KARAKTERISTIK
KONTRAK PRODUCTION
SHARING
Kelompok 5
Nama Kelompok :
Bagian Iuran tetap, yaitu iuran yang Iuran eksplorasi dan bonus-bonus dalam
Negara ,merupakan dibayar oleh badan usha eksploitasi merupakan penerimaan dari bonus-
bagian produksi yang atau atau usaha tetap kepada iuran yang dibayarkan bonus atau penandatanganan
diserahkan oleh badan Negara sebagai pemilik oleh badan usaha atau bonus kompensasi
usaha atau usaha tetap sumber daya minyak dan usaha tetap kepada data, bonus produksi dan
kepada Negara gas bumi sesuai luas Negara sebagai bonus-bonus dalam bentuk
sebagai pemilik wilayah kerja dan sebagai kompensasi atas apapun yang diperoleh badan
sumber daya minyak imbalan ataskesempatan pengambilan kekayaan pelaksana dalam rangka
dan gas bumi; untuk melakukan kegiatan alam minyak dan gas kontrak production sharing.
eksplorasi dan eksploitasi; bumi yang tak terbarukan
Jangka waktu production sharing
Jangka waktu KPS adalah 30 tahun dan dapat diperpanjang untuk masa 20 tahun lagi.. Setelah 50
tahun ini berakhir maka BP migas diberi kesempatan untuk mengusahakan sendiri pertambangan
minyaknya di area tersebut masalahnya adalah secara legal BP migas adalah BUMN, bukan BUMN atau
badan usaha, sehingga mau tidak mau BP migas harus memakai jasa kontraktor lain. dalam pasal 30 tahun
itu termasuk masa eksplorasi yang 6-10 tahun. jika di akhir masa eksplorasi itu tidak ditemukan minyak
dalam jumlah yang layak secara komersial, maka kontrak dengan sendirinya berakhir. sedangkan jika
kontraktor setelah maksimal 5 tahun setelah masa eksplorasinya habis tetap dapat bisa memproduksi
minyak dalam jumlah yang layak secara komersial maka kontrak dengan sendirinya berakhir sedangkan jika
kontraktor setelah maksimal 5 tahun setelah masa eksplorasinya habis tetap tidak bisa memproduksi minyak
dalam jumlah yang layak secara komersial maka kontraktor mempunyai kewajiban untuk mengembalikan
wilayah kerjanya itu kepada pemerintah Indonesia. jika kontraktor tetap mempertahankan wilayah kerjanya
yang tidak ditemukan atau tidak bisa memproduksi minyak dan jumlah yang layak secara , maka kontraktor
tersebut diharuskan mendapat persetujuan dari pemerintah Indonesia dan diharuskan membayar
kompensasi kepada pemerintah Indonesia US$ 100.000 per tahun, dan besar komunikasi ini tidak boleh
dimasukkan ke dalam biaya operasi.
Penyelesaian Sengketa Production Sharing
Dalam KPS yang penulis miliki, penyelesaian internasional. Tapi walaupun begitu, dengan adanya
perselisihan itu di Terakan di dalam bagian IX tentang penyelesaian perkara lewat arbitrase, tidaklah mengurangi
konsultasi dan arbitrase. Pada dasarnya kedua belah pihak di dan membatasi pemerintah Indonesia dalam
dalam kontrak ini sama-sama berlaku berdasarkan iktikad mempergunakan hak-hak yang melekat kepadanya.
baik untuk mendapatkan kepentingannya masing-masing. Pemerintah Indonesia tetap mempunyai hak untuk
Namun perselisihan mungkin saja timbul karena ada pihak melakukan tindakan yang dianggapnya perlu menegakkan
yang tidak melaksanakan hak dan kewajibannya berdasarkan kewajiban dari kontraktor atau maksud-maksud lainnya.
kontra ini atau karena adanya penafsiran yang berbeda pada Selain karena KPS ini harus mematuhi hukum-hukum
ketentuan kontrak yang sama. Proses penyelesaian dalam Indonesia.
KPS ini adalah dengan melakukan konsultasi antara para
pihak untuk mencari jalan terbaik dan jika tidak selesai,
penyelesaiannya dengan jalan arbitrase yang cara-caranya
disesuaikan dengan standar ICC ( internasional Chamber of
commerce). Keputusannya diambil dengan suara terbanyak
dan bersifat final dan mengikat kedua belah pihak