Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

ADMINISTRASI PERTANAHAN

NAMA : WINARNI
NIM : 043432117

PRODI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA

MATA KULIAH : ADMINISTRASI PERTANAHAN

UPBJJ : BENGKULU

JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UPBJJ – BENGKULU
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
SOAL

1. Jelaskan tentang Catur Tertib Pertanahan ?

2. Jelaskan macam pengadilan landreform dan kewenangannya ?

3. Jelaskan tata cara pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk


kepentingan umum ?

JAWABAN

1. Catur tertib pertanahan

a. Tertib hukum pertanahan

Upaya untuk menumbuhkan kepastian hukum pertanahan sebagai


perlindungan terhadap hak-hak atas tanah dan penggunaannya dimaksudkan agar
terdapat ketenteraman masyarakat dan mendorong gairah membangun

b.Tertib administrasi pertanahan

Upaya memperlancar setiap usaha dari masyarakat yang menyangkut tanah


terutama dengan pembangunan yang memerlukan sumber informasi bagi yang
memerlukan tanah sebagai sumber dayauang dan modalMenciptakan suasana
pelayanan di bidang pertanahan agar lancartertib, murah, cepat dan tidak berbelit-
belit dengan berdasarkan pelayanan umum yang adil dan merata.

c. Tertib penggunaan tanah.

Tanah harus benar-benar digunakan sesuai dengan kemampuannya untuk


sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kesuburan dan
kemampuan tanah
d. Tertib pemeliharaan tanah dan lingkungan hidup

Merupakan upaya untuk menghindarkan kerusakan tanah, memulihkan


kesuburan tanah dan menjaga kualitas sumber daya alam serta pencegahan
pencemaran tanah yang dapat menurunkan kualitas tanah dan lingkungan hidup,
baik karena alam atau tingkah laku manusia

2. Menurut sumber yang saya dapatkan Pengadilan landreform terdiri dari


pengadilan landreform pusat dan pengadilan- pengadilan landreform daerah yang
tempat dan kedudukan daerah hukumnya ditetapkan oleh menteri kehakiman atas
asal usul menteri agraria. Pengadilan landreform berwenang mengadili perkara-
perkara landreform yaitu perkara-perkara perdata, pidana maupun administratif
yang timbul dalam melaksanakan peraturan-peraturan landreformPeraturan
landreform dalam UU no2 tahun 1960 dan UU no.56 prp tahun 1960.

3.Tata cara pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan


umum :

1. Pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum


oleh pemerintah atau pemerintah daerah dilaksanakan dengan

 Pelepasan atau penyerahan hak atas tanah dilakukan berdasarkan prinsip


penghormatan terhadap hak atas tanah.
 Pencabutan hak atas tanah berdasarkan ketentuan UU no2 tahun 1961
tentang pencabutan hak-hak atas tanah dan benda-benda yang ada
diatasnya

2. Dilakukan dengan cara jual beli, tukar menukaratau cara lain yang disepakati
secara sukarela oleh pihak-pihak yang bersangkutan
3. Pengadaan dan rencana pemenuhan kebutuhan tanah yang diperlukan bagi
pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum hanya dapat dilakukan
berdasarkan pada rencana tata ruang wilayah yang telah ditetapkan terlebih dahulu

4. Tanah yang telah ditetapkan untuk pelaksanaan pembangunan untuk


kepentingan umum berdasarkan surat keputusan penetapan lokasi yang ditetapkan
oleh bupati atau gubernurmaka barang siapa yang ingin melakukan pembelian
tanah tersebut harus mendapatkan persetujuan tertulis gubernur/ bupati sesuai
dengan kewenangannya.

5. Pembangunan untuk kepentingan umum yang dilaksanakan pemerintah atau


pemerintah daerah meliputi :

 Jalan Umum.
 Waduk
 Rumah sakit umum.
 Pelabuhan
 Peribadatan
 Pendidikan.
 Dan lainnya

6. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilakukan melalui musyawarah


dalam rangka memperoleh kesepakatan.

7. Dalam kegiatan pembangunan untuk kepentingan umum yang tidak dapat


dialihkan atau dipindahkan secara teknis tata ruang ke tempat atau lokasi lain,
maka musyawarah dilakukan dalam jangka waktu 90 hari sejak tanggal undangan
pertama.

 Apabila setalah musyawarah tidak ada kesepakatanpanitia pengadaan


tanah menetapkan bentuk dan besarnya ganti rugi dan menitipkan ganti
rugi kepada pengadilan negeri yang wilayah hukumnya meliputi lokasi
tanah yang bersangkutan
 Apabila terjadi sengketa kepemilikan setelah penetapan ganti rugi maka
panitia menitipkan uang ganti rugi kepada pengadilan negeri

8. Jika dalam musyawarah telah dicapai kesepakatanpanitia pengadaan tanah


mengeluarkan keputusan mengenai bentuk dan besarnya ganti rugi sesuai
kesepakatan.

9. Ganti rugi

 Ganti rugi dalam rangka pengadaan tanah.


 Ganti rugu dapat berupa uangtanah pengganti atau pemukiman kembali
 Ganti rugi berupa kompensasi berupa penyertaan modal sesuai dengan
perpu
 Penggantian terhadap bidang tanah dapat diberikan dalam bentuk
pembangunan fasilitas umum atau bentuk lain yang bermanfaat bagi
masyarakat
 Dasar perhitungan besarnya ganti rugi bedasarkan NJOP

10. Pemegang hak tanah tidak terima keputusan panitia pengadaan tanah dapat
mengajukan keberatan kepada bupati/ gubernur.

11. Bupatigubernur dan Mendagri mengupayakan penyelesaian mengenai bentuk


dan besar ganti rugi sesuai kewenangannya.

12. Setelah mempelajari dan mendengar pendapat pemegang hak atas tanah bupati
gubernur dan Mendagri mengeluarkan keputusan yang dapat mengubah keputusan
panitia pengadaan tanah.

13. Apabila keputusan bupati, gubernur dan Mendagri tidak diterima oleh
pemegang hak atas tanah dan lokasi pembangunan tidak dapat dipindahkan maka
bupatigubernur dan Mendagri mengajukan usul penyelesaian sesuai UU no.20
tahun 1961 tentang pencabutan hak-hak atas tanah dan benda-benda diatasnya
DAFTAR PUSTAKA

BMP ADPU4335

Anda mungkin juga menyukai