Anda di halaman 1dari 8

HUKUM AGRARIA

Penggunaan Kawasan Hutan

- Pada prinsipnya usaha non-kehutanan/diluar kehutanan, kehutanan


dilarang untuk berlangsung dalam kawasan hutan karena dapat mengubah
fungsi kawasan.
- Pengecualian diberikan kepada usaha/kegiatan yang mempunyai tujuan
strategis yang tidak dapat dielakkan (PP Nomor 24 Tahun 2020).
- Hanya dapat dilakukan pada hutan produksi dan hutan lindung.

Kegiatan Pembangunan Diluar Kehutanan (PP Nomor 24 Tahun 2020)

Siapa pejabat yang dapat memberikan izin pinjam pakai kawasan? Yang
berwenang adalah Menteri (pemerintah pusat) berdasarkan permohonan, namun
dapat dilimpahkan kepada gubernur untuk pembangunan fasilitas umum yang
bersifat non-komersial.

Izin Penggunaan untuk Pertambangan

- Hanya boleh dilakukan dengan pola pertambangan tidak terbuka dan


pertambangan bawah tanah.
- Untuk yang berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai
strategis, izin harus diberikan atas persetujuan DPR.

Tata Cara dan Persyaratan Permohonan Izin

- Pemohon yang eligible yaitu Menteri atau pejabat setingkat Menteri,


gubernur, bupati/walikota, pimpinan badan usaha, atau kepala Yayasan.
- Menteri melakukan penilaian atas permohonan yang diajukan →
dilakukan dengan membentuk tim untuk menilai permohonan yang
diajukan. Tim tersebut memeriksa pemenuhan persyaratan administrasi.
- Menteri menerbitkan persetujuan prinsip penggunaan Kawasan apabila
pemohon memenuhi persyaratan administrasi dan teknis atas dasar
rekomendasi tim yang memeriksa permohonan. → izin prinsip (izin yang
memberikan kepastian bagi pemohon atas kesediaan lahan). Izin prinsip
berlaku selama 2 tahun, dimana dalam jangka waktu tersebut pemohon
diwajibkan melakukan delimitasi batas luar agar tidak menimbulkan
sengketa dengan pemerintah atau pemilik izin yang lain
- Menteri menerbitkan izin pinjam pakai kawasn apabila pemohon sudah
memenuhi sejumlah kewajiban yang disebutkan dalam pemberian
persetujuan prinsip.

Pertambangan

1. Dasar Hukum
- UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
- UU Nomor 3 Tahun 2020
- PP Nomor 23 Tahun 2020
- Permen ESDM Nomor 34 Tahun 2017 tentang Perizinan di Bidang
Pertambangan Mineral dan Batubara.
2. Persyaratan
- Jenis-Jenis Izin Usaha Pertambangan
 IUP Eksplorasi → harus ada jaminan kesungguhan untuk
memastikan pemohon IUP Eksplorasi memang sudah
menyiapkan modal.
 IUP Operasi Produksi → harus ada pernyataan
kesanggupan untuk menaati peraturan perundang-undangan
di bidang lingkungan hidup dan laporan tahunan iuran tetap
IUP tiga tahun terakhir.
 Izin Pertambangan Rakyat

Syarat Prosedur
Pemohon dan pemegang izin Pemohon menyampaikan surat
merupakan penduduk setempat, baik permohonan kepada Menteri.
perorangan maupun kelompok. Menteri menolak atau menerbitkan
izin setelah memeriksa pemenuhan
persyaratan administratif, teknis,
lingkungan, dan finansial. Menteri
dapay melimpahkan keweangan
pemberian izin kepada gubernur.

 IUP Khusus
3. Prosedur IUP Eksplorasi dan Operasi Produksi
- Diberikan kepada badan usaha, kperasi, da perusahaan perseorangan
(dalam UU Nomor 4/2009 dan PP Nomor 23/2010 disebut perseorangan).
Badan isaha BUMS, BUMN/BUMD. Perseorangan, orang perseorangan,
perusahaan firma, atau perusahaan komanditer.
- Izin diajukan kepada Menteri. Pelimpahan pemberian izin dapat dilakukan
kepada gubernur (UU No. 4/2009 dan PP No. 23/2010 mengenal
desentralisasi kewenangan pemberian izin).
4. Prosedur Permohonan dan Pemberian Izin
5. Muatan IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi

Notes: Pemilik IUP hanya memiliki hak untuk menggunakan dan mengeksploitasi
tambang (mineral dan batubara) tetapi tidak memiliki hak atas tanah. Maka dari
itu, pemilik izin wajib menyelesaikan ha katas tanah, baik dengan cara membeli
tanah, pinjam-pakai, atau bagi hasil.

Sumber Daya Air

Merupakan sumber daya yang menjadi kebutuhan sehari-hari bagi penggunanya.


Sumber daya air sebagai objek properti diberi status sebagai “milik publik” atau
“milik bersama”. United Nations menetapkan hak atas sumber daya air sebagai
hak asasi manusia. Oleh karena itu, aturan penggunaan sumber daya air sangat
ketat, dimana peran swasta sangat dibatasi, berbeda dengan kehutanan dan
pertambangan.

1. Dasar Hukum
- UU Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air
- PP Nomor 121 Tahun 2015 tetang Pengusahaan Sumber Daya Air
- Permen PUPR Nomor 1 Tahun 2016 tentang Tata Cara Perizinan
Pengusahaan Sumber Daya Air dan Penggunaan Sumber Daya Air.
2. Izin
- Izin Penggunaan Sumber Daya Air Bukan Usaha dan Izin Penggunaan
Sumber Daya Air Untuk Usaha
- Izin Pengusahaan Sumber Daya Air dan Izin Penggunaan Sumber Daya
Air
3. Persyaratan
- Subjek pemohon atau pemegang izin
 Komersil: perseorangan, koperasi, BUMN, BUMS
 Non-komersil: instansi pemerintah, badan hukum, badan
sosial, atau perseorangan.
- Izin diberikan oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan
kewenangan masing-masing.
4. Prosedur
Notes: Tidak ada persyaratan finansial.
5. Muatan Izin

KONTRAK MIGAS

Perkembangan Bentuk Kontrak Migas

- Bisnis hulu migas memiliki empat karakter utama, yaitu:


 Pendapatan baru diterima bertahun-tahun setelah pengeluaran
direalisasikan.

Dasar Hukum Konsesi

- Berlaku pada zaman colonial Belanda.


- Dasar huku

Pengertian Konsesi

Keuntungan dan Kerugian Konsesi

Keuntungan Kerugian
Keputusan pengembangan wilayah
kerja, penemuan, eksplorasi, produksi,
dam penjualan adalah hak eksklusif
perusahaan minyak pemegang kontrak
konsesi.
Kontrak konsesi jangka waktunya bisa
mencapai 75 tahun.

Konsesi

Kontrak karya

Kontrak bagi hasil

PSC gross split

Kontrak Karya
Pengertian

Unusr-Unsur

1. Adanya kontraktual, yaitu perjanjian yang dibuat oleh para pihak.


2. Adanya subjek hukum, yaitu pemerintah dengan kontraktor asing atau
gabungan pihak asing dengan pihak Indonesia.
3. Adanya kegiatan, berupa eksplorasi, eksploitasi, pemurnian dan
pengolahan

Dalam hal negara tidak memiliki kompetensi yang cukup, maka perusahaan asing
dapat memegang kuasa pertambangan di Indonesia (kontraktor).

Pembagian keuntungannya masih sama dengan pembagian keuntungan pada


rezim konsesi.

Perbedaan konsesi dengan kontrak karya

1. Hak atas tanah


2. Pemegang kekuasaan

HAK ATAS TANAH

07/11/2022

- Hak atas tanah adalah hak yang memberikan kewenangan kepada pemilik
hak (subjek hak) untuk mempergunakan dan mengambil manfaat dari
tanah yang dihakinya, baik untuk diri sendiri maupun keluarganya.
- Ada subjek, objek, dan hubungan subjek dengan objek yang melahirkan
hak dan kewajiban.
- Subjek hukum secara general adalah orang. Subjek hukum adalah
penanggung jawab hak dan kewajiban.
- Manusia hanya subjek hak, tetapi tidak memiliki kewajiban. Hak
mendasar (hak asasi manusia) telah ada sejak manusia hidup.
- Setelah dewasa, manusia menjadi orang yang memiliki hak sekaligus
kewajiban.
- Pasal 4 ayat (1)
- Menurut UUPA, yang dimaksud dengan tanah adalah permukaan bumi.
Ada yang bewujud daratan maupun perairan.
- Ada dua kategori tanah, tanah pertanian dan tanah
non-pertanian/bangunan.
- Land reform adalah upaya untuk mereformasi ketidakseimbangan tanah-
tanah pertanian.
- Land reform hanya khusus untuk tanah pertanian, sedangkan tanah non-
pertanian belum diatur lebih lanjut.
- Ketentuan land reform ada pada Pasal 7, Pasal 10, dan Pasal 17 UUPA.

Melampaui batas → tidak mampu mengerjakan tanahnya sendiri secara aktif,


melainkan mempekerjakan orang lain (petani) untuk mengerjakan tanahnya
dengan sistem bagi hasil, dengan tuan tanah mendapatkan bagian yang lebih
besar.

Mempunyai bisa berarti kepemilikan dan penguasaan. Kepemilikan adalah hak


milik dan penguasaan adalah hak-hak lain diluar hak milik.

UU PRP Nomor 56 Tahun 1960 tentang Pembatasan Kepemilikan Tanah.


Minimum kepemilikan tanah pertanian diupayakan seluas 2 hektar, berlaku untuk
subjek hukum berupa satu keluarga atau badan hukum.

Cukup untuk menghidupi sandang, pangan, dan papan.

Kewajiban keluarga adalah mengerjakan sendiri secara aktif, mencegah kerusakan


dan pemerasan, dan tidak diperkenankan memecah-mecah menjadi bagian-bagian
tanah pertanian yang lebih kecil dibawah 2 hektar. Larangan ini dikecualikan
apabila tanah tersebut didapatkan dari pewarisan.

Pasal 12

Kewajiban akan meluas ketika terjadi jual beli dengan PPAT. PPAT juga dilarang
untuk melakukan jual beli yang membuat tanah pertanian terpecah-pecah menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil dari 2 hektar.

Berlaku subjek hukum dalam pengertian keluarga.

Pemilikan tanah secara absente yaitu pemilikan tanah yang menjadikan pemilik
tanahnya absente atau tidak hadir dan tidak bisa mengerjakan tanahnya sendiri
secara aktif, karena jarak yang jauh antara lokasi tanah dengan domisili pemilik.

Pemilikan tanah secara absente dilarang, limitasinya adalah pada kecamatan yang
sama atau setidak-tidaknya kecamatan yang berbatasan antara lokasi tanah dengan
domisili pemiliknya.

Dalam Pasal 7 UUPA, tanah non-pertanian harus diatur kembali dalam program
land reform atau perbaikan penguasaan tanah yang timpang → belum tertuang
dalam undang-undang, hanya tertuang dalam peraturan-peraturan Menteri, hanya
saja belum jelas dan hanya tertulis bahwa dilarang untuk memiliki tanah bangunan
lebih dari lima bidang.
Seluruh WNI dimungkinkan menjadi subjek ha katas tanah manapun

Anda mungkin juga menyukai