produk lainnya, contoh: baterai, kosmetik, dan pemoles sepatu.
D. Karakteristik Limbah
Limbah mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Berukuran mikro Karekteristik ini merupakan karakterisik pada besar kecilnya limbah/
volumenya. Contoh dari limbah yang berukuran mikro atau kecil atau bahkan tidak bias
terlihat adalah limbah industri berupa bahan kimia yang tidak terpakai yang di buang tidak
sesuai dengan prosedur pembuangan yang dianjurkan.
2. Dinamis pencemarannya yang tidak dalam waktu singkat menyebar dan mengakibatkan
pencermaran. Biasanya limbah dalam menyerbar di perlukan waktu yang cukup lama dan
tidak diketahui dengan hanya melihat saja. Hal ini dikarenakan ukuran limbah yang tidak
dapat dilihat.
3. Berdampak luas (penyebarannya) Luasnya dampak yang di timbulkan oleh limbah ini
merupakan efek dari karakteristik limbah yang berukuran mikro yang tak dapat dilihat
dengan mata tellanjang. Contoh dari besarnya dampak yang ditimbulkan yaitu adanya
istilah “Minamata disease” atau keracunan raksa (Hg) di Jepang yang mengakibatkan
nelayan-nelayan mengidap paralis (hilangnya kemampuan untuk bergerak karena
kerusakan pada saraf). Kejadian ini terajadi di Teluk Minamata dan Sungai Jintsu karena
pencemaran oleh raksa (Hg).
4. Berdampak jangka panjang (antar generasi) Dampak yang ditimbulkan limbah terutama
limbah kimia biasanya tidak sekedar berdampak pada orang yang terkena tetapi dapat
mengakibatkan turunannya mengalami hal serupa.

E. Dampak Limbah
1. Limbah Industri Pangan Sektor Industri/usaha kecil pangan yang mencemari lingkungan
antara lain ; tahu, tempe, tapioka dan pengolahan ikan (industri hasil laut). Limbah usaha
kecil pangan dapat menimbulkan masalah dalam penanganannya karena mengandung
sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak , garam-garam, mineral, dan sisa sisa bahan
kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan. Sebagai contohnya limbah
industri tahu, tempe, tapioka industri hasil laut dan industri pangan lainnya, dapat
menimbulkan bau yang menyengat dan polusi berat pada air bila pembuangannya tidak
diberi perlakuan yang tepat. Air buangan (efluen) atau limbah buangan dari pengolahan
pangan dengan Biological Oxygen Demand ( BOD) tinggi dan mengandung polutan
seperti tanah, larutan alkohol, panas dan insektisida. Apabila efluen dibuang langsung ke
suatu perairan akibatnya menganggu seluruh keseimbangan ekologik dan bahkan dapat
menyebabkan kematian ikan dan biota perairan lainnya.
2. Limbah Industri Kimia & Bahan Bangunan Industri kimia seperti alkohol dalam proses
pembuatannya membutuhkan air sangat besar, mengeakibatkan pula besarnya limbah cair
yang dikeluarkan kelingkungan sekitarnya. Air limbahnya bersifat mencemari karena
didalamnya terkandung mikroorganisme, senyawa organik dan anorganik baik terlarut
maupun tersuspensi serta senyawa tambahan yang terbentuk selama proses permentasi
berlangsung.Industri ini mempunyai limbah cair selain dari proses produksinya juga, air
sisa pencucian peralatan, limbah padat berupa onggokan hasil perasan, endapan Ca SO4,
gas berupa uap alkohol. kategori limbah industri ini adalah limbah bahan beracun
berbahayan (B3) yang mencemari air dan udara. Gangguan terhadap kesehatan yang
dapat ditimbulkan efek bahan kimia toksik :
a. Keracunan yang akut, yakni keracunan akibat masuknya dosis tertentu kedalam tubuh
melalui mulut, kulit, pernafasan dan akibatnya dapat dilihat dengan segera, misalnya
keracunan H2S, Co dalan dosis tinggi. Dapat menimbulkan lemas dan kematian.
Keracunan Fenal dapat menimbulkan sakit perut dan sebagainya.
b. Keracunan kronis, sebagai akibat masuknya zat-zat toksis kedalam tubuh dalam dosis
yang kecil tetapi terus menerus dan berakumulasi dalam tubuh, sehingga efeknya baru
terasa dalam jangka panjang misalnya keracunan timbal, arsen, raksa, asbes dan
sebagainya
3. Limbah Industri Sandang Kulit & Aneka Sektor sandang dan kulit seperti pencucian
batik, batik printing, penyamakan kuit dapat mengakibatkan pencemaran karena dalam
proses pencucian memerlukan air sebagai mediumnya dalam jumlah yang besar. Proses
ini menimbulkan air buangan (bekas Proses) yang besar pula, dimana air buangan
mengandung sisa-sisa warna, BOD tinggi, kadar minyak tinggi dan beracun
(mengandung limbah B3 yang tinggi).
4. Limbah Industri Logam & Ekektronika Bahan buangan yang dihasilkan dari industri besi
baja seperti mesin bubut, cor logam dapat menimbulkan pemcemaran lingkungan.
Sebagian besar bahan pencemarannya berupa debu, asap dan gas yang mengotori
udarasekitarnya. Selain pencemaran udara oleh bahan buangan, kebisingan yang
ditimbulkan mesin dalam industri baja (logam) mengganggu ketenangan sekitarnya.
kadar bahan pencemar yang tinggi dan tingkat kebisingan yang berlebihan dapat
mengganggu kesehatan manusia baik yang bekerja dalam pabrik maupun masyarakat
sekitar. Walaupun industri baja/logam tidak menggunakan larutan kimia, tetapi industri
ini memcemari air karena buanganya dapat mengandung minyak pelumas dan asam-asam
yang berasal dari proses pickling untuk membersihkan bahan plat, sedangkan bahan
buangan padat dapat dimanfaatkan kembali. Bahaya dari bahan-bahan pencemar yang
mungkin dihaslkan dari proses- proses dalam industri besi-baja/logam terhadap kesehatan
yaitu Debu, dapat menyebabkan iritasi, sesak nafas Kebisingan, mengganggu
pendengaran, menyempitkan pembuluh darah, ketegangan otot, menurunya kewaspadaan,
kosentrasi pemikiran dan efisiensi kerja.· Karbon Monoksida (CO), dapat menyebabkan
gangguan serius, yang diawali dengan napas pendek dan sakit kepala, berat, pusing-
pusing pikiran kacau dan melemahkan penglihatan dan pendengaran. Bila keracunan
berat, dapat mengakibatkan pingsan yang bisa diikuti dengan kematian. Karbon Dioksida
(CO2), dapat mengakibatkan sesak nafas, kemudian sakit kepala, pusing-pusing, nafas
pendek, otot lemah, mengantuk dan telinganya berdenging. Belerang Dioksida (SO2),
pada konsentrasi 6-12 ppm dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan,
peradangan lensa mata (pada konsentrasi 20 ppm), pembengkakan paru-paru/celah suara.
Minyak pelumas, buangan dapat menghambat proses oksidasi biologi dari sistem
lingkungan, bila bahan pencemar dialirkan keseungai, kolam atau sawah dan sebagainya.
Asap, dapat mengganggu pernafasan, menghalangi pandangan, dan bila tercampur
dengan gas CO2, SO2, maka akan memberikan pengaruh yang nenbahayakan seperti
yang telah diuraikan diatas. Berbagai pabrik industri dianatara bahan bakunya banyak
mempergunakan zat-zat kimia organik maupun anorganik. Sebagai hasil pengolahannya
selain menghasilkan produk-produk yang berguna bagi kehidupan manusia, juga fakta
menunjukkan bahwa limbah-limbah negatif bagi kesehatan manusia dan kelestarian
lingkungannya. Diantara efek limbah berbahanya terhadap kesehatan manusia adalah
karena sifat toksik bahan yang dikandung dalam limbah tersebut. Berbagai jenis penyakit
yang dapat terjadi karena limbah berbahaua adalah; penyakit pneumoniosis, silicosis,
byssinosis, siderosis, talkosis dan berbagai jenis keracunan lainnya. Penyakit-penyakit
yang ditimbulkan dari limbah berbahaya dapat bersifat akut dan kronis. Terutama limbah
berbahaya toksis, dimana proses reaksinya sangat kompleks. Secara umum rantai reaksi
menimbulkan efek terhadap kesehatan manusia dapat di bagi dalam tiga face, yaitu:
(1) face paparan atau eksposisi,
(2) face tokso-kenetik, dan
(3) face tokso – dinamik.
Face paparan dapat terjadi secara oral, melalui saluran pencemaran, atau melalui kulit.
Pada face tokso-kinetik ada dua proses yang memainkan peranan penting, yaitu;
1. Transpor yang meliputi absorbsi yang disebut, dan ekskresi.
2. Perubahan metabolik yang disebut juga botransformasi yang sering menyebabkan
ketidakaktifan zat yang diserap. namun perubahan biokimiawi dalam organisme dapat
mengakibatkan juga pembentukan senyawa aktif dan dengan demikian mengakibatkan
bioaktivasi.
Face tokso-dinamik meliputi interaksi antara molekul zat aktif atau zat racun dan tempat
kerja spesifik, yaitu reseptor. Interaksi ini menghasilkan induksi suatu stimulus
(rangsangan) yang dimulai dari proses biokimia dan biofisika dan akhirnya menyebabkan
efek bagi kesehatan manusia.
F. Dampak limbah bagi Kesehatan
Timbunan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat mendorong
penularan infeksi, Timbunan sampah dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan tikus,
seperti Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah
(haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya
kurang memadai, penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit),
Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah
suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke
dalam pencernaaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah
Sampah beracun. Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat
mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah
yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
G. Dampak limbah bagi Lingkungan
Pencemaran darat yang dapat ditimbulkan oleh sampah misalnya ditinjau dari segi
kesehatan sebagai tempat bersarang dan menyebarnya bibit penyakit, sedangkan ditinjau dari
segi keindahan, tentu saja menurunnya estetika (tidak sedap dipandang mata). Cairan rembesan
sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme
termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan
menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap,
gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak. Macam pencemarann perairan yang ditimbulkan
oleh sampah misalnya terjadinya perubahan warna dan bau pada air sungai, penyebaran bahan
kimia dan mikroorganisme yang terbawa air hujan dan meresapnya bahan-bahan berbahaya
sehingga mencemari sumur dan sumber air. Bahan-bahan pencemar yang masuk kedalam air
tanah dapat muncul ke permukaan tanah melalui air sumur penduduk dan mata air. Jika bahan
pencemar itu berupa B3 (bahan berbahaya dan beracun) mislnya air raksa (merkuri), chrom,
timbale, cadmium, maka akan berbahaya bagi manusia, karena dapat menyebabkan gangguan
pada syaraf, cacat pada bayi, kerusakan sel-sel hati atau ginjal. Baterai bekas (untuk senter,
kamera, sepatu menyala, jam tangan) mengandung merkuri atau cadmium, jangan di buang
disembarang tempat karena B3 didalamnya dapat meresap ke sumur penduduk. Macam
pencemaran udara yang ditimbulkannya misalnya mengeluarkan bau yang tidak sedap, debu gas-
gas beracun. Pembakaran sampah dapat meningkatkan karbonmonoksida (CO), karbondioksida
(CO2) nitrogen-monoksida (NO), gas belerang, amoniak dan asap di udara. Asap di udara, asap
yang ditimbulkan dari bahan plastik ada yang bersifat karsinogen, artinya dapat menimbulkan
kanker, berhati-hatilah dalam membakar sampah. Cairan dari limbah – limbah yang masuk ke
sungai akan mencemarkan airnya sehingga mengandung virus-virus penyakit. Berbagai ikan
dapat mati sehingga mungkin lama kelamaan akan punah. Tidak jarang manusia juga
mengkonsumsi atau menggunakan air untuk kegiatan sehari-hari, sehingga menusia akan terkena
dampak limbah baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain mencemari, air lingkungan
juga menimbulkan banjir karena banyak orang-orang yang membuang limbah rumah tanggake
sungai, sehingga pintu air mampet dan pada waktu musim hujan air tidak dapat mengalir dan air
naik menggenangi rumah-rumah penduduk, sehingga dapat meresahkan para penduduk. Dampak
lainnya adalah Menurunnya kualitas lingkungan, Menurunnya estetika lingkungan,¡
Terhambatnya pembangunan Negara

1. Pengertian Polusi

Pengertian Polusi yaitu masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia
atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).

2. Pengertian Polutan

Polutan adalah Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran terhadap lingkungan baik
(Pencemaran Udara, Tanah, Air, dsb). Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan
bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya, karbon
dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari
0,033% dapat rnemberikan efek merusak.

3. Perbedaan Polusi dan Polutan

Polusi artinya pencemaran, bisa pencemaran udara, suara, air, lingkungan dll.
Sedangkan Polutan itu bahan yang menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan, contohnya
asap, sampah, bahan berbahaya, dll.

4. Jenis – jenis Polusi dan sebutkan contohnya :

• Polusi Tanah
Contoh : Sampah, Pembuangan limbah pabrik, Pembuangan limbah pertanian
• Polusi Air
Contoh : Zat detergen , Zat limbah pabrik ,
• Polusi Suara
Contoh : Orang ribut , Suara kereta api, Mesin motor, Suara petir
• Polusi Udara
Contoh : Asap kendaraan roda dua dan roda empat , asap pabrik industri
• Kontaminasi Radioaktif
Contoh : Tenaga nuklir yang bocor, Limbah radio aktif
• Polusi Foto
Contoh : Lampu penerang foto buatan

Pengertian Polusi dan Polutan Beserta Contohnya Lengkap – Polusi merupakan


proses terjadinya pencemaran lingkungan sehingga mengakiabtkan turunnya kualitas
lingkungan dan terganggunya kesehatan serta ketenangan dari makhluk hidup. Polusi terjadi
biasanya karena kemajuan teknologi, dimana dalam usaha untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup. Unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya polusi di golongkan dalam 2 hal

1. Bersifat kuantitatif, yaitu terdiri dari unsur-unsur yang secara ilmiah terdapat di alam akan
tetapi jumlahnya semakin bertambah. Biasanya disebabkan oleh bencana alam, perbuatan
manusia dan lain – lain, contohnya karbon, nitrogen, fosfor, dan lain-lain.

2. Bersifat Kualitatif, yaitu terdiri dari unsur yang terjadi karena berlangsungnya persenyawaan
yang dibuat secara sintetis seperti, detergen, pertisida, dan lain – lain.
Pada umumnya polusi lingkungan ditunjukkan pada faktor yang bersifat fisik, seperti
polusi oleh radiasi, suhu, penerangan, dan faktor kimia melalui debu, uap, gas, larutan, awan
kabut yang drajadnya tinggi.
Beda dengan Polusi, Polutan merupakan bahan atau benda yang menyebabkan pencemaran
baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara sifatnya polutan dibagikan menjadi empat
(4):

1. Polutan fisik, merupakan polutan yang dengan fisiknya dapat mencemarkan lingkunagn
seperti pecahan kramik, pecahan kaca, dan besi tua.

2. Polutan Kimiawi, merupakan polutan yang berbentuk senyawa kimia baik senyawa sintetis
ataupun yang alami, yang karena konsentrasinya cukup tinggi sehingga menimbulkan
pencemaran, seperti Gas, CO2, Logam Pb atau timbal, merkuri, CO, dan SO4.

3. Polutan Biologis, merupakan polutan yang berbentuk makhluk hidup yang dapat
menimbulkan pencemaran, seperti tumbuhan gulma, bakteri, ecoli, dan lainnya.

4. Polutan Sosial Budaya, merupakan polutan yang berbentuk perilaku atau hasil budaya yang
tidak sesuai dengan norma sosial budaya setempat, sehingga mengganggu sosial budaya
masyarakat, seperti anak-anak yang tawuran di sekitar masyarakat.

Sekian ulasan tentang Pengertian polusi dan polutan beserta contohnya. semoga ulasan
tersebut bermanfaat bagi para pembaca sekalian, terima kasih telah sempat berkunjung, dan
sampai jumpa di artikel penting lainnya.

Anda mungkin juga menyukai