Anda di halaman 1dari 6

Nama : Wiwit Nakhiyah

NIM : P1337420520050

Prodi : S1 Ilmu Hukum

Pertanyaan :

1. Jelaskan tentang Catur Tertib Pertanahan!

Jawaban :

Menurut saya Catur Tertib Pertanahan adalah konsep yang merujuk pada empat
prinsip utama dalam hukum pertanahan Indonesia. Konsep ini dirancang untuk
menciptakan tatanan dan ketertiban dalam pemanfaatan tanah dan sumber daya
pertanahan. Berikut adalah penjelasan tentang Catur Tertib Pertanahan secara
lengkap:

-Prinsip pertama adalah Tertib Pemanfaatan Tanah, yang mengacu pada penggunaan
tanah sesuai dengan peruntukannya yang sah. Ini berarti bahwa tanah harus digunakan
sesuai dengan izin, peraturan, dan perundang-undangan yang berlaku. Contohnya,
tanah yang ditunjuk sebagai lahan pertanian harus digunakan untuk pertanian, bukan
untuk keperluan industri.

-Tertib Penguasaan Tanah berkaitan dengan kepemilikan, pengalihan, dan


penggunaan tanah yang harus sesuai dengan peraturan hukum pertanahan. Ini
mencakup proses perolehan hak atas tanah, seperti hak milik, hak guna usaha, dan
lainnya. Semua transaksi terkait tanah harus sah dan sah secara hukum.

-Prinsip Tertib Penggunaan Tanah mengacu pada penggunaan tanah dengan


memperhatikan aspek lingkungan dan sosial. Ini berarti bahwa penggunaan tanah
harus memperhitungkan dampak lingkungan, kesejahteraan masyarakat, dan prinsip-
prinsip pembangunan berkelanjutan. Contohnya, pembangunan di wilayah aliran
sungai harus mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan air.
-Tertib Penggantian Tanah berhubungan dengan penggantian tanah yang diambil
untuk kepentingan umum atau pembangunan. Proses penggantian tanah harus
dilakukan secara adil dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal ini juga
mencakup pembayaran kompensasi kepada pemilik tanah yang terkena dampak. Catur
Tertib Pertanahan bertujuan untuk menciptakan kerangka hukum yang jelas dan
teratur dalam pengelolaan tanah dan sumber daya pertanahan. Prinsip-prinsip ini juga
bertujuan untuk melindungi hak masyarakat atas tanah, memastikan ketertiban dalam
pertanahan, dan mendukung pembangunan berkelanjutan. Melalui Catur Tertib
Pertanahan, pemerintah berupaya untuk mengatur penggunaan dan pemanfaatan tanah
secara adil, efisien, dan sesuai dengan hukum.

Sumber Referensi :

https://christiangamas.net/catur-tertib-pertanahan/

https://repository.stpn.ac.id/3914/1/Catur%20Tertib%20Pertanahan_Sutaryono.pdf

Modul ADPU4335

2. Jelaskan macam pengadilan landreform dan kewenangannya!

Jawaban :

- Menurut saya Pengadilan Landreform adalah lembaga hukum yang memiliki


yurisdiksi khusus dalam menangani kasus-kasus yang terkait dengan reforma
agraria dan pertanahan. Di Indonesia, pengadilan landreform disebut
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), yang memiliki yurisdiksi dalam
sengketa pertanahan. Berikut adalah penjelasan tentang jenis-jenis pengadilan
landreform dan kewenangannya secara lengkap yaitu Pengadilan Tata Usaha
Negara (PTUN) adalah pengadilan administratif yang memiliki yurisdiksi
dalam menangani sengketa yang berkaitan dengan administrasi negara,
termasuk dalam hal reforma agraria dan pertanahan. PTUN memiliki
wewenang untuk memutuskan sengketa antara individu atau lembaga dengan
pemerintah terkait dengan kebijakan dan tindakan administratif, termasuk
keputusan-keputusan yang terkait dengan reforma agraria dan pemanfaatan
tanah.
- Pengadilan Pertanahan (Pengadilan Negeri) yaitu pengadilan umum yang
memiliki wewenang untuk menangani sengketa-sengketa pertanahan. Mereka
memutuskan kasus-kasus yang melibatkan kepemilikan tanah, hak-hak atas
tanah, dan sengketa pertanahan lainnya. Pengadilan Pertanahan biasanya
memeriksa bukti kepemilikan tanah dan perjanjian-perjanjian yang terkait
dengan pertanahan. Pengadilan Agraria adalah pengadilan khusus yang
dibentuk dalam rangka reforma agraria. Mereka memiliki yurisdiksi dalam
menangani sengketa-sengketa yang terkait dengan pelaksanaan reforma
agraria, seperti redistribusi tanah kepada petani miskin, pengalihan tanah dari
perusahaan besar kepada masyarakat setempat, dan penggantian tanah yang
diambil untuk kepentingan umum. Mahkamah Agung adalah lembaga
tertinggi dalam sistem peradilan di Indonesia.
- Meskipun tidak memiliki yurisdiksi langsung dalam penyelesaian kasus
pertanahan, Mahkamah Agung memiliki kewenangan untuk mengadili kasus-
kasus banding yang melibatkan sengketa pertanahan yang telah diputuskan
oleh pengadilan-pengadilan di bawahnya. Mahkamah Agung juga memiliki
peran dalam menafsirkan dan mengembangkan hukum pertanahan.
Kewenangan masing-masing pengadilan landreform ini akan bervariasi
tergantung pada jenis kasus dan tingkat yurisdiksi. Namun, secara umum,
mereka berperan dalam menentukan kepemilikan tanah, hak atas tanah, dan
menyelesaikan sengketa pertanahan. Penting untuk konsultasikan kasus Anda
dengan pengacara yang berpengalaman dalam hukum pertanahan untuk
memahami prosedur dan yurisdiksi yang berlaku dalam kasus tersebut.

Sumber Referensi :

Modul ADPU4335

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/39623/UU%20Nomor
%2021%20Tahun%201964.pdf
3. Jelaskan tata cara pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan
umum!

Jawaban :

- Menurut saya tata cara pengadaan tanah untuk kepentingan umum adalah
proses yang harus diikuti oleh pemerintah atau pihak berwenang ketika
mereka perlu mengambil tanah milik individu atau entitas hukum untuk
proyek-proyek pembangunan yang dianggap penting untuk kepentingan
umum, seperti pembangunan infrastruktur, transportasi, perumahan sosial,
atau proyek-proyek lainnya. Di Indonesia, proses pengadaan tanah untuk
kepentingan umum diatur oleh Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Berikut
adalah tata cara pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang lengkap:
- Penyelidikan Awal (Studi Kelayakan) yaitu Langkah awal dalam proses
pengadaan tanah adalah melakukan studi kelayakan proyek untuk menentukan
apakah proyek tersebut benar-benar diperlukan untuk kepentingan umum.
Studi ini mencakup analisis dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi proyek.
Pemberitahuan Publik: Pihak berwenang harus memberi tahu publik tentang
niat mereka untuk mengambil tanah untuk kepentingan umum. Ini dilakukan
melalui pengumuman resmi yang mencakup tujuan, lokasi, dan manfaat
proyek.
- Penilaian Tanah yaitu Tanah yang akan diambil harus dinilai secara adil.
Penilaian ini dilakukan oleh penilai tanah yang independen dan dilakukan
sesuai dengan pedoman yang berlaku. Pemilik tanah memiliki hak untuk
mengajukan keberatan jika mereka tidak setuju dengan hasil penilaian.
Pemberitahuan Kepada Pemilik Tanah: Pihak berwenang harus memberitahu
pemilik tanah tentang niat mereka untuk mengambil tanah dan hasil penilaian.
Pemberitahuan ini harus mencakup informasi tentang kompensasi yang akan
diberikan kepada pemilik tanah.
- Pendekatan Damai yaitu Pihak berwenang harus berusaha mencapai
kesepakatan damai dengan pemilik tanah. Ini melibatkan negosiasi mengenai
kompensasi, jangka waktu pengosongan tanah, dan persyaratan lainnya.
Upaya damai ini harus terdokumentasi dengan baik.
- Pemutusan Kontrak Damai yaitu Jika tidak ada kesepakatan damai yang dapat
dicapai, pihak berwenang dapat mengeluarkan pemutusan kontrak damai yang
memberi pemilik tanah tenggat waktu untuk meninggalkan tanah.
Pengosongan Tanah: Setelah pemilik tanah meninggalkan tanah, pihak
berwenang akan mengambil alih properti dan mulai pelaksanaan proyek.
Pemberian Kompensasi: Kompensasi yang telah disepakati atau ditentukan
oleh pengadilan akan diberikan kepada pemilik tanah sebagai ganti rugi atas
tanah yang diambil.
- Pengadilan (Jika Diperlukan) yaitu Jika tidak ada kesepakatan damai atau jika
pemilik tanah mengajukan gugatan, kasus tersebut akan diputuskan oleh
pengadilan. Pendaftaran Kepemilikan Tanah Baru: Setelah pengadaan tanah
selesai, pihak berwenang harus mendaftarkan kepemilikan tanah baru atas
nama entitas yang akan menggunakan tanah tersebut. Proses pengadaan tanah
untuk kepentingan umum harus dilakukan dengan penuh transparansi dan
mengikuti prinsip-prinsip keadilan, kompensasi yang adil, dan partisipasi
publik. Ini bertujuan untuk melindungi hak pemilik tanah dan menghindari
sengketa yang tidak perlu. Sistem ini juga memungkinkan pemilik tanah yang
terkena dampak untuk mendapatkan kompensasi yang adil sesuai dengan nilai
tanah.

Sumber referensi :

Modul ADPU4335

https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2012/2tahun2012uu.htm

Daftar Pustaka :
- https://jurnal.uai.ac.id/index.php/JMIH/article/download/s
- https://repository.stpn.ac.id/3914/1/Catur%20Tertib
%20Pertanahan_Sutaryono.pdf
- https://christiangamas.net/catur-tertib-pertanahan/
- https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/39623/UU%20Nomor
%2021%20Tahun%201964.pdf
- http://repository.ut.ac.id/4747/1/ADPU4335-M1.pdf
- https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2012/2tahun2012uu.htm

Anda mungkin juga menyukai