Anda di halaman 1dari 2

1.

Dari contoh ar kel diatas jelas bahwa penandatangan pinjam pakai tersebut telah melalui parameter
yang harus dipenuhi BMN yang dapat dijadikan objek pinjam pakai, simpulkan parameter yang dapat
dijadikan objek pinjam pakai, baik yang dapat dilakukan oleh BMN Maupun pengguna barang.
Menurut peraturan yang berlaku, terdapat beberapa parameter yang harus dipenuhi oleh BMN agar
dapat dijadikan objek pinjam pakai, yaitu:
 Barang milik negara (BMN) tersebut haruslah dak sedang digunakan oleh instansi pemiliknya
dan dak dibutuhkan dalam waktu dekat.
 Peminjam harus memiliki kebutuhan yang mendesak dan dak dapat terpenuhi dengan
sarana atau prasarana yang dimilikinya.
 Peminjam harus mampu memelihara BMN yang dipinjam dengan baik dan benar, sehingga
dak mengalami kerusakan.
 Peminjam harus membayar biaya sewa atau gan rugi yang telah ditetapkan oleh pemilik
BMN.
 Peminjam harus memberikan jaminan atau tanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan
BMN yang dipinjam.
 Pinjam pakai BMN harus dilakukan dengan surat perjanjian yang telah disetujui oleh kedua
belah pihak.
 Batas waktu penggunaan BMN harus telah ditetapkan dan dak boleh melebihi batas waktu
yang telah ditentukan.
 Pengembalian BMN harus dilakukan tepat waktu dan dalam kondisi yang sama dengan saat
dipinjam.

2. Sebelum dilakukan penandatangan atau pembuatan perjanjian, harus ada penilai terhadap BMN yang
dijadikan objek kerjasama, berikan analisis saudara proses penilaian yang harus dilakukan!
Sebelum dilakukan penandatanganan atau pembuatan perjanjian pinjam pakai terhadap BMN yang
dijadikan objek kerjasama, ada beberapa proses penilaian yang perlu dilakukan untuk memas kan
bahwa BMN tersebut dapat digunakan dengan baik dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Berikut adalah beberapa proses penilaian yang dapat dilakukan:
 Iden fikasi dan Peninjauan BMN
Tahap pertama adalah mengiden fikasi BMN yang akan dipinjam pakai dan melakukan peninjauan
untuk memas kan kondisi dan karakteris k BMN tersebut, seper jenis BMN, kondisi fisik, umur
ekonomis, nilai riil, dan nilai taksiran. Hal ini dilakukan untuk menentukan nilai dan kondisi BMN yang
akan digunakan sebagai dasar perhitungan nilai jasa pinjam pakai.
 Analisis Hukum dan Peraturan Terkait
Tahap kedua adalah melakukan analisis terhadap aspek hukum dan peraturan terkait BMN yang akan
dipinjam pakai. Hal ini dilakukan untuk memas kan apakah BMN tersebut dapat dipinjam pakai,
apakah ada aturan atau persyaratan khusus yang harus dipenuhi, dan apakah ada konsekuensi hukum
yang harus diper mbangkan.
 Penilaian Nilai Jasa Pinjam Pakai
Tahap ke ga adalah melakukan penilaian nilai jasa pinjam pakai berdasarkan karakteris k BMN yang
telah diiden fikasi. Penilaian nilai jasa ini dilakukan untuk menentukan besarnya biaya yang harus
dibayar oleh pihak yang meminjam pakai BMN. Penilaian nilai jasa dapat dilakukan dengan mengacu
pada peraturan perundang-undangan dan aturan yang berlaku serta mengiku standar dan
metodologi penilaian yang ditetapkan oleh instansi terkait.
 Persetujuan dan Penandatanganan Perjanjian
Tahap terakhir adalah mendapatkan persetujuan dari pihak yang berwenang dan melakukan
penandatanganan perjanjian pinjam pakai. Perjanjian harus mencakup ketentuan tentang objek,
waktu, biaya, persyaratan, dan kewajiban masing-masing pihak serta konsekuensi hukum apabila
terjadi pelanggaran atau ke dakpatuhan terhadap perjanjian tersebut. Perjanjian ini juga harus sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan aturan yang berlaku.
Dengan melakukan proses penilaian yang sistema s dan sesuai dengan peraturan yang berlaku,
diharapkan dapat meminimalkan risiko dan memberikan kepas an hukum dalam pelaksanaan
perjanjian pinjam pakai.

Anda mungkin juga menyukai