Anda di halaman 1dari 5

SURAT PERJANJIAN KERJA DAN PENJUALAN NIKEL

ORE ANTARA PT. ENERSTEEL


DENGAN
PT. GEMA LIBERTY RIDON
NO. 078-KSO/ES-STP/IX-2020

Pada hari ini, Sabtu tanggal Sembilan belas September tahun Dua ribu dua puluh (19-09-2020),
kami yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : N. Edward
KTP No. : 64710-40411-630004
Jabatan : Direktur Utama PT. ENERSTEEL
Alamat : Jl. Sungai Ampal No. 43-A, Balikpapan, Kal-tim
Dalam hal ini bertindak dan atas nama perusahaan PT. ENERSTEEL dan selanjutnya disebut
sebagai
PIHAK PERTAMA, dan
Nama : Ir.Barmen F. barantian
Jabatan : Direktur Utama PT. GEMA LIBERTY RIDON
Alamat : Kel. Sarongsong I Kec. Airmadidi Kab. Minahasa Utara
Kab. Sulawesi Utara
Dalam hal ini bertindak dan atas nama perusahaan PT. GEMA LIBERTY RIDON dan
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kemudian Keduabelah Pihak secara bersama-sama disebut PARA PIHAK.

PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan ikatan perjanjian kerja dan Penjualan Nikel Ore yang
diatur dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

PASAL 1
MASA BERLAKU PERJANJIAN

PARA PIHAK sepakat bahwa masa perjanjian ini berlaku selama 2 (dua) tahun sejak
ditandatanganinya perjanjian ini.

PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN

Dalam hal ini PIHAK PERTAMA menunjuk PIHAK KEDUA sebagai pelaksanaan pekerjaan
Penambangan dan Penjualan Nikel Ore dalam Negeri, pada lokasi IUP Pt. ENERSTEEL yang
terletak di Desa Mohoni dan Molino Kecamatan Petasia Timur Kabupaten Morowali utara
Provinsi Sulawesi Tengah seluas kurang lebih 50 Ha sesuai dengan yang ditentukan oleh PIHAK
KEDUA dengan titik koordinat dan peta terlampir.
PASAL 3
KEUNTUNGAN HASIL PRODUKSI

a) PIHAK KEDUA setuju untuk memberikan royalty sebesar usd5/mt (lima US Dolar Amerika) per
setiap metric ton kepada PIHAK PERTAMA untuk kadar Ni 1,8%(pro-rata) dengan harga dasar dari
Tsingshan Steel Indonesia usd28/mt cnf dan akan disesuaikan jika terjadi kenaikan/perubahan
harga dan hasil selisih akan dibagi dua antara PT. ENERSTEEL dan PT.GEMA LIBERTY
RIDON.
b) Royalty tersebut di atas tidak termasuk PNBP 10% yang besaran tersebut mengacu
berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia;
c) Royalty tersebut di atas tidak termasuk PPh 22 1.5% yang besaran tersebut mengacu
berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia;
d) Royalty tersebut di atas tidak termasuk dana CSR dan Royalti Masyarakat sebesar Rp. 5.000,-
(lima ribu rupiah) per MT dan CSR dimaksud akan diserahkan kepada PIHAK PERTAMA.
e) Royalty tersebut di atas tidak termasuk biaya operasional pendukung kegiatan barging/ biaya
pengangkutan dan lain-lain.

PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN

Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA:

a) Wajib menyediakan lahan atau lokasi penambangan, Jalan Hauling sebatas dari lokasi
tambang ke jalan propinsi dan Jetty yang tidak bermasalah baik dari sisi status kawasan hutan;
b) Wajib menyediakan dokumen yang diperlukan dalam melakukan penjualan ore oleh Pihak
Kedua kepada Buyer;
c) Wajib menjamin keamanan area kerja PIHAK KEDUA;
d) Berhak mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA;
e) Berhak menegur PIHAK KEDUA apabila dalam pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan
kaidah penambangan yang baik dan benar;
f) Berhak menerima Royalty sebagaimana diatur pada PASAL 3;
g) Berhak me-review dan/atau membatalkan Surat Perjanjian Kerja ini apabila PIHAK KEDUA
dinyatakan wan prestasi dengan ketentuan sebagai berikut :
- PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran dan telah diperingatkan sebanyak
3 (tiga) kali berturut-turut tetapi tidak direspon secara benar;
- PIHAK KEDUA tidak memenuhi target produksi;
- PIHAK KEDUA tidak melakukan pekerjaan dan mekanisme penjualan
sesuai dengan kesepakatan yang diatur pada PASAL 5.
h) PIHAK PERTAMA berhak menerima uang muka dari PIHAK KEDUA sebesar Rp.
2.000.000.000,-(dua milyar rupiah) dan yang akan dipotongkan dengan menyicil sebesar Rp.
20.000,- untuk per setiap metric ton cargo yang terkirimdari Royalty PIHAK PERTAMA;

Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA:

a) Wajib mematuhi peraturan berdasarkan undang-undang keselamatan kerja pertambangan


yang berlaku dan mengikuti arahan dari KTT yang telah ditetapkan oleh Pihak ESDM Propinsi;
b) Wajib melakukan koordinasi kepada PIHAK PERTAMA atau Pihak yang ditunjuk oleh PIHAK
PERTAMA terkait lahan dan rencana kerja produksi dan/atau hal terkait lainnya;
c) PIHAK KEDUA wajib memproduksi Nikel Ore minimal 15.000 MT (limabelas ribu metrik metric
ton) per bulan dan bila tidak terpenuhi pada bulan berjalan maka bisa dicukupkan pada bulan
berikutnya untuk menutupi kekurangan produksi bulan sebelumnya.
d) Wajib menjual hasil produksi Nikel Ore dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan, apabila Nikel
Ore tersebut belum terjual dan atau tidak terjual dan atau tidak dimanfaatkan oleh PIHAK
KEDUA maka PIHAK PERTAMA berhak atas kargo Nikel Ore tersebut;
e) Wajib bekerja di lahan yang telah dibuka dan PIHAK KEDUA dilarang membuka lahan baru
tanpa sepengetahuan PIHAK PERTAMA;
f) Wajib berkoordinasi dengan PIHAK PERTAMA apabila ingin membuka lahan baru dan wajib
menyetorkan Jaminan Reklamasi sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) per Hektar
atau sesuai dengan ketentuan / peraturan Pemerintah yang berlaku kepada PIHAK PERTAMA
sebelum pekerjaan dimulai;
g) Wajib membayarkan ganti rugi lahan masyarakat pada lahan baru yang akan dikerjakan
dengan atas nama PIHAK PERTAMA;
h) Berhak melakukan Penjualan Nikel Ore kepada Pihak lain / End Buyer dengan sepengetahuan
PIHAK PERTAMA dengan melampirkan surat pemberitahuan Rencana Penjualan kepada
PIHAK PERTAMA. Mekanisme Penjualan Nikel Ore oleh PIHAK KEDUA akan dirincikan pada
PASAL 5;
i) Wajib memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA terkait Rencana Penjualan dan Kontrak Jual
Beli antara PIHAK KEDUA dengan Pihak lain;
j) Wajib menyediakan alat kerja dan segala komponen pendukungnya;
k) Wajib menggunakan BBM Industri full dokumen dengan PBBKB 6,75% / 90% dan/atau sesuai
peraturan yang berlaku;
l) Wajib membayar dana CSR dan Royalti Masyarakat sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah) per
MT melalui mekanis yang berlaku;
m) Wajib melaksanakan pekerjaan yang dimaksud secara mandiri dan dilarang mengalihkan
pekerjaan tersebut kepada pihak lain.
n) Membayar uang muka sebesar Rp. 2.000.000.000,-(dua milyar rupiah) kepada PIHAK
PERTAMA yang mana uang muka dimaksud akan dipotongkan dari royalty sebesar Rp.20.000,-
/mt dari setiap pengapalan sesuai dengan jumlah cargo yang terkirim.

PASAL 5
MEKANISME PROSEDUR PENJUALAN

a) PIHAK PERTAMA akan memberikan data pendukung setelah PIHAK KEDUA menyerahkan
Surat Pemberitahuan Rencana Penjualan kepada PIHAK PERTAMA;
b) Segala jenis transaksi keuangan yang berkaitan dengan Jual-Beli wajib menggunakan
Rekening
..................... pada Bank ....................., Nomor Rekening ...................... ;
c) Kewajiban pembayaran oleh PIHAK KEDUA terkait Keuntungan Hasil Produksi kepada
PIHAK PERTAMA dilakukan setelah ada pembayaran dari buyer. Dan untuk Biaya PNPB
,Barging, Jasa Pengangkutan / Tongkang, PBM TKBM, Surveyor pembayarannya dilakukan oleh
PIHAK KEDUA sebelum kegiatan shipping.
d) Nilai Keuntungan Hasil Produksi, biaya PNBP, CSR-Royalti Masyarakat dan biaya lainnya
akan dihitung berdasarkan Berita Acara Kesesuaian Kargo;
e) Segala bentuk denda / demurrage atau penalty / reject baik dari vendor maupun dari end buyer,
sepenuhnya merupakan tanggung jawab PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA membebaskan
PIHAK PERTAMA dari segala tuntutan hukum;
f) Setelah PIHAK PERTAMA menerima seluruh pembayaran dari PIHAK KEDUA
maupun dari End Buyer, maka dana tersebut akan distribusikan kerekening PIHAK KEDUA
setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan seluruh kewajiban pembayaran terkait penjualan sesuai
kesepakatan Bersama. Berikut detail rekening PIHAK KEDUA :
Bank Tujuan / Cabang : ................
No. Rekening : ................
Nama Pemilik Rekening : ................

PASAL 6
KEWAJIBAN PEMBAYARAN

1. PIHAK KEDUA akan membayar uang muka sebesar Rp. 2.000.000.000,-(dua milyar rupiah)
kepada PIHAK PERTAMA dalam dua tahap sebagai berikut:
i. Dana keseriusan awal senilai Rp.200.000.000,- sebelum penandatanganan kontrak.
ii. Setelah penandatangan kontrak akan dibayar sisanya senilai Rp. 1.800.000.000.
2. PIHAK KEDUA akan mentransferkan total royalty(setelah dipotong kewajiban cicilan dari
uang muka) pada setiap pengapalan kepada PIHAK PERTAMA sesuai kadar dan dengan
jumlah cargo yang terkirim, sesuai dengan ketentuan yang tertera pada Berita Acara
Kesesuaian Kargo yang mengacu pada Pasal 5 poin d) ;
3. PIHAK PERTAMA akan mengembalikan uang muka sesuai dengan yang diterimanya dari PIHAK
KEDUA jika terjadi wanprestasi oleh PIHAK PERTAMA dalam pelaksanaannya sehingga
berakibat PIHAK KEDUA tidak dapat meneruskan pekerjaannnya dalam waktu selambatnya 3(tiga)
bulan setelah PIHAK KEDUA menyatakan wanprestasi dimaksud.

PASAL 7
FORCE MAJEURE

PARA PIHAK sepakat akan dibebaskan dari hak dan kewajiban tersebut pada Pasal 4 Surat
Perjanjian Kerja ini apabila terjadi Force Majeure. Force Majeure sebagaimana yang dimaksud
meliputi keadaan – keadaan sebagai berikut:
a) Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, longsor dan kejadian – kejadian lain di
luar kemampuan manusia;
b) Huru hara, seperti kerusuhan social, perang dan kejadian lain yang di timbulkan oleh manusia
namun berada diluar kemampuan PARA PIHAK untuk mengatasinya;
c) Perubahan kebijakan pemerintah secara mendadak dan tidak ada pemberitahuan sebelumnya
dan diterbitkan setelah perjanjian ini di tandatangan, yang secara langsung ataupun tidak
langsung mempengaruhi pelaksanaan Surat Perjanjian Kerja ini.

PASAL 8
HAL-HAL LAIN

a) Apabila terdapat hal-hal lain belum cukup diatur didalam Surat Perjanjian Kerja ini dan atau
dari hal-hal yang telah disepakati oleh PARA PIHAK akan diadakan perubahan, maka hal
tersebut akan dirundingkan bersama oleh PARA PIHAK dan akan dibuat Addendum tersendiri
oleh PARA PIHAK. Addendum atau Amandemen tersebut nantinya akan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian Kerja ini;
b) Apabila terjadi sengketa antara PARA PIHAK mengenai pelaksanaan Surat Perjanjian Kerja
ini pertama-tama akan diselesaikan secara musyawarah dan bila tidak mencapai mufakat, maka
PARA PIHAK sepakat menyelesaikan secara hukum di Kantor Pengadilan Sul-Teng.
c) Peran saksi adalah menyaksikan penandatanganan kerjasama yang dilakukan antara kedua
belah pihak.
PASAL 9
PENUTUP

Surat Perjanjian Kerja ini dibuat dalam rangkap dua, keduanya mempunyai kekuatan hukum
yang sama dan bermeterai cukup untuk masing-masing Pihak, untuk dipatuhi dan dilaksanakan
dengan itikad baik.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT. ENERSTEEL PT. GEMA LIBERTY RIDON

N.Edward Ir.Barmen F. barantian


Direktur Direktur

Saksi-saksi:

• DEDI KURNIAWAN

• HAMDAN ALFIKAR, SH (PT.DPM)

• SYAMPUTRA. M

Anda mungkin juga menyukai