Anda di halaman 1dari 7

PENGELOLAAN DAS SEBAGAI BAGIAN DARI ILMU SOSIAL DAN ILMU PERENCANAAN WILAYAH

SECARA KONSEPTUAL DAS MERUPAKAN FENOMENA FISIKGEOGRAFIS DAN UNIT HIDROLOGI KARENA ADANYA KETERKAITAN ANTARA KERAGAAN BIOFISIK DAS DENGAN KEPENTINGAN EKONOMI WILAYAH, MAKA PENGELOLAAN DAS MENJADI BAGIAN PENTING DARI ILMU SOSIAL DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH KETERKAITAN FISIK DAS DAN EKONOMI WILAYAH TERSEBUT, SEBAGIAN BESAR DITINJAU DARI ASPEK PRODUKSI DAN BUKAN DARI ASPEK KONSUMSI INTEGRITAS DAS SEBAGAI UNIT ANALISIS TIDAK DAPAT DIBANTAH, HANYA JIKA DAS DIPANDANG SEBAGAI EKOSISTEM PRODUSEN (PENGHASIL) AIR

PENGELOLAAN DAS DI INDONESIA PERLU DILAKUKAN


Indonesia Daerah Tropis Basah intensitas curah hujan yang tinggi, dan keadaan alam geomorfologi (geologi, tanah, topografi), dan aktivitas manusia, potensial mengakibatkan kerusakan sumber daya alam hutan, tanah dan air Kelestarian sumber daya hutan, tanah dan air perlu dijaga untuk kelangsungan pembangunan nasional dan daerah

Pengelolaan DAS yang lintas wilayah administrasi mutlak diperlukan dalam pengelolaan hutan, tanah, air dan lingkungan hidup yang lestari

FAKTOR PENYEBAB DEGRADASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)


Keadaan alam geomorfologi (geologi, tanah, dan topografi) yang rentan terjadi erosi, banjir, tanah longsor dan kekeringan (kemampuan lahan/daya dukung wilayah/lingkungan) Iklim/curah hujan tinggi yang potensial dapat menimbulkan daya rusak terhadap hamparan lahan/ tanah (erosivitasnya tinggi) Aktivitas manusia dalam pemanfaatan/penggunaan lahan/hutan yang melampaui daya dukung wilayah/ lingkungan dan atau tidak menerapkan kaidah konservasi tanah dan air (disebabkan kurangnya pengetahuan, ketrampilan, sikap mental / moral hazard)

KARAKTERISTIK KEMANTAPAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI

DAS MANTAP
Air terkendali tidak terjadi banjir pada musim hujan dan air cukup tersedia pada musim kemarau Kapasitas infiltrasi > Jumlah curah hujan Fluktuasi air sungai rendah Erosi < Edp (Etol) Air larian (runoff) jernih (sedikit mengandung bahan padatan)

DAS RUSAK
Air tidak terkendali banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau Kapasitas infiltrasi < Jumlah curah hujan Fluktuasi air sungai tinggi Erosi > Edp (Etol) Air larian (runoff) keruh (banyak mengandung bahan padatan)

NISBAH PENGKAYAAN SEDIMEN SEBAGAI CIRI KERUSAKAN DAS

Cus NKS = -----Cut NKS = Nisbah pengkayaan sedimen Cus = Konsentrasi unsur hara (atau BO) dalam sedimen terangkut Cut = Kandungan unsur hara (atau BO) pada tanah asal (sebelum terjadi erosi)

LANGKAH KAJIAN/IDENTIFIKASI DAS


INPUT Rumusan Tujuan/ Sasaran
Peneliti

Diskusi Pakar Data skunder Peta

Kajian Berdasarkan Data Skunder/Peta

Peneliti Pakar

Kordinasi Instansi terkait Stekholders

Identifikasi Masalah (MenemuKenali Permasalahan pada setiap bagian DAS/Sub DAS

.Peneliti . Instansi
. Stekholder

Metodologi Bahan dan alat

SURVEI LAPANGAN

Peneliti

Seminar/Lokakarya

RENCANA PENGELOLAAN

Semua Pihak Terkait

Data yang perlu dikumpulkan dalam suatu kajian kemantapan/ kerusakan DAS: 1. Kondisi penutupan lahan (rasio antara luas lahan dengan vegetasi penutup) 2. Data kondisi tanah (kedalaman solum, kemiringan & panjang lereng, batuan di permukaan (pengamatan lapangan), tekstur tanah, bulk density atau kerapatan volume, Indeks stabilitas agregat, sifat kimia tanah (pH, Unsur Hara, KTK, KB, dll) 3. Hidrologi (CH, Fluktuasi air, contoh air untuk pengamatan/pengukuran kadar solid/padatan terlarut dalam air (erosi) 4. Prediksi/pengukuran limpasan permukaan 5. Data-data klimatologi lain (temperatur, kelembaban udara, Masa bulan kering) 6. Teknologi pertanian, perikanan, kehutanan yang diterapkan oleh masyarakat aspek sosio-kultur-ekonomi masyarakat Out put dari kajian Klassifikasi kesesuaian lahan

Anda mungkin juga menyukai