NIM : P1337420520050
Pertanyaan :
Jawaban :
Menurut saya Catur Tertib Pertanahan adalah konsep yang merujuk pada empat
prinsip utama dalam hukum pertanahan Indonesia. Konsep ini dirancang untuk
menciptakan tatanan dan ketertiban dalam pemanfaatan tanah dan sumber daya
pertanahan. Berikut adalah penjelasan tentang Catur Tertib Pertanahan secara
lengkap:
-Prinsip pertama adalah Tertib Pemanfaatan Tanah, yang mengacu pada penggunaan
tanah sesuai dengan peruntukannya yang sah. Ini berarti bahwa tanah harus digunakan
sesuai dengan izin, peraturan, dan perundang-undangan yang berlaku. Contohnya,
tanah yang ditunjuk sebagai lahan pertanian harus digunakan untuk pertanian, bukan
untuk keperluan industri.
Sumber Referensi :
https://christiangamas.net/catur-tertib-pertanahan/
https://repository.stpn.ac.id/3914/1/Catur%20Tertib%20Pertanahan_Sutaryono.pdf
Modul ADPU4335
Jawaban :
Sumber Referensi :
Modul ADPU4335
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/39623/UU%20Nomor
%2021%20Tahun%201964.pdf
3. Jelaskan tata cara pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan
umum!
Jawaban :
- Menurut saya tata cara pengadaan tanah untuk kepentingan umum adalah
proses yang harus diikuti oleh pemerintah atau pihak berwenang ketika
mereka perlu mengambil tanah milik individu atau entitas hukum untuk
proyek-proyek pembangunan yang dianggap penting untuk kepentingan
umum, seperti pembangunan infrastruktur, transportasi, perumahan sosial,
atau proyek-proyek lainnya. Di Indonesia, proses pengadaan tanah untuk
kepentingan umum diatur oleh Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Berikut
adalah tata cara pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang lengkap:
- Penyelidikan Awal (Studi Kelayakan) yaitu Langkah awal dalam proses
pengadaan tanah adalah melakukan studi kelayakan proyek untuk menentukan
apakah proyek tersebut benar-benar diperlukan untuk kepentingan umum.
Studi ini mencakup analisis dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi proyek.
Pemberitahuan Publik: Pihak berwenang harus memberi tahu publik tentang
niat mereka untuk mengambil tanah untuk kepentingan umum. Ini dilakukan
melalui pengumuman resmi yang mencakup tujuan, lokasi, dan manfaat
proyek.
- Penilaian Tanah yaitu Tanah yang akan diambil harus dinilai secara adil.
Penilaian ini dilakukan oleh penilai tanah yang independen dan dilakukan
sesuai dengan pedoman yang berlaku. Pemilik tanah memiliki hak untuk
mengajukan keberatan jika mereka tidak setuju dengan hasil penilaian.
Pemberitahuan Kepada Pemilik Tanah: Pihak berwenang harus memberitahu
pemilik tanah tentang niat mereka untuk mengambil tanah dan hasil penilaian.
Pemberitahuan ini harus mencakup informasi tentang kompensasi yang akan
diberikan kepada pemilik tanah.
- Pendekatan Damai yaitu Pihak berwenang harus berusaha mencapai
kesepakatan damai dengan pemilik tanah. Ini melibatkan negosiasi mengenai
kompensasi, jangka waktu pengosongan tanah, dan persyaratan lainnya.
Upaya damai ini harus terdokumentasi dengan baik.
- Pemutusan Kontrak Damai yaitu Jika tidak ada kesepakatan damai yang dapat
dicapai, pihak berwenang dapat mengeluarkan pemutusan kontrak damai yang
memberi pemilik tanah tenggat waktu untuk meninggalkan tanah.
Pengosongan Tanah: Setelah pemilik tanah meninggalkan tanah, pihak
berwenang akan mengambil alih properti dan mulai pelaksanaan proyek.
Pemberian Kompensasi: Kompensasi yang telah disepakati atau ditentukan
oleh pengadilan akan diberikan kepada pemilik tanah sebagai ganti rugi atas
tanah yang diambil.
- Pengadilan (Jika Diperlukan) yaitu Jika tidak ada kesepakatan damai atau jika
pemilik tanah mengajukan gugatan, kasus tersebut akan diputuskan oleh
pengadilan. Pendaftaran Kepemilikan Tanah Baru: Setelah pengadaan tanah
selesai, pihak berwenang harus mendaftarkan kepemilikan tanah baru atas
nama entitas yang akan menggunakan tanah tersebut. Proses pengadaan tanah
untuk kepentingan umum harus dilakukan dengan penuh transparansi dan
mengikuti prinsip-prinsip keadilan, kompensasi yang adil, dan partisipasi
publik. Ini bertujuan untuk melindungi hak pemilik tanah dan menghindari
sengketa yang tidak perlu. Sistem ini juga memungkinkan pemilik tanah yang
terkena dampak untuk mendapatkan kompensasi yang adil sesuai dengan nilai
tanah.
Sumber referensi :
Modul ADPU4335
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2012/2tahun2012uu.htm
Daftar Pustaka :
- https://jurnal.uai.ac.id/index.php/JMIH/article/download/s
- https://repository.stpn.ac.id/3914/1/Catur%20Tertib
%20Pertanahan_Sutaryono.pdf
- https://christiangamas.net/catur-tertib-pertanahan/
- https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/39623/UU%20Nomor
%2021%20Tahun%201964.pdf
- http://repository.ut.ac.id/4747/1/ADPU4335-M1.pdf
- https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2012/2tahun2012uu.htm