Anda di halaman 1dari 4

Jakarta,.....................

2020
Kepada Yth.
Bapak Ketua
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI,
Gedung Wahana Graha, lantai 2 & 3,
Jl. Mampang Prapatan No. 2,
Jakarta Selatan

Perihal : Permohonan Penyelesaian Sengketa Dengan Cara Arbitrase

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini, kami : …………………pengacara pada Law Offices
“…………………………….,beralamat…… berdasarkan Surat Kuasa tanggal
……(terlampir), bertindak untuk dan atas nama PT……………………;beralamat…..
Untuk selanjutnya disebut sebagai “PEMOHON” , dengan ini mengajukan permohonan
“Penyelesaian Sengketa” terhadap :

PT……………………………; beralamat……..untuk selanjutnya disebut sebagai


“TERMOHON “ ;

Pemohon mengajukan permohonan penyelesaian sengketa ke...............................dengan


cara arbitrase, terhadap Termohon, dengan alasan-alasan yuridis sebagaimana diuraikan
di bawah ini :

1. Bahwa Pemohon adalah Perseroan Terbatas yang didirikan berdasarkan hukum


Republik Indonesia, yang bergerak di pengadaan dan pemasangan alat berat untuk
pembangkit listrik yang beralamat di Mid Plaza 2 Lt. 4, Jalan Jendral Sudirman No. 10-
11, RT.10/RW.11, Jakarta Pusat (Bukti-P1);
2. Bahwa Pemohon dipekerjakan oleh Termohon untuk melakukan pengadaan dan
pemasangan terhadap 4 Unit Generator Set dengan merek GANAMO 9TM620 dalam
proyek Pengadaan Mesin Generator Pembangkit Listrik Tenaga Diesel, berdasarkan Surat
Perintah Kerja No. TP.02.01/B.AMB.001/X/2016 tanggal 5 November 2016 (Bukti-P2);

3. Bahwa dalam Surat Perintah Kerja tersebut, Pemohon dan Termohon telah menyetujui
pembiayaan atas Pekerjaan sebesar US$ 9,250,000 dengan ketentuan rincian
pembayaran sebagai berikut :
a. Tahap Pertama sebesar 15% berupa Down Payment;
b. Tahap Kedua sebesar 65% dibayarkan dengan Letter of Credit (LC) saat barang
FOB Vessel dengan Surety Bond senilai 15%;
c. Tahap Ketiga sebesr 15% dibayarkan saat proses COD dan Comissioning
dilaksanakan;
d. Tahap Keempat sebesar 5% dibayarkan pada saat masa retensi tahun;

4. Bahwa dalam Surat Perintah Kerja tersebut, ditentukan bahwa pelaksanaan pekerjaan
dilakukan 6 bulan setelah ditandatanganinya Surat Perintah Kerja;

5. Bahwa untuk melakukan pengadaan 4 Unit Generator yang dimintakan oleh


Termohon, Pemohon melaksanakan Jual-Beli dengan FHUZAN TRADING, LTD yang
berkedudukan hukum di Cina berdasarkan Conditional Sale and Purchase Agreement
(CSPA) No. 15/X/PCH.AG./G.U./2016 (Bukti-P3);

6. Bahwa Termohon terlambat 3 minggu dari Surat Perintah Kerja membayarkan Down
Payment kepada Pemohon yang menyebabkan gagalnya terpenuhi Condition Precedent
dari Conditional Sale and Purchase Agremeent yang menyebabkan terlambatnya
pengadaan 4 Unit Generator yang dimintakan Termohon (Bukti-P4);

7. Bahwa Termohon terlambat 2 bulan untuk menyediakan Letter of Credit sebagai


bentuk pembayaran dalam Tahap Kedua Surat Perintah Kerja karena Letter of Credit dari
Bank Mandiri yang disiapkan oleh Termohon tidak diterima oleh Corresponding Bank
dari FHUZAN TRADING, LTD. (Bukti-P5);

8. Bahwa Crane yang disediakan oleh Termohon untuk mengangkut Generator yang
dimintakan dalam Surat Perintah Kerja, serta lahan yang disediakan oleh Termohon tidak
memadai untuk melakukan instalasi Unit Generator oleh Pemohon. (Bukti-P6);
9. Karena keterlambatan Termohon dalam pembayaran Down Payment dan Letter of
Credit, Pemohon terpaksa harus menalangi pembayaran atas 4 Unit Generator yang dibeli
kepada FHUZAN TRADING, LTD. dan harus menalangi pembayaran Termohon sebesar
US$ 7,750,000. (Bukti-P7);

10. Bahwa pada tanggal 6 Mei 2017, Termohon mengirimkan Surat kepada PT. Asuransi
Bumiputera sebagai penjamin yang menyatakan Pemohon telah melakukan Wanprestasi
karena keterlambatan pekerjaan dan meminta PT. Ausransi Bumiputera untuk
mencairkan Uang Muka dan Jaminan Pelaksanaan senilai US$ 3,250,000. (Bukti-P8);

11. Bahwa keterlambatan pekerjaan Pemohon berdasarkan dalil butir 6, 7, dan 9


merupakan wanprestasi dalam Pembayaran Biaya Pekerjaan dari Termohon;

12. Bahwa dalam Surat Perintah Kerja No. TP.02.01/B.AMB.001/X/2016 tanggal 5


November 2016, forum penyelesaian sengketa yang diperjanjikan oleh Para Pihak adalah
menggunakan forum penyelesaian sengketa Arbitrase (Bukti-P9);

13. Bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa pasal 1 angka 3, Klausula Arbitrase tercantum di dalam
Surat Perintah Kerja antara Pemohon dan Termohon.

13. Bahwa Para Pihak sudah menandatangani Perjanjian Arbitrase (akta kompromis)
tanggal 11 Mei 2017 untuk menyelesaikan sengketa melalui Arbitrase (Bukti-P10);

14. Bahwa berdasarkan Pasal 1 Peraturan & Prosedur Arbitrase Badan Arbitrase Nasional
Indonesia (BANI), BANI memiliki kewenangan untuk mengadili sengketa ini.

Berdasarkan atas seluruh dalil-dalil sebagaimana diurakan di atas, Pemohon melalui


kuasa hukum, dengan ini memohon kepada Majelis Arbitrase pada Badan Arbitrase
Nasional Indonesia (BANI) yang memeriksa dan memutus perkara arbitrase ini, untuk
menjatuhkan putusan arbitrase yang amarnya berbunyi sebagai berikut:

Mengadili:
1. Menerima dan mengabulkan permohonan arbitrase dari Pemohon untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Termohon “wanprestasi” (ingkar janji) terhadap Pemohon;
3. Menghukum Termohon untuk membayar penalty (denda) sebesar US$ 7,750,000;
4. Membebanykan biaya perkara arbitrase ini kepada Termohon seluruhnya.
Apabila Majelis Arbitrase yang memeriksa dan memutus perkara arbitrase ini berpendapat lain,
Pemohon (PT. Dharma Putra Persada) memohon putusan yang seadil-adilnya (EX AEQUO ET
BONO);
Demikianlah surat “Permohonan Penyelesaian Sengketa Secara Arbitrase” ini diajukan, dan
Pemohon, melalui kuasa hukumnya, mengucapkan banyak terima kasih.

Hormat Kami,
Kuasa Pemohon

Anda mungkin juga menyukai