Anda di halaman 1dari 5

INDEPENDENT POWER PRODUCER (IPP)

husniwardana Kronologis Perkembangan IPP di Indonesia IPP Generasi I : 1992 1998 Skema IPP (Independent Power Producer) di Indonesia pertama kali didasari oleh UU No. 15 ahun 1!"5 dan Keppres No. #$ ahun 1!!% untuk menghadapi perkembangan pembangunan &ang akan datang' sedangkan kemampuan Pemerintah dan P(N' dalam pen&ediaan dana tersebut sangat terbatas. )aka Pemerintah membuka *alan bagi usaha ketenagalistrikan oleh swasta dalam pen&ediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum. 1$ IPP dari %$ (Success +atio ,%'!, -) )endapatkan .aminan Pemerintah +isiko /orce )a*eure (Pemerintah 0 1lam) ditanggung oleh P(N (ebih 2ankable 1ntara tahun 1!!3 dan 1!!$' P(N menandatangani %, per*an*ian di bidang pembangkitan dengan in4estor swasta &ang nilain&a mencapai 51# mil&ar dan kira6kira 11333 )7. In4estor asing berperan besar pada sebagian besar pro&ek ini. Perusahaan mengadakan per*an*ian *ual beli tenaga listrik (PP1 dan 8S9) dengan pen&edia dan pengembang tenaga listrik swasta (IPP) skala besar. Permasalahan : Pada tahun 1!!!' Perusahaan telah melaksanakan renegosiasi terhadap PP1 dan 8S9 melalui Kelompok Ker*a +enegosiasi Kontrak Khusus P(N dibawah arahan Pemerintah. +enegosiasi karena tern&ata tari;; &ang ditetapkan dalam kontrak terlalu mahal. +enegosiasi tersebut meliputi antara lain keseimbangan kondisi kontrak' kewa*aran harga dan disparitas harga *ual listrik swasta dan harga *ual Perusahaan. IPP Generasi II : 2005 2009 1$ IPP dari <5 (Success +atio #$'$" -) idak ada *aminan Pemerintah +isiko /orce )a*eure (Pemerintah 0 1lam) ditanggung oleh Pengembang idak bankable Permasalahan : ahap Pra =uali;ikasi diperlunak sehingga masuklah IPP &ang tidak berpengalaman. Untuk itu P.2 dan IP dimasukkan untuk kemitraan. 2an&ak pro&ek IPP &ang memasukkan harga

penawaran yang rendah, padahal perkiraan harga tidak tepat, sehingga akhirnya banyak proyek yang terkendala. IPP Generasi III : 2009 sekarang

Proses pra qualifikasi lebih ketat karena telah belajar dari pengalaman yang lalu. Sehingga diharapkan memperoleh investor yang berpengalaman dan memiliki sumber dana mencukupi sehingga risiko kegagalan dapat dieliminir. IPP generasi III dibagi dalam 2 skema yaitu !. PPP, dengan government Support 2. "isnis to "isnis, tanpa government support #ari peraturan$peraturan IPP yang ada, proyek IPP dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori !. IPP dengan pola PPP %Public Private Partnership& ' (engacu kepada Perpres )o *+,2--. jo )o !/,2-!-, mendapatkan jaminan Pemerintah. 2. IPP pola bisnis to bisnis ' (engacu pada PP )o /,2--. dan peraturan turunannya. 0mumnya IPP domestik dan tidak ada jaminan Pemerintah. /. IPP skala kecil dengan pola publish tariff ' (engacu kepada PP )o /,2--. dan Permen 1S#( )o /!,2--2. 0mumnya IPP P34( dengan pengembang domestik. 5. IPP Panasbumi. ' (engacu kepada Permen 1S#( )o 2,2-!! tentang penugasan kepada P3) untuk membeli listrik dari P34P. Tantangan dan Permasalahan yang dihadapi proyek IPP : !. P3) membeli listrik dari IPP dalam jangka panjang, berdasarkan 6take or pay6, harganya dalam valuta asing %0S#&. Sehingga resiko turunnya permintaan %demand& listrik, dan resiko devaluasi, jatuhnya nilai 7upiah %currency crash& ditanggung pihak Indonesia 2. Permasalahan dengan pemerintah 8etergantungan yang tinggi kepada pemerintah, dimana tarif P3) masih dibawah keekonomian, dan menggunakan subsidi dari pemerintah, hal ini dianggap sebagai resiko politik oleh investor, sehingga diperlukan jaminan pemerintah 8etidakpastian evolusi regulasi dan stabilitas %misalnya subsidi vs tarif, #(9& Peri:inan lahan belum tuntas, konflik dengan pemerintah 8etidakjelasan visi jangka panjang, strategi dan regulasi tentang evolusi kebijakan sektor listrik.

8etidakjelasan keputusan jangka panjang atas komitmen keuangan langsung %misalnya ekuitas pemerintah, jaminan pemerintah&

/. Permasalahan penanganan proyek, antara lain Penanganan saat tahap pra ;S dan ;S tidak ditangani secara hati$hati, sehingga banyak penunjukan 1P< yang dilakukan setelah PP= %system jual beli proyek&. Pelaksanaan proyek tidak didampingi dengan konsultan yang baik 5. Permasalahan pendanaan, antara lain karena 8ebanyakan developer tidak mau mengeluarkan biaya di awal, sehingga persiapan proyek menjadi tidak benar, hal ini bisa membuta bank menjadi ragu untuk member pendanaan. "iaya pendanaan yang besar oleh bank dan lembaga keuangan domestic. 8risis mata uang =sia berimbas pada batalnya beberapa perjanjian dengan IPP. Perselisihan dengan investor mengakibatkan timbulnya persepsi yang buruk dan merugikan negara beberapa ratus juta dolar. .. 7asio keberhasilan rendah dari total proyek yang didanai di 2--.$2--2 antara lain dikarenakan kurang seimbangnya alokasi resiko, kurangnya jaminan dari pemerintah. *. Perjanjian >ual "eli 3istrik, PP= %Power Purchase =greement& yang dihasilkan cenderung tinggi harganya, tidak imbang antara resiko dan pendapatannya dan ketidakinginan untuk membela diri dengan efektif ketika perselisihan timbul. +. 8etika krismon tahun !22+ terjadi, sekitar 2--- (? proyek ini sudah dalam fasa konstruksi atau dalam tahap perencanaan yang matang. 8eppres menunda dan meninjau sebagian proyek ini dan sisanya dilanjutkan. =khirnya, seluruh dari 2* perjanjian dilakukan negosiasi ulang atau diakhiri sehingga menimbulkan banyak perselisihan dengan investor. Indonesia menarik perhatian komunitas investasi dunia akibat perselisihan ini dan dituduh tidak menghormati kontrak, tidak mau membayar denda yang dijatuhkan badan arbitrase. @. 8urangnya informasi tentang perjanjian sejenis, adanya kepentingan pihak eksternal, dan permasalahan pada prosedur negosiasi berikut struktur institusinya.

2. =sosiasi IPP =sociation, =sosiasi mikrohidro dan sebagian besar pengembang IPP meminta eskalasi harga untuk Proyek$proyek yang masih dalam tahap finalisasi =8P Proyek$proyek yang masih dalam mengejar untuk pembiayaan Proyek dalam pembangunan Proyek sudah beroperasi 8arena kenaikan harga bahan bangunan pada pertengahan 2--+ ' pertengahan 2--@ dan sebagai dampak dari krisi keuangan global. Referensi : !. "ambang Praptono, Private Power Project ;inancing, I4", 2-!! Kesimpulan & aran !angkah penyelesaian : !. =pabila pengembang belum punya long time partner, maka dapat menunjuk konsultan yang qualified untuk melakukan pra ;S dengan fokus estimasi biaya pembangunan, dengan site investigation yang cukup akurat. 2. Sesuai instruksi wapres, untuk proyek IPP yang macet, dilakukan renegosiasi dengan melibatkan "P8P %"adan Pengawas 8euangan dan Pembangunan& sebagai verifikator serta melibatkan tim dari >amdatun 8ejagung untuk melakukan legal review terhadao setiap IPP yang sudah lolos verivikasi "P8P /. 4ahun 2--2 Indonesia telah mengesahkan 00 ketenagalistrikan baru %00 )o. /-,2--2&, yang diharapkan dapat mengundang kembali investor menanamkan modalnya di bidang kelistrikan 5. (enetapkan harga yang wajar dan terjangkau berdasarkan biaya proyek yang adil P3) mengembangkan modal dan biaya operasi yang adil dan untuk setiap proyek Pembiayaan berdasarkan kondisi pasar untuk dipertimbangkan untuk layanan utang tahunan Perhitungan "iaya 9 A ( yang adil dan wajar oleh P3) (emasukkan perhitungan tingkat pengembalian atas ekuitas yang wajar dan market based ke dalam analisis sehingga akan menghasilkan harga leveli:ed adil dan wajar di bawah kontrak masing$masing

.. 4arif yang ditawarkan kepada IPP masing$masing harus memenuhi kondisi berikut "iaya proyek yang adil dan wajar )ilainya terjangkau untuk P3) dan Pemerintah Proyek tersebut harus berjalan secara berkelanjutan, sehingga cukup untuk menutupi bahan bakar, 9 A ( dan layanan hutang (enyediakan return yang adil kepada pemegang saham berdasarkan modal dan biaya operasi yang adil juga.

Anda mungkin juga menyukai