Anda di halaman 1dari 4

GEOLOGI EKSPLORASI

TUGAS I

Nursanita Iman Sari


1706975551

Program Studi Geologi


Departemen Geosains
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia
2019
Pada peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia nomor 34
tahun 2017 tentang ‘Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara’ mempunyai aspek
penting yang tercantum. Izin usaha di bidang pertambangan mineral dan batubara
dikelompokkan menjadi :
a.IUP Eksplorasi;
b.IUPK Eksplorasi;
c.IUP Operasi Produksi;
d.IUPK Operasi Produksi;
e.IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian; dan
f.IUJP.
1. Izin Usaha Pertambangan (IUP)
IUP adalah izin yang diberikan untuk kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi
kelayakan dalam rangka pertambangan. Menurut Pasal 29 Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, IUP eksplorasi
diberikan berdasarkan permohonan dari badan usaha, koperasi, dan perseorangan. Pemberian
IUP akan dilakukan setelah diperolehnya WIUP (Wilayah Izin Usaha Pertambangan). Dalam
satu WIUP dimungkinkan untuk diberikan satu maupun beberapa IUP.
Dalam hal kegiatan eksplorasi dan kegiatan studi kelayakan, pemegang IUP eksplorasi yang
mendapatkan mineral atau batubara yang tergali wajib melaporkan kepada pemberi IUP.
Kegiatan usaha pertambangan dapat diberikan kepada:
 Badan usaha, yang dapat berupa badan usaha swasta, Badan Usaha Milik Negara, atau
Badan Usaha Milik Daerah;
 Koperasi; dan
 Perseorangan, yang dapat berupa orang perseorangan yang merupakan warga negara
Indonesia, perusahaan firma, atau perusahaan komanditer.
Kemudian, Pasal 36 UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (“UU
Minerba”) membagi IUP ke dalam tiga tahap, yakni:
 IUP Eksplorasi, yang meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi
kelayakan; dan
 IUP Operasi Produksi, yang meliputi kegiatan konstruksi, penambangan, pengolahan dan
pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan.
 IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian, adalah izin usaha
yang diberikan untuk membeli, mengangkut, mengolah, dan memurnikan termasuk
menjual komoditas tambang mineral atau batubara hasil olahannya. Sebenarnya IUP yang
ke-tiga ini masih masuk dalam tahap kedua.
2. Izin Usaha Petambangan Khusus (IUPK)
Berdasarkan Pasal 76 UU No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan, IUPK memiliki
tahapan yaitu IUPK Eksplorasi dan IUPK Operasi Produksi. Jenis kegiatan dari tahap Eksplorasi
adalah kegiatan yang merupakan Penyelidikan umum, eksplorasi dan studi kelayakan sedangkan
kegiatan IUPK Operasi Produksi merupakan izin usaha yang diberikan setelah pelaksanaan
IUPK Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan kegiatan produksi, meliputi kegiatan
konstruksi, penambangan, pengolahan dan penjualan. Izin yang dikeluarkan oleh Menteri yang
diberikan kepada Badan Usaha yang berbadan hokum Indonesia, BUMN, BUMD dan Badan
Usaha Swasta.
3. Izin Pertambangan Rakyat (IPR)
IPR merupakan izin yang tidak harus berbadan hukum karena tata cara pemberian IPR
diatur dengan peraturan suatu daerah dan menurut UU no 4 tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara, IPR merupakan izin untuk melaksanakan usah pertambangan dalam
wilayah pertambangan rakyat dengan luas wilayah dan investasi terbatas, yaitu sekitar 1 – 10
hektar.
4. Kontrak Karya
Dalam Pasal 1 angka 1 Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No 1614
tahun 2004 tentang Pedoman Pemrosesan Permohonan KK dan PKP2B dalam rangka PMA,
adalah suatu bentuk perjanjian/kerjasama pengusahaan pertambangan yang dibuat antara
Pemerintah Republik Indonesia dengan perusahaan berbadan hukum Indonesia dalam rangka
Penanaman Modal Asing untuk melaksanakan usaha pertambangan bahan galian, tidak termasuk
minyak bumi, gas alam, panas bumi, radio aktif, dan batubara sesuai jangka waktu yang
disepakati kedua belah pihak (Pardede, 2017). Jasa pertambangan yang memiliki izin ini
diharuskan melakukan pemurnian dan pengelolaan setiap 5 tahun sekali sesuai dengan perudang-
undangan.

Faktor IUP IUPK IPR KK


Pemberi Izin Bupati, Menteri Bupati/Walikota Pemerintah
Gubernur (Presiden)

Diberikan Badan Usaha, Wilayah Persorangan, Kesepakatan dua


kepada Koperasi dan percadangan kelompok pihak Negara
Perseroan negara masyarakat dan atau kontraktor
Koperasi.
Luas Eksplorasi Luas Luas Terbatas (Kecil) Tergantung
kesepakatan

Kebijakan Fiskal Jasa Jasa Jasa Dikenakan


pertambangan pertambangan pertambangan royalty, iuran
harus membayar harus membayar harus membayar tetap, PPh dan
retribusi daerah, retribusi daerah retribusi daerah Pajak Daerah
pendapatan dan retribusi sesuai kebijakan
Negara. Negara sesuai pemerintah.
dengan
kebijakan
pemerintah
Hak Pencabutan Pemerintah Pemerintah Pemerintah Tidak dapat di
Oleh cabut

Perusahaan BUMD, BUMN, BUMD dan Masyarakat Sesuai dengan


Perusahaan BUMN keinginan
Asing Pemerintah

REFERENSI :

Pardede, Marulak. 2017. IMPLIKASI HUKUM KONTRAK KARYA PERTAMBANGAN TERHADAP


KEDAULATAN NEGARA. Jakarta Selatan : Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I

Pemerintah Kabupaten Buleleng. 2019. Izin Usaha Pertambangan (IUP): Pengertian dan Persyaratan
Mendapatkan IUP. https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/izin-usaha-pertambangan-iup-pengertian-
dan-persyaratan-mendapatkan-iup-48 dilihat pada Jumat, 01 Nov 2019 pukul 11.45

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2017 tentang
Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara.

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2018 tentang
Pelaksanaan Kaidan Pertambangan Yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara.

Undang – Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

Anda mungkin juga menyukai