Anda di halaman 1dari 5

Nama : Putri Ramadhona Sri Utami

NIM : 031152585

Tugas 3.

Terlampir adalah hasil penelitian tentang perubahan organisasi di Cianjur menjadi LO. Silakan
dibaca dengan seksama, lalu berikan penilaian Anda tentang hasil penelitian tersebut dengan
menggunakan konsep-konsep LO. 

1. Jelaskan mengapa organisasi di Cianjur bertransformasi menjadi organisasi belajar (LO)


2. Apa karakteristik organisasi belajar di Cianjur?
3. Bagaimana transformasi organisasi biasa menjadi organisasi belajar di Cianjur?

Jawaban :

Transformasi organisasi menjadi organisasi belajar (learning organization/ LO) di


Cianjur terlampir adalah hasil penelitian tentang perubahan organisasi di Cianjur menjadi LO.

Learning organization/ LO atau organisasi pembelajar adalah organisasi yang


memberikan kesempatan dan mendorong setiap individu yang ada dalam organisasi
tersebut untuk terus belajar dan memperluas kapasitas dirinya. Peter Senge mendefinisikan
learning organization sebagai organisasi dimana orang-orang di dalamnya mengexpand kapasitas
yang dimilikinya. Orang-orang tersebut dibina dan dikembangkan sehingga mereka bebas
memberikan aspirasi kepada perusahaan. Dalam learning organization, terjadinya proses
pembelajaran sangat,tergantung pada individu-individu yang berada dalam organisasi,
karena mereka adalah p e l a k u p e m b e l a j a r a n o r g a n i s a s i . S e p e r t i y a n g d i k a t a k a n
dalam konsep Peter Senge " o r g a n i s a t i o n l e a r n o n l y t h o u g h i n d i v i d u a l s
w h o l e a r n " b a h w a o r g a n i s a s i y a n g belajar hanyalah melalui individu-
individu yang belajar. Memang pembelajaran yang dilakukan individu tidak
menjamin terjadinya pembelajaran organisasi, tetapi tanpa pembelajaran individu
tidak akan terjadi pembelajaran organisasi. Namun, dalam learning organization bukan
hanya individu yang terus melakukan pembelajaran namun organisasi juga harus terus
belajar, selayaknya manusia.

Penekanan atas penggunakan paradigma organisme yang hidup di


d a l a m memahami organisasi pembelajar menghasilkan suatu pendekatan yang berpusat pada
disiplin pemikiran kesisteman (systems thinking). Secara utuh, hal ini saling terkait
dengan empat disiplin lainnya berupa personal mastery, mental models, team learning, shared
vision.

Kondisi organisasi dan upaya transformasi menjadi organisasi pembelajar seorang pakar
organisasi pembelajar membagi organisasi menjadi empat kelompok berdasarkan
kecenderungannya pada pembelajaran kolektif.

Kelompok I.
Organisasi pembelajar, yaitu organisasi yang pimpinan dan para staf sama-sama
memiliki kemauan dan kemampuan yang berkembang baik dalam melakukan
pembelajaran kolektif.

Kelompok II.
Organisasi yang mengalami kekecewaaan (frustrated organization). Pimpinan pada
Organisasi sangat baik di dalam pembelajaran organisasi tetapi karyawan-karyawannya
tidak mampu melakukannya.

kelompok III.
Organisasi yang menimbulkan kekecewaan (frustrating organization). Pada organisasi
ini,situasi sebaliknya terjadi. Para staf sangat baik di dalam melakukan pembelajaran
kolektif namun hal ini tidak dapat diimbangi oleh kelompok pimpinan. Kelompok
pimpinan justru sangat yakin dan lebih terampil dalam menerapkan pendekatan
organisasi yang berakar pada birokrasi.

Kelompok IV.
Organisasi yang stagnan. Organisasi ditandai oleh ketidakmampuan belajar kolektif
baik dikalangan pimpinan maupun di kalangan staf. Organisasi ini tentu lebih berat
situasinya di dalam menghadapi persaingan yang semakin meningkat.

Pertanyaannya adalah bagaimana transformasi dapat dilakukan


t e r h a d a p masing-masing organisasi dari tiga kelompok yang bukan organisasi
pembelajar? secara teoretis,dapat dikatakan bahwa transformasi hendaknya dilakukan
secara holistic : baik dari segi sisi lunak maupun dari sisi keras; baik pada level mikro
(individu) maupun pada level makro (keseluruhan organisasi).

U paya-upaya yang perlu dilakukan adalah melalui perubahan paradigma dari


Segenap kalangan di dalam organisasi. Perubahan pola pikir kolektif juga perlu dilakukan. Hal
ini dapat dilakukan melalui upaya memperjelas visi, misi, dan nilai-nilai organisasi
agar selaras dengan perkembangan zaman. Selanjutnya dilakukan pembelajaran dalam
tim yang didasari oleh kesaling percayaan dan keterbukaan. Perubahan sistem
penugasan, penilaian kinerja, sistem pengupahan, dan budaya organisasi sangat diperlukan
untuk mengekspresikan p e n g h a r g a a n y a n g t i n g g i t e r h a d a p m a n u s i a s e b a g a i
a s e t y a n g p a l i n g p e n t i n g d a n mewujudkan rasa keadilan di dalam organisasi.

Pada akhirnya, pemimpin merupakan presedens atau pihak yang


s a n g a t menentukan. Mereka harus mampu menjadi menjalankan tugas-tugas servant
leadership. Mereka bertanggung jawab untuk mengembangkan suatu kepemimpinan
yang menyeluruh (overall leadership). Ketika setiap individu menerima tanggung jawab
sebagai pemimpin dibagiannya masing-masing, maka organisasi memiliki kekenyalan
yang diperlukan untuk beradaptasi dan unggul dalam lingkungan yang senantiasa berubah
dengan cepat.

Mengenai transformasi organisasi menjadi organisasi belajar (learning organization/ LO) di


Cianjur sudah saatnya adanya perubahan organisasi-organisasi masa kini menjadi organisasi
pembelajar (learning organization) mreupakan suatu kondisi "sine quanon." Zaman telah
berubah, organisasi-organisasi pun harus berubah. Jika tidak berubah, ada resiko
kehilangan elan, bahkan terancam eksistensinya.

Masyarakat abad 21 disebut sebagai masyarakat pengetahuan (knowledge society).


Didalam masyarakat ini, ekonomi pengetahuan merupakan pilar
p e n t i n g b a g i kemajuan masyarakat. Hanya dengan melakukan pembelajaran
bersama secara terus- menerus ,organis as i dapat meningkatkan kapabilitas nya di
dalam memenuhi tuntutan konsumen secara unggul.

Marquardt (1996) menjabarkan organisasi pembelajar yang mampu menjawab


tantangan2 diabad 21 dengan lebih baik sebagai berikut.... learning organization is
an organization which learns powerfully and collectively and iscontinually transforming itself to
better collect, manage, and use knowledge for corporatesuccess. It empowers people within
and outside the company to learn as they work. Organizational learning refers to
how organizational learning occurs, the skills and processesof building and utilising knowledge.

Pengetahuan kolektif dan kapabilitas menciptakan serta


m e m p e r b a h a r u i dan mendayagunkan pengetahuan merupakan kunci sukses. Merujuk
Marquardt (1996), hal ini perlu didukung oleh seluruh komponen organisasi pembelajar, yaitu

1) Pembelajaran organisasi yang cerdas dan tangguh;


2) Orang-orang, baik pimpinan organisasi dan staf maupun konsumen dan segenap
mitra bisnis yang memiliki kematangan pribadi dan model mental yang sehat serta selalu mau
belajar dan meningkatkan kapabilitas individual dan kolektif;
3) P e n g o r g a n i s a s i a n y a n g f l e k s i b e l d a n k e n y a l s e h i n g g a
m e m a m p u k a n organisasi mampu menghadapi kompleksitas dan turbulensi
lingkungan bisnis;
4) P e n g e t a h u a n y a n g d a p a t d i c i p t a k a n , d i s i m p a n ,
d i d e s i m i n a s i k a n , d a n didaya gunakan secara unggul; dan
5) Penggunaan teknologi yang mampu mendukung pembelajaran dan penciptaan
pengetahuan serta pelayanan yang bernilai tambah unggul, khususnya
pendayagunaan teknologi informasidan komunikasi.

Dengan menekankan perubahan paradigma di dalam menilai perkembangan bisnis,


Peter M.Senge (1990) memperkenalkan organisasi pembelajar sebagai organisasi dimana
orang-orang senantiasa belajar bersama untuk menciptakan hal-hal yang benar-
benar mereka inginkan. Definisi selengkapnya adalah sebagai berikut :.... a learning
organization is "an organization where people continually expand theircapacity to create the
results they truly desire, where new and expans ive patterns of thinkingare
nurtured, where collective aspiration is set free, and where people are continually
learning how to learn together (Senge, 1990).

Sumber :
https://dosen.perbanas.id/transformasi-menjadi-organisasi-pembelajar/

Anda mungkin juga menyukai