Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1 TUTORIAL ONLINE SESI 3

MATA KULIAH

NAMA TUTOR : SISKA ERIZA

Disusun oleh

NAMA LENGKAP : DERFIANA MARSELINA S

NIM : 051400968

PROGRAM STUDI : ADMINISTRASI PERTAHANAN

UNIVERSITAS TERBUKA

UPBJJ JAKARTA
DAFTAR

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
NOMOR 1 – PENGERTIAN CATUR TERTIB PERTAHANAN................................1
NOMOR 2 – KATEGORI PENGADILANAN LANDREFORM ..................................2
NOMOR 3 – TATA CARA PENGADAAN TANAH.....................................................3
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................4

i
NOMOR

PENGERTIAN CATUR TERTIB PERTAHANAN

Catur Tertib Pertahanan adalah konsep yang mengatur tata cara pengelolaan dan
pemanfaatan tanah di Indonesia. Konsep ini terdiri dari empat aspek utama, yaitu :
 Pendaftaran Tanah : Meliputi pencatatan dan pendaftaran tanah serta
pemberian sertifikat tanah kepada pemiliknya. Tujuannya adalah untuk
memberikan kepastian hukum dan mendorong investasi di sektor pertahanan.
 Pengukuran Tanah : Meliputi kegiatan pengukuran dan pemetaan tanah untuk
menentukan batas-batas tanah dan luasnya. Pengukuran ini dilakukan oleh
Badan Pertahanan Nasional (BPN) dan bertujuan untuk menghindari sengketa
batas tanah.
 Pengendalian Pemanfaatan Tanah : Meliputi pengaturan penggunaan dan
pemanfaatan tanah sesuai dengan peruntukan sesuai dengan peruntukannya.
Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan pertanian,
perumahan, industri, dan lingkungan.
 Penertiban Tanah : Meliputi penanganan sengketa tanah dan penegakan
hukum terkait pelanggaran dalam pengelolaan tanah. Tujuannya adalah untuk
menjaga keadilan dan kepastian hukum dalam pertahanan.

1
NOMOR

KATEGORI PENGADILAN LANDREFORM

Pengadilan Landreform adalah pengadilan yang memiliki kewenangan khusus dalam


menangani perkara-perkara yang berkaitan dengan reforma agraria atau
redistribusi tanah. Di Indonesia, terdapat dua macam pengadilan landreform, yaitu
:
a) Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) : PTUN memiliki kewenangan
untuk menangani sengketa administratif yang berkaitan dengan kebijakan
dan tindakan pemerintah dalam pelaksanaan reforma agraria. PTUN dapat
memeriksa dan memutus perkara-perkara yang terkait dengan keputusan
atau tindakan pemerintah yang dianggap melanggar hukum atau tidak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b) Pengadilan Adat : Pengadilan Adat memiliki kewenangan dalam
menyelesaikan sengketa tanah yang berdasarkan adat istiadat atau hukum
ada yang berlaku di suatu daerah. Pengadilan Adat biasanya dipimpin oleh
tokoh adat atau pemimpin adat yang memiliki pengetahuan dan wewenang
dalam menyelesaikan sengketa tanah berdasarkan nilai-nilai adat yang
diakui oleh masyarakat setempat.

2
NOMOR

TATA CARA PENGADAAN TANAH

Tata cara pengadaan tanah untuk kepentingan umum diatur dalam Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum. Beberapa tahapan dalam pengadaan tanah tersebut antara
lain :

a) Identifikasi Kepentingan Umum


Pemerintah menidentifikasi proyek pembangunan yang diperlukan untuk
kepentingan umum, seperti pembangunan jalan, jembatan, atau fasilitas
umum lainnya.
b) Penetapan Lokasi
Pemerintah menetapkan lokasi proyek pembangunan yang akan dilaksanakan.
c) Sosialisasi
Pemerintah melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait rencana
pengadaan tanah untuk kepentingan umum, termasuk memberikan
informasi mengenai hak-hak pemilik tanah dan mekanisme ganti rugi.
d) Pengadaan Tanah
Pemerintah melakukan proses pengadaan tanah melalui negosiasi dengan
pemilik tanah. Jika negosiasi tidak berhasil, pemerintah dapat
menggunakan mekanisme eksproprias atau pengambil alihan paksa.
e) Ganti Rugi
Pemerintah memberikan ganti rugi kepada pemilik tanah yang terkena dampak
pengadaan tanah. Besaran ganti rugi ditentukan berdasarkan nilai pasar
tanah dan kerugian yang dialami oleh pemilik tanah.
f) Pedaftaran Tanah
Setelah pengadaan tanah selesai, pemerintah melakukan pendaftaran tanah
dan memberikan sertifikat tanah.

3
DAFTAR

 Marsoem, Sudjarwo, Wahyono Adi, Pieter G. (2015). Panduan Lengkap


Ganti Untung Pengadaaan Tanah: Memetakan Solusi Strategis
Pengembangan Infrastruktur di Indonesia. ReneBook, Jakarta Selatan.
 Muliawan, Jarot Widya. (2016). Cara Mudah Pahami Pengadaan Tanah
untuk Pembangunan. Buku Litera Yogyakarta, Yogyakarta.
 Soerojo, Irawan. (2003). Kepastian Hukum Pendaftaran Hak Atas Tanah
di Indonesia. Arkola, Surabaya.
 Sumardjono, Maria S.W. (2015). Dinamika Pengaturan Pengadaan
Tanah Di Indonesia dari Keputusan Presiden sampai Undang-Undang.
Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

 Salle, Aminuddin. (2007). Hukum adaan Tanah untuk Kepentingan Umum


. Kreasi Total Medika, Jakarta Selatan.
 Sitorus, Oloan dan Dayat Limbong. (2004). Pengadaaan Tanah untuk
Kepentingan Umum. Mitra Kebijakan Tanah Indonesia, Yogyakarta.
 Sutedi, Adrian. (2007). Implementasi Prinsip Kepentingan Umum dalam
Pengadaan Tanah untuk Pembangunan. Sinar Grafika Offset, Jakarta.
 Sudjito dkk, 2012, Restorasi Kebijakan Pengadaan Tanah, Perolehan,
Pelepasan, Dan Pendayagunaan Tanah, Serta Kepastian Hukum Di
Bidang Investasi, Tugujogja Pustaka. Yogyakarta.
 Utami, W. (2022). Peningkatan Pemahaman Masyarakat Melalui
Sosialisasi dan Pelayanan Klinik Pertanahan Untuk Menekan
Permasalahan Pertanahan. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 6(2),
1216. https://doi.org/10.31764/jmm.v6i2.7142

Anda mungkin juga menyukai