NIM : 031152585
Tugas 2.
3. Jelaskan tata cara pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum!
Jawaban :
Upaya untuk menumbuhkan kepastian hukum pertanahan sebagai perlindungan terhadap hak-hak
atas tanah dan penggunaannya dimaksudkan agar terdapat ketenteraman masyarakat dan
mendorong gairah membangun.
Upaya memperlancar setiap usaha dari masyarakat yang menyangkut tanah terutama dengan
pembangunan yang memerlukan sumber informasi bagi yang memerlukan tanah sebagai sumber
daya, uang dan modal. Menciptakan suasana pelayanan di bidang pertanahan agar lancar, tertib,
murah, cepat dan tidak berbelit-belit dengan berdasarkan pelayanan umum yang adil dan merata.
Merupakan upaya untuk menghindarkan kerusakan tanah, memulihkan kesuburan tanah dan
menjaga kualitas sumber daya alam serta pencegahan pencemaran tanah yang dapat menurunkan
kualitas tanah dan lingkungan hidup, baik karena alam atau tingkah laku manusia.
3. Tata cara pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum.
Pencabutan hak atas tanah berdasarkan ketentuan UU no. 2 tahun 1961 tentang
pencabutan hak-hak atas tanah dan benda-benda yang ada diatasnya.
2. Dilakukan dengan cara jual beli, tukar menukar, atau cara lain yang disepakati secara
sukarela oleh pihak-pihak yang bersangkutan.
3. Pengadaan dan rencana pemenuhan kebutuhan tanah yang diperlukan bagi pelaksanaan
pembangunan untuk kepentingan umum hanya dapat dilakukan berdasarkan pada rencana
tata ruang wilayah yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
4. Tanah yang telah ditetapkan untuk pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum
berdasarkan surat keputusan penetapan lokasi yang ditetapkan oleh bupati atau gubernur,
maka barang siapa yang ingin melakukan pembelian tanah tersebut harus mendapatkan
persetujuan tertulis gubernur/ bupati sesuai dengan kewenangannya.
Jalan Umum.
Waduk.
Pelabuhan.
Peribadatan.
Pendidikan.
Dan lainnya.
6. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilakukan melalui musyawarah dalam rangka
memperoleh kesepakatan.
7. Dalam kegiatan pembangunan untuk kepentingan umum yang tidak dapat dialihkan atau
dipindahkan secara teknis tata ruang ke tempat atau lokasi lain, maka musyawarah
dilakukan dalam jangka waktu 90 hari sejak tanggal undangan pertama.
9. Ganti rugi.
Ganti rugu dapat berupa uang, tanah pengganti atau pemukiman kembali.
Ganti rugi berupa kompensasi berupa penyertaan modal sesuai dengan perpu.
10. Pemegang hak tanah tidak terima keputusan panitia pengadaan tanah dapat mengajukan
keberatan kepada bupati/ gubernur.
11. Bupati, gubernur dan Mendagri mengupayakan penyelesaian mengenai bentuk dan besar
ganti rugi sesuai kewenangannya
12. Setelah mempelajari dan mendengar pendapat pemegang hak atas tanah bupati, gubernur
dan Mendagri mengeluarkan keputusan yang dapat mengubah keputusan panitia
pengadaan tanah.
13. Apabila keputusan bupati, gubernur dan Mendagri tidak diterima oleh pemegang hak atas
tanah dan lokasi pembangunan tidak dapat dipindahkan maka bupati, gubernur dan
Mendagri mengajukan usul penyelesaian sesuai UU no.20 tahun 1961 tentang pencabutan
hak-hak atas tanah dan benda-benda diatasnya.
Sumber: BMP ADPU4335