PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman pengertian ,dan
perkembangan tata cara perizinan pertambangan yang tepat.
2. Sebagai tolak ukur untuk meningkatkan kualitas perizinan yang lebih baik
dan efektif dalam melaksanakannya.
1.4 Permasalahan
Jika dilihat dari potensi perekonomian Kabupaten Kuantan Singingi
penghasilan utama penduduk mengandalkan usaha ekonomi disektor : Pertanian,
Perkebunan, Peternakan, Perikanan, Sektor lain seperti pertambangan dan Industri
masih mendominasi sumber perekonomian daerah Kabupaten Kuantan Singingi.
Kabupaten kuantan Singingi merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi
Riau yang memiliki penghasilan utama dalam sektor: pertanian, peternakan,
perikanan. Namun dalam perkembangannya sektor pertambangan dan industri
sejak dahulu sampai saat ini masih mendominasi perekonomian masyarakat
daerah di Kabupaten Kuantan Singingi.
Dengan adanya undang - undang No 23 Tahun 2014 tentang otonomi
Daerah, dimana pemerintah pusat memberikan wewenang terhadap daerah untuk
mengatur rumah tangganya masing-masing. Dengan adanya undang-undang
tersebut diharapkan daerah mampu mandiri dan mengembangkan potensi
daerahnya sesuai dengan potensi wilayah tersebut. Namun beberapa fenomena
empirik yang terjadi sampai saat ini banyak daerah yang belum mampu mengelola
secara maksimal sumber daya alamnya masing–masing, termasuk juga izin
pengelolaan sektor pertambangan di Kabupaten Kuantan Singingi yang belum
tepat.
Dalam hal jenis Pertambangan Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan
Singingi mengambil kebijakan mengacu kepada Undang- Undang No 4 Tahun
2009 tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara serta tentang tata cara izin
usaha Produksi.
Kemudian dalam mengatur Pertambangan di Kabupaten Kuantan Singingi
Pemerintah daerah mengeluarkan Peraturan Daerah No 02 Tahun 2003 Retribusi
izin Pertambangan dan Energi . Dimana di dalam Perda tersebut berisi Tentang
Tata Cara Perizinan Pertambangan.
Masih banyaknya terjadi penambang ilegal yang tidak mengikuti aturan
dari pemerintah di Kabupaten Kuantan Singingi yang melakukan penambangan
dengan bebas dan tidak melihat efek negatifnya bagi keselamatan penambang
tersebut dan juga keseimbangan ekosistem alam, mereka melakukan
penambangan secara bebas di sungai-sungai di wilayah Kabupaten Kuantan
Singingi. Sehingga berdasarkan fenomena empiris tersebut, maka penelitian ini
fokus pada tata perizinan sektor pertambangan di Kabupaten Kuantan Singingi.
Sebelum Tahun 2014 di Kabupaten Kuantan singingi masih menggunakan
kata Exploitasi dalam bentuk kuasa pertambangan. Exploitasi pertambangan yang
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan pertambangan di Kabupaten Kuantan
Singingi hanya dilakukan oleh beberapa perusahaan terkenal saja. Banyak
perusahaan dalam skala kecil tidak mendapatkan izin dari pemerintah Kabupaten
Kuantan Singingi.Sehingga dalam pengelolaan tidak lagi mengenal kerusakan
yang terjadi akibat pertambangan.
Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu ketidakmampuan dan
keengganan pemilik perusahaan membayar beberapa iuran tetap dan iuran lainnya
kepada pemerintah Kabupaten, pemberian izin tambang yang tidak merata kepada
setiap perusahaan dan semua hal ini mengakibatkan banyak terjadinya kegiatan-
kegiatan penambangan ilegal yang dilakukan oleh perusahan-perusahaan kecil di
sekitar wilayah administrartif pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi.
Berdasarkan exploitasi tambang yang dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan pertambangan di Kabupaten Kuantan Singingi, dari sekian banyak
perusahaan pertambangan yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi sampai saat
ini belum berdampak pada meningkatnya kesejahteraan perekonomian masyarakat
di Kabupaten Kuantan Singingi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian perizinan yang tepat
a. Administratif
Dalam Pasal 24 huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010
Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara.
Diterangkan bahwa persyaratan administratif yang dimaksud untuk badan usaha
yaitu surat permohonan, susunan direksi dan daftar pemegang saham dan
keterangan domisili.
b. Teknis
c. Lingkungan
d. Finansial
a. Dikembalikan.
Persyaratan administrasi
a. Untuk IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi mineral logam dan
batubara:
1. surat permohonan;
2. susunan direksi dan daftar pemegang saham; dan
3. surat keterangan domisili.
b. Untuk IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi mineral bukan logam dan
batuan:
1. surat permohonan;
2. profil badan usaha;
3. akte pendirian badan usaha yang bergerak di bidang usaha
pertambangan yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang;
4. nomor pokok wajib pajak;
5. susunan direksi dan daftar pemegang saham; dan
6. \surat keterangan domisili.
b. Untuk IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi mineral bukan logam
dan batuan:
1. surat permohonan;
2. kartu tanda penduduk;
3. nomor pokok wajib pajak; dan
4. surat keterangan domisili.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Perlu pengkajian khusus terhadap Izin Usaha Pertambangan Dikarenakan
Izin Usaha Pertambangan pada tahap tersebut memiliki porsi yang sangat sedikit
dalam peraturan-perundangundangan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.negarahukum.com/hukum/pengertian-perizinan.html
http://www.hukumpertambangan.com/prosedurpemberian-izin-usaha-
pertambangan-iup-i/#sthash.HKDiYmUW.dpuf