Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TUTORIAL 1

ADMINISTRASI PERTANAHAN

TUTOR : NURBUDIWATI,S.SOS.,M.SI

DISUSUN OLEH :

BAMBANG RENALDY
NIM : 050046491

PROGRAM S1 ILMU HUKUM


UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) PEKANBARU
FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
LEMBAR JAWABAN

1. Jelaskan tentang Catur Tertib Pertanahan!


Catur tertib pertahanan:

1. Tertib hukum pertanahan: diharapkan undang-undang pertanahan tersusun secara


lengkap dan komprehensif, diterapkan pelaksanaannya secara efektif, dan mempunyai
hubungan hukum yang sah dengan tanah yang bersangkutan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

2. Tertib andminstrasi pertanahan: tersedia catatan mengenai aspek-aspek ukuran fisik,


penguasaan, penggunaan, serta jenis hak dan kepastian hukumnya, terdapat mekanisme
prosedur pelayanan yang sederhana, cepat dan murah tetapi menjamin kepastian
hukum dan penyampaian warkat-warkat dilakukan secara tertib, beraturan, dan
terjamin keamanannya.

3. Tertib penggunaan tanah: tanah digunakan secara optimal, serasi, dan seimbang
sesuai dengan potensi gunanya, didaerah perkotaan telah dapat menciptakan suasana
aman, tertib, lancer, dan sehat, serta tidak terdapat benturan kepentingan antarsektor

4. Tertib pemeliharaan tanah dan lingkungan hidup: diharapkan dapat menunjang


upaya pengelolaan kelestarian lingkungan hidup, pemberian ha katas tanah dapat
menjunjung terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan, serta semua pihak yang mempunyai hubungan melaksanakan kewajiban
sehubungan dengan pemeliharaan tanah tersebut.

2. Jelaskan macam pengadilan landreform dan kewenangannya!

Ulasan:
Perkara-perkara yang timbul dalam melaksanakan peraturan-peraturan Landreform
perlu mendapatkan penyelesaian cepat agar pelaksanaan landreform tidak menjadi
terhambat karenanya. Perkara-perkara landreform mempunyai sifat-sifat khusus.
Maka. Perlu adanya badan pengadilan tersendiri dengan susunan, kekuasaan, dan acara
yang khusu pula, yaitu pengadilan yang disebut pengadilan landreform.

Pengadilan landreform berwenang mengadili perkara-perkara landreform, yaitu


perkara-perkara perdata, pidana, ataupun administrative yang timbul dalam
melaksanakan peraturan-peraturan landreform.

Dasar hukum Undang-Undang ini adalah : Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1) dan
Pasal24 Undang Undang Dasar; Undang-Undang Nomor 19 tahun 1964 tentang
kekuasaan Kekuasaan Kehakiman; Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara Nomor I/ MPRS/1960 dan Nomor II/MPRS/1960; Undang Undang Nomor
5tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria; dan Undang Undang
Nomor 10 Prp tahun 1960 jo Keputusan Presiden Nomor 239 tahun 1964.

Macam-macam pengadilan Landreform:

Dikutip dari buku Landreform Lokal A La Ngandagan: Inovasi Sistem Tenurial Adat
di Sebuah Desa Jawa, Mohammad Shohibuddin (2010), untuk mengadili perkara-
perkara landreform, dibentuk pengadilan tersendiri yaitu

1. Pengadilan-pengadilan Landreform Daerah, dan

2. Pengadilan Landreform Pusat.

Pengadilan landreform sehari-hari adalah Pengadilan Landreform Daerah, sedang di


Jakarta diadakan sebuah Pengadilan Landreform Pusat yang berdaerah hukum seluruh
wilayah Republik Indonesia dan ditugaskan sebagai Pengadilan Banding. Daerah
hukum dan tempat kedudukan Pengadilan Landreform Daerah ditetapkan oleh Menteri
Kehakiman atas usul Menteri Agraria dan dapat meliputi satu daerah tingkat II atau
lebih.

Dari tiap-tiap putusan Pengadilan Landreform Daerah, sebuah salinan dikirim ke


Pengadilan Landreform Pusat yang berkedudukan di Jakarta dan juga kepada
Mahkamah Agung. Maksudnya tidak lain dari pada menjaga keseragaman putusan
dengan mewajibkan kedua instansi itu melakukan pengawasan dan penelitian atas
perbuatan-perbuatan Pengadilan Landreform Daerah beserta hakim-hakimnya.
Perbedaan sederhana:

1. Landreform Daerah menanangani kasus didaerah kewenangannya, Landreform


Pusat menangani kasus didaerah seluruh Indonesia.

2. . Landreform Daerah adalah bentuk pengadilan pertanahan sehari-hari, Landreform


Pusat menangani kasus banding dari putusan daerah.

3. Landreform Daerah menjalankan putusan atau aturan yang telah dibuat, Landreform
Pusat membentu putusan agar seluruh Landreform Daerah memiliki keseragaman
aturan.

Kewenangan pengadilan Landreform:

Kewenangan pengadilan ini dapat berbeda-beda dari satu negara ke negara lain, tetapi
pada umumnya mencakup hal-hal berikut:

a. Pengadilan Agraria

Pengadilan ini khusus menangani sengketa yang berkaitan dengan kepemilikan,


penguasaan, atau penggunaan tanah dan sumber daya alam lainnya.

b. Kewenangan Penyelesaian Sengketa Agraria

Pengadilan Landreform memiliki kewenangan untuk menyelesaikan sengketa antara


pemilik tanah, petani, pemerintah, dan pihak-pihak terkait lainnya.

c. Penegakan Hukum Agraria

Pengadilan ini memiliki wewenang untuk menegakkan hukum agraria yang ada.
Mereka dapat mengadili pelanggaran hukum agraria, seperti perambahan lahan,
perusakan sumber daya alam, atau pelanggaran terhadap hak-hak pemilik tanah.

d. Mediasi dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

Selain proses peradilan formal, beberapa pengadilan Landreform juga mendorong


mediasi dan alternatif penyelesaian sengketa.

Atau berdasarkan
Pada pasal 13 ayat (1) dan (2) UU 21 Tahun 1967 tentang Pengadilan Landreform yang
berbunyi:

(1) Pengadilan Landreform Daerah mengadili perkara-perkara Landreform pada


tingkat pertama.

(2) Yang berwenang mengadili sesuatu perkara landreform adalah Pengadilan


Landreform Daerah dari daerah tempat letak tanah yang tersangkut di dalam perkara
itu.

3. Jelaskan tata cara pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk


kepentingan umum!
Tata cara pengandaan tanah yang dilaksanakan pemerintah berdasarkan Peraturan
Presiden No.36 Tahun 2005 tentang Pengandaan Tanah bagi Pelaksanaan
Pembangunan untuk Kepentingan Umum dilakukan melalui langkah-langkah berikut:

a. Pengandaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum


secara:
1. pelepasan atau penyerahan ha katas tanah
2. pencabutan hak atas tanah
b. Pengandaan Tanah dilakukan secara jual-beli, tukar-menukar, atau cara lain yang
disepakati secara sukarela oleh pihak yang bersangkutan
c. Hanya dapat dilakukan bila berdasarkan pada rencana tata ruang wilayah yang telah
ditetapkan terlebih dahulu
d. Jika rencana tata ruang wilayah yang telah ditetapkan, maka pembelian tanah diatas
tanah tersebut harus mendapatkan persetujuan bupati/walikota atau gubernur.
e. Pengandaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum,
dilakukan untuk:
1. Jalan umum, jalan tol, rel kereta api, saluran air minum/bersih, saluran
pembuangan air atau irigasi
2. Waduk, bendungan, irigasi, dan bangunan perairan lain
3. Rumah sakit umum dan pusat
4. Pelanuhan, bandara, stasiun kereta, terminal
5. Peribadatan
6. Dll

f. Dilakukan melalui musyawarah dalam rangka memperoleh kesepakatan, berupa:

1. Untuk kepentingan umum

2. Besar kecilnya ganti rugi

3. Langsung pada pemegang hak atas tanah

4. Jika tidak bisa dihadiri pemegang ha katas tanah dapat diwakili oleh wakil yang
ditunjuk pemegang tanah

5. Wakil harus diikuti matrai dan surat tertulis

6. Musyawarah dipimpin oleh ketua panitia pengadaan tanah

g. Musyawarah dilaksanakan dalam jangka waktu 90 hari kalender terhitung sejak


undangan pertama.

h. Jika telah dilaksanakan musyawarah, panitia pengadaan tanah harus mengeluarkan


keputusan untuk besarnya ganti rugi sesuai kesepakatan tersebut.

i. Melaksanakan ganti rugi sesuai kesepakatan, baik berupa uang, tanah pengganti,
atau permukiman kembali.

j. Pemegang hak atas tanah yang tidak menerima keputusan diperbolehkan


mengajukan gugatan keberatan dengan menjelaskan alasan keberatan dan sebab-
sebab keberatan tersebut.

k. Bupati/walikota mengupayakan ganti rugi tersebut dengan mempertimbangkan


pendapat dan keinginan pemegang hak atas tanah.

l. Setelah mendengar keluhan tersebut, bupati/walikota dapat mengganti keputusan


panitia pengadaan tanah dengan keputusan baru

m. Jika upaya bupati/walikota tidak diterima,maka dapat dilakukan pencabutan hak


atas tanah sesuai UU No.20 Tahun 1961.
Secara sederhana pengadaan tanah juga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Identifikasi Kepentingan Umum: Pemerintah mengidentifikasi proyek


pembangunan yang diperlukan untuk kepentingan umum, seperti pembangunan
jalan, jembatan, atau fasilitas umum lainnya.

2. Penetapan Lokasi: Pemerintah menetapkan lokasi proyek pembangunan yang


akan dilaksanakan.

3. Sosialisasi: Pemerintah melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait rencana


pengadaan tanah untuk kepentingan umum, termasuk memberikan informasi
mengenai hak-hak pemilik tanah dan mekanisme ganti rugi.

4. Pengadaan Tanah: Pemerintah melakukan proses pengadaan tanah melalui


negosiasi dengan pemilik tanah. Jika negosiasi tidak berhasil, pemerintah dapat
menggunakan mekanisme eksproprias atau pengambilalihan paksa.

5. Ganti Rugi: Pemerintah memberikan ganti rugi kepada pemilik tanah yang terkena
dampak pengadaan tanah. Besaran ganti rugi ditentukan berdasarkan nilai pasar
tanah dan kerugian yang dialami oleh pemilik tanah.

6. Pendaftaran Tanah: Setelah pengadaan tanah selesai, pemerintah melakukan


pendaftaran tanah dan memberikan sertifikat pada pemegang hak tanah baru.
DAFTAR PUSTAKA

Administrasi Pertanahan. 2023. Administrasi Pertanahan. Tangerang Selatan:


Universitas Terbuka

Budi Sastra Panjaitan. “Pengadilan Landreform Sebagai Wadah Penyelesaian Kasus


Pertanahan” dalam Volume 4, No. 1 april 2020 ISSN Cetak: 2579-9983,E-ISSN: 2579-
6380 Halaman 19-38. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Jarot Widya Muliawan. “Cara Mudah Pahami Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan
Melalui Konsep 3 In 1 In The Land Acquisition” dalam Jurnal Hukum Peratun, Volume
1 Nomor 2, Agustus 2018 : 163 – 182. Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa
Timur.

Anda mungkin juga menyukai