Anda di halaman 1dari 4

Nama : Widya Naseva Tuslian NPM : 1106073245 Kelas : Tanggung Jawab Profesi Syarat Bertaqwa Terhadap Tuhan yang

Maha Esa Bagi Seorang Jaksa


Perbandingan dengan Negara Perancis

Di Indonesia,sebelum tes untuk memasuki institusi-institusi pemerintahan biasanya dituliskan beberapa syarat yang dibutuhkan sebagai persyaratan masuk ke institusi tersebut. Syarat-syarat tersebut antara lain biasanya syarat pendidikan, syarat minimum dan maksimum usia , syarat kesehatan baik jasmani maupun rohani , serta yang menarik adalah biasanya dalam daftar persyaratan tersebut juga tercantum persyaratan untuk beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa. Tidak hanya untuk tes masuk saja,namun juga biasanya syarat beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang maha esa tersebut juga dicantumkan dalam prasayaratan kenaikan pangkat atau jabatan pada pegawai negeri di Institusi institusi pemerintahan yang biasanya mempersyaratkan syarat tersebut di dalam aturannya. Apabila dilihat dari tujuan filosofisnya mengapa syarat yang satu ini selalu disyaratkan, Karena Syarat keberimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa ini kerap dijadikan tolak ukur untuk menentukan tingkat integeritas dan komitmen calon pegawai nantinya apakah para calon pegawai ini ketika menjabat sebagai pegawai pemerintahan dapat menjalankan tugasnya dengan benar, lurus dan jujur karena diasumsikan bahwa orang-orang yang memiliki keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa ini akan selalu mengingat Tuhan disetiap tindakan dan langkah yang diambilnya ketika menjalankan tugas sebagai pegawai pemerintahan dan selalu senantiasa menjalankan perintah Nya dan menjauhi larangan Nya sehingga dalam mengambil langkah dan keputusannya hal tersebut akan tercermin sehingga para pegawai pemerintahan ini akan menjauhi tindakan yang dilarang oleh Tuhan dalam menjalankan tugas dan wewenangnya. Tindakan tindakan tersebut misalnya korupsi,penyelewengan wewenang maupun tindakan-tindakan lain yang tidak lurus dan menguntungkan diri sendiri yang secara normatif oleh semua agama dilarang , karena hal tersebut ialah hal- hal yang

mencerminkan larangan Tuhan. Dan tentunya seorang yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa tidak akan sembarangan melanggar larangan Tuhan. Seseorang yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa juga di harapkan dapat memiliki kebijaksanaan dan kedewasaan berfikir untuk mengemban segala tugas yang diberikan kepadanya dalam hal ini adalah tugas sebagai pegawai negeri / pegawai pemerintahan yang notabene mengemban tugas sebagai seorang pegawai yang bertugas menjadi pelayan masyarakat dan mencurahkan segenap integeritas dan pengabdiannya untuk negara dan seluruh masyarakat yang dilayaninya berkaitan dengan masing masing tugas di masing- masing bidang kerja di tiap- tiap institusi yang menaunginya. Begitu pula pada jabatan Jaksa di Indonesia , hampir pada setiap peraturan yang mengaturnya, baik untuk menjadi seorang jaksa maupun sebagai syarat kenaikan kepangkatan jabatan Jaksa di Indonesia. Kejaksaan yang memiliki tugas, fungsi, dan wewenang mencakup Pnuntut umum, Penyidik tindak Pidana tertentu, Mewakili negara/ pemerintah dalam perkara perdata dan tata usaha negara, Memberi pertimbangan hukum pada indtansi pemerintah, serta mewakili kepentingan umum yang merupakan pekerjaan yang tidak ringan bagi pegawai pengembannya ini mewajibkan syarat kebertaqwaan tersebut untuk cerminan integeritasnya dalam menjalankan jabatannya. Berikut beberapa pengaturan mengenai syarat ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa sebagai syarat jabatan dan syarat kenaikan kepangkatan bagi seorang jaksa.

Syarat Untuk Menjadi Jaksa Pada Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia (UU Kejaksaan). Menurut pasal 9 ayat (1) jo ayat (2) UU Kejaksaan, syarat-syarat untuk menjadi seorang jaksa antara lain adalah: a) warga negara Indonesia; b) bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; c ) setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; d) berijazah paling rendah sarjana hukum; e) berumur paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun dan paling tinggi 35 (tiga puluh lima) tahun; f) sehat jasmani dan rohani; g) berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela; h) pegawai negeri sipil

i) lulus pendidikan dan pelatihan pembentukan jaksa. Kemudian Pada Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : Kep 115/J.A/10/1999 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Pada Bab 7 mengenai syarat-syarat umum untuk menduduki suatu jabatan structural seorang Jaksa , Dalam Pasal 14 disebutkan mengenai Syarat umum untuk menduduki suatu jabatan struktural pada setiap jenjang jabatan struktural yang antara lain adalah sebagai berikut : 1. 2. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Memiliki kemampuan manajerial, kemampuan teknis fungsional dan kecakapan serta pengalaman yang diperlukan. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Memiliki integritas kepribadian yang tinggi Memiliki potensi untuk berkembang Memiliki dedikasi dan tanggung jawab terhadap tugas dan organisasi. Berprestasi dalam melaksanakan tugas Mampu menjaga reputasi diri dan instansinya Daftar Urut Kepangkatan (DUK) menjadi pertimbangan. Seluruh unsur penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan 2 (dua) tahun terakhir berturut-turut memperoleh kualifikasi baik dengan nilai setiap unsur minimal 80 (delapan puluh), dan khusus unsur kesetiaan minimal 91 (sembilan puluh satu). 10. Tidak sedang menjalani hukuman disiplin atau ada catatan di dalam Clearance Kepegawaian (dalam proses pemeriksaan) dari Jaksa Agung Muda Pengawasan.

Dapat dilihat bahwa syarat bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa menjadi syarat syarat yang biasanya penyebutannya didahulukan dari syarat syarat yang lain. Hal ini menandakan syarat kebertaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa ini diharapkan ada untuk menyertai pengemban jabatan jaksa dalam

Perbandingan dengan negara Perancis

Seperti yang diketahui bersama Perancis adalah negara yang sekuler yakni memisahkan urusan beragama dan kepercayaan dalam kehidupan sosial , politik ,budaya, pendidikan serta kegiatan

keseharian lainnya. Paham sekuler di Perancis sendiri dikenal dengan la lacit dimana dalam kehidupan kesehariannya , baik kehidupan sosial dan bernegara , negara Perancis memisahkan diri dari unsur-unsur relijiusitas dan segala atribut atribut keagamaaan dalam kegiatannya . Berbeda dengan negara barat lainnya , Amerika misalnya, para pegawai negeri disana dan juga para profesi hukum seperti Jaksa, hakim dan lainya selalu mengucapkan sumpah Jabatan yang ada kata-kata pada akhir sumpahnya yaitu So help me God yang berarti dapat di artikan bahwa mereka masih mencampurkan urusan ke Tuhanan yang dapat dikatakan disini sebagai suatu Keimanan dan Ketaqwaan pada sumpah jabatan yang menjadi syarat jabatannya tersebut. Frasa so help me God ini telah ada sejak sejarahnya yang memiliki tujuan filosofis bahwa agar disetiap penjalanan jabatannya, Tuhan senantiasa selalu menyertai dalam tugasnya atau apabila konteksnya dalam pengadilan, diharapkan agar Tuhan hadir dalam Proses peradilan tersebut1. Namun tidak begitu halnya dengan negara Perancis, Negara perancis secara tegas memisahkan antara kehidupan beragama dan kehidupan sosial juga tidak menyertakan syaratsyarat yang berhubungan dengan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam persyaratan jabatannya. Yang lebih ditekankan untuk dipersyaratkan adalah pendidikan misalanya telah menempuh pendidikan di cole nationale de la magistratur , menempuh pendidikan selama 36 bulan pada lembaga tersebut, telah lulus Bacalaureat/ Sarjana2 dan persyaratan yang bersifat teknis lainnya.

Laurie Kadoch, Rutgers Journal of Law and Religion : So Help Me God:Expression of Langue, Thought and The Rule Of Evidence Remembered,Volume-9:1,2007
2

Fiche Techique25,Le magistrats,Justice

Anda mungkin juga menyukai