ModuSpec juga menemukan bahwa maintanance terakhir Rig PT. Energi Tata
Persada dilakukan pada tahun 2009 dan pada saat inspeksi, crew Rig tidak
kooperatif sehingga ada beberapa kebutuhan inspeksi yang seharusnya dapat
diperiksa, tetapi tidak dapat dilakukan; Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas,
Penggugat memandang bahwa PT. Energi Tata Persada tidak siap untuk
melaksanakan pekerjaan jasa penyediaan dan pengoperasian perangkat bor di
lokasi Penggugat sebagaimana dimaksud Dokumen Lelang dan telah lalai
melaksanakan ketentuan kontrak, sehingga berdasarkan ketentuan kontrak dalam
dokumen Lelang, maka PT. Energi Tata Persada melanggar ketentuan kontrak
khususnya mengenai Jaminan dan PT. Energi Tata Persada dianggap cidera janji.
Namun pada surat ini dinyatakan pula oleh Penggugat bahwa PT. Energi Tata
Persada diminta mengambil tindakan yang memuaskan Penggugat untuk menjamin
bahwa masalah yang dikeluhkan sebagaimana dimaksud dalam surat ini untuk
diperbaiki dalam jangka waktu 10 hari kalender sejak surat ini dikeluarkan.
Bahwa menindaklanjuti hasil inspeksi yang dilakukan pada tanggal 3 Agustus
2012 dan untuk melaksanakan hak Penggugat berdasarkan Pasal 30.2.e. Dokumen
Pengadaan Lelang Ulang maka pada tanggal 7 Agustus 2012 Penggugat
mengirimkan surat perihal: Pemutusan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pekerjaan
Jasa Penyediaan dan Pengoperasian Perangkat Bor dengan Kapasitas Minimal
1500 HP (Dokumen Pengadaan Lelang Ulang Nomor 01-049-R/SR/DRL-
SBII/VI/2011), yang pada pokoknya berisi mengenai pelaksanaan hak Penggugat
untuk memutuskan perjanjian pelaksanaan pekerjaan Pengadaan Alat Bor
berdasarkan Dokumen Pengadaan Lelang Ulang.
Bahwa akibat wanprestasi PT. Energi Tata Persada atas Pelaksanaan
Pekerjaan Jasa Penyediaan & Pengoperasian Perangkat Bor Dengan Kapasitas
1500 HP maka Penggugat mengalami kerugian yang diantaranya berasal dari
keterlambatan pengeboran dan pengadaan kembali pekerjaan jasa penyediaan,
pengoperasian perangkat bor dengan kapasitas 1500 HP; Tergugat selaku penjamin
telah melakukan wanprestasi atas Bank Garansi pelaksanaan yang diterbitkannya.
1. Bahwa atas perbuatan wanprestasi yang dilakukan oleh PT. Energi Tata Persada,
Penggugat bermaksud melakukan pencairan atas jaminan pelaksanaan berupa
Bank Garansi Pelaksanaan melalui Surat Perihal Pencairan Performance Bond PT.
Energi Tata Persada Sebagai Akibat Pemutusan Atas Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa Pekerjaan Jasa Penyediaan dan Pengoperasian Perangkat Bor dengan
Kapasitas Minimal 1500 HP (Dokumen Pengadaan Lelang Ulang Nomor
01-049-R/SR/DRL-SBII/VI/2011), Nomor 041/Legal/ACG-SBII/III/2013, tertanggal 18
Maret 2013 Bahwa surat untuk melakukan pencairan Bank Garansi Pelaksanaan
tersebut juga disertai dengan dokumen sebagai berikut:
a. Asli Bank Garansi Pelaksanaan Nomor 345.1556/PKP/III/GP/2012, tertanggal 17
Juli 2012;
b. Asli Surat Keputusan General Manager sehubungan dengan pemutusan kontrak
pelaksanaan pekerjaan jasa penyediaan & pengoperasian perangkat bor dengan
kapasitas 1500 HP (berdasarkan Dokumen Pengadaan Lelang Ulang Nomor 01-
049- R/SR/DRL-SBII/VI/2011 beserta lampirannya) akibat adanya cidera janji yang
dilakukan oleh PT. Energi Tata Persada Bahwa berdasarkan Pasal 4 Bank Garansi
Pelaksanaan, Tergugat telah sepakat untuk mengesampingkan dan melepaskan hak
istimewa nya sebagai penjamin agar barang-barang debitur terjamin diambil terlebih
dahulu untuk pelunasan utang sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1831
KUHPerdata. Sesuai dengan Pasal 1832 KUHPerdata karena Tergugat telah
melepaskan hak istimewanya maka Penggugat dapat menuntut langsung atas
jaminan yang diberikan oleh Tergugat berdasarkan Bank Garansi Pelaksanaan yaitu
sejumlah uang sebesar USD 399,681.00 (tiga ratus sembilan puluh sembilan ribu
enam ratus delapan puluh satu dolar US) Bahwa sesuai Pasal 3 ketentuan Bank
Garansi, sifat dari Bank Garansi Pelaksanaan yang diterbitkan oleh Tergugat adalah
tidak bersyarat (unconditional), hal ini berarti jika penerima jaminan melakukan klaim
atau meminta pencairan Bank Garansi Pelaksanaan maka bank penjamin dalam hal
ini Tergugat tidak memiliki alasan untuk menolak pencairan tersebut kecuali klaim
atau permohonan pencairan Bank Garansi Pelaksanaan tidak memenuhi syarat
administratif.
Dalam melakukan pencairan Bank Garansi Pelaksanaan, bank tidak berhak
menolak dengan alasan bahwa Terjamin tidak melakukan wanprestasi. Bahwa
walaupun Penggugat telah beriktikad baik memberikan toleransi jangka waktu untuk
mencairkan Bank Garansi Pelaksanaan namun Tergugat tidak juga mencairkan
Bank Garansi Pelaksanaan sehingga Penggugat melalui kuasa hukum Penggugat
kembali memberikan peringatan melalui surat Nomor 216/MRP-ACG/1207/IV/2013
tertanggal 13 Mei 2013 perihal Peringatan Untuk Melaksanakan Kewajiban
Pencairan Atas Bank Garansi Pelaksanaan Nomor 348.1556/PKP/III/ GP/2012
tanggal 17 Juli 2012 yang diterbitkan oleh PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera
Selatan dan Bangka Belitung (Sommasi-II) dan dengan iktikad baik memberikan
waktu 7 (tujuh) hari sejak tanggal surat tersebut untuk mencairkan Bank Garansi.
putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau
Undang Undang, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi
tersebut harus ditolak;
M E N G A D I L I:
1. Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: PT. BANK PEMBANGUNAN
DAERAH SUMATERA SELATAN dan BANGKA BELITUNG tersebut;
2. Menghukum Pemohon Kasasi/Tergugat/Pembanding untuk membayar biaya
perkara dalam semua tingkat peradilan dan dalam tingkat kasasi ini ditetapkan
sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah);