Anda di halaman 1dari 12

PROFESIONALISME PEGAWAI

di BIDANG TUGAS

Oleh :

AKBP. SUHERMAN ZEIN, SH, MH


KABAGWASSIDIK DITRESKRIMSUS POLDA KEPRI

Tanjungpinan, 17 Maret 2022


1
DASAR

Surat Kepala Kantor Pengawasan dan


Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya
Pabean B Tanjungpinang Nomor : S-
188/KBC/.0402/2022, tanggal 09
Maret 2022 perihal Permohonan
Narasumber Kegiatan Pembinaan
Mental Kebangsaan dan Kejuangan.
2
SOTK dan TUPOKSI

~ SOTK (STRUKTUR ORGANISASI dan TATA KERJA) ~

3
SOTK dan TUPOKSI
~ TUPOKSI (TUGAS POKOK dan FUNGSI) ~
TUGAS
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Keuangan dan dipimpin oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai.  
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi
penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai sesuai dengan ketentuan perUUan.
FUNGSI
1.Perumusan kebijakan di bidang penegakan hukum, pelayanan dan pengawasan, optimalisasi
penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
2.Pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi
penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
3.Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengawasan, penegakan hukum,
pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
4.Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan
dan optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
5.Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengawasan, penegakan hukum,
pelayanan dan optimalisasi penenmaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
6.Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; dan
7.Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.
4
I N T E G R I TA S

Pakta integritas diatur melalui Permen PANRB 49/2011. Substansi pakta


integritas dituangkan ke dalam dokumen pakta integritas. Berdasarkan
ketentuan Pasal 1 angka 1 Permen PANRB 49/2011, diterangkan
bahwa dokumen pakta integritas adalah dokumen yang berisi pernyataan atau
janji kepada diri sendiri tentang komitmen melaksanakan seluruh tugas,
fungsi, tanggung jawab, wewenang dan peran sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan kesanggupan untuk tidak melakukan Korupsi,
Kolusi, Dan Nepotisme.
Merujuk pengertian secara etimologi, mari simak definisi dari “pakta” dan
“integritas”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, integritas adalah mutu,
sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki
potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan atau kejujuran.
Kemudian, arti dari pakta adalah bentuk perjanjian yang merupakan persetujuan
(tertulis atau dengan lisan) yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-masing
bersepakat akan menaati apa yang tersebut dalam persetujuan itu.
Jika digabungkan, pakta integritas adalah perjanjian yang merupakan persetujuan
yang dibuat oleh dua pihak atau lebih tentang kesepakatan akan mutu, potensi,
dan/atau kemampuan dalam menjaga wibawa atau kejujuran.
5
PROFESIONAL

PROFESIONALISME
~ Profesionalisme adalah kemampuan untuk memasuki ajang kompetisi sebagai antisipasi menghadapi
gloalisasi (Onny S. Prijono).
~ Profesionalisme adalah kecocokan (fitness) antara kemampuan yang dimiliki oleh birokrasi dengan
kebutuhan tugas (Korten & Alfonso).
 
CIRI-CIRI PROFESIONALISME
1. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang dapat dijadikan sebagai rujukan yang baik.
2. Berusaha meningkatkan dan memlihara perilaku profesionalnya melalui perwujudan perilaku
profesional. Perwujudan tersebut dilakukan melalui berbagai cara misalnya dari cara berpenampilan, cara
berbicara, penggunaan bahasa, sikap tubuh bdan, serta sikap hidupnya sehari-hari.
3. Keinginan untuk senantiasa mengejar berbagai kesempatan pengembangan profesional yang dapat
meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampilannya.
 
PROFESIONALITAS
Profesionalitas adalah sikap para anggota profesi yang benar-benar menguasai, sungguh-sungguh kepada
profesinya. Profesionalitas adalah suatu sebutan terhadap kualitas sikap para anggota profesi pada
profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka milki untuk dapat melakukan tugas mereka.

6
KOMITMEN
KOMITMEN adalah tindakan untuk melakukan sesuatu. Dengan kata lain,
komitmen merupakan bentuk dedikasi atau kewajiban yang mengikat
kepada orang lain, hal tertentu, atau tindakan tertentu (KBBI).
KOMITMENT ORGANISASI adalah sebagai suatu keadaan dimana
seseorang pegawai memihak organisasi tertentu serta tujuan tujuan dan
keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi
tersebut.
Menurut Stephen P. Robbins didefinisikan bahwa keterlibatan pekerjaaan
yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan tertentu seseorang individu,
sementara komitmen organisasional yang tinggi berarti memihak
organisasi yang merekrut individu tersebut. Dalam organisasi sekolah guru
merupakan tenaga profesional yang berhadapan langsung dengan siswa,
maka guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik mampu
menjalankan kebijakan-kebijakan dengan tujuan-tujuan tertentu dan
mempunyai komitmen yang kuat terhadap sekolah tempat dia bekerja.

7
KOMITMEN ORGANISASI

KOMITMEN ORGANISASI DIDEFINISIKAN SEBAGAI :


1. Keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi
tertentu;
2. Keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi;
dan
3. Keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan
organisasi.
Dengan kata lain, ini merupakan sikap yang merefleksikan
loyalitas Pegawai pada organisasi dan proses berkelanjutan di
mana anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya
terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang
berkelanjutan
8
PA K TA I N T E G R I TA S

Umumnya, pakta integritas wajib ditandatangani para Aparatur Sipil Negara


(“ASN”). Isi dari antara masing-masing instansi dari para ASN mungkin memiliki
sedikit perbedaan, sebagai contoh pakta integritas ASN yang bekerja di BC mungkin
berbeda dengan pakta integritas Polri.
Namun, secara garis besar, isinya adalah sebagai berikut:
1. Ikut serta dalam upaya mencegah korupsi, kolusi dan nepotisme serta tidak
melakukan perbuatan tercela.
2. Tidak meminta atau menerima suap, gratifikasi atau bentuk lainnya yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
3. Bersikap jujur, transparan dan akuntabel dalam menjalankan tugas.
4. Menghindari pertentangan kepentingan (conflict of interest) dalam pelaksanaan
tugas.
5. Memberikan contoh pelaksanaan kinerja berdasarkan peraturan perundang-
undangan kepada bawahan.
6. Menyampaikan penyimpangan integritas di instansi terkait dan menjaga
kerahasiaan saksi.
7. Apabila melanggar, maka akan menerima konsekuensi hukum.
9
T U J U A N PA K TA I N T E G R I TA S

TUJUAN PAKTA INTEGRITAS


1.Memperkuat komitmen bersama dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi;
2.Menumbuhkembangkan keterbukaan dan kejujuran, serta memperlancar pelaksanaan tugas yang
berkualitas, efektif, efisien, dan akuntabel;
3.Mewujudkan pemerintah dan masyarakat Indonesia yang maju, mandiri, bertanggung jawab, dan
bermartabat dengan dilandasi oleh nilai-nilai luhur budaya bangsa, UUD 1945, dan Pancasila.
Berdasarkan uraian tersebut, pakta integritas merupakan perjanjian yang dibuat bersama oleh pejabat di
lingkungan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang berfungsi untuk menegaskan komitmen
dalam menjalankan kewenangan dengan jujur sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
kesanggupan untuk tidak melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pelaksanaannya merupakan wujud
pencegahan dan pemberantasan korupsi dalam pelaksanaan pemerintahan yang transparan dan akuntabel.
DASAR HUKUM
4.Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
5.Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
6.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 49 Tahun 2011
tentang Pedoman Umum Pakta Integritas di Lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.

10
DISKRESI

DISKRESI sebagai wewenang pemerintahan merupakan


wewenang bebas yang dimiliki oleh Pejabat Pemerintahan
sekaligus sebagai lawan dari wewenang terikat (gebonden
bevoegdheid).
SIFAT dan KARAKTER HUKUM tindakan pemerintah ini
mengharuskan kekuasaan pemerintah tidaklah sekedar
melaksanakan undang-undang (asas wetmatigheid van
bestuur), tetapi harus lebih mengedepankan “doelstelling”
(penetapan tujuan) dan beleid (kebijakan).
Tindakan pemerintah yang mengedepankan “doelstelling” dan
“beleid” merupakan kekuasaan yang aktif (Philipus M. Hadjon,
Discretionary Power dan Asas-Asas Umum Pemerintahan
Yang Baik

11
SEKIAN & TERIMA
KASIH

12

Anda mungkin juga menyukai